Anda di halaman 1dari 101

IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN

PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE


PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE
KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI
PENGGUNA

Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

TRI RAKHMAWATI
I 0305010

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2010

IV-1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi:
IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN
USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA
BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA

Ditulis oleh:
TRI RAKHMAWATI
I 0305010

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Irwan Iftadi, ST., M.Eng Ilham Priadythama, ST, MT


NIP. 19700404 199603 1 002 NIP. 19801124 200812 1 002

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan


Fakultas Teknik UNS Teknik Industri

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT


NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19641007 199702 1 001

IV-2
LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi:
IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS DAN PENYUSUNAN
USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN PESERTA
DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA
BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA

Ditulis oleh:
TRI RAKHMAWATI
I 0305010

Telah disidangkan pada hari Jumat tanggal 22 Januari 2010


Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta,
dengan

Dosen Penguji :
1. Ir. Munifah, MSIE, MT
NIP. 19561215 198701 2 001

2. Taufiq Rochman, STP, MT


NIP. 19701030 199802 1 001

Dosen Pembimbing :
1. Irwan Iftadi, ST., M.Eng
NIP. 19700404 199603 1 002

2. Ilham Priadythama, ST, MT


NIP. 19801124 200812 1 002

IV-3
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Tri Rakhmawati
Nim : I 0305010
Judul tugas akhir : Identifikasi Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan
Perbaikan Website Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi
Pengguna
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak
mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa
Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan
batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup
menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, 29 Januari 2010

Tri Rakhmawati
I 0305010

IV-4
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Tri Rakhmawati
Nim : I 0305010
Judul tugas akhir : Identifikasi Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan
Perbaikan Website Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi
Pengguna
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan
Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 29 Januari 2010

Tri Rakhmawati
I 0305010

IV-5
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan seru sekalian alam. Berkat segala
kemudahan yang Allah berikan, akhirnya Skripsi dengan judul “Identifikasi
Atribut Usabilitas dan Penyusunan Usulan Perbaikan Website Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta Berdasarkan Persepsi Pengguna” dapat
diselesaikan. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membacanya.
Dengan segala ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga atas segala bantuan baik materiil maupun immateriil dari
berbagai pihak. Hanya-lah Allah SWT kiranya yang dapat membalas segala
bantuan dan budi baik beliau-beliau dan rekan-rekan. Ucapan terima kasih penulis
haturkan kepada:
1. Allah SWT, atas segala kemurahan, kemudahan, dan kelancaran yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku. Terima kasih atas doa dan dorongan semangat yang tak
pernah putus. Semoga Allah selalu menyayangi Bapak dan Ibu.
3. Ir. Lobes Herdiman, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Irwan Iftadi, ST, M.Eng., selaku Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan,
bantuan dan waktu yang tak ternilai harganya.
5. Ilham Priadythama, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas segala
bimbingan, bantuan dan waktu yang tak ternilai harganya.
6. Ir. Munifah, MSIE, MT., selaku Dosen Penguji I atas segala masukan yang
diberikan.
7. Taufiq Rochman, STP, MT., selaku Dosen Penguji II atas semua masukan
yang diberikan.
8. Kedua saudaraku, Kurniawan, Ssos. dan Dwi Rakhmawati, SP. atas dorongan
dan dukungan yang diberikan untuk memacu semangatku.
9. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta atas ijin penelitian
yang diberikan.

IV-6
10. Bapak Sapto Hermawan dan Bapak Winarno selaku tim PPDB online 2009
Kota Surakarta atas segala informasi dan masukan yang diberikan.
11. Kepala Sekolah, Guru, dan Staff SMA Negeri 2, SMA Negeri 5 SMA
Muhamadiyah 1, SMA AL Islam 1, SMP Negeri 4, SMP Negeri 8 atas
kesempatan dan bantuan yang diberikan.
12. Keluarga besar Laboratorium Sistem Kualitas
13. Mbak Yayuk, Mbak Rina, Mbak Tutik, dan Pak Agus atas bantuan yang
diberikan dalam hal administrasi.
14. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri angkatan 2005. Terima kasih atas
pertemanan yang kalian berikan selama ini.
15. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Skripsi ini.
Sebagai akhir dari kata pengantar ini, penulis ingin menyampaikan bahwa
laporan ini masih belum sempurna. Hal ini semata-mata dikarenakan oleh
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai masukan maupun kritikan dari pembaca.
Sekian serangkai Kata Pengantar dari penulis. Semoga Skripsi ini
bermanfaat. Amin

Surakarta, Januari 2010

Penulis,

IV-7
ABSTRAK

Tri Rakhmawati, NIM: I 0305010. IDENTIFIKASI ATRIBUT USABILITAS


DAN PENYUSUNAN USULAN PERBAIKAN WEBSITE PENERIMAAN
PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE KOTA SURAKARTA
BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA. Skripsi. Surakarta : Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2010.

Sejak tahun 2006 yang lalu, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ke
SMP/MTs dan SMA/MA di Surakarta telah menerapkan sistem online tetapi,
sampai sekarang dalam penerapan sistem ini masih muncul permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan usabilitas (kemampupakaian) dari website
PPDB online. Munculnya permasalahan tersebut mendorong perlunya dilakukan
perbaikan website agar lebih baik di mata penggunanya.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi atribut-atribut usabilitas dan
penyusunan usulan perbaikan website PPDB online Kota Surakarta. Hasil
identifikasi atribut ini dapat digunakan sebagai dasar penyusunan usulan
perbaikan website PPDB online. Penelitian ini terdiri dari lima tahapan. Tahap
pertama yaitu pengumpulan dan evaluasi atribut-atribut usabilitas sistem
informasi dari studi pustaka dengan tujuan memperoleh atribut awal usabilitas
website PPDB online. Tahap kedua yaitu konfirmasi atribut awal kepada
pengguna dengan tujuan mendapatkan tambahan atribut usabilitas versi pengguna.
Tahap yang ketiga adalah pemilihan atribut yang penting menurut persepsi
responden dengan Uji Cochran. Tahap yang keempat yaitu tahap pengelompokkan
atribut ke dalam dimensi usabilitas yang lebih general untuk memudahkan
penyusunan perbaikan website PPDB online. Tahap yang terakhir yaitu
penyusunan usulan perbaikan website melalui Focus Group Discussion (FGD).
Dari tahap identifikasi atribut diperoleh 18 atribut usabilitas yang menurut
responden merupakan atribut penting dan ketika kedelapanbelas atribut tersebut
dikelompokkan diperoleh bahwa kedelapanbelas atribut tersebut mengelompok
pada lima dimensi usabilitas yaitu effectivity, efficiency, learnability, flexibility,
dan satisfaction. Sementara pada FGD diperoleh lima usulan perbaikan website
PPDB online Kota Surakarta yang mengacu hanya pada tiga dimensi usabilitas
yaitu effectivity, efficiency, dan satisfaction

Kata kunci: usabilitas, website, Uji Cochran


xv + 81 halaman; 7 gambar; 13 tabel; 1 Persamaan; 21 lampiran
Daftar Pustaka: 37 (1988-2009)

IV-8
ABSTRACT

Tri Rakhmawati, NIM: I0305010. USABILITY ATTRIBUTES INDENTIFICA-


TION AND IMPROVEMENT PROPOSAL GENERATION OF PENERIMA-
AN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE WEBSITE IN SURAKARTA
BASED ON USER PERCEPTION. Thesis. Surakarta: Industrial Engineering
Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Januari 2010.

Since 2006, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) to junior high school
or MTS and senior high school or MA in Surakarta have applied online system.
However, until now in this system still happend problems that related with PPDB
online website usability. These problems make PPDB online website should be
improve to make it better in the user perception.
This research indentify usability attributes and then generate improvement
proposal of PPDB online website in Surakarta. The results of attributes
indentification can be used as base for generating improvement proposal of
PPDB online website. This research consists of five stages. The first stage is
collection and evaluation usability attributes of the information system from
literature study. This stage aims to obtain initial usability attributes of PPDB
online website. The second stage is confirmation of initial attributes to the user to
obtain additional usability attributes of the user version. The third stage is the
sellection of important attributes by respondens perception with Cohran’s test.
The fourth stage is grouping attributes into dimension of usability to make
improvement proposal generation easier. The last stgae is generating improve-
ment proposal trough Focus Group Discussion (FGD).
From identification stages obtained 18 important usability attributes and
after the 18 attributes are grouped, the 18 attributes are grouped in five usability
dimensions. These dimension are effectivity, efficiency, learnability, flexibility,
and satisfaction. In the FGD gained five improvement proposal of PPDB online
website in Surakarta that refer to only three dimensions. They are effectivity,
efficiency, and satisfaction.

Keywords: usability, website, Cochran Test


xv + 81 pages; 7 pictures; 13 tables; 1 equation; 21 appendixs
References: 37 (1988-2009)

IV-9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR VALIDASI iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Latar Belakang Penelitian I-1
1.2 Perumusan Masalah I-4
1.3 Tujuan Penelitian I-4
1.4 Manfaat Penelitian I-4
1.5 Batasan Masalah I-5
1.6 Asumsi Penelitian I-5
1.7 Sistematika Penulisan I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1
2.1 Pengertian Website. II-1
2.2 Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota
Surakarta II-2
2.3 Pengertian Usability II-5
2.3.1 Usability Evaluation II-9
2.3.2 Usabilitas Website II-10
2.4 Focus Group Discussion (FGD) II-11

IV-10
2.4.1 Karakteristik Focus Group Discussion (FGD) II-12
2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Focus Group
Discussion (FGD) II-13
2.4.3 Prinsip-Prinsip Focus Group Discussion (FGD) II-15
2.5 Kuesioner (Alat Ukur) II-15
2.5.1 Desain Kuesioner II-16
2.5.2 Skala Dalam Kuesioner II-18
2.6 Kuesioner-Kuesioner Usabilitas II-20
2.7 Sampling II-23
2.7.1 Ukuran Sampling II-24
2.7.2 Teknik Pengambilan Sampel II-25
2.8 Uji Cochran II-28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1
3.1 Diagram Alir Peneltian III-1
3.2 Penjelasan Diagram Alir III-2
3.2.1 Preliminary Study (Studi Awal) III-2
3.2.2 Requirement Definition (Pendefinisian Kebutuhan
Penelitian) III-3
3.2.3 Data Collecting and Processing (Pengumpulan dan
Pengolahan Data) III-4
3.2.4 Analysis and Conclusion (Analisis dan Penarikan
Kesimpulan) III-15
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1 Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas
Sistem Informasi dari Studi Pustaka IV-1
4.2 Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online
Kota Surakarta Kepada User IV-4
4.3 Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran IV-5
4.3.1 Uji Cochran IV-6
4.3.2 Rekapitulasi Uji Cochran IV-9
4.4 Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online

IV-11
Kota Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas IV-12
4.5 Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus
Group Discussion (FGD) IV-14
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL V-1
5.1 Analisis Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi V-1
Usabilitas V-6
5.2 Analisis Focus Group Discussion (FGD) VI-1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI-1
6.1 Kesimpulan VI-1
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 L-1
Lampiran 2 L-6
Lampiran 3 L-15

IV-12
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengertian Usability II-5


Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Usability II-6
Tabel 4.1 Daftar Atribut Awal Usabilitas Webiste PPDB Online Kota
Surakarta IV-3
Tabel 4.2 Daftar dan Jumlah sampel pada Penyebaran Kuesioner Pertama IV-4
Tabel 4.3 Daftar Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Yang
Terpilih IV-5
Tabel 4.4 Daftar dan Jumlah sampel pada Penyebaran Kuesioner Kedua IV-6
Tabel 4.5 Daftar Rekapitulasi Hasil Uji Cochran IV-9
Tabel 4.6 Daftar Atribut yang Dihilangkan IV-10
Tabel 4.7 Daftar Atribut Sama Penting IV-11
Tabel 4.8 Proses Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas IV-13
Tabel 4.9 Daftar Dimensi Usabilitas Website PPDB Online IV-14
Tabel 4.10 Permasalahan dan Usulan Perbaikan Website PPDB Online Kota
Surakarta IV-17
Tabel 5.2 Daftar Dimensi Usabilitas Gabungan V-1

IV-13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Home dari Website PPDB Online Surakarta Tahun
2009 II-4
Gmabar 2.2 Tampilan Menu “Petunjuk Teknis” Website PPDB Online
Surakarta Tahun 2009 II-5
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III-1
Gambar 3.2 Tahapan dalam Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut
Usabilitas Sistem Informasi III-5
Gambar 3.3 Tahapan dalam Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website
PPDB Online Kota Surakarta kepada User III-7
Gambar 3.4 Tahapan dalam Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran III-10
Gambar 4.1 Peta Penggabungan Dimensi Usabilitas Shackel (1990),
Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002) IV-12

IV-14
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Kuesioner Pertama L-1


Lampiran 1.2 Kuesioner Kedua L-4
Lampiran 2.1 Daftar Atribut Usabilitas Website Usulan Responden L-6
Lampiran 2.2 Rekapitulasi Kuesioner Kedua L-7
Lampiran 2.3 Uji Cochran dengan SPSS L-9
Lampiran 2.4 Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi
Usabilitas Menurut Shackel (1990) L-11
Lampiran 2.5 Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi
Usabilitas Menurut ISO 9241-11 (1998) L-11
Lampiran 2.6 Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi
Usabilitas Menurut Nielsen (1993) L-12
Lampiran 2.7 Tabel Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi
Usabilitas Menurut Preece dkk. (2002) L-12
Lampiran 2.8 Contoh Pendeletan Atribut Pada Uji Cochran dengan
Excel L-13
Lampiran 3.1 USE Questionnaire L-16
Lampiran 3.2 Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE) L-17
Lampiran 3.3 Practical Heuristic for Usability Evaluation (PHUE) L-17
Lampiran 3.4 Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU) L-18
Lampiran 3.5 Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ) L-19
Lampiran 3.6 Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI) L-22
Lampiran 3.7 Software Usability Measurement Inventory (SUMI) L-23
Lampiran 3.8 Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS) L-25
Lampiran 3.9 WEBUSE L-25
Lampiran 3.10 Computer System Usability Questionnaire (CSUQ) L-26
Lampiran 3.11 Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW) L-27

IV-15
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan uraian tentang latar belakang penelitian,


perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
asumsi, serta sistematika penulisan penelitian.
1.1. Latar Belakang Penelitian
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data
animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat
statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink) (Saputro, 2007). Website adalah halaman web di
internet yang menyediakan informasi.
Pemanfaatan website untuk sekarang ini sudah semakin luas. Baik di
dunia kerja, pendidikan, pariwisata, bisnis, kesehatan, dan lain sebagainya.
Banyak perusahaan, instansi, sekolah, universitas, dan lembaga-lembaga
lainnnya yang penggunakan website sebagai bentuk pelayanan kepada
customer, karyawan, siswa, mahasiswa, dan para relasinya. Pemanfaatan
website di bidang pendidikan antara lain untuk pendaftaran siswa baru
seperti yang dilaksanakan di Surakarta, Malang, Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, Padang, Sidoarjo, Bengkulu, Batam, dan Bandung.
Herman Tolle (2007) mengatakan bahwa situs web yang baik adalah
situs web yang memiliki keseimbangan antara desain dan usefulness. Desain
yang dimaksudkan meliputi estetika yang terdiri dari warna, layout, elemen
serta tipografi dan komunikasi yang terdiri dari isi, penyampaian pesan serta
pembentukan citra. Sedangkan usefulness meliputi utility yang terdiri dari
fungsionalitas serta teknologi yang tepat dan usability yang terdiri dari
kemudahan penggunaan: waktu belajar, kecepatan kinerja, tingkat
kesalahan, daya ingat dan kepuasan subjektif.

IV-16
Penerimaan Siswa Baru (PSB) di Surakarta yang sekarang dikenal
dengan istilah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sejak tahun 2006
dilakukan secara online, yaitu penerimaan siswa baru dengan model seleksi
elektronik via internet atau perangkat komputer yang bisa diakses secara
langsung melalui website yang telah disediakan. Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) online adalah sistem penerimaan peserta didik baru SMP/MTs
dan SMA/MA secara transparan dan real time berbasis pada teknologi
informasi. Sistem ini merupakan jaringan yang dapat diakses melalui sms
maupun internet. Tujuan dari PPDB online adalah untuk memperlancar
proses penerimaan peserta didik baru SMP/MTs dan SMA/MA serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara transparan, obyektif,
memenuhi rasa keadilan, dan akuntabel pada proses penerimaan peserta
didik baru SMP dan SMA. Pada tahun 2009, PPDB online diikuti oleh 85
sekolah dengan 58 sekolah setingkat SMP dan 27 sekolah setingkat SMA.
PPDB online diikuti oleh sekolah negeri maupun swasta (Disdikpora Kota
Surakarta, 2009).
Website penerimaan peserta didik baru, www.ppdbsolo.net adalah
website untuk Penerimaan Siswa Baru (PSB) tingkat SMP maupun SMA
tahun 2009 yang bersifat online. Website ini dikelola oleh Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta bekerja sama dengan UPT. Pusat
Komputer (Puskom) Universitas Sebelas Maret Surakarta (Disdikpora Kota
Surakarta, 2009). Website PPDB online memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pendaftaran siswa baru tingkat SMP dan SMA.
Masyarakat khususnya calon siswa baru dapat mengetahui
bagaimana alur pendaftaran, pengalihan, pencabutan, kuota masing-masing
sekolah peserta PPDB online, contoh formulir pendaftaran, syarat-syarat
pendaftaran dan lain sebagainya melalui website PPDB. Mereka juga dapat
memantau perkembangan proses pendaftaran, diperingkat berapa mereka
ataupun putra-putri mereka pada saat itu. Website tersebut diharapkan
mempermudah calon siswa baru dan orang tua siswa dalam proses
pendaftaran.

IV-17
Dari segi teknologi, pada tahun-tahun yang lalu, PPDB online dirasa
kurang memuaskan oleh berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena situs
yang sulit diakses dan data yang tumpang tindih sehingga membingungkan
publik (http://ppdbonline.wordpress.com, 2009). Permasalahan PPDB online
lainnya yaitu terjadinya kesalahan pengolahan data. Hal ini menyebabkan
pengumuman PPDB online diundur beberapa hari (http://ppdbonline.
wordpress.com, 2008).
Website PPDB online tahun 2009 ini telah mengalami perbaikan dari
tahun-tahun sebelumnya, tetapi tidak sedikit masyarakat yang masih merasa
kurang puas. Berdasarkan wawancara dengan beberapa pengguna, mereka
mengatakan bahwa informasi yang ditampilkan pada website kurang
lengkap, terdapat istilah-istilah yang menimbulkan kebingungan, gambar
yang susah dimengerti, data siswa yang ditampilkan di website kurang
lengkap, pengelola kurang cepat dalam menanggapi keluhan pengguna,
tampilan website kurang menarik, dan kecepatan update informasi yang
masih kurang.
Adanya kekurangan tersebut menyebabkan perlunya dilakukan
perbaikan usabilitas website untuk menjadi lebih baik di mata penggunanya.
Usabilitas menunjukkan kemudahan pengoperasian, cara penggunaan yang
mudah dipelajari dan diingat, serta kenyamanan penggunaan aplikasi. Sistem
yang memiliki usabilitas yang baik meminimumkan usaha fisik dan kognitif
pengguna pada saat memanfaatkan sistem tersebut (Yahya, 2008). Menurut
ISO 9241-11 (1998), usability adalah tingkatan suatu produk dapat
dipergunakan oleh pengguna spesifik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pada suatu konteks
penggunaan yang spesifik.
Sebelum melakukan suatu perbaikan, sangat penting untuk
mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari pengguna website tersebut. Hal ini
bermanfaat untuk menyusun prioritas perbaikan website. Untuk itu perlu
dilakukan survey terhadap beberapa user guna mengetahui keluhan-keluhan
yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan. Dalam penelitian ini

IV-18
keluhan-keluhan dari user disampaikan dalam bentuk atribut-atribut
usabilitas. Akan tetapi, atribut-atribut tersebut perlu diidentifikasi untuk
memastikan bahwa atribut-atribut usabilitas benar-benar spesifik sebagai
atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta sehingga dapat
digunakan sebagai masukan untuk menyusun usulan perbaikan website
tersebut.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menyusun usulan perbaikan
website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta
berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang diidentifikasi dari persepsi
penggunanya.

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Mengidentifikasi atribut usabilitas website Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan persepsi penggunanya.
2. Menyusun usulan perbaikan website Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan atribut usabilitas hasil
identifikasi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Penelitian ini menyumbangkan sebuah metodologi bagaimana
mengidentifikasi atribut usabilitas sebuah sistem informasi atau website
yang dapat dipakai oleh sistem informasi atau website sejenis untuk
menyusun usulan perbaikan.
2. Penelitian ini memberikan masukan usulan-usulan untuk perbaikan
website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta
kepada pengelola.

IV-19
1.5. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian Skrispi ini adalah bahwa responden
yang digunakan adalah pengguna website PPDB online Kota Surakarta
tahun 2009 yang meliputi siswa baru setingkat SMP dan SMA tahun 2009
dan orang tua/wali siswa baru tahun 2009.

1.6. Asumsi Penelitian


Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahwa website
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Surakarta merupakan website
yang memiliki kemiripan karakteristik dengan website pada umumnya
sehingga atribut awal usabilitas website ini dapat diadopsi dari kuesioner-
kuesioner usabilitas yang relevan seperti kuesioner usabilitas website:
Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI), WEBUSE,
Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW); kuesioner usabilitas
komputer: Computer System Usability Questionnaire (CSUQ); kuesioner
usabilitas software: Software Usability Measurement Inventory (SUMI),
Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ); kuesioner usabilitas
interface: Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS); kuesioner
usabilitas teknologi informasi: Perceived Usefulness and Ease of Use
(PUEU); dan kuesioner-kuesioner usabilitas lain yang bisa digunakan untuk
semua aplikasi seperti USE Questionnaire, Nielsen’s Heuristic Evaluation
(NHE), dan Practical Heuristics for Usability Evaluation (PHUE) dengan
mekanisme seleksi berdasarkan relevansi.

1.7. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,
penetapan asumsi-asumsi serta sistematika penulisan yang
digunakan dalam penelitian.

IV-20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memberikan penjelasan secara terperinci mengenai teori-
teori yang dipergunakan sebagai landasan pemecahan masalah
serta memberikan penjelasan secara garis besar metode yang
digunakan oleh penulis sebagai kerangka pemecahan masalah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab metodologi penelitian merupakan langkah pemecahan masalah
yang terstruktur setahap demi setahap, dalam proses pelaksanaan
pemecahan masalah dijelaskan dalam bentuk flowchart metodologi
penelitian yang menguraikan gambaran tahapan proses penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan data yang
diperlukan untuk menyusun usulan perbaikan website Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) online Kota Surakarta berdasarkan
atribut-atribut usabilitas yang diidentifikasi dari persepsi pengguna.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menganalisis hasil pengolahan data dan menginterpretasi
hasil dari penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian serta saran-
saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai konsep dan teori yang digunakan dalam
penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta
menganalisis permasalahan yang ada.
2.1. Pengertian Website
Saputro (2007) menyatakan website atau situs sebagai kumpulan
halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau

IV-21
gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik
yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman atau hyperlink. Website adalah halaman web di
internet yang menyediakan informasi. Alamat dari website, biasanya
ditunjukan berdasarkan URL-nya. Sebuah tempat yang berada dalam World
Wide Web dimana lembar web merupakan sebuah media untuk dapat
menyebarkan informasi individual, kelompok, suatu badan atau lembaga.
Unsur-unsur website atau situs menurut Saputro (2007) yaitu:
a. Nama domain (Domain name/URL - Uniform Resource Locator)
Pengertian nama domain atau biasa disebut dengan domain name
atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah website atau dengan kata lain domain name
adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada
dunia internet. Contoh: http://www.baliorange.net, http://www.detik.com.
Contoh nama domain berekstensi internasional adalah com, net, org, info,
biz, name, ws. Contoh nama domain berekstensi lokasi Negara Indonesia
adalah co.id (untuk nama domain website perusahaan), ac.id (nama
domain website pendidikan), go.id (nama domain website instansi
pemerintah), or.id (nama domain website organisasi).

b. Rumah tempat website (Web hosting)


Web Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam
harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain
sebagainya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa
dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa atau
dipunyai. Semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat
dimasukkan dan ditampilkan dalam website. Besarnya hosting ditentukan
ruangan harddisk dengan ukuran MB (Mega Byte) atau GB (Giga Byte).
c. Bahasa Program (Scripts Program)

IV-22
Bahasa program adalah bahasa yang digunakan untuk
menerjemahkan setiap perintah dalam website pada saat diakses. Jenis
bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya
sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan,
maka website akan terlihat semakin dinamis dan interaktif serta terlihat
bagus.
Beragam bahasa program telah hadir untuk mendukung kualitas
website. Jenis-jenis bahasa program yang banyak dipakai para desainer
website antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts, dan Java
applets. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML, sedangkan
PHP, ASP, JSP dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak
sebagai pengatur dinamis dan interaktifnya situs.
d. Desain website
Unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain
website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain
sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya
sebuah website.
2.2. Website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Surakarta
PPDB online secara harfiah didefinisikan sebagai penerimaan peserta
didik baru dengan sistem online atau serangkaian proses penerimaan peserta
didik baru dengan menggunakan sistem real time, dimana ketika peserta
didik mendaftar pada sebuah sekolah akan langsung dinilai oleh engine
secara sistemik (menggunakan parameter-parameter) dan peserta didik dapat
memantau perankingkan melalui sebuah website secara online dan real time.
Apabila dibandingkan dengan PPDB model manual, PPDB online lebih dari
sisi transparancy dan accountability (Tim PPDB UPT. Pusat Komputer
UNS, 2009).
PPDB online yang dilaksanakan di Kota Surakarta dimulai tahun
2006 dengan dukungan UPT. Pusat Komputer Universitas Sebelas Maret.
Selain di Surakarta, penerimaan siswa baru online juga telah dilaksanakan di

IV-23
kota-kota lain seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Sidoarjo,
Bengkulu, Batam, dan Bandung (Haryanto, 2009).
PPDB online Kota Surakarta dilaksanakan dengan memegang asas
objektif, transparan, dan akuntabel. Objektif artinya penerimaan peserta
didik, baik peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan
umum yang diatur di dalam petunjuk PPDB online. Transparan artinya
pelaksanaan peserta didik baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh
masyarakat termasuk orang tua peserta didik untuk menghindarkan
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Sedangkan akuntabel
artinya penerimaan peserta didik dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya (Disdikpora Kota Surakarta,
2009).
Website penerimaan peserta didik baru dengan nama
www.ppdbsolo.net adalah nama situs penerimaan peserta didik baru kota
Surakarta tahun 2009. Website ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olah Raga bekerjasama dengan UPT Pusat Komputer UNS. Website ini
diharapkan dapat membantu kelancaran proses penerimaan siswa baru di
Surakarta (Disdikpora Kota Surakarta, 2009).
Website ini disediakan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh calon siswa baru tingkat SMP dan SMA. Melalui website tersebut
mereka dapat mengetahui bagaimana sistem penerimaan peserta didik baru
di Surakarta, apa syarat-syarat pendaftran yang harus dibawa pada saat
mendaftar, bagaimana alur pendaftaran dan pencabutan, memantau
perkembangan pendaftaran mereka dan bagaimana hasil akhir pendaftaran.
Website ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para
pendaftar dalam memperoleh informasi. Para pendaftar tidak harus
mendatangi sekolah dimana mereka mendaftar untuk mendapatkan
informasi perkembangan pendaftaran. Mereka dapat memperolehnya dengan
mengakses website penerimaan peserta didik baru baik melalui komputer
maupun mengaksesnya lewat handphone.

IV-24
Gambar 2.1 Tampilan Home dari Website PPDB Online Surakarta Tahun
2009

Gambar 2.2 Tampilan Menu “Petunjuk Teknis” Website PPDB Online


Surakarta Tahun 2009
2.3. Pengertian Usability
Pengertian usabilitas (usability) berdasarkan ISO 9241-11 (1998)
dalam Yudhistira (2007) ditunjukkan pada tabel berikut:

IV-25
Tabel 2.1 Pengertian Usability
Sasaran Usability Efektifitas Efisiensi Kepuasan
Kesesuaian Persentase tujuan Waktu untuk Skala kepuasan
terhadap tercapai menyelesaikan tercapai
pekerjaan tugas
Kecocokan untuk Cacah fitur Relatif efisiensi Skala kepuasan
user terlatih canggih terpakai dibanding dengan fitur
pengguna ahli canggih
Kemudahan Persentase fungsi- Waktu untuk Skala kepuasan
dipelajari fungsi/fitur belajar untuk
dipelajari kemudahan
dipelajari
Error tolerance Persentase error Waktu untuk Skala kepuasan
terkoreksi dengan mengoreksi error untuk
baik penanganan
error
Sumber : Yudhistira, 2007

Sedangkan prinsip usability menurut Dix (1993) dalam Yudhistira (2007)


adalah sebagai berikut:
a. Learnability : kemudahan bahwa pengguna baru dapat menggunakan
interaksi secara efektif dan memperoleh maksimal
kinerja.
b. Flexibility : ragam cara user dan sistem dapat bertukar informasi
c. Robustness : dukungan untuk user agar dapat mencapai tujuan dengan
baik
Yahya (2008) menyatakan bahwa usability menunjukkan kemudahan
pengoperasian, cara penggunaan yang mudah dipelajari dan diingat, serta
kenyamanan penggunaan aplikasi. Sistem yang memiliki usability yang baik
meminimumkan usaha fisik dan kognitif pengguna pada saat memanfaatkan
sistem tersebut.
Tabel 2.2 Kriteria Pengukuran Usability

N Shackel Nielsen ISO 9241- Preece,


Kriteria
o. (1990) (1993) 11 (1998) dkk (2002)
1 Effectivity (efektifitas) √ √ √
2 Efficiency (efisiensi) √ √ √

IV-26
3 Learnability √ √
(kemudahan dipelajari)
4 Memorability √ √
(kemudahan diingat)
5 Flexibility √
(fleksibilitas)
6 Error (kesalahan) √
7 Utility (utilitas) √
8 Safety (keamanan) √
9 Satisfaction (kepuasan) √ √
10 Attitude (perilaku) √
Sumber : Yahya, 2008

Kriteria nomor 1 sampai 8 pada tabel di atas merupakan performansi


pengguna (pengukuran yang bersifat objektif) dan kriteria nomor 9 dan 10
merupakan pengukuran yang bersifat subjektif dari sudut pandang
pengguna. Berikut ini adalah penjelasan tentang kesepuluh kriteria usability
yang terdapat dalam Yahya (2008):
a. Effectivity (efektifitas)
Shackel (1990) menjelaskan efektifitas sebagai performansi
pengguna memakai sistem yang bersangkutan. Efektifitas diukur dari
waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan sebuah task dan
dari jumlah kesalahan yang dibuat. Standar ISO 9241-11 (1998)
memakai efektifitas sebagai indikator keakurasian dan kelengkapan
sistem memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan efektifitas menurut
Preece dkk. (2002) mengacu pada kualitas sistem dalam menyelesaikan
tugas-tugas sesuai dengan tujuan pembuatan sistem tersebut.
b. Efficiency (efisiensi)
Nielsen (1993) mengaitkan efisiensi dengan kebutuhan sumber
daya, seperti usaha, waktu, dan biaya untuk mencapai tujuan pemakaian
sistem tersebut. Standar ISO 9241-11 (1998) mengaitkan efisiensi
dengan hubungan antara sumber daya yang dibutuhkan dan tujuan yang
tercapai. Semakin efisien sebuah sistem semakin cepat pengguna
mendapatkan tujuannya.

IV-27
Preece dkk. (2002) mengukur efisiensi dari optimasi sistem
pendukung pengguna dalam penyelesaian tugas-tugasnya sesuai
kemampuan sistem tersebut.
c. Learnability (kemudahan dipelajari)
Shackel (1990) dan Nielsen (1993) menyatakan learnability
sebagai tingkat kemudahan sistem untuk dipelajari, diukur melalui waktu
yang diperlukan untuk mempelajari penggunaan sistem hingga mencapai
level kemahiran tertentu.
d. Memorability (kemudahan diingat)
Berbeda dengan Shackel (1990) yang memasukkan unsur
memorability sebagai bagian dari learnability, Nielsen (1993)
berpendapat bahwa kriteria memorability berdiri sendiri terlepas dari
kriteria learnability. Memorability berhubungan dengan proses recalling
(mengingat) cara pemakaian sistem setelah pengguna tidak berinteraksi
dengan sistem tersebut selama beberapa waktu.
e. Flexibility (fleksibilitas)
Shackel (1990) memandang perlunya sebuah sistem memiliki
atribut fleksibilitas. Fleksibilitas berkaitan dengan variasi pengerjaan
suatu task/fungsi. Pengguna dapat mengakses lebih dari satu cara untuk
melakukan suatu task.
f. Error (kesalahan)
Nielsen (1993) menambahkan kriteria kesalahan dalam menilai
usability sebuah sistem. Frekuensi kesalahan yang tinggi pada saat
penggunaan sistem mengidentifikasikan rendahnya usability sistem yang
bersangkutan.
g. Utility (utilitas)
Preece dkk. (2002) memakai utilitas sebagai acuan tingkat
fungsionalitas sebuah sistem yang dapat digunakan pengguna untuk
menyelesaikan suatu tugas.
h. Safety (keamanan)

IV-28
Preece dkk. (2002) juga mempertimbangkan masalah safety
(keamanan) sebagai sebuah kriteria usability. Sistem keamanan
mencegah kerusakan fatal pada sistem dari kondisi yang tidak
diinginkan. Tidak hanya itu, sistem juga memberikan petunjuk perbaikan
apabila terjadi kesalahan.
i. Satisfaction (kepuasan)
Kriteria kepuasan menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993) dan
standar ISO 9241-11 (1998). Kepuasan pengguna terhadap sistem yang
dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai.
j. Attitude (perilaku)
Shackel (1990) mengukur kriteria perilaku sistem dari bagaimana
pengguna menerima dan merasa puas dari sistem yang dipakainya.

Untuk saat ini, usability assesment telah banyak diterapkan dalam


merancang suatu sistem atau produk. Di Indonesia, usability telah
dipertimbangkan antara lain dalam membuat jaringan komunikasi
pemerintah provinsi DKI Jakarta. Visi dan misi pembuatan jaringan
komunikasi ini yaitu untuk melayani kebutuhan informasi bagi pemerintah
DKI Jakarta dan pelayanan kepada publik untuk menuju DKI Jakarta
menjadi kota pelayanan pata tahun 2020 (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
2009).
Usability menjadi salah satu parameter yang digunakan oleh
Departemen Komunikasi dan Informasi dalam menilai kualitas website
pemerintah daerah dalam rangka pembuatan rating website pemerintah
daerah. Usability menjadi salah satu parameter di samping parameter-
parameter yang lain seperti kecepatan (speed), homepage, isi (content),
konteks, kemudahan dibaca (readability), mobilitas data, ketepatan
(accuracy), layanan publik, dan penggunaan platform. Usability yang
dimaksudkan di sini yaitu ukuran kualitas interaksi (http://eh.web.id, 2009).

2.3.1 Usability Evaluation

IV-29
Dalam The Usability First Glossary (2005) dikatakan bahwa
usability evaluation dapat dilakukan dalam berbagai tahap, sebelum
dan sesudah desain dan juga saat proses perbaikan desain. Dalam
memilih metode evaluasi harus diperhatikan biaya tidak hanya dalam
kaitannya dengan waktu dan material yang digunakan, tetapi juga
kaitannya dengan pengguna karena biaya dapat menyebabkan
kegagalan dalam menarik pengguna untuk kembali mengunjungi
website kita. Beberapa metode dalam evaluasi usabilitas diantaranya:
a. Teori penelusuran
Adalah satu pendekatan untuk mengevaluasi suatu interface
dengan memecah dan meneliti aksi yang dilakukan pengguna saat
harus menggunakan suatu sistem untuk melaksanakan tugas
tertentu.
b. Fokus Grup
Mengumpulkan pengguna dalam suatu group diskusi untuk
mendengarkan feedback mereka, reaksi dari suatu desain dan
mendiskusikan pilihan mereka. Fokus group berguna untuk
menelusur masalah lebih lanjut yang tidak muncul saat wawancara.
c. GOMS
Merupakan suatu teknik dalam memodelkan dan mendeskripsikan
kinerja manusia saat melaksanakan suatu tugas. GOMS merupakan
kependekan dari Goals, Operators, Methods, and Selection Rules.
d. Prototyping
Menyertakan perbaikan representative dari suatu sistem yang
bertujuan hanya untuk percobaan dan dapat dimulai dari sketsa
sederhana sampai sistem fungsional sepenuhnya.
e. Analisis tugas
Mengevaluasi bagaimana pemakai menggunakan suatu software
atau website. Analisis dilakukan dengan menentukan tujuan dan
tugas yang harus dilakukan, kemudian membuat rekomendasi yang
mengarah pada peningkatan efisiensi dan user-friendlines.

IV-30
f. User testing
Mengamati interaksi pengguna dengan sistem atau website
sementara ahli usabilitas mengamati dan mencatat aksi yang
dilakukan.

2.3.2 Usabilitas Website


Firmansyah (2008) menyatakan bahwa secara umum, usability
diartikan pada bagaimana user dapat belajar dan menggunakan suatu
produk untuk mencapai tujuan yang ia harapkan dan seberapa baik
pengalaman yang didapat user saat produk itu digunakan. Berkaitan
dengan web usability, tentunya produk yang dibicarakan di sini adalah
website. Aspek-aspek yang harus teruji dalam suatu fungsi HCI
(Human-Computer Interaction) antara lain:
a. Aspek Fungsi (usefulness), adalah faktor- faktor yang berkaitan
erat dengan pemrograman dan logika.
b. Aspek Kemudahan (usability), adalah faktor-faktor yang berkaitan
erat dengan user-interface.
c. Aspek Budaya (culture), adalah faktor-faktor yang berkaitan erat
dengan antropologi.
Wikipedia (2009) menyatakan bahwa web usability merupakan
suatu pendekatan untuk membuat situs mudah digunakan oleh
penggunanya tanpa harus melalui pelatihan khusus. Pengguna harus
mampu secara intuisi menentukan langkah yang harus dilakukan
ketika menggunakan suatu website hanya dengan berinteraksi dengan
semua hal yang ditampilkan dalam halaman website, seperti menekan
tombol. Adapun tujuan dari pendekatan ini yaitu:
a. Menampilkan informasi secara jelas kepada pengguna
b. Memberikan pilihan yang tepat dengan cara yang jelas
c. Menghilangkan langkah membingungkan terkait dengan aksi yang
dilakukan
d. Meletakkan bagian yang penting pada tempat yang tepat dalam
website .

IV-31
Menurut Herman Tolle (2007), situs web yang baik adalah situs
web yang memiliki keseimbangan antara design dan usefulness.
Design situs web meliputi estetika (warna, layout, elemen, tipografi)
dan komunikasi (isi, penyampaian pesan, pembentukan citra).
Sedangkan usefulness meliputi utility (fungsionalitas, teknologi yang
tepat) dan usability (kemudahan penggunaan: waktu belajar,
kecepatan kinerja, tingkat kesalahan, daya ingat, dan kepuasan
subjektif).
2.4. Focus Group Discussion (FGD)
Menurut Lingkaran Survei Indonesia (2009), FGD secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis
dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu. Meski sebuah diskusi, FGD
bukan kumpul-kumpul beberapa orang untuk membicarakan suatu hal. Ada
prosedur dan standar tertentu yang harus diikuti agar hasilnya benar dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Irwanto (1998) menyatakan bahwa
FGD (Focus Group Discussion) adalah metode penelitian melalui proses
pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat
spesifik melalui diskusi kelompok (Susilo dan Sutarta, 2004).
Hoed (1995) menjelaskan Focus Group Discussion (FGD) adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan yang
ada pada individu mengenai persepsi individu itu tentang suatu hal
(Yuliazmi, 2005). Menurut Litosseliti (2003) Focus Group Discussion ini
disusun untuk tujuan menggali topik yang spesifik, pandangan, dan
pengalaman individu, melalui interaksi kelompok (Yuliazmi, 2005). FGD
adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian
kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap
pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat
pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk
menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus
masalah yang sedang diteliti (Hendri, 2009).

IV-32
Litosseliti (2003) menyatakan jumlah peserta FGD secara tipikal
berkisar antara enam dan delapan partisipan, tetapi ukuran itu dapat pada
rentang empat sampai dengan dua belas tergantung pada tujuan penelitian
(Yuliazmi, 2005). Krueger (1998) menambahkan bahwa hal yang perlu
diperhatikan dalam Focus Group Discussion adalah khalayak sasaran harus
homogen (Yuliazmi, 2005).
2.4.1 Karakteristik Focus group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion memiliki lima karakteristik sebagai
berikut (Yuliazmi, 2005):
a. Jumlah peserta Focus Group Discussion sebaiknya empat sampai
dua belas orang. Bila jumlah peserta kurang dari empat orang
dikhawatirkan anggota kelompok cepat memperoleh giliran
bicara dan tidak terjadi penggalian ide. Situasi ini akan
mengurangi keragaman dan terjadi kekuasaan ide. Jumlah peserta
lebih dari dua belas orang mengakibatkan diskusi akan sulit
dikendalikan karena peserta terlalu banyak pandangan/ide atau
bosan menunggu giliran berbicara.
b. Peserta mempunyai karakteristik yang homogen. Homogenitas
menjadi salah satu dasar pemilihannya. Peserta diskusi dipilih
karena mempunyai persamaan pengalaman, profesi, gender, usia,
status dan sebagainya. Disamping itu peserta mempunyai
kepentingan dengan permasalahan yang akan dibahas.
c. Informasi yang diambil dalam diskusi bukan yang bersifat
konsensus atau rekomendasi untuk mengambil keputusan.
Melainkan informasi mengenai sikap, persepsi, dan perasaan
peserta yang berkaitan dengan topik diskusi yang diperlukan
penulis.
d. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang dapat
memberikan gambaran dan pemahaman melalui pertanyaan
terbuka yang memungkinkan peserta merespon dengan cara

IV-33
mereka sendiri. Disini peneliti dapat berperan sebagai moderator,
pendengar, pengamat, dan akhirnya menganalisis secara induktif.
e. Pertanyaan diajukan dengan cara yang mudah dimengerti oleh
peserta, spontan, logis, dengan menekankan pemahaman atas
proses berpikir dari peserta atas topik yang didiskusikan
2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Focus Group Discussion (FGD)
Menurut Krueger (1998) dalam (Yuliazmi, 2005), Focus Group
Discussion (FGD) mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagai
berikut:
a. Kelebihan yang dimiliki Focus Group Discussion antara lain
sebagai berikut:
1. FGD merupakan salah satu prosedur penelitian berorientasi
sosial dengan menempatkan manusia pada posisi dan situasi
yang sesungguhnya. Dalam diskusi, pendapat peserta saling
mempengaruhi dan keputusan dapat dibuat setelah mendengar
peserta lain berinteraksi secara dinamis.
2. Bentuk diskusi memberikan keleluasaan bagi pemandu untuk
menggali pendapat peserta yang lebih mendalam dan luas.
Fleksibilitas ini dapat menggali hal-hal yang tidak dapat
dilakukan dalam wawancara terstruktur.
3. Memiliki validitas tatap muka yang tinggi dan mudah
dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar.
4. Hasil Focus Group Discussion dapat diperoleh dengan cepat.
Pemandu yang memiliki keterampilan baik dapat melaksanakan
3-4 kelompok diskusi, menganalisis hasil Focus Group
Discussion dan menyiapkan laporan dengan segera .
5. Focus Group Discussion memungkinkan peneliti meningkatkan
ukuran-ukuran dan jumlah sampel tanpa meningkatkan
kebutuhan waktu untuk wawancara.
b. Focus Group Discussion memiliki kelemahan di antaranya:

IV-34
1. Peneliti mempunyai kontrol yang kurang dalam wawancara
Focus Group Discussion dibandingkan dengan wawancara
perorangan karena pada saat berlangsungnya FGD, peneliti
harus membagi konsentrasi kepada seluruh peserta.
2. Data yang masuk lebih sulit dianalisis karena diskusi
dikondisikan seperti lingkaran sosial. Seluruh komentar peserta
harus dihubungkan dengan topik diskusi saat itu sehingga perlu
hati-hati dalam mengomentari atau mengambil kesimpulan.
3. FGD memerlukan pemandu yang terampil dengan kemampuan
dapat membuka dan menutup sesi tanya jawab, memilih jeda
waktu, dan perpindahan satu topik ke topik lain
4. Setiap kelompok dalam FGD memiliki karakteristik yang
berbeda, misalnya kelompok pasif yang membosankan atau
kelompok yang terlalu aktif yang mendominasi seluruh
pembicaraan
5. Kesulitan dalam menyusun waktu pelaksanaan diskusi dan
diskusi harus diadakan dalam kondisi yang kondusif sehingga
diskusi menghasilkan poin-poin kesimpulan yang baik.

2.4.3 Prinsip-Prinsip Focus Group Discussion (FGD)


Beberapa prinsip FGD menurut Irwanto (2006) dalam Zebua
(2007) adalah sebagai berikut :
a. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri
khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif
lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi.
Tanpa interaksi, sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok
wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi
apabila moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik
satu per satu kepada seluruh peserta FGD.
b. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan
prinsip sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator

IV-35
harus memandang para peserta FGD sebagai suatu group, bukan
orang per orang.
c. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini
melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan
hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya
mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi
berlangsung moderator harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga
moderator akan selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan
yang benar”
2.5. Kuesioner (Alat Ukur)
Kuesioner (questionnaires) adalah daftar pertanyaan tertulis yang
telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden. Kuesioner
merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti
mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur
variabel penelitian (Sekaran, 1992). Kuesioner dapat diberikan secara
pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik.

2.5.1 Desain Kuesioner


Menurut Sekaran (1992), aspek-aspek penting dalam desain
kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Susunan Kata
Prinsip susunan kata mengacu pada faktor, seperti (1)
ketepatan isi pertanyaan, (2) bagaimana pertanyaan disampaikan
dan tingkat kefasihan bahasa yang digunakan, (3) tipe dan bentuk
pertanyaan yang diajukan, (4) urutan pertanyaan, dan (5) data
pribadi yang dicari dari responden.
b. Prinsip Pengukuran
Prinsip pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan
bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis.

IV-36
Hal ini mengacu pada skala dan teknik penyusunan skala yang
digunakan untuk mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap
keandalan dan validitas ukuran yang dipakai.
c. Penampilan Umum atau Getup Kuesioner
Kuesioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang
tepat, instruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan
dengan baik akan memudahkan responden dalam menjawab.
Dalam Sekaran (1992) disebutkan bahwa terdapat tujuh tipe dan
bentuk pertanyaan dalam kuesioner. Ketujuh tipe dan bentuk tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pertanyaan Terbuka versus Tertutup
Pertanyaan terbuka (open-ended questions) memungkinkan
responden untuk menjawab dengan cara yang mereka pilih. Sebuah
contoh pertanyaan terbuka adalah meminta responden untuk
menyebutkan lima hal yang menarik dan menantang dalam
pekerjaan.
Pertanyaan tertutup (closed question) sebaliknya, akan
meminta responden untuk membuat pilihan di antara serangkaian
alternatif yang diberikan oleh peneliti. Misalnya daripada meminta
responden untuk menyebutkan lima aspek pekerjaan yang dirasa
menarik dan menantang, peneilti dapat mendaftarkan 10 atau 15
aspek yang mungkin terlihat menarik atau menantang dalam
pekerjaan dan meminta responden untuk mengurutkan lima aspek
pertama di antara daftar tersebut menurut preferensi mereka.
Semua item dalam kuesioner yang menggunakan skala nominal
(nominal scale), ordinal (ordinal scale), interval (interval scale),
atau rasio (ratio scale) dianggap tertutup.
b. Pertanyaan yang Disusun secara Positif dan Negatif
Daripada menyampaikan semua pertanyaan secara positif,
disarankan memasukkan beberapa pertanyaan yang disusun secara
negatif (negatively worded questions) sehingga kecenderungan

IV-37
responden untuk secara mekanis melingkari titik di salah satu
ujung skala bisa diminimalkan. Misalnya, katakanlah bahwa enam
pertanyaan digunakan untuk mengungkap variabel “perasaan
sukses” menggunakan skala 5 titik, dengan 1 sebagai “sangat
rendah” dan 5 sebagai “sangat tinggi”. Seorang responden yang
tidak berminat untuk melengkapi kuesioner lebih mungkin tetap
terlibat dan siaga saat menjawab pertanyaan jika pertanyaan yang
disusun secara positif (positively worded questions) dan negatif
diselang-seling dalam daftar pertanyaan.
c. Pertanyaan yang Memiliki Respon Ganda
Pertanyaan yang membuka kemungkinan respon yang
berbeda pada subkalimatnya disebut pertanyaan yang memiliki
respon ganda (double-barreled questions). Pertanyaan semacam itu
sebaiknya dihindari dan lebih baik mengajukan dua atau lebih
pertanyaan terpisah.
d. Pertanyaan Ambigu
Bahkan pertanyaan yang tidak memiliki respon ganda
mungkin disusun secara ambigu dan responden menjadi tidak
yakin apa arti pertanyaan yang sesungguhnya. Contoh pertanyaan
seperti itu adalah “Seberapa besar menurut Anda kebahagiaan
Anda?” Responden mungkin kesulitan untuk memutuskan apakah
pertanyaan tersebut mengacu pada keadaan perasaan mereka di
tempat kerja, di rumah, atau secara umum.
e. Pertanyaan yang Bergantung pada Ingatan
Beberapa pertanyaan mungkin mengharuskan responden
untuk mengingat pengalaman dari masa lalu yang sudah kabur
dalam memori mereka. Jawaban atas pertanyaan yang bergantung
pada ingatan (recall-dependent questions) mungkin bias.
f. Pertanyaan yang Mengarahkan

IV-38
Pertanyaan sebaiknya tidak disampaikan dalam cara tertentu
yang mengarahkan responden untuk memberikan respons yang
peneliti sukai dan inginkan dari mereka.
g. Pertanyaan yang Bermuatan
Jenis bias lain dalam pertanyaan terjadi ketika pertanyaan
disampaikan dalam cara yang bemuatan (loaded questions)
emosional.
2.5.2 Skala dalam Kuesioner
Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau
simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan
untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Secara umum,
terdapat empat tipe skala dasar yaitu nominal, ordinal, interval, dan
rasio. Berikut ini adalah pengertian masing-masing skala pengukuran
menurut Sekaran (1992).
a. Nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti
untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu.
Misalnya, terkait dengan variabel gender, responden dapat dibagi
kedalam dua kategori yaitu pria dan wanita. Kedua kelompok
tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi
sebagai label kategori, tanpa nilai instrinsik.
b. Ordinal
Skala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel
untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi
juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara.
Contoh :
Urutkan karakteristik dalam suatu pekerjaan berikut ini yang
terkait dengan seberapa penting karakteristik tersebut bagi Anda.
Anda harus mengurutkan item yang paling penting sebagai 1,
kedua terpenting sebagai 2, dan seterusnya hingga Anda selesai
mengurutkan semua sebagai 1, 2, 3, 4, atau 5.

IV-39
Karakteristik Pekerjaan Urutan Kepentingan
Peluang yang disediakan oleh
pekerjaan:
1. Berinteraksi dengan orang lain -------------
2. Menggunakan sejumlah -------------
keterampilan yang berbeda
3. Menyelesaikan seluruh tugas dari -------------
awal sampai akhir
4. Melayani orang lain -------------
5. Bekerja secara bebas -------------

c. Interval
Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi
aritmatika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari
responden. Skala interval memampukan kita mengukur jarak antara
setiap dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk
menghitung mean dan standar deviasi respon terhadap variabel.
Contoh: Seberapa bermanfaatnyakah dukungan yang diberikan
oleh kelompok pendukung teknis?

Sangat Tidak Sangat bermanfaat


Bermanfaat
1 2 3 4 5
d. Rasio
Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang
berubah-ubah pada skala interval. Skala rasio memiliki titik nol
absolut yang merupakan titik pengukuran yang berarti. Jadi, skala
rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antartitik pada
skala, tetapi juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan. Skala
ini merupakan yang tertinggi di antara keempat skala.

IV-40
Contoh:
Berapa lama dalam satuan jam anda menghabiskan
waktu mengakses internet setiap harinya ?
0 2 4 6 8

2.6. Kuesioner-Kuesioner Usabilitas


Telah banyak penelitian-penelitian dilakukan berkaitan dengan
usabilitas. Penelitian-penelitiann tersebut menghasilkam beberapa kuesioner
usabilitas yang diperuntukkan untuk mengukur usabilitas suatu objek yang
diteliti. Berikut ini adalah uraian singkat dari beberapa contoh kuesioner
usabilitas. Uraian isi kuesioner tersebut terdapat pada Lampiran 3.1 sampai
dengan Lampiran 3.11.
a. USE Questionnaire
Kuesioner ini dikembangkan oleh Arnold M. Lund. USE terdiri
dari Usefulness, Satisfaction, dan Ease of Use. Kuesioner ini pada
awalnya hanya mengukur tiga dimensi usabilitas yaitu Usefulness, Ease
of Use, dan Satisfaction. Dalam perkembangan selanjutnya, USE
Questionnaire mengukur empat dimensi usabilitas yaitu Usefulness,
Ease of Use, Ease of Learning, dan Satisfaction.
b. Computer System Usability Questionnaire (CSUQ)
Kueisoner ini merupakan pengembangan dari IBM Computer
Usability Satisfaction Questionnaire yang dikembangkan oleh J. R.
Lewis yang ditujukan untuk mengevaluasi psikometrik dan instruksi
dalam sebuah komputer.
c. Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ)
Kuesioner ini dikembangkan oleh H. X. Choong Lin dan
Salvendy. Kuesioner ini adalah sebuah metode untuk membandingkan
usabilitas relatif dari sistem software yang berbeda. Kuesioner ini terdiri
dari 100 buah pertanyaan yang mewakili 8 dimensi usabilitas yaitu
compatibility, consistency, flexibility, learnability, minimal action,
minimal memory load, perceptual limitation, dan user guidance.
d. Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS)

IV-41
Kuesioner ini merupakan pengembangan dari sebuah instrumen
untuk mengukur kepuasan pengguna dari interface manusia-komputer.
Kuesioner ini dikembangkan oleh J. P. Chin, V. A. Diehl, dan K. L.
Norman. Kuesioner ini terdiri dari 27 pertanyaan yang mengukur 6
dimensi usabilitas yaitu overall reaction to the software, screen,
terminology and system information, learning, dan system capabilities.
e. Website Analysis and Measurement Inventory (WAMMI)
WAMMI adalah kuesioner yang mengukur usabilitas dan
kemanfaatan dari sebuah website berdasarkan persepsi dan sikap
pengguna. Kuesioner ini dikembangkan oleh HFRG, University College
Cork, Ireland dan Nomos AB, Stockholm, Sweden. WAMMI dapat
digunakan untuk mengukur semua jenis website.
f. Software Usability Measurement Inventory (SUMI)
Kusioner ini digunakan untuk mengukur usabilitas software.
Terdiri dari 28 pertanyaan dan dikembangkan J. Kirakowski dan M.
Corbett.
g. Nielsen’s Heuristic Evaluation
Kueisoner ini dikembangkan oleh Jakob Nielsen. Tediri dari 10
buah pertanyaan.

h. Practical Heuristic for Usability Evaluation


Kuesioner ini dikembangkan oleh G. Pearlman tahun 1997 dan
digunakan untuk mengevaluasi usabilitas praktis. Kuesioner ini
mengadopsi Nielsen’s Heuristic Evaluation dan prinsip-prinsip Norman.
Kuesioner ini terdiri dari 13 pertanyaan yang mewakili tiga dimensi
usabilitas yaitu learning, adapting to the user, serta feedback dan errors.
i. Perceived Usefulness and Ease of Use
Kuesioner ini dikembangkan oleh F. D. Davis pada tahun 1989.
Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur perceived usefulness, perceived
ease of use, dan user acceptance dari sebuah teknologi informasi.

IV-42
j. Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW)
UECW merupakan checklist yang digunakan untuk mengevaluasi
usabilitas dari sebuah website. Checklist ini terdiri dari 36 buah
pertanyaan yang mengukur usabilitas website dari segi navigation,
functionality, control, language, feedback, consistency, error prevention
and corection serta visual clarity.
k. WEBUSE
Chiew dan Salim (2003) menyatakan bahwa WEBUSE (Website
Usability Evaluation Tool) merupakan suatu kuesioner yang
dikembangkan dari empat buah usability evaluation tool, yaitu WAMMI,
WebSAT, Bobby, dan protocol analysis untuk mengevaluasi usabilitas
web. Kuesioner ini terdiri dari 24 pertanyaan dengan 5 opsi jawaban
yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu Content, Organization, and
Readability, Navigation and Links, Desain User Interface, Performance
and Effectiveness. WEBUSE dapat digunakan untuk semua jenis website,
selain itu pembuat WEBUSE mengklaim bahwa evaluasi menggunakan
WEBUSE adalah reliable dan telah mendapat tanggapan yang
memuaskan dari user.

2.7. Sampling
Nasution (2003) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
objek yang akan/ingin diteliti. Populasi juga disebut universe. Sedangkan
yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh).
Menurut Sekaran (1992) populasi (population) mengacu pada
keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti
investigasi. Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri
atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain,
sejumlah, tetapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel.

IV-43
Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan
yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah
elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat peneliti dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi.
Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memampukan kita
untuk menggeneralisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti.
Dengan kata lain, statistik sampel harus menjadi taksiran yang dapat
diandalkan dan mencerminkan parameter populasi sedekat mungkin dalam
margin kesalahan yang tipis.
Jika peneliti mengambil sejumlah besar sampel secara memadai dan
memilihnya dengan teliti, maka ia akan memperolah distribusi pengambilan
sampel dari rata-rata yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, peneliti
harus berhati-hati dalam menentukan ukuran sampel dan teknik pengambilan
sampel.
Ketelitian dan keyakinan adalah isu penting dalam pengambilan
sampel ketika menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang
populasi. Ketelitian (precision) mengacu pada seberapa dekat taksiran
peneliti dengan karakteristik populasi yang sebenarnya. Sedangkan
keyakinan (confidence) menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran peneliti
benar-benar berlaku bagi populasi.

2.7.1 Ukuran Sampel


Menurut Sekaran (1992) sekurang-kurangnya ada empat hal
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel.
Keempat hal tersebut yaitu:
a. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik
populasi yang diteliti
b. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan
c. Tingkat variabilitas populasi yang diteliti
d. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel.

IV-44
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan
usulan dalam penentuan jumlah sampel yaitu sebagai berikut:
a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian
b. Bila sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk
tiap kategori adalah tepat.
c. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariate)
ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau
lebih) lebih besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol
eksperimen yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20
elemen.
Studi kualitatif biasanya menggunakan ukuran sampel kecil
karena sifatnya yang intensif. Bila studi kualitatif dilakukan untuk
tujuan eksploratif, teknik pengambilan sampel yang bisanya
digunakan adalah pengambilan sampel yang mudah (Sekaran, 1992).

2.7.2 Teknik Pengambilan Sampel


a. Random sampling/probability sampling
Menurut Mustafa (2000), random sampling/probability
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen
populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan
dijadikan sampel adalah 25. Maka setiap elemen tersebut
mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
Yang termasuk kedalam teknik random sampling atau
probability sampling yaitu:
1. Simple random sampling

IV-45
Pada teknik ini, tiap elemen populasi memiliki peluang
yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek. Teknik
ini memiliki bias paling sedikit dan memberikan generalisasi
paling luas. Akan tetapi, proses pengambilan sampel ini dapat
menjadi tidak praktis dan mahal; selain bahwa keseluruhan
kumpulan populasi mungkin tidak selalu tersedia (Sekaran,
1992).
2. Stratified random sampling
Pengambilan sampel ini seperti namanya melibatkan
proses stratifikasi atau segregasi yang diikuti dengan pemilihan
acak subjek dari setiap strata. Populasi terlebih dahulu dibagi
ke dalam kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat, dan
berarti dalam konteks studi. Stratifikasi merupakan teknik
sampling yang efisien yaitu menyediakan lebih banyak
informasi dengan ukuran sampel yang diberikan. Teknik ini
memastikan homogenitas dalam tiap strata (sangat sedikit
perbedaan atau dispersi pada variabel penelitian dalam tiap
strata), tetapi heterogenitas antarstrata (Sekaran, 1992).

3. Cluster sampling
Teknik ini merupakan ekstensi dari konsep sampling
rumpun. Rumpun pada umumnya merupakan kumpulan elemen
secara alamiah seperti rumah tangga yang terhimpun dalam
blok perumahan atau bola lampu yang terhimpun dalam
kardus. Sering suatu rumpun terdiri dari begitu banyak elemen
atau rumpun terdiri dari elemen yang hampir mirip sehingga
hanya dengan beberapa elemen sudah menunjang informasi
pada keseluruhan rumpun. Dalam hal demikian peneliti bisa
memilih sampel probabilitas rumpun dan kemudian memilih
sampel probabilitas elemen di dalam masing-masing rumpun
yang telah terpilih (Kuntoro, 2006).

IV-46
4. Systematic sampling
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang
banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random,
cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini
menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara
sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel
adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang
keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu
unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran
populasi dan ukuran sampel (Mustafa, 2000).
5. Area sampling
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada
situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai
wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer sebuah stasiun
TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa
Barat atas sebuah tayangan, teknik pengambilan sampel dengan
area sampling sangat tepat (Mustafa, 2000).

b. Nonrandom sampling atau nonprobability sampling


Pada nonrandom sampling atau nonprobability sampling
setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama
untuk dijadikan sampel. Beberapa teknik sampling yang termasuk
dalam nonprobability sampling yaitu convenience sampling,
purposive sampling, quota sampling, dan snowball sampling
(Kuntoro, 2006).
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing teknik sampling
menurut Mustafa (2000).
1. Convenience Sampling
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.

IV-47
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi
ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh
karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental
sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-
on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan
untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak
(random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis
sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
2. Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan
maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil
sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang
atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya.
3. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
distratifikasikan secara proposional, tetapi tidak dipilih secara
acak melainkan secara kebetulan saja.
4. Snowball Sampling
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak
tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau
dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu
dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain
yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
2.8. Uji Cochran
Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih
dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakukan hanya dinyatakan
dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1. Karena itu, Uji Cochran dilakukan pada

IV-48
penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data berskala nominal
(kategori) (Toswari, 2008).
Prosedur uji statistik Uji Cochran menurut Simamora (2004) dalam
Kemalasari (2009) adalah sebagai berikut :
a. H 0 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang sama

H 1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban Ya yang


berbeda
b. Taraf nyata  = 0.05 dan X 2 (chi kuadrat) tabel
Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1
c. Kriteria pengujian

H 0 diterima ( H 1 ditolak) apabila Q ≤ X 2 ; db / jika probabilitas > 0.05


H 0 ditolak ( H 1 diterima apabila Q > X 2 ; db / jika probabilitas < 0.05
d. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q)
c
N 2
c ( c  1 )  ( Ci  )
i 1 c ................................(Persamaan 2.1)
Q  r


j 1
Rj ( c  Rj )

Q : nilai Cochran dari hasil perhitungan


C : banyaknya kategori/perlakuan
Ci : jumlah data pada kategori/perlakuan ke-i
r : banyaknya kelompok ulangan
Rj : jumlah data pada kelompok ulangan ke-j
N : jumlah seluruh data positif
e. Kesimpulan
Yang menyatakan keputusan hasil perhitungan uji statistik terima atau
tolak H 0 .

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

IV-49
3.1. Diagram Alir Penelitian
Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan
dalam mengerjakan penelitian. Metodologi penelitian yang dipakai
digambarkan dalam diagram alir pada gambar 3.1 berikut ini :

Preliminary Study
(Studi Awal)
(Pendefinisian
Requirement

Kebutuhan
Penelitian)
Definition
Data Collecting and Processing
(Pengumpulan dan Pengolahan
Data)
Analysis and Conclusion
(Analisis dan Penarikan
Kesimpulan)

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2. Penjelasan Diagram Alir


Metodologi penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu preliminary
studi (studi awal), requirement definition (pendefinisian kebutuhan

IV-50
penelitian), data collecting and processing (pengumpulan dan pengolahan
data), serta analysis and conclusion (analisis dan penarikan kesimpulan).
Masing-masing tahapan terdiri dari beberapa kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Penjelasan dari masing-masing tahap adalah
sebagai berikut.
3.2.1 Preliminary Study (Studi Awal)
a. Studi Awal Masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Online Kota Surakarta melalui Searching Internet dan
Wawancara.
Studi awal dilakukan untuk mengetahui gambaran umum
pelaksanaan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online
Kota Surakarta pada tahun 2009 dan pada tahun-tahun
sebelumnya. Studi awal dilakukan melalui searching internet dan
wawancara dengan pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga (Disdikpora) Kota Surakarta.
Searching internet dilakukan menggunakan mesin pencari
Google dengan kata kunci antara lain PPDB Kota Solo. Hasil dari
penelusuran kemudian dipelajari untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan PPDB online sejak tahun
2006 yang lalu seperti bagaiamana awal mula pelaksanaan PPDB
online, siapa saja pihak yang terlibat, bagaimana teknis
pelaksanaannya, dan bagaimana respon masyarakat terhadap
sistem yang tergolong baru tersebut.
Wawancara dengan pihak Disdikpora dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang PPDB online Kota Surakarta
langsung dari pihak yang terlibat. Informasi yang diperoleh
digunakan untuk melengkapi dan memperkuat informasi yang
diperoleh melalui searching internet.
b. Identifikasi Masalah Melalui Searching Internet dan Wawancara
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan

IV-51
PPDB online. Identifikasi masalah dilakukan dengan searching
internet serta wawancara dengan koordinator IT PPDB online
2009 dan beberapa user.
Penelusuran melalui internet dilakukan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan selama PPDB online sejak awal
dilaksanakannya sistem ini. Wawancara dengan koordinator IT
PPDB online dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
website PPDB online, siapa saja pihak yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan website, apa saja kekurangan dan kelebihan
website, dan informasi lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam
penelitian.
3.2.2 Requirement Definition (Pendefinisian Kebutuhan Penelitian)
a. Perumusan Masalah yang Akan Diangkat
Permasalahan-permasalahan yang timbul dalam PPDB
online antara lain menyangkut masalah usabilitas atau
kemampupakaian dari website PPDB online. Menurut ISO 9241-
11 (1998), usability adalah tingkatan suatu produk dapat
dipergunakan oleh pengguna spesifik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pada suatu
konteks penggunaan yang spesifik. Munculnya permasalahan
dalam penggunaan website PPDB online mendorong perlunya
dilakukan usaha perbaikan website untuk meningkatkan usabilitas
website.
Sebelum membuat perbaikan, perlu untuk diidentifikasi
atribut-atribut usabilitas yang penting menurut pengguna website
PPDB. Atribut-atribut tersebut membantu dalam menyusun
prioritas perbaikan. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah bagaimana menyusun usulan
perbaikan website PPDB online Kota Surakarta berdasarkan
atribut-atribut usabilitas yang berhasil diidentifikasi dari persepsi
penggunanya.

IV-52
b. Penentuan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah diperoleh permasalahan yang akan dipecahkan,
kemudian ditentukan tujuan yang hendak dicapai dan manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian ini. Penetapan tujuan yang
jelas berguna untuk mengarahkan penelitian sehingga manfaat
penelitian dapat diperoleh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi atribut
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta dan menyusun
usulan perbaikan berdasarkan atribut-atribut usabilitas yang
berhasil diidentifikasi. Penelitian ini diharapkan dapat
menyumbangkan sebuah metodologi bagaimana mengidentifikasi
atribut usabilitas sebuah sistem informasi dalam rangka menyusun
usulan perbaikan. Penelitian ini akan menghasilkan usulan
perbaikan website PPDB online yang akan disampaikan kepada
pihak pengelola website ini sebagai masukan-masukan dalam
perbaikan website agar lebih baik di mata penggunanya.
3.2.3 Data Collecting and Processing (Pengumpulan dan Pengolahan
data)
a. Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem
Informasi dari Studi Pustaka
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan atribut awal
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Pengumpulan
atribut usabilitas sistem informasi dilakukan dengan studi pustaka
terhadap jurnal-jurnal penelitian yang memuat kuesioner-
kuesioner usabilitas sistem informasi. Pencarian jurnal dilakukan
melalui searching internet dengan mesin pencari Google dengan
kata kunci antara lain usability questionnaire dan website usability
questionnaire.
Kuesioner-kuesioner yang diperoleh dari tahap ini
kemudian dievaluasi untuk menentukan kuesioner-kuesioner yang
mana yang layak dijadikan sumber dalam menentukan atribut

IV-53
awal usabilitas website PPDB online. Untuk menentukan
kuesioner-kuesioner mana yang layak digunakan, peneliti melihat
kesesuaian kuesioner tersebut terhadap aplikasi yang ada dalam
sebuah website.
Untuk menentukan atribut mana yang akan dijadikan
atribut awal usabilitas website PPDB online, maka dilakukan
evaluasi terhadap atribut-atribut dari kuesioner-kuesioner yang
telah terpilih. Langkah pertama, atribut-atribut tersebut ditabelkan
untuk memastikan tidak ada atribut yang disebut lebih dari satu
kali. Kemudian atribut-atribut yang tidak relevan dihilangkan
sehingga yang tersisa adalah atribut-atribut yang relevan dengan
karakteristik website PPDB online. Atribut-atribut yang relevan
ini merupakan atribut awal yang nantinya akan dikonfirmasikan
kepada user.

Gambar 3.2 Tahapan dalam Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-


Atribut Usabilitas Sistem Informasi

b. Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota


Surakarta kepada User

IV-54
Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah
mendapatkan konfirmasi kelengkapan atribut usabilitas website
PPDB online. Pada tahap ini disebarkan kuesioner semi terbuka
(kuesioner pertama). Kuesioner ini berisi atribut-atribut awal
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta hasil studi pustaka.
Pada tahap ini sampel diberikan pertanyaan tentang
kelengkapan atribut usabilitas website PPDB online yang terdapat
dalam kuesioner, perlu atau tidak menambahkan atribut usabilitas
lain di luar atribut awal yang sudah ada, adakah tambahan atribut
lain dari sampel. Jika sampel menginginkan untuk menambahkan
atribut usabilitas yang lain, maka mereka dipersilahkan untuk
menambahkan atribut lain pada kuesioner.

IV-55
Gambar 3.3 Tahapan dalam Konfirmasi Atribut Awal
Usabilitas Website PPDB Online Kota
Surakarta kepada User
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna website
PPDB online Kota Surakarta tahun 2009. Dalam penelitian ini
sampel dibatasi hanya pengguna website PPPDB online tahun
2009 yang terdiri dari siswa baru tingkat SMP dan SMA 2009
serta orang tua/wali dari siswa baru 2009. Alasan pembatasan
tersebut yaitu karena peneliti menganggap mereka itulah yang
paling intens membuka website PPDB online dengan beragam
menu.

2. Teknik Sampling
Kuesioner disebarkan kepada siswa baru tingkat SMP
dan SMA tahun 2009 dengan teknik purposive sampling.
Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa sampel yang diambil tersebut memiliki
informasi yang diperlukan bagi penelitian. Pertimbangan
lainnya yaitu bahwa sampel yang diambil bersedia diajak
bekerja sama dan mau berpikir untuk mengisi kuesioner
dengan sejujur-jujurnya. Penyebaran kuesioner kepada siswa
baru dilakukan di sekolah.
Sampel orang tua/wali dari siswa baru 2009 diambil
dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini
digunakan karena peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
dari pihak orang tua/wali. Peneliti mendapatkan sampel
berikutnya berdasarkan informasi yang diberikan oleh sampel
sebelumnya.
3. Jumlah Sampel

IV-56
Besarnya jumlah populasi pengguna website PPDB
online tahun 2009 tidak bisa diketahui dengan pasti sehingga
jumlah sampel ditentukan berkisar 45 orang. Jumlah ini telah
memenuhi jumlah sampel minimal dalam statistik. Roscoe
(1975) dalam Sekaran (1992) memberikan usulan dalam
penentuan jumlah sampel yang antara lain yaitu bahwa ukuran
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
Data yang dikumpulkan dari kuesioner ini adalah data
kualitatif, yaitu data usulan atribut usabilitas website PPDB
online Kota Surakarta berdasarkan persepsi pengguna. Jadi,
pada penyebaran kuesioner pertama ini, pendekatan yang
peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Sampel kecil
merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan
kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada
kualitasnya bukan jumlahnya (Sarwono, 2009). Dalam upaya
mendapatkan sampel yang berkualitas, maka dipilih sampel
yang mau diajak bekerja sama dan berpikir untuk mengisi
kuesioner. Selain itu, dalam pengisian kuesioner, sampel
didampingi oleh peneliti sehingga diharapkan tidak terjadi
kebingungan dalam pengisian kuesioner.
4. Data dan Pengolahan Data
Kuesioner ini akan menghasilkan usulan atribut
usabilitas website PPDB online berdasarkan persepsi
pengguna. Usulan atribut yang diperoleh kemudian dievaluasi
untuk mendapatkan usulan atribut yang sesuai dengan
karakteristik dan fungsi website PPDB yang merupakan
website pendidikan. Usulan atribut yang terpilih akan menjadi
tambahan atribut usabilitas website PPDB online. Tambahan
atribut tersebut akan melengkapi atribut awal yang diperoleh
dari studi pustaka.

IV-57
Evaluasi terhadap usulan atribut dilakukan juga untuk
menghindari redundansi dan duplikasi atribut. Usulan atribut
usabilitas yang memiliki maksud yang sama dengan atribut
awal kemudian dihilangkan. Gabungan antara atribut awal
dengan atribut usabilitas usulan dari sampel yang telah terpilih
kemudian disebut sebagai atribut aktual usabilitas website
PPDB online Kota Surakarta.
c. Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan atribut
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta yang sama-sama
penting menurut sampel. Tahap ini diawali dengan penyebaran
kuesioner tertutup kepada sejumlah sampel (kuesioner kedua).
Kuesioner berisi atribut-atribut aktual usabilitas website PPDB
online. Sampel diminta untuk menilai tingkat kepentingan
masing-masing atribut usabilitas website PPDB online, mana
atribut yang penting dan mana atribut yang tidak penting. Atribut
yang menurut sampel penting diberi angka 1 dan atribut yang
tidak penting diberi angka 0. Angka ini digunakan hanya untuk
pelabelan.

IV-58
Gambar 3.4 Tahapan dalam Analisis Asosiasi dengan Uji
Cochran
1. Jumlah Sampel
Besarnya jumlah populasi pengguna website PPDB
online tahun 2009 tidak bisa diketahui dengan pasti sehingga
jumlah sampel ditentukan berkisar 50 orang. Jumlah ini telah
memenuhi jumlah sampel minimal dalam statistik. Roscoe
(1975) dalam Sekaran (1992) memberikan usulan dalam
penentuan jumlah sampel yang antara lain yaitu bahwa ukuran
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian. Data yang dikumpulkan dari kuesioner
ini adalah data kuantitatif sehingga jumlah sampel ditentukan
yaitu lebih besar dari jumlah sampel pada penyebaran
kuesioner pertama.
2. Data dan Pengolahan Data

IV-59
Kuesioner ini akan menghasilkan penilaian sampel
terhadap tingkat kepentingan masing-masing atribut aktual
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Untuk
memilih atribut mana saja yang memiliki tingkat kepentingan
sama menurut persepsi pengguna maka dilakukan Uji
Cochran. Simamora (2004) dalam Kemalasari dkk (2009)
menjelaskan bahwa untuk menentukan atribut produk yang
valid melalui uji Cochran Q. Uji Cochran digunakan untuk
mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid). Atribut
yang valid dalam penelitian ini merupakan atribut yang
menurut pengguna penting sehingga perbaikan akan
didasarkan pada atribut-atribut tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah merekap respon
sampel terhadap tingkat kepentingan masing-masing atribut
aktual usabilitas website PPDB online Kota Surakarta dalam
bentuk jawaban penting (angka 1) dan tidak penting (angka 0).
Kemudian dalam menentukan atribut yang mendapatkan
konsensus sebagai atribut penting digunakan Uji Cochran
yaitu dengan membandingkan antara Qhitung dan Qtabel.
Penentuan Qtabel diperoleh dari tabel Chi Square dengan
derajat bebas atribut (db) = k-1 dengan tingkat kesalahan (α)
5%. Sedangkan Qhitung diperoleh dengan rumus yang
terdapat pada persamaan 2.1.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang

sama
H 1 : Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat
kepentingan yang berbeda
Sedangkan untuk kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

IV-60
a) Keputusan jika Qhitung > Qtabel maka tolak H0 dan
terima H1 yang artinya salah satu atau lebih atribut
mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda.
b) Keputusan jika Qhitung < Qtabel maka terima H0 dan
tolak H1 yang artinya semua atribut mempunyai tingkat
kepentingan yang sama.
Jika Ho diterima berarti sampel dianggap sepakat
mengenai semua atribut yang penting. Atribut-atribut yang
terpilih dalam Uji Cochran merupakan atribut yang sama
penting menurut sebagian sampel.
Dalam penelitian ini Uji Cochran akan terus dilakukan
sampai hipotesis nul diterima yang menyatakan bahwa semua
atribut telah memiliki tingkat kepentingan yang sama (sama
penting). Dalam uji ini, bila kesimpulan menyatakan bahwa
hipotesis nul ditolak maka uji Cochran akan diulangi lagi
dengan menghilangkan atribut-atribut dengan nilai penting
paling sedikit. Demikian seterusnya sampai atribut-atribut
yang tersisa adalah atribut-atribut yang menurut responden
adalah atribut penting.
d. Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Kota
Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas
Atribut usabilitas yang sama penting menurut sampel
kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi usabilitas.
Pengelompokkan atribut kedalam dimensi-dimensi usabilitas
bertujuan untuk mengetahui dimensi atau aspek yang lebih
general yang mampu mewakili atribut-atribut usabilitas tersebut.
Pengelompokkan atribut-atribut usabilitas website PPDB online
juga bertujuan untuk mempermudah dalam penyusunan usulan
perbaikan. Penyusunan usulan perbaikan dengan memperhatikan
dimensi akan jauh lebih mudah daripada harus memperhatikan
atribut satu persatu kemudian membuat usulan perbaikan

IV-61
berdasarkan atribut-atribut tersebut. Hal ini akan jauh merepotkan
terutama jika jumlah atribut sangat banyak.
Atribut-atribut usabilitas yang sama penting menurut
pengguna akan dikelompokkan ke dalam gabungan dimensi
usabilitas menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO
9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002). Dimensi-dimensi
usabilitas tersebut yaitu effectivity (efektifitas), efficiency
(efisiensi), learnability (kemudahan dipelajari), memorability
(kemudahan diingat), flexibility (fleksibilitas), error (kesalahan),
utility (utilitas), safety (keamanan), satisfaction (kepuasan), dan
attitude (perilaku). Penjelasan untuk masing-masing dimensi
terdapat pada Bab II Subbab Pengertian Usability.
Dimensi-dimensi usabilitas dari keempat sumber
digabungkan atas dasar kesamaan pengertian dari masing-masing
dimensi menurut masing-masing sumber. Untuk mengetahui
berapa dimensi yang terbentuk dari proses penggabungan tersebut,
maka dibuat peta penggabungan dimensi usabilitas Shackel
(1990), Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan Preece dkk.
(2002).
Dimensi-dimensi usabilitas yang digunakan adalah
gabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Jakob Nielsen
(1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002) karena
dimensi usabilitas dari keempat referensi tersebut telah mewakili
dimensi-dimensi usabilitas dari peneliti-peneliti yang ada
sehingga tidak ditambahkan referensi lain karena dimensi-dimensi
usabilitas yang ada telah terangkum dalam gabungan dimensi dari
keempat sumber tersebut.
Pada proses pengelompokkan atribut, suatu atribut
dimasukkan ke dalam salah satu dimensi usabilitas dengan
melihat konsep yang diukur oleh atribut tersebut. Atribut-atribut

IV-62
yang tergabung dalam satu dimensi dikatakan mengukur konsep
yang sama.
e. Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus Group
Discussion (FGD)
Upaya penyusunan usulan perbaikan website PPDB online
dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Dalam FGD
akan digali masalah usabilitas pada website PPDB online dan
bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut dalam rangka
perbaikan website untuk menjadi lebih baik di mata pengguna.
Permasalahan-permasalahan usabilitas website PPDB
online yang akan digali adalah permasalahan-permasalahan yang
dialami pengguna berkaitan dengan dimensi-dimensi usabilitas
yang berhasil terbentuk pada tahap pengelompokkan atribut.
Usulan perbaikan website PPDB online disusun dengan mengacu
pada masalah yang telah ditemukan dan prioritas penyelesaian
masalah ditambah dengan pendapat, ide, masukan dari para
peserta diskusi.
FGD direncanakan melibatkan pihak-pihak yang terlibat
langsung dengan website PPDB seperti perwakilan UPT Puskom
UNS selaku pengelola website PPDB online dan pengguna
website PPDB online 2009 yang terdiri dari perwakilan siswa baru
tingkat SMP dan SMA tahun 2009, perwakilan orang tua/wali dari
siswa baru 2009, dan perwakilan operator sekolah peserta PPDB
online. Jumlah peserta FGD ditargetkan 12 orang. Litosseliti
(2003) menyatakan jumlah peserta FGD secara tipikal berkisar
antara enam dan delapan partisipan tetapi ukuran itu dapat pada
rentang empat sampai dengan dua belas tergantung pada tujuan
penelitian (Yuliazmi, 2005).
Untuk mendapatkan peserta FGD, peneliti mendatangi
beberapa sekolah dan menemui beberapa orang operator dan
siswa baru di sekolah tersebut untuk mengajak mereka hadir

IV-63
dalam FGD. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan gambaran
umum FGD yang akan dilaksanakan sehingga calon peserta yang
diajak tertarik dan bersedia menjadi peserta FGD. Kriteria yang
peneliti pergunakan untuk mendapatkan peserta FGD adalah
kesamaan pengalaman yaitu sama-sama berpengalaman dalam
menggunakan website PPDB online. Untuk mendapatkan peserta
dari pihak orang tua/wali, teknik yang peneliti gunakan adalah
snowball sampling.
Satu hari sebelum pelaksanaan FGD, peneliti memberikan
materi yang akan dibahas dalam FGD kepada peserta yang telah
bersedia hadir sehingga peserta bisa mempersiapkan apa yang
dibutuhkan sebelumnya. FGD diawali dengan penyampaian
maksud dan tujuan FGD dilanjutkan dengan perkenalan peserta,
penyampaian hasil penelitian, dan diskusi untuk menggali
permasalahan dan penyusunan usulan perbaikan website PPDB
online Surakarta. FGD dipimpin oleh peneliti sebagai moderator
diskusi.
3.2.4 Analysis dan Conclusion (Analisis dan Penarikan Kesimpulan)
a. Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
Pada bagian ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil
penelitian. Uraian yang diberikan diharapkan dapat menjelaskan
sejauh mana keefektifan dari penggunaan metode penelitian yang
digunakan.
b. Penarikan Kesimpulan dan Pemaparan Saran
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil
penelitian yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dan
tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan saran-saran untuk
penelitian selanjutnya agar memberikan hasil yang lebih baik.

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IV-64
4.1 Pengumpulan dan Evaluasi Atribut-Atribut Usabilitas Sistem Informasi
dari Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan atribut-atribut awal
usabilitas website PPDB online Kota Surakarta. Studi pustaka dilakukan
terhadap jurnal-jurnal penelitian dan kuesioner-kuesioner usabilitas yang
telah ada sebelumnya. Pencarian jurnal dilakukan melalui searching internet
dengan mesin pencari Google dengan kata kunci antara lain usability
questionnaire dan website usability questionnaire.
Dari penelusuran melalui internet dengan kata kunci tersebut
didapatkan jurnal-jurnal yang memuat kuesioner-kuesioner usabilitas yang
telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. Kuesioner-kuesioner tersebut
antara lain USE Questioninaire, Computer System Usability Questionnaire
(CSUQ), Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ), Questionnaire
for User Interface Satisfaction (QUIS), Website Analysis and Measurement
Inventory (WAMMI), Software Usability Measurement Inventory (SUMI),
Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE), Practical Heuristics for Usability
Evaluation (PHUE), Perceived Usefulness and Ease of Use (PUEU),
Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW), WEBUSE, After-
Scenario Questionnaire, Nielsen’s Atrributes of Usability (NAU), dan SUS-
Type Items. Dari ketigabelas kuesioner usabilitas yang ada kemudian dipilih
beberapa kuesioner yang sesuai dengan karakteristik website PPDB online
Kota Surakarta. Dari ketigabelas kuesioner tersebut kemudian terpilih
sebelas kuesioner yaitu USE Questioninaire, Computer System Usability
Questionnaire (CSUQ), Purdue Usability Testing Questionnaire (PUTQ),
Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS), Website Analysis and
Measurement Inventory (WAMMI), Software Usability Measurement
Inventory (SUMI), Nielsen’s Heuristic Evaluation (NHE), Practical
Heuristics for Usability Evaluation (PHUE), Perceived Usefulness and Ease
of Use (PUEU), Usability Evaluation Checklist for Websites (UECW), dan
WEBUSE.

IV-65
Kesebelas kuesioner terpilih memiliki atribut usabilitas masing-masing
sesuai dengan tujuan penggunaan kuesioner. Tahap selanjutnya adalah
menentukan atribut awal usabilitas website Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) online Kota Surakarta menggunakan kesebelas kuesioner yang telah
terpilih. Dalam menentukan atribut awal usabilitas website ini, dipilih
atribut-atribut dari kesebelas kuesioner yang berkaitan dengan penggunaan
website PPDB. Langkah pertama, atribut-atribut tersebut ditabelkan untuk
memastikan tidak ada atribut yang disebut lebih dari satu kali. Kemudian
atribut-atribut yang tidak relevan dihilangkan sehingga yang tersisa adalah
atribut-atribut yang relevan dengan karakteristik website PPDB online.
Atribut-atribut yang relevan ini merupakan atribut awal yang nantinya akan
dikonfirmasikan kepada user. Dari tahap ini diperoleh 34 atribut yang akan
menjadi atribut awal usabilitas website PPDB online Kota Surakarta.
Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut:

IV-66
Tabel 4.1 Daftar Atribut Awal Usabilitas Website PPDB online Kota Surakarta
No. Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta USE CSUQ PUTQ WAMMI QUIS SUMI NHE PHUE UECW PUEU WEBUSE

1 Manfaat website √ √
2 Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi √
3 Kemudahan digunakan √ √
4 Kesederhanaan √ √ √
5 Tingkat keminiman usaha √
6 Tingkat keminiman penulisan instruksi √
7 Kelancaran saat digunakan √ √
8 Kemudahan diingat penggunaannya √ √
9 Kemudahan dipelajari √ √ √ √ √
10 Tingkat kepuasan penggunaan √ √ √
11 Kenyamanan saat digunakan √ √
12 Kejelasan pesan error √ √ √
13 Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang dibutuhkan √ √ √
14 Kejelasan informasi yang disajikan √ √
15 Interface sistem menyenangkan √ √
16 Konsistensi √ √ √ √ √ √
17 Ketersediaan pilihan tampilan data √
18 Pengelompokkan data rasional √
19 Tingkat keminiman langkah dalam memilih menu √ √
20 Kepadatan layar rasional √
21 Keatraktifan website √ √
22 Efisiensi saat digunakan √ √
23 Kemudahan pembacaan karakter pada layar √ √
24 Kecepatan sistem √ √ √
25 Kesesuaian desain untuk semua level pengguna √
26 Ketersediaan dokumentasi software yang informatif √
27 Kecukupan informasi yang ditampilkan pada layar √
28 Penggunaan keystrokes ekonomis √
29 Kesederhaan dan kenaturalan dialog yang digunakan √ √ √
30 Penggunaan bahasa yang familiar √ √ √
31 Ketersediaan pilihan cancel untuk semua operasi √ √
32 Fleksibilitas √ √ √
33 Keterkinian informasi √
34 Ketersediaan zoom √

Sumber: Pengumpulan Atribut Dari Hasil Studi Pustaka, 2009


IV-67
4.2 Konfirmasi Atribut Awal Usabilitas Website PPDB Online Kota
Surakarta Kepada User
Tujuan yang ingin dicapai tahap ini adalah mendapatkan konfirmasi
kelengkapan atribut mengenai usabilitas (kemampupakaian) website
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pada tahap ini dilakukan
penyebaran kuesioner semi terbuka (kuesioner pertama). Kuesioner ini berisi
34 atribut awal usabilitas PPDB online Kota Surakarta. Pada tahap ini
sampel diberikan pertanyaan tentang kelengkapan atribut usabilitas website
PPDB online yang terdapat dalam kuesioner, perlu atau tidak menambahkan
atribut usabilitas lain di luar atribut awal yang sudah ada, adakah tambahan
atribut lain dari sampel. Jika sampel menginginkan untuk menambahkan
atribut usabilitas yang lain, maka mereka dipersilahkan untuk menambahkan
atribut lain pada kuesioner. Metode sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dan snowball sampling Format kuesioner pertama ini
dapat dilihat pada Lampiran 1.1.
Sampel yang digunakan yaitu siswa baru tingkat SMP dan SMA tahun
2009 serta orang tua/wali dari siswa baru. Jumlah sampel yang direncanakan
adalah ± 45 responden. Akan tetapi terealisasi 56 responden dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar dan Jumlah Sampel pada Penyebaran Kuesioner Pertama

No. Sampel Jumlah


1 Siswa SMP 17 orang
2 Siswa SMA 37 orang
3 Orang tua/wali 2 orang
Total 56 orang
Sumber: Penyebaran Kuesioner Pertama, 2009

Dari penyebaran kuesioner pertama diperoleh 55 usulan atribut


usabilitas website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Daftar usulan
atribut usabilitas tersebut terdapat pada Lampiran 2.1. Beberapa usulan yang
diberikan oleh responden tersebut kemudian dievaluasi. Atribut usulan yang
memiliki kesamaan maksud dengan atribut awal yang telah ada dan tidak
sesuai dengan karakteristik dan fungsi website PPDB sebagai website

IV-68
pendidikan kemudian dihilangkan. Dari proses evaluasi diketahui bahwa
terdapat beberapa atribut yang memiliki kesamaan maksud dengan atribut
awal. Atribut tersebut contohnya adalah atribut ” kemampuan dibuka di
semua browser”. Atribut ini telah terwakili oleh atribut awal ”fleksibilitas”.
Dari 55 usulan atribut yang disampaikan oleh responden, terdapat pula
atribut yang tidak relevan dengan karakteristik website PPDB online
sehingga atribut tersebut tidak dijadikan sebagai atribut tambahan. Contoh
dari atribut tersebut yaitu atribut ”ketersediaan musik”.
Dari tahap evaluasi, diperoleh delapan atribut usulan yang bisa
dijadikan sebagai atribut tambahan usabilitas website PPDB online Kota
Surakarta. Kedelapan atribut tambahan tersebut terangkum dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.3 Daftar Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Yang
Terpilih
No. Usulan Atribut Usabilitas Website PPDB Terpilih
1 Personalisasi Pendaftar
2 Ketersediaan link dengan website lain yang terkait
3 Kelengkapan informasi yang disajikan
4 Kecepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna
5 Ketepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna
6 Ketersediaan petunjuk penggunaan (pembacaan informasi)
7 Keterperincian informasi
8 Validitas informasi
Sumber: Pengolahan Data Kuesioner Pertama, 2009

Dari proses evaluasi diperoleh delapan atribut tambahan sehingga jika


ditotal terdapat empat puluh dua atribut usabilitas website PPDB yang terdiri
dari tiga puluh empat atribut awal dan delapan atribut tambahan. Keempat
puluh dua atribut tersebut kemudian disebut sebagai atribut aktual usabilitas
website PPDB online Kota Surakarta.
4.3 Analisis Asosiasi dengan Uji Cochran
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan atribut usabilitas
website PPDB online Kota Surakarta yang sama-sama penting menurut
sampel. Tahap ini diawali dengan penyebaran kuesioner tertutup kepada
sejumlah sampel (kuesioner kedua). Sampel adalah pengguna website PPDB

IV-69
yang terdiri dari siswa baru tingkat SMP dan SMA serta wali siswa baru
2009.
Kuesioner tersusun atas sejumlah atribut aktual usabilitas website
PPDB online Kota Surakarta.yang harus disikapi oleh responden. Atribut
usabilitas tersebut merupakan atribut usabilitas hasil dari tahap sebelumnya.
Disini digunakan konsep kuesioner tertutup. Format kuesioner kedua
terdapat pada Lampiran 1.2. Responden diminta menentukan sikap diantara
dua pilihan (penting atau tidak penting) terkait atribut aktual usabilitas
website PPDB online Kota Surakarta. Teknik sampling yang digunakan
yaitu purposive sampling dan snowball sampling.
Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kedua, terkumpul 111
kuesioner yang diisi oleh 42 orang siswa SMP, 67 orang siswa SMA, dan 2
orang wali siswa. Rekapitulasi jawaban responden untuk kuesioner kedua
terangkum dalam Lampiran 2.2. Data yang diperoleh melalui kuesioner
kedua kemudian diuji dengan Uji Cochran untuk mendapatkan atribut-
atribut usabilitas yang disepakati oleh sebagian sampel sebagai atribut
penting.
Tabel 4.4 Daftar dan Jumlah Sampel pada Penyebaran Kuesioner Kedua
No. Sampel Jumlah
1 Siswa SMP 42 orang
2 Siswa SMA 67 orang
3 Orang tua/wali 2 orang
Total 111 orang
Sumber: Penyebaran Kuesioner Kedua, 2009

4.3.1 Uji Cochran


Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sampel atau lebih
dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakukan hanya
dinyatakan dalam dua nilai, misalnya 0 dan 1. Uji Cochran
dilakukan pada penelitian untuk uji sampel yang mempunyai data
berskala nominal (kategori).
a. Contoh perhitungan Uji Cochran untuk Iterasi 0
1. H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama

IV-70
H1 :Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat
kepentingan yang berbeda
2. Taraf nyata  = 0.05
Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1 = 42-1 = 41

X 2  ; db  X 2 0.05; 41  56.9
3. Kriteria pengujian
2
H 0 diterima ( H1 ditolak) apabila Q ≤ X  ; db / jika probabilitas
> 0.05
2
H 0 ditolak ( H 1 diterima) apabila Q > X  ; db / jika probabilitas
< 0.05
4. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q)
c
N 2
c ( c  1)  ( Ci  )
i 1 c
Q  r

 Rj ( c  Rj )
j 1

42(42  1) (1112  1072  1092  ...  1042 )  (42  1) ( 40412 )


Q =
42(4041)  (362  382  372  ...  272 )
10316625
=
20389
= 505.99
5. Kesimpulan
2
Berdasarkan perhitungan, nilai Q > X  ; db sehingga Ho
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa salah satu atau lebih
atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda.
Uji Cochran juga dilakukan dengan software SPSS. Output
perhitungan dengan SPSS terdapat pada Lampiran 2.3. Hasil
pengujian SPSS menunjukkan bahwa nilai asymp.sig sebesar
0.000. Nilai tersebut masih lebih kecil dari α yaitu 0.05 sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak.
Pada iterasi 0 baik dengan pengujian manual maupun
SPSS diperoleh hasil bahwa H 0 ditolak yang artinya salah satu

IV-71
atau lebih atribut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda.
Untuk memperoleh atribut-atribut dengan tingkat kepentingan
yang sama, maka perlu dilakukan pengujian ulang dengan
menghilangkan atribut dengan nilai penting paling sedikit.
Atribut yang memiliki nilai penting terendah dari iterasi 0 di
atas adalah atribut ke-20 (kepadatan layar rasional) yaitu sebesar
60. Oleh karena itu, atribut ke-20 perlu dibuang. Pengujian
dilakukan terus-menerus sampai pengujian menunjukkan bahwa
Ho diterima yang artinya semua atribut memiliki tingkat
kepentingan yang sama.
b. Contoh Perhitungan Uji Cochran untuk Iterasi 17
1. H 0 : Semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama

H1 : Salah satu atau lebih atribut mempunyai tingkat


kepentingan yang berbeda
2. Taraf nyata  = 0.05
Nilai X 2 memiliki derajat bebas (db) = k-1 = 18-1 = 17

X 2  ; db  X 2 0.05;17  27.59
3. Kriteria pengujian
2
H 0 diterima ( H 1 ditolak) apabila Q ≤ X  ; db / jika
probabilitas > 0.05
2
H 0 ditolak ( H 1 diterima apabila Q > X  ; db / jika

probabilitas < 0.05


4. Menentukan nilai uji statistik (nilai Q)
c
N 2
c ( c  1 )  ( Ci  )
i 1 c
Q  r


j 1
Rj ( c  Rj )

18 (18  1) (1112  1072  1092  ...  1042 )  (18  1) (19092 )


Q =
18 (1909)  (172  182  182  ...  162 )

32725
=
1343

IV-72
= 24.37
5. Kesimpulan
2
Berdasarkan perhitungan, nilai Q< X  ; db sehingga Ho
diterima dan dapat disimpulkan bahwa semua atribut
mempunyai tingkat kepentingan yang sama.
Hasil pengujian SPSS menunjukkan bahwa nilai asymp.sig
sebesar 0.110. Nilai tersebut lebih besar dari α yaitu 0.05
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima. Ouput
SPSS untuk uji Cochran iterasi ke-17 terdapat pada Lampiran
2.3.

4.3.2 Rekapitulasi Uji Cochran


Uji Cochran berhenti setelah iterasi ke-17. Pada iterasi ke-17
pengujian menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya semua
atribut telah memiliki tingkat kepentingan yang sama. Rekapitulasi
hasil Uji Cochran terangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Daftar Rekapitulasi Hasil Uji Cochran
Atribut
No Iterasi Q Hitung Q Tabel Keputusan
Hilang
1 0 505.990 56.9 Ho ditolak 20
2 1 412.674 55.8 Ho ditolak 34
3 2 336.389 54.6 Ho ditolak 5
4 3 302.140 53.4 Ho ditolak 6, 19
5 4 234.712 52.2 Ho ditolak 15
6 5 208.307 51 Ho ditolak 21
7 6 186.122 49.8 Ho ditolak 4
8 7 167.777 48.6 Ho ditolak 12
9 8 149.793 47.4 Ho ditolak 16, 36
10 9 124.216 46.2 Ho ditolak 28
11 10 111.305 45 Ho ditolak 25, 29
12 11 99.677 43.8 Ho ditolak 18, 31
13 12 82.799 42.6 Ho ditolak 8, 38
14 13 73.217 41.3 Ho ditolak 27, 30
15 14 64.352 40.1 Ho ditolak 17, 35
16 15 60.267 38.9 Ho ditolak 39

IV-73
17 16 58.276 37.7 Ho ditolak 26
18 17 24.367 36.4 Ho diterima
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner Kedua, 2009

Pada tabel di atas terlihat bahwa mulai dari iterasi ke-0 sampai
dengan iterasi ke-16 nilai Q hitung lebih besar daripada Q tabel
sehingga untuk iterasi tersebut Ho ditolak dan dapat dikatakan bahwa
belum semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama.
Pada iterasi ke-17, Q hitung memiliki nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan Q tabel sehingga Ho diterima dengan kata lain
semua atribut mempunyai tingkat kepentingan yang sama.
Untuk mendapatkan kesimpulan bahwa atribut telah memiliki
tingkat kepentingan yang sama, Uji Cochran dilakukan sampai
dengan iterasi ke-17. Pada uji ini terjadi penghilangan 24 atribut.
Keduapuluhempat atribut tersebut merupakan atribut yang
mendapatkan penilaian ”tidak penting” paling banyak di setiap
iterasinya. Keduapuluhempat atribut yang dihilangkan terangkum
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Daftar Atribut Yang Dihilangkan

No. Atribut Usabilitas Website Yang Dihilangkan


1 Kesederhanaan
2 Tingkat keminiman usaha
3 Tingkat keminiman penulisan instruksi
4 Kemudahan diingat penggunaannya
5 Kejelasan pesan error
6 Interface sistem menyenangkan
7 Konsistensi
8 Ketersediaan pilhan tampilan data
9 Pengelompokkan data rasional
10 Tingkat keminiman langkah dalam memilih menu
11 Kepadatan layar rasional
12 Keatraktifan website
13 Kesesuaian desain untuk semua level pengguna
14 Ketersediaan dokumentasi software yang informatif
15 Kecukupan informasi yang ditampilkan pada layar

IV-74
16 Penggunaan keystrokes yang ekonomis
17 Kesederhanaan dan kenaturalan dialog yang digunakan
18 Penggunaan bahasa yang familiar
19 Ketersediaan pilihan CANCEL untuk semua operasi
20 Ketersediaan zoom
21 Personalisasi pendaftar
22 Ketersediaan link dengan website lain yang terkait
23 Kecepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna
24 Ketepatan dalam menjawab pertanyaan pengguna
Sumber: Pengolahan Data Kusioner Kedua, 2009
Atribut yang tertahan dalam Uji Cochran merupakan atribut
yang telah memiliki tingkat kepentingan yang sama. Atribut-atribut
tersebut merupakan atribut yang sama penting menurut sebagian
sampel. Atribut-atribut tersebut mendapatkan konsensus dari sebgaian
sampel sebagai atribut penting. Daftar atribut sama penting terdapat
pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Daftar Atribut Sama Penting
No. Atribut Usabilitas Website
1 Manfaat website
2 Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi
3 Kemudahan digunakan
4 Kelancaran saat digunakan
5 Kemudahan dipelajari
6 Tingkat kepuasan penggunaan
7 Kenyamanan saat digunakan
Kemudahan dan kecepatan menemukan informasi yang
8 dibutuhkan
9 Kejelasan informasi yang disajikan
10 Efisiensi saat digunakan
11 Kemudahan pembacaan karakter pada layar
12 Kecepatan sistem
13 Fleksibilitas
14 Keterkinian informasi
15 Kelengkapan informasi yang disajikan
16 Ketersediaan petunjuk penggunaan (pembacaan informasi)
17 Keterperincian informasi
18 Validitas informasi
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner Kedua, 2009

IV-75
4.4 Pengelompokkan Atribut Usabilitas Website PPDB Online Kota
Surakarta ke Dalam Dimensi Usabilitas
Dari tahap sebelumnya diperoleh hasil bahwa tidak semua atribut
aktual usabilitas website PPDB online adalah sama penting. Dari empat
puluh dua atribut aktual usabilitas yang ada hanya delapan belas atribut yang
memiliki tingkat kepentingan yang sama dan mendapatkan konsensus dari
sampel sebagai atribut penting.
Untuk memudahkan forum Focus Group Discussion (FGD) dalam
rangka menyusun usulan perbaikan website PPDB online maka kedelapan
belas atribut tersebut kemudian dikelompokkan kedalam beberapa faktor
atau dimensi usabilitas. Dimensi usabilitas yang digunakan adalah gabungan
dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO
9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002).
Peta penggabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Jakob
Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), serta Preece dkk. (2002) bisa dilihat
pada gambar 4.1. Peta penggabungan dibuat dengan menggabungkan
dimensi berdasarkan pengertian dari masing-masing dimensi menurut
masing-masing sumber.
Flexibility (Shackel)

Effectivity (Shackel) = Learnability


Safety Efficiency (ISO) (Shackel=Nielsen) Error
(Preece dkk) Effectivity Memorability (Nielsen) =
Utility (ISO = (Shackel=Nielsen) Effectivity
(Preece dkk) Preece (Shackel)
Attitute (Shackel) =
dkk.) Satisfaction (ISO)

ISO 9241-11 Nielsen


(1998) (1993)

Shackel Preece dkk


(1990) (2002)

Gambar 4.1 Peta Penggabungan Dimensi Usabilitas Shackel (1990),


Nielsen (1993), ISO (1998), dan Preece dkk. (2002)

IV-76
Berdasarkan peta di atas, terdapat sembilan kombinasi dimensi usabilitas
yang akan digunakan untuk pengelompokkan atribut. Kesembilan dimensi
tersebut yaitu effectivity (ISO/Preece dkk.), efficiency (ISO), flexibility
(Shackel), satisfaction (ISO), learnability (Nielsen/Shackel), memorability
(Nielsen/Shackel), safety (Preece dkk), utility (Preece dkk.), dan error
(Nielsen).
Proses pengelompokkan atribut kedalam dimensi-dimensi usabilitas
menurut Shackel (1990), Jakob Nielsen (1993), ISO 9241-11 (1998), dan
Preece dkk. (2002) terdapat pada tabel 4.8 di bawah ini. Sedangkan hasil
dari proses pengelompokkan atribut terdapat pada tabel 4.9.
Tabel 4.8 Proses Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas

Memorabolity
Learnability

Satisfaction
Flexibility
Effectivity

Efficiency

Utility

Safety
Error
No. Dimensi

1 Manfaat website √
2 Tingkat pemenuhan kebutuhan √
informasi
3 Kemudahan digunakan √
4 Kelancaran saat digunakan √
5 Kemudahan dipelajari √
6 Tingkat kepuasan penggunaan √
7 Kenyamanan saat digunakan √
8 Kemudahan dan kecepatan √
menemukan informasi yang
dibutuhkan
9 Kejelasan informasi yang √
disajikan
10 Efisiensi saat digunakan √
11 Kemudahan pembacaan karakter √
pada layar
12 Kecepatan sistem √
13 Fleksibilitas √
14 Keterkinian informasi √
15 Kelengkapan informasi yang √
disajikan
16 Ketersediaan petunjuk √
penggunaan
17 Keterperincian informasi √
18 Validitas informasi √

IV-77
Suatu atribut dimasukkan ke dalam salah satu dimensi usabilitas
dengan melihat konsep yang diukur oleh atribut tersebut. Atribut-atribut
yang tergabung dalam satu dimensi dikatakan mengukur konsep yang sama.
Dari proses pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas, diketahui
bahwa kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online terwakili oleh
lima dimensi usabilitas yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.9 Daftar Dimensi Usabilitas Website PPDB Online Kota Surakarta

No. Atribut Usabilitas Website PPDB Dimensi Usabilitas Website PPDB

1 Manfaat website
Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi
Kejelasan informasi yang disajikan
Keterkinian informasi Effectivity
Kelengkapan informasi yang disajikan
Keterperincian informasi
Validitas informasi
2 Kemudahan digunakan
Kelancaran saat digunakan
Kemudahan dan kecepatan menemukan
informasi yang dibutuhkan Efficiency
Efisiensi saat digunakan
Kemudahan pembacaan karakter pada layar
Kecepatan sistem
3 Kemudahan dipelajari
Learnability
Ketersediaan petunjuk penggunaan
4 Fleksibilitas Flexibility
5 Tingkat kepuasan penggunaan
Satisfaction
Kenyamanan saat digunakan
Sumber: Pengelompokkan Atribut, 2009
4.5 Penyusunan Usulan Perbaikan dengan Forum Focus Group Discussion
(FGD)
Penyusunan usulan perbaikan website PPDB online dilakukan melalui
forum Focus Group Discussion (FGD). Tujuan FGD adalah untuk menggali
permasalahan yang dialami oleh pengguna website PPDB online dan
memperoleh masukan untuk perbaikan website terkait dengan usabilitasnya.
FGD dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Januari 2010 pukul 14.30 WIB
bertempat di Laboratorium Optimasi dan Perancangan Sistem Informasi
(OPSI), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UNS. Peserta FGD

IV-78
merupakan orang-orang yang pernah membuka website PPDB online 2009.
FGD diiukuti oleh lima orang peserta dan dipimpin oleh seorang moderator.
Kelima orang peserta tersebut memiliki kesamaan pengalaman
menggunakan website PPDB online meskipun pengalaman tersebut dari
bidang yang berbeda, seperti ada peserta dari pihak siswa dan pihak orang
tua/wali siswa yang memang menggunakan website PPDB online untuk
mendapatkan informasi tentang penerimaan peserta didik baru dan ada
peserta yang menggunakan website PPDB online karena tugasnya sebagai
operator PPDB. Profil singkat dari moderator dan masing-masing peserta
FGD adalah sebagai berikut:
a. Moderator
Nama : Tri Rakhmawati
Pekerjaan : Mahasiswa
b. Peserta
1. Nama : Agus Sugiharto, S.Pd.
Pekerjaan : Guru SMA Negeri 2 Surakarta
Lain-lain : Berpengalaman sebagai tim mobile dari UPT. Pusat
Komputer (Puskom UNS) dalam PPDB online selama 3
tahun mulai dari tahun 2006-2008. Pada PPDB tahun
2009, peserta menjadi operator PPDB di SMA Negeri 2
Surakarta.
2. Nama : Joko Purwanto, S.Pd
Pekerjaan : Guru SMA Negeri 5 Surakarta
Lain-lain : Berpengalaman menjadi operator PPDB online di SMA
Negeri 5 dari tahun 2006-2009.
3. Nama : Rahayuningsih, SP
Lain-lain : Pernah mengakses website PPDB online tahun 2009
beberapa kali.
4. Nama : Heni Pratiwi
Pekerjaan : Mahasiswa

IV-79
Lain-lain : Pernah mengakses website PPDB online tahun 2009
beberapa kali.
5. Nama : Fajar Rosyidi
Pekerjaan : Pelajar SMA (pengurus OSIS)
Lain-lain : Pernah mengakses website PPDB online tahun 2008 dan
tahun 2009 beberapa kali.

FGD direncanakan dihadiri oleh perwakilan dari UPT. Pusat Komputer


(Puskom) UNS selaku pengelola website PPDB online 2009. Namun, pada
hari pelaksanaan perwakilan dari UPT. Puskom tidak bisa hadir. Akan
tetapi, karena ada salah satu peserta yang telah berpengalaman di UPT.
Puskom dimana beliau juga telah berperan aktif sebagai tim mobile PPDB
online mulai tahun pertama hingga tahun ketiga, maka dalam FGD diperoleh
sedikit masukan untuk usulan perbaikan.
Hasil yang diperoleh dalam FGD, kemudian peneliti komunikasikan
dengan perwakilan dari UPT Puskom untuk mendapatkan tanggapan dan
masukan perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan yang pernah
dialami pengguna website PPDB. Hasil yang diperoleh dari Focus Group
Discussion (FGD) dan tanggapan serta masukan yang diperoleh dari
perwakilan UPT Puskom dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10 diperoleh dari pengolahan data terhadap permasalahan yang
ditemukan. Setelah permasalahan-permasalahan tersebut dievaluasi,
diketahui bahwa terdapat permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan lebih dari satu dimensi usabilitas.

IV-80
Tabel 4.10 Permasalahan dan Usulan Perbaikan Website PPDB Online Kota Surakarta
Dimensi Usabilitas
No. Permasalahan Usulan Perbaikan
Effectivity Efficiency Learnability Flexibility Satisfaction
1 Belum ada √ Secara teknis jika itu
pengelompokkan dikehendaki oleh Disdikpora,
pendaftar UPT Puskom bisa saja
berdasarkan kriteria memunculkan menu atau fitur
tertentu. Misalnya tersebut. Hal yang perlu diingat
berdasarkan asal adalah fungsionalitasnya, apakah
sekolah memang benar-benar diperlukan
atau tidak. Jika ada sekolah yang
menginginkan, sekolah
sebenarnya bisa meminta data
tersebut ke Puskom dengan surat
resmi dan Puskom akan
memberikan print out-nya.
Solusi lain yang mungkin bisa
dilakukan yaitu dengan
mengirim via email data tersebut
kepada masing-masing sekolah
peserta PPDB online.
2 Kelengkapan data √ Menu/fitur tersebut tidak
siswa yang diterima dimunculkan, tetapi secara teknis
sekolah kurang. jika itu dikehendaki oleh

IV-81
Disdikpora, UPT Puskom bisa
saja memunculkannya. Hal yang
perlu diingat adalah
fungsionalitasnya, apakah
memang benar-benar diperlukan
atau tidak. Jika ada sekolah yang
menginginkannya, sebenarnya
pihak sekolah bisa memintanya
ke Puskom dengan surat resmi
dan Puskom akan memberikan
print out-nya. Alternatif lainnya
yaitu dengan mengirimkan data
tersebut via email kepada
sekolah-sekolah peserta PPDB
online.
3 Tidak adanya √ Penambahan data base prestasi
informasi mengenai dan data base pendaftar dari luar
prestasi dan data kota.
pendaftar dari luar
kota sehingga
operator harus
menginput data
tersebut sendiri
4 Kecepatan akses √ √ Untuk mendukung kecepatan

IV-82
(delay 10 menit). akses, maka diperlukan
Kecepatan akses bandwidth yang besar, tidak
bermasalah terutama hanya server, tetapi juga client.
di hari-hari terakhir Untuk tahun 2009 ini, kecepatan
PPDB online. server adalah 20 MBps. Hal ini
digunakan untuk sekapasitas
Solo dengan jumlah peserta
PPDB online 85 sekolah. Usulan
perbaikan yang mungkin bisa
dilakukan yaitu dengan
penambahan bandwidth dan
penggunaan server yang bagus.
5 Operator kesulitan √ √ Perbaikan oleh operator tidak
untuk melakukan bisa dilakukan karena perubahan
perbaikan apabila data dilakukan di satu titik yaitu
terjadi kesalahan Disdikpora. Hal ini dilakukan
menginput data. untuk menjamin keamanan data
Pihak sekolah juga karena terlalu banyak
mengalami kesulitan singgungan dengan berbagai
merevisi informasi kepentingan.
yang salah yang Penggantian informasi yang
terdapat dalam salah tentang sekolah tertentu
website. Misal hanya dapat dilakukan sebelum
informasi tentang PPDB dimulai. Jika PPDB sudah

IV-83
kuota sekolah berjalan, maka tidak dapat
diganti. Sebelum data sekolah di
upload ke website PPDB online,
sebaiknya sekolah memastikan
informasi yang ada di dalamnya.

IV-84
Dari lima permasalahan yang berhasil digali pada saat FGD,
kebanyakan permasalahan tersebut adalah permasalahan yang dialami oleh
sekolah yang dalam FGD ini diwakili oleh operator sekolah. Berikut ini
adalah penjelasan dari tiap permasalahan yang dialami oleh pengguna.
a. Belum ada pengelompokkan pendaftar berdasarkan kriteria tertentu.
Misalnya pengelompokkan pendaftar berdasarkan asal sekolah
Hal ini muncul sebagai salah satu permasalahan yang dirasakan oleh
pengguna dari pihak sekolah yaitu dalam hal ini diwakili oleh operator
PPDB online. Tidak adanya pengelompokkan pendaftar berdasarkan
kriteria tertentu menjadi masalah karena informasi tersebut dibutuhkan
oleh pihak sekolah untuk mengetahui pendaftar-pendaftar yang diterima
di sekolahnya berasal dari sekolah mana saja.
b. Kelengkapan data siswa yang diterima sekolah masih kurang
Permasalahan ini muncul karena informasi yang diterima sekolah
berkaitan dengan siswa yang diterima di sekolahnya tidak lengkap.
Informasi itu hanya terbatas pada nama, asal, dan nilai ujian akhir.
Sedangkan pihak sekolah membutuhkan data lengkap siswa untuk data
induk sekolah.
c. Tidak adanya informasi mengenai prestasi dan data pendaftar dari luar
kota sehingga operator harus menginput data tersebut sendiri
Hal ini muncul sebagai permasalahan yang dialami oleh operator PPDB
online. Tidak adanya informasi prestasi menyebabkan mereka harus
menginput sendiri data prestasi pendaftar. Mengingat data prestasi adalah
data tambahan selain data nilai ujian akhir, maka kadang operator lupa
untuk memasukkan data tersebut. Tidak adanya informasi prestasi juga
bisa menimbulkan adanya kecurangan, seperti operator memasukkan data
prestasi palsu.
Tidak adanya informasi tentang pendaftar luar kota juga menyebabkan
operator harus menginput data lengkap pendaftar. Hal ini akan sangat
melelahkan apabila jumlah pendaftar luar kota banyak. Kegiatan
menginput data rentan dengan adanya human error terutama apabila

lxxxv
operator telah mengalami kelelahan. Dalam kondisi seperti itu, mungkin
saja operator melakukan kesalahan memasukkan data. Tidak adanya
informasi tentang pendaftar luar kota juga memungkinkan adanya
kecurangan dalam pendaftaran.
d. Kecepatan akses (delay 10 menit). Kecepatan akses bermasalah terutama
di hari-hari terakhir PPDB online
Hari-hari terakhir PPDB online merupakan hari-hari yang menegangkan
bagi para pendaftar. Hal ini memicu mereka untuk sering mengakses
website PPDB online. Namun, pada hari-hari terakhir PPDB online,
website PPDB online menjadi sulit diakses baik oleh pendaftar maupun
dari pihak sekolah. Pada hari pengumuman, sekolah tidak bisa mengakses
website PPDB online sehingga mereka tidak bisa mengeluarkan
pengumuman siapa saja pendaftar yang diterma di sekolahnya. Untuk
mendapatkan hasil dari proses penerimaan tersebut, pihak sekolah
terpaksa harus mendapatkannya dari Disdikpora.
e. Operator kesulitan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan
menginput data. Pihak sekolah juga mengalami kesulitan merevisi
informasi yang salah yang terdapat dalam website. Misal informasi
tentang kuota sekolah
Selama ini apabila operator melakukan kesalahan dalam input data,
operator tidak bisa langsung membenarkannya. Untuk membenarkan,
operator harus menghubungi Disdikpora dan kadang Disdikpora tidak
bisa langsung memperbaiki karena pada hari-hari pelaksanaan PPDB
online, Disdikpora sangat sibuk sehingga harus mengantri. Lamanya
prosedur tersebut menyebabkan update informasi pendaftar ke website
juga semakin lama.
Pihak sekolah mengalami kesulitan dalam merevisi informasi yang salah
tentang sekolahnya yang terdapat dalam website (misalnya informasi
kuota) karena revisi atau perbaikan hanya dilayani sebelum PPDB
berlangsung. Setelah PPDB berlangsung, perbaikan tidak bisa dilakukan.

lxxxvi
Di luar permasalahan-permasalahan yang diketemukan pada saat FGD,
peneliti juga mendapatkan permasalahan-permasalahan lain yang dialami
pengguna selama menggunakan website PPDB online. Permasalahan
tersebut peneliti peroleh pada saat penyebaran kuesioner pertama. Pada
kuesioner pertama, sebagian responden mengusulkan atribut usabilitas
website PPDB online dalam bentuk keluhan-keluhan sehingga untuk
mendapatkan usulan atribut, peneliti menerjemahkan keluhan-keluhan
tersebut ke dalam atribut usabilitas. Permasalahan atau keluhan yang
diperoleh pada penyebaran kuesioner pertama adalah sebagai berikut:
a. Gambar-gambar (misal alur pendaftaran) kurang jelas
Informasi bagaimana alur pendaftaran dan pencabutan dalam PPDB
online disajikan dalam bentuk gambar. Informasi tersebut dirasa kurang
jelas karena penggunaan font huruf yang digunakan untuk memperjelas
informasi gambar ukurannya kurang besar sehingga pengguna mengalami
kesulitan saat membaca informasi tersebut.
b. Komentar dari penanya melalui website kadang tidak dibalas
Selama ini, komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh pengguna
website kadang tidak dibalas. Komentar atau pertanyaan yang tidak
dijawab menyebabkan pengguna website merasa kecewa.
c. Desain interface kurang menarik
Desain dari website PPDB online dirasakan oleh beberapa pengguna
kurang menarik dan terkesan biasa saja. Background yang digunakan
dalam website ini adalah warna putih. Website PPDB online hanya sedikit
menggunakan warna dan simbol. Warna-warna yang digunakan hanya
biru, hijau, kuning, dan abu-abu. Warna-warna tersebut digunakan untuk
bagian atas halaman website sedangkan selebihnya hanya menggunakan
warna putih.
Usulan perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketiga
permasalahan yang dialami pengguna tersebut antara lain:
a. Gambar-gambar (misal alur pendaftaran) kurang jelas
Perbaikan yang bisa dilakukan yaitu dengan memperbaiki ukuran

lxxxvii
gambar dan ukuran huruf yang digunakan. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah penggunaan warna. Untuk memperjelas informasi
bisa digunakan warna-warna yang kontras, tetapi tidak terlalu mencolok.
b. Komentar dari penanya melalui website kadang tidak dibalas
Komentar dari penanya kadang-kadang tidak dijawab karena pertanyaan-
pertanyaan tersebut kadang-kadang memang tidak membutuhkan
jawaban karena informasi yang dibutuhkan sebenarnya telah
dicantumkan di website. Akan tetapi, tidak dijawabnya pertanyaan
tersebut membuat masyarakat yang tidak tahu semakin bingung. Usulan
perbaikan yang bisa dilakukan yaitu apapun pertanyaan yang diajukan
oleh penyanya sebaiknya dijawab walaupun hanya sekedar petunjuk
dimana meraka bisa memperoleh informasi yang mereka butuhkan.
c. Desain interface kurang menarik
Perbaikan desain interface dapat dilakukan dengan menambahkan tema,
simbol, gambar, dan penggunaan warna. Selain membuat lebih menarik,
warna dapat juga berfungsi untuk meningkatkan efek penyorotan
(highlighting). Dalam mendesain interface, hal yang tidak boleh
dilupakan adalah efektifitas. Perlu diperhatikan terkait dengan beban
bandwidth yang digunakan. Tema yang komplek identik dengan akses
yang berat.

BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan teknis pengolahan dan


pengumpulan data, tetapi hasil tersebut memerlukan pemahaman yang
menyeluruh agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan setiap makna
yang terkandung dalam tahapan. Untuk itu pada bagian ini akan dijelaskan
uraian singkat mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil
pengumpulan dan pengolahan data.

lxxxviii
5.1 Analisis Pengelompokkan Atribut ke Dalam Dimensi Usabilitas
Pengelompokkan atribut dilakukan dalam rangka
mempermudah dalam penyusunan usulan perbaikan. Membuat usulan
perbaikan dengan memperhatikan dimensi jauh lebih mudah daripada
harus memperhatikan semua atribut dan membuat usulan perbaikan
berdasarkan masing-masing atribut tersebut.
Dalam pengelompokkan atribut tersebut, peneliti menggunakan
gabungan dimensi usabilitas dari Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO
9241-11 (1998), dan Preece dkk. (2002). Dimensi usabilitas yang
terbentuk dari penggabungan keempat sumber terdapat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Daftar Dimensi Usabilitas Gabungan

No. Dimensi Usabilitas


1 Effectivity (efektifitas)
2 Efficiency (efisiensi)
3 Learnability (kemudahan dipelajari)
4 Memorability (kemudahan diingat)
5 Flexibility (fleksibilitas)
6 Error (kesalahan)
7 Utility (utilitas)
8 Safety (keamanan)
9 Satisfaction (kepuasan)
Dari proses pengelompokkan atribut diperoleh bahwa
kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta
tergabung dalam lima dimensi usabilitas yaitu effectivity (efektifitas),
efficiency (efisiensi), learnability (kemudahan dipelajari), flexibility
(fleksibilitas), dan satisfaction (kepuasan). Hal ini menunjukkan bahwa
dimensi-dimensi usabilitas website yang paling penting dalam website
PPDB online Kota Surakarta menurut pengguna adalah kelima dimensi
tersebut. Sedangkan dimensi-dimensi yang lain, menurut pengguna,
kurang begitu penting dalam website PPDB online Kota Surakarta.
a. Dimensi 1: Effectivity (efektifitas)

lxxxix
Shackel (1990) menjelaskan efektifitas sebagai performansi
pengguna memakai sistem yang bersangkutan. Efektifitas diukur
dari waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan sebuah
task dan dari jumlah kesalahan yang dibuat. Standar ISO 9241-11
(1998) memakai efektifitas sebagai indikator keakurasian dan
kelengkapan sistem memenuhi kebutuhan pengguna. Sedangkan
efektifitas menurut Preece dkk. (2002) mengacu pada kualitas
sistem dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tujuan
pembuatan sistem tersebut.
Atribut “manfaat website”, “tingkat pemenuhan kebutuhan
informasi”, dan “kelengkapan informasi yang disajikan” masuk ke
dalam dimensi efektifitas karena atribut-atribut tersebut
melambangkan kelengkapan sistem dalam memenuhi kebutuhan
pengguna. Sedangkan “kejelasan informasi yang disajikan”,
“keterkinian informasi”, “keterperincian informasi”, dan “validitas
informasi” masuk ke dalam dimensi efektifitas karena keempat
atribut ini menunjukkan kualitas dari informasi yang disajikan.
b. Dimensi 2: Efficiency (efisiensi)
Nielsen (1993) mengaitkan efisiensi dengan kebutuhan
sumber daya, seperti usaha, waktu, dan biaya, untuk mencapai
tujuan pemakaian sistem tersebut. Standar ISO 9241-11 (1998)
mengaitkan efisiensi dengan hubungan antara sumber daya yang
dibutuhkan dan tujuan yang tercapai-semakin efisien sebuah sistem
semakin cepat pengguna mendapatkan tujuannya. Preece dkk.
(2002) mengukur efisiensi dari optimasi sistem pendukung
pengguna dalam penyelesaian tugas-tugasnya sesuai kemampuan
sistem tersebut.
Atribut “kemudahan digunakan”, “kelancaran saat
digunakan”, “kemudahan dan kecepatan menemukaan informasi
yang dibutuhkan”, “efisiensi saat digunakan”, “kemudahan
pembacaan karakter pada layar”, dan “kecepatan sistem”

xc
tergabung dalam dimensi efficiency (efisiensi) karena apabila
keenam atribut tersebut terpenuhi dengan baik maka akan
meminimalisasi sumber daya yang harus dikeluarkan oleh
pengguna website untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Sumber daya tersebut misalnya antara lain usaha dan waktu. Hal
ini berarti semakin menghemat biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan informasi. Contoh untuk kasus ini yaitu apabila
kecepatan sistem tinggi dan desain website juga memudahkan
pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan maka
waktu yang dibutuhkan pengguna untuk menemukan informasi
tersebut relatif singkat. Pemakaian internet dengan waktu yang
singkat berarti menghemat biaya yang harus dikeluarkan
pengguna.
c. Dimensi 3: Learnability (kemudahan dipelajari)
Shackel (1990) dan Nielsen (1993) menyatakan learnability
sebagai tingkat kemudahan sistem untuk dipelajari, diukur melalui
waktu yang diperlukan untuk mempelajari penggunaan sistem
hingga mencapai level kemahiran tertentu.
Atribut “kemudahan dipelajari” dan “ketersediaan petunjuk
pengunaan” tergabung dalam dimensi learnability karena kedua
atribut mempermudah para pengguna yang baru pertama kali
menggunakan website PPDB online untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan. Ketersediaan petunjuk penggunaan akan
membantu pengguna dalam mempergunakan website maupun
untuk memahami informasi-informasi yang ada di dalamnya. Hal
ini akan sangat membantu bagi pengguna yang belum terbiasa
dengan website PPDB online.

d. Dimensi 4: Flexibility (fleksibilitas)


Shackel (1990) memandang perlunya sebuah sistem memiliki
atribut fleksibilitas. Fleksibilitas berkaitan dengan variasi

xci
pengerjaan suatu task/fungsi. Pengguna dapat mengakses lebih dari
satu cara untuk melakukan suatu task.
Dalam penelitian ini atribut “fleksibilitas” tergabung dalam
dimensi flexibility. Dimensi ini hanya terdiri dari satu atribut karena
memang dari ke-18 atribut sama penting yang mengukur konsep
fleksibilitas hanya atribut fleksibilitas itu sendiri. Atribut
fleksibilitas sebenarnya merupakan perwakilan dari beberapa
atribut. Pada pembangkitan atribut awal, atribut ini diperoleh dari
beberapa kuesioner dimana dalam kuesioner tersebut fleksibilitas
berdiri sebagai atribut. Namun pada tahap konfirmasi atribut
kepada pengguna, diperoleh beberapa usulan atribut yang mana
atribut tersebut menggambarkan fleksibilitas website sehingga
atribut-atribut usulan tersebut dianggap telah terwakili oleh atribut
fleksibilitas yang diperoleh dari studi pustaka. Usulan-usulan
atribut yang menggambarkan fleksibilitas seperti atribut
“kemampuan dibuka di semua browser” dan “kemampuan dibuka
pada monitor dengan beragam resolusi”.
e. Dimensi 5: Satisfaction (kepuasan)
Kriteria kepuasan menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993)
dan standar ISO 9241-11 (1998). Kepuasan pengguna terhadap
sistem yang dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut
layak pakai.
Atribut “tingkat kepuasan penggunaan” dan “kenyamanan saat
digunakan” tergabung dalam dimensi satisfaction (kepuasan)
karena kedua atribut tersebut mengukur konsep satisfaction
(kepuasan). Website yang memberikan kenyamanan kepada
penggunanya bisa membuat penggunanya merasa puas. Kepuasan
pengguna sangatlah mempengaruhi terhadap penilaian pengguna
terhadap website apakah website tersebut layak dipakai atau tidak.
Website yang tidak layak pakai berarti memiliki usabilitas yang
rendah.

xcii
Jika kedelapanbelas atribut sama penting dikelompokkan ke
dalam dimensi usabilitas menurut Shackel (1990), maka terdapat
sembilan atribut yang tidak masuk ke dalam dimensi. Atribut
tersebut adalah atribut “manfaat website”, “tingkat pemenuhan
kebutuhan informasi’, “tingkat kepuasan penggunaan”,
“kenyamanan saat digunakan”, “kejelasan informasi yang
disajikan”, “keterkinian informasi”, “kelengkapan informasi yang
disajikan”, “keterperincian informasi”, dan “validitas informasi”.
Kedelapanbelas atribut pengelompok hanya pada tiga dimensi yaitu
effectivity, learnability, dan flexibility. Hasil pengelompokkan atribut
ke dalam dimensi usabilitas Shackel (1990) terdapat pada Lampiran
2.4.
Pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas
menurut ISO 9241-11 menunjukkan bahwa terdapat satu atribut
yang tidak masuk ke dalam dimensi usabilitas. Atribut tersebut
yaitu atribut “fleksibilitas”. Atribut tersebut tidak masuk ke dalam
dimensi usabilitas karena atribut tersebut tidak sesuai dengan
kriteria masing-masing dimensi usabilitas yang ada. Hasil
pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas ISO 9241-11
(1998) terdapat pada Lampiran 2.5.
Sedangkan jika atribut dikelompokkan ke dalam dimensi
usabilitas menurut Nielsen (1993) terdapat delapan atribut yang
tidak masuk ke dalam dimensi manapun. Atribut tersebut yaitu
manfaat website”, “tingkat pemenuhan kebutuhan informasi’,
“kejelasan informasi yang disajikan”, “fleksibilitas”, “keterkinian
informasi”, “kelengkapan informasi yang disajikan”,
“keterperincian informasi”, dan “validitas informasi”.
Kedelapanbelas atribut sama penting menurut responden
mengelompok pada tiga dimensi yaitu efficiency, learnability, dan
satisfaction. Hasil pengelompokkan atribut ke dalam dimensi
usabilitas Nielsen (1993) terdapat pada Lampiran 2.6.

xciii
Pengelompokkan atribut sama penting menurut responden
ke dalam dimensi usabilitas menurut Preece dkk. (2002)
menunjukkan bahwa atribut mengelompok ke dalam dua dimensi
usabilitas yaitu effectivity dan efficiency. Pada penegelompokkan
tersebut terdapat beberapa atribut yang tidak masuk ke dalam
dimensi manapun seperti atribut “tingkat kepuasan penggunaan”,
“kenyamanan saat digunakan”, dan “fleksibilitas”. Hasil
pengelompokkan atribut ke dalam dimensi usabilitas Preece dkk.
(2002) terdapat pada Lampiran 2.7.
Jika dilihat, pengelompokkan atribut kedalam dimensi
usabilitas gabungan dari Shackel (1990), Nielsen (1993), ISO 9241-
11 (1998), dan Preece dkk. (2002) menghasilkan pengelompokkan
yang paling bagus daripada pengelompokkan ke dalam dimensi
usabilitas dari masing-masing referensi yang digunakan. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya atribut usabilitas yang tidak
tergabung ke dalam salah satu dimensi. Dengan tidak adanya
atribut yang tidak tergabung berarti tidak ada atribut yang keluar
dari pengelompokkan yang berarti pula tidak ada informasi penting
yang harus dihilangkan.

5.2 Analisis Focus Group Discussion (FGD)


Dari proses pemetaan masalah ke dalam dimensi usabilitas
diketahui bahwa kebanyakan permasalahan yang dialami pengguna
adalah berkaitan dengan efektifitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna
saat menggunakan website PPDB online. Hal ini memberikan masukan
bahwa perbaikan yang dilakukan oleh pihak pengelola website
sebaiknya menekankan kepada tiga dimensi tersebut karena tiga
dimensi tersebutlah yang paling bermasalah.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

xciv
Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta
saran yang berisi tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan dan saran secara rinci
dipaparkan pada sub bab berikut:

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan yang mengacu pada tujuan, yaitu:
1. Dari proses identifikasi atribut usabilitas website PPDB online Kota
Surakarta diperoleh delapan belas atribut usabilitas website PPDB online
Kota Surakarta yang menurut pengguna penting.
2. Kedelapanbelas atribut usabilitas website PPDB online Kota Surakarta
mengelompok pada lima dimensi usabilitas yaitu effectivity, efficiency,
learnability, flexibility, dan satisfaction.
3. Dari tahap Focus Group Discussion (FGD) diperoleh 5 usulan perbaikan
website PPDB online Kota Surakarta untuk meningkatkan efektifitas,
efisiensi, dan kepuasan pengguna saat menggunakan website tersebut.
6.2 Saran
Dalam upaya perbaikan website PPDB online, sebaiknya pihak
Disdikpora dan pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan website
memasukkan unsur-unsur usabilitas sehingga website PPDB online menjadi
lebih baik di mata penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Chiew, T. K. and Salim, S. S. 2003. Webuse: Website Usability Evaluation Tool.


Kuala Lumpur: University of Malaya.
Chin, J. P., Diehl, V.A., and Norman, K.L. 1988. Development of an Instrument
Measuring User Satisfaction of the Human-Computer Interface. ACM

xcv
CHI'88 Proceedings, 213-218. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/
question cgi?form=QUIS. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13:3, 319-340.
Tersedia di http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=PUEU. Diakses
tanggal 5 Mei 2009.
Disdikpora Kota Solo. 2009. Tentang PPDB Online. Tersedia di
www.ppdsolo.net. Diakses tanggal 2 Juli 2009.
Firmansyah, S. 2008. “Web Usability”. CHIP Hal. 134-137.
Gaffney, G. 1998. Usability Evaluation Checklist For Web Sites. Tersedia di
http://www.infodesign.com.au/ftp/WebCheck.pdf. Diakses tanggal 5 Mei
2009.
Haryanto. 2009. List Website Penerimaan Siswa Baru, PSB Online 2009, SMP,
SMA, SMK. Tersedia di http://haryantotips.blogspot.com. Diakses tanggal
9 Desember 2009.
Hendri, J. 2009. Riset Kualitatif. Tersedia di http://hendri.staff.gunadarma.
ac.id/Downloads/files/15716/RISET+KUALITATIF.pdf. Diakses tanggal
14 November 2009.
International Organization for Standardization. 1998. Ergonomic Requirements
for Office Work With Visual Display Terminal (VDTs)-Part 11: Guidance
on Usability. Tersedia di www.iso.org. Diakses tanggal 3 Mei 2009.
Kemalasari, F. A.,Tatiek K. A., dan Soekartawi. 2009. Efektifitas pemanfaatan
televisi Untuk Meningkatkan Portofolio Agroindustri: Kasus Iklan-TV
produk ‘Minute Maid Puply Orange’. Tersedia di http://journal.uii.ac.id/
index.php/Snati/article/viewFile/1075/999. Diakses tanggal 13 November
2009.
Kuntoro. 2006. Konsep Metode Sampling. Tersedia di http://202.57.9.147.
Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Lewis, J. R. 1995. IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaires:
Psychometric Evaluation and Instructions for Use. International Journal

xcvi
of Human-Computer Interaction, 7:1, 57-78. Tersedia di http://hcibib.org/
perlman/question.html. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Lin, H.X., Choong, Y.Y., and Salvendy, G. 1997. A Proposed Index of Usability:
A Method for Comparing the Relative Usability of Different Software
Systems. Behaviour & Information Technology, 16:4/5, 267-278. Tersedia
di http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi? form=PUTQ. Diakses
tanggal 5 Mei 2009.
Lingkaran Survei Indonesia. 2009. Panduan Menyelenggarakan Focus Group
Discussion (FGD). Tersedia di http://www.lsi.co.id/artikel.php?id=197.
Diakses tanggal 15 November 2009.
Lund, A.M. 2001. Measuring Usability with the USE Questionnaire. STC
Usability SIG Newsletter, 8:2. Tersedia di http://hcibib.org/perlman/
question.cgi?form=USE. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
M., Erik P. W. 1998. Questionnaire Based Usability Testing. Tersedia di
http://www.improveqs.nl/pdf/sumi.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Mustafa, H. 2000. Teknik Sampling. Tersedia di www home.unpar.ac.id/~hasan
/SAMPLING.doc. Diakses tanggl 5 Mei 2009.
Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Tersedia di http://library.usu.ac.id/
download/fkm/fkm-rozaini.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Nielsen, J. 1993. Usability Engineering. Academic Press. Chapter 5, p. 115.
Tersedia di http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=NHE. Diakses
tanggal 5 Mei 2009.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 2009. Master Plan Jaringan Komunikasi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tersedia di http://www.jakarta.go.
id/jarkom/mpjk. pdf. Diakses tanggal 7 Januari 2010.
Perlman, G. 1997. Practical Usability Evaluation. Based in part on Nielsen's 1993
Heuristics and Norman's 1990 Principles. Tersedia di http://hcibib.org/
perlman/question.cgi?form=PHUE. Diakses tanggal 5 Mei 2009.
Saputro, H. W. 2007. Pengertian Website dan Unsur-Unsurnya. Tersedia di
http://www.balebengong.net/teknologi/2007/08/01/pengertian-website-
dan-unsur-unsurnya.html Diakses tanggal 2 Juli 2009.

xcvii
Sarwono, J. 2009. Memadu Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif: Mungkinkah?.
Tersedia di http://jonathansarwono.info/memadu.pdf. Diakses tanggal 10
Desember 2009.
Sekaran, U. 1992. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta : Salemba
Empat.
Susilo, Y. S, dan Sutarta, A. E. 2004. Masalah Dinamika Industri Kecil Pasca
Krisis Ekonomi. Tersedia di http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article
/viewFile/626/552. Diakses tanggal 13 November 2009.
The Usability First Glossary. 2005. Methods. Tersedia di http://www.
usabilityfirst.com/methods/index.txl. Diakses tanggal 6 Agustus 2009.
Tim PPDB UPT. Pusat Komputer UNS. 2009. Laporan PPDB Kota Solo.
Surakarta: UPT. Puskom UNS
Tolle, H. 2007. Aksesibilitas dan Usabilitas: Membuat Website yang Baik dan
Benar. Tersedia di http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/mod/resource
/view.php?id= 599. Diakses tanggal 3 Mei 2009.
Toswari. 2008. Uji Data Tiga atau Lebih Sample Berhubungan (Dependent).
Tersedia di http://toswari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8995/
Statistik+Non+Parametrik+-++Uji+Data+Tiga+Sampel+Dependent.pdf.
Diakses tanggal 14 November 2009.
Yahya, A. J. 2008. Pembangunan Aplikasi Web NoteBOX. Tersedia di
http://digilib.itb.ac.id . Diakses tanggal 3 Mei 2009.
Yudhistira. 2007. Usability. Tersedia di http://mti.ugm.ac.id/~yudhistira/
ResourceMTI/UAS/IMK(22-07-07)/11%20-%20Usability.pdf. Diakses
tanggal 3 Mei 2009.
Yuliazmi. 2005. Penerapan Knowledge Management Pada Perusahaan
Reasuransi : Studi Kasus PT Reasuransi Nasional Indonesia. Tersedia di
http://riyogarta.com/downloads/tesis_yuliazmi.pdf. Diakses tanggal 13
November 2009.
Wikipedia. 2009. Web Usability. Tersedia di http://en.wikipedia.org/wiki/Web
_usability. Diakses tanggal 6 Agustus 2009.

xcviii
www.eh.we.id. 2008. Standar Kualitas Website Pemerintah Indonesia. Tersedia
di www.eh.we.id. Diakses tanggal 10 Desember 2009.
www.ppdbonline.wordpress.com. 2008. Budy Sartono, Most Wanted People
Kisruh PPDB Solo. Tersedia di http://ppdbonline.wordpress.com/2008/
07/15/budy-sartono-most-wanted-people-kisruh-ppdb-solo/.
Diakses tanggal 3 Mei 2009.
www.ppdbonline.wordpress.com 2009. PSB Online Versus PSB Manual. Tersedia
di http://ppdbonline.wordpress.com/2009/03/17/psb-online-versus-psb
manual/. Diakses tanggal 3 Mei 2009.
Zebua. 2007. Research Digest. Tersedia di http://researchexpert.wordpress.com
/2007/11/08/ focus-group-discussion/. Diakses tanggal 6 Agustus 2009.

xcix
1. Herman Tolle dalam Widjaya dan Eliasaputra....situs web yang baik
2. Bustami 1999 bila kita mengunjungi sebuah situs web...
3. Pengertian browser adalah sebuah program aplikasi yang dipergunakan
untuk menjelajah....sumber????
4. Usability evaluation....dg teori penelusuran, fokus grup, GOMS..
(http://www.usabilityfirst.com/methods/index.txl)

5. Irwanto 2008 FGD...


6. Kuesioner-kuesioner usabilitas...(USE, CSUQ, PUTQ, QUIS, WAMMI,
SUMI, Nielsen’s Heuristic evaluation, Practical Heuristic for Usability
Evaluation, Perceived Usefulness and Ease of Use, UECW
7. http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi
8. http://oldwww.acm.org/perlman/question.cgi?form=PUTQ
9.
10. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=QUIS
11. http://www.improveqs.nl/pdf/sumi.pdf
12. http://hcibib.org/perlman/question.html
13. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=PUEU
14. http://www.infodesign.com.au/ftp/WebCheck.pdf
15. http://business.clemson.edu/ISE/html/perceived_usefulness__perceive.htm
l

c
16. http://hcibib.org/perlman/question.cgi?form=NHE

17. Chiew dan Salim 2003 Webuse digunkaan untuk semua jenis webiste
18. Gay dan Diehl 1992 sampel...

ci

Anda mungkin juga menyukai