Anda di halaman 1dari 18

Pengertian

Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur
baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua
jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umu, kurang
lebih 5 – 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh
bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian
instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998)
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya
jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi,
namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan
struktur dari traktus urinarius.

Etiologi

Bakteri (Eschericia coli)


Jamur dan virus
Infeksi ginjal
Prostat hipertropi (urine sisa)

Anatomi Fisiologi

Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya membuang
limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua ureter, yang
mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai
reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih
keluar tubuh sewaktu berkemih.
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta
nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal
pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian
paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar
kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal
kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal
berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu
tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding
posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam
dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke
dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih akan
menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke dalam
ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini terletak di
dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini mungkin teraba
di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih. Periteneum ini
membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-organ di dekatnya,
seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara
uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi
maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya
sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung
kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina.
Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan
external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.

Patofisiologi

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :


a.Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.
b.Hematogen.
c.Limfogen.
d.Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

Bendungan aliran urine.


1)Anatomi konginetal.
2)Batu saluran kemih.
3)Oklusi ureter (sebagian atau total).
Refluks vesi ke ureter.
Urine sisa dalam buli-buli karena :
4)Neurogenik bladder.
5)Striktur uretra.
6)Hipertropi prostat.
Gangguan metabolik.
7)Hiperkalsemia.
8)Hipokalemia
9)Agamaglobulinemia.
Instrumentasi
10)Dilatasi uretra sistoskopi.
Kehamilan
11)Faktor statis dan bendungan.
12)PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari
perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar
infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan
mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap,
gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis
akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di
kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh
niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ;
uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh
klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus
dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih
melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung;
bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen
kurang dari 3 %.

Macam-macam ISK :
1)Uretritis (uretra)
2)Sistisis (kandung kemih)
3)Pielonefritis (ginjal)

Gambaran Klinis :

Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :


1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :


10)Disuria (nyeri waktu berkemih)
11)Peningkatan frekuensi berkemih
12)Perasaan ingin berkemih
13)Adanya sel-sel darah putih dalam urin
14)Nyeri punggung bawah atau suprapubic
15)Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :


16)Demam
17)Menggigil
18)Nyeri pinggang
19)Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut,


tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

Komplikasi :
4)Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
5)Gagal ginjal

Pemeriksaan diagnostik

Urinalisis
1)Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2)Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Bakteriologis
1)Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
102 – 103 organisme2)Biakan bakteri koliform/mL urin plus piuria.
3)Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

Pengobatan penyakit ISK

a.Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
b.Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka
diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
c.Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan
ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat
menyeluruh yaitu :
Data biologis meliputi :
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme kopin dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1)Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis

Diagnosa Keperawatan

a.Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.


b.Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan ISK.
c.Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
d.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

Perencanaan

Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih


Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien
memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
1)Tanda vital dalam batas normal
2)Nilai kultur urine negatif
3)Urine berwarna bening dan tidak bau
Intervensi :
1)Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional :
Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk mencegah stasis urine
4)Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon
terapi.
Rasional :
Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
5)Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali
kemih.
Rasional :
Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6)Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang
berhubunganm dengan ISK.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria :
1)Klien dapat berkemih setiap 3 jam
2)Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
3)Klien dapat bak dengan berkemih
Intervensi :
1)Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :
Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2)Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
Rasional :
Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.
3)Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :
Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4)Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional :
Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5)Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional :
Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

Nyeri yang berhubungan dengan ISK


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa
nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :
1)Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
2)Kandung kemih tidak tegang
3)Pasien nampak tenang
4)Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1)Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional :
Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2)Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional :
Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
3)Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
Untuk membantu klien dalam berkemih
4)Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :
Analgetik memblok lintasan nyeri

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses


penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda
gelisah.
Kriteria hasil :
1)Klien tidak gelisah
2)Klien tenang
Intervensi :
1)Kaji tingkat kecemasan
Rasional :
Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional :
4)Beri dorongan spiritual
Rasional :
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada
klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.

Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat
dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000)

Evaluasi

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan
yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1.Nyeri yang menetap atau bertambah
2.Perubahan warna urine
3.Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,
menetes setelah berkemih.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made
Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan


Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:


pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi:
4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
A. PengertianInfeksi saluran kemih adalah suatu keadaan
terjadinya peradangan oleh mikroorganisme pada system
perkemihan.Infeksi traktus urinarius merupakan masalah yang
sangat banyak dijumpai dalam praktek klinis. Infeksi saluran
kemih dapat dibagi menjadi bagian atas (pielonefritis) dan bagian
bawah (sisititis, uretritis, prostatitis) menurut saluran yang
terkena.Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi
sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat
proliferasi suatu organisme (Corwin, E.J,2001: 480)Infeksi
Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan
pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, B,1998:
121)Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus/ mikroorganisme lain
(Waspadji, S,1998: 264)ISK bagian atas terjadi pada uretra atau
ginjal, sedangkan ISK bagian bawah terjadi pada uretra dan
kandung kemih. Infeksi dapat berasal dari mana saja dari saluran
perkemihan dan menyebar ke area lain. ISK yang tidak diobati
dapat menyebabkan gagal ginjal.Ada tiga sumber utama masuknya
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Sumber paling banyak
adalah melalui meatus, mengakibatkan infeksi asenden. Infeksi
desenden berasal dari darah dan limfe dan sering mengakibatkan
pielonefritis-infeksi pada gagal ginjal.ISK lebih sering terjadi pada
wanita, salah satu penyebabnya karena uretra wanita lebih pendek
sehingga bakteri kontaminan lebih mudah masuk ke kandung
kemih. Faktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi,
serta iritasi kulit lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin.
Uterus pada kelamin juga dapat menghambat aliran urine pada
keadaan tertentu.B. Klasifikasi ISK Dipandang dari Segi
Penatalaksnaan:1. ISK Uncomplicated (simple)Adalah ISK
sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing
baik anatomik maupun fungsional normal. ISK sederhana ini
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai
mukosa superfisial kandung kemih, Penyebab kuman tersering
(90%) adalah E.Coli2. ISK ComplicatedAdalah ISK yang sering
menimbulkan masalah karena kuman penyebab sulit diberantas,
kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakteriemia, sepsis dan shock. Penyebab
kuman ISKJenis-jenis ISK adalah sebagai berikut:a.
PyelonephritisPengertianAdalah inflamasi pada pelvis ginjal dan
parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh
bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari
saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat
mengenai parenchym maupun renal pelvis (pyelum=piala
ginjal).Penyebab· Bakteri E.coli· Resisten terhadap obat antibiotik·
Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis· Infeksi aktif·
Penurunan fungsi ginjal· Urethra refluk· Bakteri menyebar ke
daerah ginjal, darah, sistim limfatik.PatofisiologiAkutBakteri
masuk kedalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini
menyebabkan pembengkakan di daerah tersebut, dimulai dari
papilla dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi terjadi setelah
terjadinya cystitis, prostatitis (ascending) atau karena infeksi
streptococcus yang berasal dari darah (descending). Pyelonefritis
acut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang
berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi
bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini
akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas
dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal
biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi.
Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut
kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus
serta glomerulus terjadi.KronisPielonefritis kronis juga berasal dari
adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti
obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronis dapat
merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang
berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun
membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak
berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari
infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun
atau setelah infeksi yang gawat.Pembagian
PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita hamil,
biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat
obstruksi ureter karena uterus yang membesar.Tanda dan gejala:-
Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau
pelebaran penampang ginjal.- Pada pengkajian didapatkan adanya
demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang, sakit
kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.- Pada perkusi di
daerah CVA ditandai adanya tenderness.- Client biasanya disertai
disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.- Pada
pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria
dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel
darah putih.Pielonefritis kronisTerjadi akibat infeksi yang
berulang-ulang, sehingga kedua ginjal perlahan-lahan menjadi
rusak.Tanda dan gejala:Ø Adanya serangan pielonefritis akut yang
berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala yang spesifik.Ø
Adanya keletihan.Ø Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB
menurun.Ø Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia,
anemia, asidosis, proteinuria, pyuria dan kepekatan urin
menurun.Ø Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya
pasien mengalami gagal ginjal.Ø Ketidaknormalan kalik dan
adanya luka pada daerah korteks.Ø Ginjal mengecil dan
kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.Ø
Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.Pemeriksaan
DiagnostikPemeriksaan yang dilakukan meliputi : Pemeriksaan
IVP, Cystoscopy, cultur urin, biopsi ginjal.Pencegahan Pyelonefritis
:1 Kebersihan perineal2 Membuat urin lebih asam3 Intake cairan
yang cukup dan deteksi dini terhadap adanya uretritis:·
Menyelesaikan program terapi antibiotik· Follow-up kultur untuk
memastikan jenis bakteri.2. UreteritisPengertianAdalah suatu
peradangan pada ureter.PenyebabAdanya infeksi pada ginjal
maupun kandung kemih.PatofisiologiInfeksi di ginjal
(pielonefritis) menjadi ureteritis selanjutnya sistisis . Aliran urine
dari ginjal ke buli-buli dapat terganggu karena timbulnya fibrosis
pada dinding ureter menyebabkan striktura dan hydronephrosis,
selanjutnya ginjal menjadi rusak, dan mengganggu peristaltik
ureter.3. SistitisPengertianPeradangan pada vesika urinaria,
peradangan ini sering ditemui.Penyebab1. E. coli (banyak
ditemukan pada wanita)2. Infeksi ginjal3. Prostat hipertrofi karena
adanya urine sisa4. Infeksi usus(no. 1-4 penyebab sistitis akut) (no.
5-10 penyebab sistitis kronis)5. Infeksi kronis dari traktus bagian
atas6. Adanya sisa urine7. Stenosis dari traktus bagian bawah.8.
Pengobatan sistitis akut yang tidak sempurna9. Adanya faktor
predisposisi10. Infeksi yang konstan (infeksi ulang yang menetap)
dan infeksi spesifikPembagian SistitisSistitis akutTanda dan
gejala:a. Peningkatan frekwensi miksi, baik deural maupun
noktural.b. Disuria karena epitel yang meradang tertekan, rasa
nyeri pada daerah supra pubis atau perineal.c. Rasa ingin miksid.
Hematuria:· Pada wanita biasanya timbul setelah adanya infeksi
saluran pernafasan atau setelah diare.· Pada pria timbul prostitis
setelah minum alkohol yang berlebihan.Sistitis KronisTanda dan
gejala :Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan
sering tidak begitu menonjol.Pemeriksaan DiagnostikPasien perlu
dilakukan IVP dan cystoscopyTindakan pengobatan§ Banyak
minum untuk melarutkan bakteri§ Pemberian antibiotika§
Kumbah kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan4.
UretritisPengertianAdalah peradangan pada
uretraPenyebabKuman gonorrhoe biasanya adalah suatu infeksi
yang menyebar naik yang digolongkan sebagai gonoreal atau
nongonoreal. Kadang-kadang uretritis terjadi tanpa adanya
bakteri.PatofisiologiUretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Pada pria
inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika
urinasi. Rabas uretral purulen muncul dalam 3-4 hari setelah
kontak seksual. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan
penyakit bersifat asimtomatik. Pada pria melibatkan jaringan
disekitar uretra menyebabkan periuretritis, prostitis, epididimis
dan striktur uretra.Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan
neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh Klamidia
trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah
asimtomatik, pasien akan disuria tingkat sedang-parah dan rabas
uretral dengan jumlah sedikit-sedang.Pembagian UretritisUretritis
AkutBiasanya terjadi karena asending infeksi, atau sebaliknya oleh
karena prostat mengalami infeksi. Keadaan ini sering diderita oleh
kaum pria.Tanda dan gejala :- Mukosa merah dan edema.-
Terdapat cairan eksudat yang purulent.- Ada ulserasi pada uretra.-
Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis Go yaitu
good morning sign.- Pada pria pembuluh darah kapiler melebar,
kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah.- Pada wanita
jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita
gonorhoe.Pemeriksaan DiagnostikDilakukan pemeriksaan
terhadap sekret uetra untuk mengetahui kuman
penyebab.Tindakan Pengobatana. Pemberin antibiotikab. Bila
terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan
bougie.Komplikasi1. Prostatitis2. Peri uretral abses yang dapat
sembuh, kemudian menimbulkan striktura atau Fistul
uretra.Uretritis KronisPenyebab- Pengobatan yang tidak sempurna
pada masa akut.- Prostatitis kronis.- Striktura uretra.Tanda dan
gejala- Mukosa terlihat granuler dan merah- Getah uetra (+), dapat
dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.PrognosaBila tidak
diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih,
ureter ginjal.Tindakan pengobatan:- Pemberian kemoterapi dan
antibiotik- Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/
hari).KomplikasiRadang dapat menjalar ke
prostat.ProstatitisProstatitis bakterial akut terjadi dengan gejala-
gejala infeksi saluran kemih bagian bawah, nyeri di perineum atau
obstruksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan prostat yang
membengkak dan lunak. Urinalisis biasanya menunjukkan piuria
dan bakteriuria dengan hasil kultur uropatogen yang khas.C.
PATOFISIOLOGIPada kebanyakan kasus organisme penyebab
dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai
sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat merambat ke
atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke
ginjal atau melalui darah / getah bening, tetapi ini jarang terjadi.
Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal
dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.Obstruksi aliran kemih proksimal
terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan cairan,
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal / hidronefrosis.
Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih
sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal.
Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra,
batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.D. PATHWAYMikroorganisme gram
(-)UretraVesika Urinaria (KK)Obstruksi saluran kemihRefluk ke
ginjalAliran kemih menurunMikroorganisme menetap di saluran
kemih dan berkembang
biakStrikturHidronefrosisUremiaAnoreksia, mual-
muntahPeradangan saluran kemihMengiritasi saluran
kemihRetensi urinProsedur invasif pemasangan DCKurang
informasiPerubahan pola eliminasi BAKKurang pengetahuan
tentang proses penyakitResti infeksiNyeriGgn nutrisi< dari
kebutuhanE. Manifestasi KlinisGejala yang lazim ditemukan
adalah disuria, polakisuria dan terdesak kencing. Rasa nyeri di
dapat pada daerah supra pubik / pelvis, seperti rasa terbakar di
urera luar sewaktu kencing / dapat juga di luar waktu kencing.
Gejala lain adalah strunguria pada sistitis akut, teresmus dan
nokturia. Gejala lain yang kurang sering di dapat adalah enuresis,
nokturnal sekunder, kolik ureter / ginjal yang gejalanya khas dan
nyeri prostat dapat menyertai gejala ISK (Waspadji, S, 1998 : 265-
266)F. Fokus PengkajianRiwayat atau adanya faktor-faktor
risiko:a. Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnyab. Obstruksi
pada saluran kemihc. Adanya faktor yang menjadi predisposisi
pasien terhadap infeksi nosokomial.d. Pemasangan kateter foleye.
Imobilisasi dalam waktu yang lamaf. Inkontinensiag. Kaji
manifestasi klinik dari infeksi saluran kemih.h. Dorongani.
Frekuensij. Disuriak. Bau urine yang menyengatl. Nyeri biasanya
pada suprapubik pada isk bawah dan sakit pada panggul pada isk
atas (perkusi daerah kostovertebra untuk mengkaji nyeri tekan
panggul)Pemeriksaan diagnostik:- urinalisa memperlihatkan
bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah merah dengan
keterlibatan ginjal.- Kultur ( biakan ) urine mengidentifikasi
organisme penyebab- Tes bakteri bersalut- antibodi terhadap
bakteri bersalut antibodi diindikasikan pada pielonefritis.- Sinar x
ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali
struktur nyata.- Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi
perubahan atau abnormalitas struktur.m. Kaji perasaan-perasaan
pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama pada
wanita sering berfokus pada rasa takut akan kekambuhan, dimana
menyebabkan penolakan terhadap aktivitas seksual. Nyeri dan
kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh
terhadap penampilah kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari.G.
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan pola eliminasi BAK:
retensi urine b.d kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan
kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekrunder terhadap
striktur2. Nyeri b.d infeksi saluran perkemihan.3. Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual muntah4. Resti infeksi
b.d adanya faktor resiko nosokomial5. Resti terhadap
ketidakpatuhan b.d kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan perawatan di rumah.H.
INTERVENSI KEPERAWATAN1. Perubahan pola eliminasi BAK:
retensi urine b.d kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan
kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekrunder terhadap
striktur.Kriteria hasil: Individu akan mengosongkan kandung
kemih menggunakan manuver valsavas dengan residu ( dr 50 cc
jika diindikasikan mencapai suatu keadaan kekeringan di mana
secara pribadi puas).Intervensia. Ajarkan individu menegangkan
abdomen dan melakukan manuver valsavas, jika diindikasikan:c.
sandarkan ke depan pada kedua pahad. kontrasikan otot abdomen
dan regangkan / tahan nafas sambil meregangkan (manuver
valsavas)e. Tahan pegangan / nafas sampai aliran urin berhenti,
tunggu satu menit dan regangkan sepanjang mungkin.f. Lanjutkan
sampai tidak ada urin yang keluar.Ø Catat keluaran urin, selidiki
penurunan / penghentian aliran urin.Ø Observasi dan catat warna
urinØ Ukur residu pasca berkemih setelah usaha mengosongkan
kandung kemih, jika vol. residu urin lebih besar dari 100 cc,
jadwalkan program kateterisasi.2. Nyeri b.d infeksi saluran
perkemihan.Kriteria hasil : tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri
pada perkusi daerah panggul.Intervensi1. Pantu haluaran urine
terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemihRas = untuk
mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.2. Berikan analgetik sesuai kebutuhan dan
evaluasi keberhasilannya.Ras = analgetik memblok lintasan nyeri,
sehingga mengurangi nyeri.3. Berikan antibiotik, buat bervariasi
sediaan minum, termasuk air segar di samping tempat tidur dan
pemberian air sampai 2400mL/hari.Ras = akibat dari peningkatan
haluaran urine memudahkan berkemih sering dan membantu
membilas saluran perkemihan.4. Jika frekuensi menjadi masalah,
jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur. Anjurkan pasien
untuk berkemih kapan saja ada keinginan.Ras = berkemih yang
sering mengurangi statis urine pada kandung kemih dan
menghindari pertumbuhan bakteri.3. Resti infeksi b.d adanya
faktor resiko nosokomialKriteria hasil : berkemih dengan urin
jernih tanpa ketidaknyamanan, urinalisis dalam batas normal,
kultur urin menunjukkan tak ada bakteri.Intervensi1. Berikan
perawatan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika pasien
inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera mungkin.Ras = untuk
mencegah kontaminasi uretra.2. Jika dipasang kateter berikan
perawatan kateter 2 kali per hari ( merupakan bagian dari waktu
mandi pagi dan pada waktu akan tidur dan setelah buang air
besar).Ras = kateter memberikan jalan pada bakteri untuk
memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.3. Ikuti
kewaspadaan umum : cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
langsung, pemakaian sarung tangan / kontak dengan cairan tubuh
atau darah.Ras = untuk mencegah kontaminasi silang.4. Kecuali
dikontraindikasikan ubah posisi pasien setiap dua jam dan
anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya 2400 mL/hari.
Bantu menglakukan ambulasi sesuai dengan kebutuhan.Ras =
untuk mencegah statis urine.5. Lakukan tindakan untuk
memelihara asam urine:a. Tingkatkan masukan sari buah berrib.
Berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urine.Ras = asam
urine menghalangi tumbuhnya kuman. Karena jumlah sari buah
berri diperlukan untuk mencapai dan memelihara keasaman urine.
Peningkatan masukan cairan sari buah dapat berpengaruh dalam
pengobatan infeksi saluran kemih.4. Resti terhadap
ketidakpatuhan b.d kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, pengobatan dan perawatan di
rumah.Kriteria hasil : menyatakan mengerti tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, tindakan perawatan
diri preventif.Intervensi:1. Berikan informasi tentang sumber
infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan,
penjelasan pemberian antibiotik yang meliputi nama, tujuan,
dosisi, jadwal dan catat efek sampingnya.Ras = pengetahuan apa
yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.2.
Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk
perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk tindakan
pencegahan.Ras = Instruksi verbal dapat dengan mudah
dilupakan.3. Instruksikan pasien untuk menggunakan seluruh
antibiotik yang diresepkan, minum sebanyak delapan gelas per
hari, khususnya air dan sari buah berri, dan segera memberitahu
dokter bila diduga ada infeksi.Ras = Pasien sering menghentikan
obat mereka, jika tanda-tanda mereda. Cairan menolong membilas
ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu
mempertahankan keadaan asam urine. Lingkungan asam
membantu mencegah pertumbuhan bakteri. Deteksi dini
memungkinkan pemberian terapi antibiotik sebelum infeksi
menyebar.5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual
muntah.Kriteria hasil : pasien akan menunjukkan BB stabil /
peningkatan mencapai tujuan dengan normalisasi nilai
laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi.Intervensi:a. Kaji
status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari,
perhatikan tingkat energi: kondisi kulit, kuku, rambut, rongga
mulut, keinginan untuk makan / anoreksiaRas = memberikan
kesempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari normal/
dasar pasien dan mempengaruhi pilihan intervensi.b. Timbang BB
setiap hari dan bandingkan dengan BB saat penerimaanRas =
membuat data dasar, membantu dalam memantau keefektifan
aturan terapeutik, dan menyadarkan perawat terhadap
ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan/ penambahan
BB.c. Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat
makanan, jumlah kalori dengan tepat.Ras = mengidentifikasi
ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan
masukan aktual.
Diposkan oleh Ns. Abdul Haris Awie, S.Kep di 18:22

Anda mungkin juga menyukai