Anda di halaman 1dari 17

Tugas kelompok !

“ Strategi Pembelajaran ”

MODEL PEMBELAJARAN

Oleh :

KELOMPOK 1

Citra Wati : A1L119003

Ni kadekoktaviani : A1L119007

Nova YokhebedKonengian : A1L119009

Nurlian : A1L119011

Sukma Wati : A1L119013

Wa Ode SaputryNinggrat : A1L119015

Yusriana Alusi : A1L119017

Ahmad Kamrullah Aras : A1L119019

Wa Ode Sartifa : A1L117027

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Strategi Pembelajaran
dengan judul “Model Pembelajaran”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan Do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia dan pendidikan.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Kendari, 05 Januari 2021

Penyusun

i| P a g e
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan masalah.............................................................................2

C. Tujuan...............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Pengertian Model Pembelajaran...................................................3

B. Macam-Macam atau Sintaks Model Pembelajaran.....................3

C. Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran..................3

BAB V. PENUTUP........................................................................................26

A. Simpulan............................................................................................26

B. Saran..................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27

ii| P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran terus berkembang sebagai usaha untuk


meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas pembelajaran. Kemampuan
guru dalam merancang pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil
belajar siswa merupakan kunci tercapainya tujuan pembelajaran. Banyak
model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran, diantaranya adalah problem basedlearning (PBL) basedinternet
dan pictorialriddle.
Model Problem BasedLearning (PBL) adalah rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Peranan internet dalam model problem
basedlearning(PBL) basedinternet adalah sebagai penyedia content(sumber
belajar) yang sangat kaya dan menghubungan (link) ke berbagai sumber
belajar.
Model pictorialriddle adalah suatu model pembelajaran untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil
maupun besar melalui suatu riddle bergambar di papan tulis, papan poster atau
diproyeksikan dari suatu transparasi, kemudian guru mengajukan pertanyaan
yang berkaitan denganriddle tersebut.
Model Problem BasedLearning (PBL) based Internet dan model
pictorialriddledapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran terutama IPS.
Materi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yangmewujudkan satu pendekatan interdisipliner dalam aspek
dan cabang ilmu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap adanya berbagai
perubahan segala ketumpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap

1| P a g e
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun
yang menimpa masyarakat.
Realita yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran
IPS masih kurang optimal. Pembelajaran masih berpusat pada guru,
penggunaan media serta sumber belajar yang kurang optimal, menjadi faktor
penyebab pembelajaran IPS terkesan membosankan, monoton dan tidak
menarik perhatian siswa. Hal ini berdampak dalam pembelajaran IPS siswa
sekolah dasar yang masih berpikir secara konkrit dan membutuhkan
pembelajaran yang inspiratif serta menantang. Pembelajaran yang masih
didominasi oleh metode ceramah membuat siswa cenderung pasif. Hal tersebut
menjadi penyebab rendahnya motivasi siswa yang akan berdampak pada
rendahnya hasil belajar.Untuk mengubah persepsi siswa tersebut maka perlu
adanya transformasi di dalam pembelajaran IPS. Model pembelajaran
merupakan kunci dari optimal atau tidaknya suatu proses belajar. Oleh karena
itu, penelitian ini bermaksud untuk menguji model Problem BasedLearning
(PBL) Based Internet dan model PictorialRiddle mana yang memberikan hasil
belajar paling optimal.
Penelitian terhadap kedua model ini dilakukan pada kelas IVA dan IVB
SD Negeri Bratan I No.71 Surakarta. Kompetensi pembelajaran IPS yang akan
digunakan adalah materi tentang masalah sosial di lingkungan setempat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran ?
2. Bagaimana Macam-Macam atau Sintaks Model Pembelajaran ?
3. Bagaimana Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengetahuai Pengertian Model Pembelajaran
2. Mengetahui Macam-Macam atau Sintaks Model Pembelajaran
3. Mengetahui Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran

2| P a g e
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
ajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran,
bak secara individual maupun secara kelompok. Joyce dan Weil (1996: 7),
model pembelajaran adalah deskripsi dari lingkungan pembelajaran yang
bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari
pelajaran untuk merangcang materi pelajaran, buku latihan kerja, program, dan
bantuan kompetensi untuk program pembelajaran. Dengan kata lain, model
pembelajaran adalah bantuan alat-alat yang mempermudah siswa dalam
belajar. Jadi, keberadaan model pembelajaran berfungsi membantu siswa
memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir dan
pengertian yang diekspresikan mereka. (Syafaruddin, Irwan Nasution, 2005:
182-183)
B. Macam-Macam dan Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif adalah susunan aktivitas belajar
siswa pada ruang lingkup grup untuk memenuhi manfaat pembelajaran
yang telah direncanakan sebelumnya.
Berikut adalah langkah-langkah atau sintaks dari model
pembelajaran kooperatif:
a. Guru menyampaikan informasi tentang visi dan misi pembelajaran
untuk menyiapkan siswa.
b. Menyampaikan penjelasan ringkas dari bahan ajar yang akan dilakukan.
c. Mengutarakan informasi tentang perumusan grup dan cara
pembelajaran berlangsung agar bisa dilakukan dengan tepat.
d. Menyediakan data dan pengetahuan untuk proses belajar siswa dalam
menemukan solusi dari tugas dan diskusi.

3| P a g e
e. Membuat semacam tes kepada siswa untuk menguji kemampuan yang
telah didapat dari pembelajaran individu dan kelompok.
f. Lakukan evaluasi setelah proses pembelajaran dan apresiasi setiap
usaha siswa dalam menemukan solusi dari tugas yang dikerjakan.
2. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran
yang disampaikan kepada siswa dan siswa akan memahaminya secara
independen. Dalam hal ini siswa akan diberi kemampuan cara menjadi
seorang ilmuwan. Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya berperan
pasif menerima materi pelajaran. Namun juga memprosesnya sampai
memahami dan menguasai yang biasa disebut pembelajaran aktif.
Sehingga siswa bisa terbiasa untuk menciptakan sebuah ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah atau Sintaks Discovery Learning. Berdasarkan
penuturan Veerman (2003) secara singkat dan rinci langkah-langkah
pembelajaran discovery learning adalah apa yang akan kami jelaskan di
bawah, berikut diantaranya:
a. Orientation 
Pada sesi awal ini yakni orientation, siswa akan dituntut untuk bisa
memperhatikan informasi dari mulai latar belakang, pengenalan
masalah dan kejadian, mengaitkan kejadian dengan pengetahuan lama.
b. Hypothesis Generation 
Data tentang kejadian yang diperoleh pada sesi orientation akan dipakai
pada sesi ini, yakni hypothesis generation.Pada sintaks ini siswa akan
membuat hipotesis yang berhubungan dengan masalah.
c. Hypothesis Testing 
Pada langkah ini siswa dituntut untuk bisa membuat strategi dan
melakukan penelitian agar keabsahan hipotesis yang telah
diformulasikan, dihimpun datanya dan menghubungkan hasil dari
eksperimen menjadi terbukti.
d. Conclusion

4| P a g e
Aktivitas siswa pada sesi conculisan adalah mengulas kembali hipotesis
yang sudah diformulasikan dengan fakta yang sudah didapat dari
Hypothesis Testing
e. Regulation 
Pada sesi regulation ini siswa akan melakukan aktivitas berupa
menyusun strategi, memeriksa dan evaluasi.
3. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball throwing adalah salah satu model pembelajaran yang
memiliki tipe aktif (active learning) dimana dalam implementasinya siswa
harus terlibat secara proaktif, ini diungakpkan Asrori pada Agustina 2013.
Saat pelaksanaan pembelajaran ini guru bertugas sebagai pembimbing agar
pembelajaran bisa terkendali sesuai dengan tujuan kompetensi dasar.
Berikut merupakan langkah-langkah pembelajaran yang harus
dilakukan pada snowball throwing
a. Pengajar mempresentasikan materi yang sudah ditentukan sebelumnya.
b. Guru membuat grup belajar dan siswa menentukan ketua grup yang
nantinya akan ditunjuk agar menerangkan materi belajar yang sudah
dipresentasikan sebelumnya.
c. Ketua kembali ke grup masing-masing dan menjelaskan dan
mendiskusikan materi.
d. Selanjutnya siswa diminta untuk menyediakan sebuah kertas yang
nantinya akan ditulis sebuah soal yang berhubungan dengan materi
yang telah dipresentasikan guru dan ketua grup.
e. Berikutnya kertas akan dibentuk menjadi bola, selanjutnya kertas bola
tersebut dilempar ke siswa lain yang berbeda grup. Bisa dilakukan acak
selama 3 menit atau lebih.
f. Setelah selesai melempar, guru akan menunjuk sebuah grup atau siswa
untuk menjawab soal yang ada di gulungan kertas. Sesi ini dilakukan
secara bergantian.
g. Berikutnya guru akan mengadakan refleksi dan evaluasi tentang proses
dan kegiatan pembelajaran.

5| P a g e
h. Guru akan melakukan aktivitas penutup.
4. Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai
untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di
kelas. Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam
presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk
dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan
masalah.
Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut
adalah sesi dan langkahnya:
a. Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
b. (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
c. Memahami masalah.
d. Memformulasikan hipotesis
e. Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari
hipotesis.
f. Membuktikan hipotesis.
g. Memutuskan cara penanggulangan masalah.
Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan
dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah
khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:
a. Menjelaskan masalah.
b. Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
c. Menghimpun data dan informasi.
d. Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk
menyelesaikan masalah.
e. Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
f. Melakukan evaluasi dan refleksi.
5. Model Pembelajaran Teaching Factory
Pembelajaran teaching factory adalah metode pembelajaran yang
menyediakan jasa atau produk yang berdasar pada prosedur dan standar

6| P a g e
yang telah ditetapkan di dunia industri serta diterapkan sesuai dengan
situasi yang ada di industri. Teaching factory diterapkan di lingkungan
sekolah kejuruan atau SMK. Penerapan pembelajaran teaching factory
mengharuskan stakeholder yang ada di industri ikut terlibat sehingga
penilaian kapabilitas/kemampuan hasil pendidikan bisa sesuai dengan
standar yang berlaku.
Berikut merupakan langkah-langkah atau sintaks pembelajaran
teaching factory. Bersumber pada San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin
: 2001):
a. Mendesain produk, Dalam sesi ini siswa akan mengembangkan atau
menciptakan produk baru berupa kebutuhan harian, mendesain sebuah
gambar, membuat program pada komputer dsb.
b. Merancang prototype, merancang sebuah produk contoh atau tester yang
sesuai dengan spesifikasi produk.
c. Mendemonstrasikan dan persetujuan prototype, siswa melaksanakan
demonstrasi pada informasi yang ada pada spesifikasi produk dari
prototype yang diciptakan agar bisa mendapatkan persetujuan siap
produksi.
d. Menciptakan produk massal, siswa membuat desain jadwal dan deadline
produk agar bisa mencapai tenggat waktu yang sesuai
6. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah strategi untuk melatih siswa
agar dalam belajar bisa sesuai dengan pengetahuan deklaratifdan
proseduralyang sistematis. Serta pembelajaran bisa dilaksanakan secara
perlahan dan berjenjang. Pembelajaran langsung atau direct instruction juga
mengharuskan siswa untuk bisa memahami konsep secara utuh. Sehingga
bisa timbul transformasi sikap dan bisa melakukan penalaran deduktif untuk
mengatasi masalah di kehidupan sehari-hari.
Langkah-Langkah atau Sintak Model Pembelajaran Langsung
menurut Slavin (2003) sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari:

7| P a g e
a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada
siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus
dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
b. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini
guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan
keterampilan yang telah dikuasai siswa.
c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
d. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan
reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan
balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika
diperlukan.
g. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.

7. Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual Teaching and


Learning)
Model pembelajaran kontekstual atau dalam bahasa Inggris bernama
CTL (Contextual Teaching and Learning), adalah esensi dari proses
pembelajarannya tidak hanya pasif untuk mencatat, duduk dan
mendengarkan. Namun belajar merupakan cara untuk mengakuisisi ilmu
pengetahuan secara aktif dan disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari.

8| P a g e
Pendapat tersebut dikemukakan oleh Sanjaya (2006). Pengertian lain dari
kontekstual adalah pembelajaran ini memiliki dasar filosofi konstruktivisme,
yakni teori belajar yang mengharuskan pembelajar tidak hanya mengingat
namun juga bisa membuat (konstruksi) sebuah ilmu agar sejalan dan
bermanfaat dengan kehidupan sehari-hari.
pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang
menekankan siswa untuk bisa aktif dalam belajar dan mengkoneksikannya
materi dengan pengalaman hidup mereka di lingkungan sekitar. Arti lain
dari CTL ini adalah pendekatan kontekstual.
Langkah-Langkah atau Sintaks Pembelajaran Kontekstual (CTL),
berikut uraiannya:
a. Langkah pertama adalah Modeling yang mencakup pengutaraan
kompetensi dan tujuan, bimbingan dan motivasi
b. Berikutnya adalah Inquiry terdiri dari pengidentifikasian, analisis,
observasi, hipotesis.
c. Questioning, langkah ini mencakup mengarahkan, eksplorasi, menuntun,
evaluasi, inquiry dan generalisasi.
d. Learning community, cakupan pada bagian ini adalah belajar kelompok,
siswa diminta untuk bekerja sama, melaksanakan berbagai aktivitas dan
penelitian.
e. Constructivisme terdiri dari membuat pengertian secara mandiri, tesis-
sintesis, konstruksi teori dan pemahaman.
f. Reflection, pada bagian ini siswa diminta untuk mengulas dan
merangkum materi pada sesi akhir pertemuan.
g. Authentic Assessment ini merupakan proses akhir pembelajaran dimana
siswa dinilai dan menilai secara objektif agar siswa bisa mewujudkan
kompetensi yang telah disampaikan pada awal sesi.
8. Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran inquiry atau inkuiri adalah aktivitas sistematis
dalam pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk berpikir dengan cara
analitik, kritis dan kreatif agar bisa mendapatkan solusi dari permasalahan

9| P a g e
yang diberikan secara mandiri. Selain itu model pembelajaran dirancang
agar siswa bisa melaksanakan segala eksperimen secara mandiri sehingga
pengalaman siswa tentang ilmu pengetahuan bisa semakin luas. Hal tersebut
bisa mendorong siswa untuk selalu curious untuk mengutarakan pertanyaan
dan mencari jawaban sendiri.
Landasan dari langkah-langkah atau sintak model pembelajaran
inquiry berasal dari Sutikno (2014: 83).

a. Orientasi
b. Rumusan Masalah
c. Rumusan Hipotesis
d. Definisi
Adalah penjabaran dari pengertian yang terkandung dalam hipotesis.
e. Eksplorasi
Dilaksanakan untuk mengkaji fakta dan informasi dalam rangka untuk
memverifikasi data yang telah ditemukan untuk dianalisis.
f. Pembuktian
Langkah yang digunakan untuk mengoleksi berbagai data tentang
permasalahan dan koneksi antar data sehingga bisa ditarik hakikat
hipotesis.
9. Model Pembelajaran Jigsaw
Berdasarkan hasil pengembangan Elliot Aronson menyatakan
bahwa Model jigsaw adalah, dalam aktivitasnya siswa tidak saja
memahami dan belajar materi yang disediakan oleh guru. Namun juga
dituntut untuk bisa menjelaskan materi yang disediakan kepada setiap
anggota yang ada di grup belajar. Kunci dari model pembelajaran jigsaw
adalah pada keaktifan siswa dalam pembelajaran dan pembuatan grup
belajar kecil yang terdiri dari 3-5 siswa.
Berikut merupakan langkah dalam aktivitas Model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw:

10| P a g e
a. Membuat grup yang terdiri dari bermacam latar belakang terdiri dari 4
hingga 6 siswa.
b. Dalam grup siswa akan diberi sub konsep yang berbeda.
c. Setiap grup berdiskusi dan menjelaskan sub konsep yang telah
diberikan dan memutuskan staf ahli yang bergabung ke grup staf ahli.
d. Anggota staf ahli akan mendiskusikan setiap sub konsep yang ada dan
mengkoneksikan satu dengan yang lainnya.
e. Grup ahli dibimbing untuk diskusi tentang konsep yang ada dan saling
bahu membahu memahami konsep yang diberikan.
f. Setiap grup akan menjelaskan di depan kelas hasil daripada diskusi
yang ada.
g. Guru akan mengadakan kuis untuk setiap siswa pada akhir
pembelajaran mengenai materi konsep yang sudah diterima siswa.
h. Siswa akan menyelesaikan kuis individual dan grup.
10. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran PBL ini menurut J. Duch (1994) adalah instruksi
kepada siswa untuk selalu belajar. Menciptakan kolaborasi yang solid
dalam suatu grup untuk memecahkan masalah yang ada. Materi masalah
yang dibuat guru untuk siswa, bermanfaat untuk menumbuhkan kecakapan
dalam analisis, inisiatif dan kritis yang mana nantinya akan terbenam pada
pola pikir peserta didik.
Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran
problem based learning:
a. Konsep Dasar (Basic Concept) 
Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar,
instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
mata pelajaran yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa
menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana
pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi
pembelajaran bisa tercapai.
b. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem)

11| P a g e
Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu
siswa melaksanakan aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa
dalam grup harus menyatakan ide dan pendapat. Langkah ini bisa
melahirkan berbagai macam ide dan pendapat.
c. Pembelajaran Mandiri (Self learning)
Siswa diharuskan menemukan referensi belajar dari banyak sumber
agar permasalahan yang ada akan semakin jelas. Referensi bisa
memiliki bentuk berupa artikel, video, perpustakaan, berita, situs
internet, buku, atau apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang
relevan.
d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)
Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman
materi, pada pembelajaran selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi
dalam sebuah grup untuk mematangkan bahan sumber lalu
merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaaran
pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanankan dengan baik.
e. Penilaian (assessment)
Terdapat tiga bagian yang harus dilakukan ketika penilaian yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh penilaian dalam kapabilitas
siswa dalam memperoleh pengetahuan terdiri dari aktivitas
pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya adalah laporan, catatan,
pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
11. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu adalah pengelolaan pembelajaran
yang memakai mata pelajaran agar pembelajaran bisa menjadi satu dan
berlangsung secara harmonis. Terminologi pembelajaran dan kurikulum
terpadu dalam penerapannya bisa saling bergantian.

12| P a g e
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model Pembelajaran adalah semua rentetan presentasi materi yang
terdiri dari semua faktor mulai dari pra, sedang dan pasca pembelajaran yang
dilaksanakan oleh pendidik. Dengan berbagai instrumen yang dipakai secara
tidak langsung maupun langsung dalam aktivitas belajar mengajar. Penggunaan
model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa
terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu
yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk
mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan,
metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan
munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.
B. SARAN

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Diharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah.

13| P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media
Sugiyanto. 2009. Model-model pembelajaran inovatif. (Surabaya: Mata Padi
Presindo)
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima
Wina Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup

14| P a g e

Anda mungkin juga menyukai