COVIDLaunching Buku5OP
COVIDLaunching Buku5OP
“UPDATE PEDOMAN
TATALAKSANA COVID-19”
ERLINA BURHAN
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
FKUI-RSUP PERSAHABATAN / PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA
DEFINISI KASUS
SUSPEK PROBABLE
KONTAK
KONFIRMASI
ERAT
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS SUSPEK
Kriteria A
Memenuhi > 1 kriteria klinis DAN > 1 kriteria epidemiologis
Kriteria Klinis
• Demam akut (≥ 380C)/riwayat demam DAN batuk;
ATAU
• > 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: demam/riwayat demam, batuk, kelelahan (fatigue),
sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/ pilek/ hidung tersumbat, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran
Kriteria Epidemiologis; dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
• Riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko tinggi penularan
ATAU
• Riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal
ATAU
• Bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan pelayanan medis, dan non-medis,
serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS SUSPEK
Kriteria B Kriteria C
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS PROBABLE
SALAH SATU DARI:
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KASUS KONFIRMASI
SALAH SATU DARI:
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
KONTAK ERAT
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
TATALAKSANA PASIEN COVID-19
PEMERIKSAAN RT-PCR
• Untuk diagnosis: hari ke-1 dan 2
• Hari ke-1 (+)→ tidak perlu swab hari ke-2
• Hari ke-1 (-) → swab ulang hari ke-2
• Untuk pasien rawat inap, PCR swab hanya dilakukan 3 kali
• PCR untuk follow-up hanya dilakukan pada pasien dengan
gejala berat & kritis (10 hari setelah pengambilan swab yang
positif)
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
RAPID ANTIGEN SARS-COV-2
REKOMENDASI WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO)
1. Memiliki sensitivitas > 80% dan Izin Edar oleh Kemenkes (>37 jenis)
spesifisitas > 97% jika dibandingkan dengan • SD BioSensor Inc
RT-PCR • Abbot
• Indec
2. Hanya digunakan dalam kondisi RT-PCR
• GenBody
tidak tersedia atau membutuhkan hasil
• Dan lain lain
diagnosis yang cepat berdasarkan
pertimbangan klinis Rekomendasi WHO
3. Hanya dilakukan oleh petugas terlatih • SD BioSensor Inc → Standard Q COVID-19 Ag
Test
dalam 5-7 hari pertama onset gejala • Abbot → Panbio COVID-19 Ag Rapid Test Device
(Nasal & Nasopharyngeal)
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI
COVID-19: GEJALA RINGAN (FARMAKOLOGI)
• Vitamin C • Azitromisin 1x 500mg selama 5 hari
• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 • Antivirus
hari) • Oseltamivir (Tamiflu) 2x75mg 5-7
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 hari
hari) ATAU
• Multivitamin dengan kandungan viamin
• Favipiravir (Avigan) 2x600mg 5 hari
C 1-2 tabler perhari (30 hari)
• Dianjurkan vit komposisi C-B-E-Zink • Terapi simptomatik
• Vitamin D • Pengobatan komorbid/komplikasi
• Suplemen: 400 – 1000 IU/hari • Obat suportif
• Obat: 1000-5000IU/hari
• Isoman dan protokol Kesehatan
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI
COVID-19: GEJALA SEDANG (FARMAKOLOGI)
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19:
GEJALA BERAT/KRITIS (FARMAKOLOGI)
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Klasifikasi
Pemeriksaan Antiviral Anti-inflamasi Vitamin & Suplemen Pengobatan Lain
(WHO)
Ringan DPL, Swab PCR Oseltamivir1 Vitamin C Terapi O2: arus
ATAU Vitamin D rendah
Vitamin E
Favipiravir2
Sedang DPL, PCR, AGD, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma
GDS, SGOT/SGPT, ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D3 konvalesens, sel
Ureum, Kreatinin, D- Remdesivir (jika sangat dipertimbangkan) Vitamin E punca
Dimer, Ferritin,
Troponin, IL-6, k/p Terapi O2:
NT proBNP, XRay Noninvasif: arus
Thorax (k/p CT sedang-tinggi
scan) (HFNC)
Berat DPL, PCR, seri AGD, Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma
GDS, SGOT/SGPT, ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D konvalesens, sel
Ureum, Kreatinin, D- Remdesivir Vitamin E punca
Dimer, Ferritin,
Troponin, IL-6, k/p IVIG
NT proBNP, k/p CK- HFNC/
CKMB, CT scan Ventilator
Kritis Favipiravir Kortikosteroid, Vitamin C Sel punca
ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D
Remdesivir Vitamin E IVIG
Ventilator/
ECMO
1Oseltamivir diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza
2Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan
Klasifikasi Gejala Tanpa Gejala Gejala Ringan Gejala Sedang Gejala Berat
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
KRITERIA SELESAI ISOLASI
Derajat Awal Dilakukan RT-PCR? Kriteria Selesai Isolasi
Keparahan
Asimptomatik Tidak perlu Isolasi mandiri 10 hari sejak pengambilan
specimen diagnosis konfirmasi
Ringan – Tidak perlu 10 hari setelah onset gejala DAN > 3 hari
Sedang (pada kasus sedang + bebas gejala demam & gangguan pernapasan
komorbid atau yang
berpotensi peruburukan,
evaluasi RT-PCR dapat
dilakukan)
Berat/Kritis + Ya Follow up RT-PCR 1x negatif DAN > 3 hari
dirawat di RS bebas gejala demam & gangguan pernapasan
Bila tidak bisa dilakukan Isolasi di RS 10 hari setelah onset gajala + > 3
hari bebas gejala demam/gangguan pernapasan
→ alih rawat non isolasi / pulang
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
KRITERIA SEMBUH
Tanpa Gejala
Kriteria Selesai
Isolasi
Gejala Ringan
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
KRITERIA PEMULANGAN
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
REINFEKSI SARS-CO-V 2
• Mekanisme utama belum diketahui secara pasti, namun sudah ada laporan reinfeksi terjadi
karena dua virus dengan tipe yang berbeda yang telah dibuktikan dengan analisis genome.
• Hal tersebut tidak menutup kemungkinan reinfeksi terjadi karena satu virus dengan tipe
yang sama dan mengalami reaktivasi
• Antibodi yg terbentuk menghilang setelah 3- 12 bulan
• Perkiraan mekanisme yang dapat menjelaskan mengapa infeksi sekunder lebih berat, adalah:.
• Kadar virus yang sangat tinggi pada infeksi kedua
• Kemungkinan bahwa infeksi ulang disebabkan oleh virus yang lebih ganas
• Peningkatan respon imun terkait antibodi, yaitu di mana sel-sel imunitas yang memiliki
reseptor Fc,terinfeksi virus yang mengikat antibodi tertentu.
• Mekanisme ini telah terlihat sebelumnya pada betacoronavirus yang menyebabkan sindrom
pernafasan akut yang parah
Tillett RL, Sevinsky JR, Hartley PD, Kerwin H, Crawford N, Gorzalski A, et al. Genomic evidence for reinfection with SARS-CoV-2: a case study. The Lancet Infectious Diseases. 2020
POSITIF PERSISTEN
https://www.cdc.gov/coronavirus
POSITIF PERSISTEN
https://www.cdc.gov/coronavirus
FENOMENA LONG COVID-19
• Sebagian besar pasien tergolong ke dalam gejala yang ringan hingga moderate.
• 10-15% ➔ berprogresi menjadi gejala yang berat dan sekitar 5% menjadi critical illness.
• Pasien Covid-19 seharusnya mengalami recovery setelah 2-6 minggu.
• Pada beberapa orang, beberapa gejala dapat bertahan atau muncul Kembali setelah
berminggu- minggu hingga berbulan- bulan setelah pulih.
World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
Batuk,
Fatigue kongesti,
• Berdasarkan survey telepon, orang dewasa dengan
sesak napas
gejala dengan hasil pemeriksaan SARS-COV-2 positif,
35% belum kembali ke kondisi Kesehatan
Sakit kepala,
Anosmia, biasanya atau recovery saat di wawancara 2-3
nyeri-nyeri
ageusia
badan minggu setelah dilakukan pemeriksaan.
• Diantara usia 18-34 tahun dengan kesehatan yang
Yü`q65
Nyeri
Diare, mual abdomen dan baik, sekitar 20% dilaporkan mengalami
nyeri dada prolonged symptoms.
• Faktor risiko: hipertensi, obesitas, kondisi
Kesehatan mental.
Confusion
Plasma Mesenchymal
Spironolakton
Konvalesens Stem Cell (MSC)
Kolkisin
TERIMA KASIH