MIKROBIOLOGI PANGAN
OLEH
ASRIE FREFIN
NIM: 1801040041
JUAN Y.B NGE
NIM : 1801040058
KOVER............................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................
1.1 Latar belakang.........................................................
1.2 Rumusan masalah...................................................
1.3 Tujuan......................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................
2.1 MIKROBIOLOGI PANGAN.....................................
2.2 PENGARUH NEGATIF...........................................
2.3 PENGARUH POSITIF.............................................
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
b) Pembuatan Tempe
Tempe merupakan salah satu contoh makanan fermentasi yang kaya akan
protein, mudah memperolehnya dengan menggunakan Rhizopus didalam
proses pembuatannya. Peranan mikroba ini yaitu akan menyebabkan
adanya perubahan kimia pada protein, lemak dan karbohidrat, sehingga
tempe lebih mudah dicerna dari kedelai itu sendiri, serta protein yang larut
meningkat menjadi 3 atau 4 kali.
Dalam pembutan tempe perlu memperhatikan pertumbuhan kapang yang
dipengaruhi oleh factor luar yaitu oksigen, uap air, suhu dan pH. Untuk
tumbuh dengan cepat kapang membutuhkan jumlah oksigen yang cukup.
Selain itu, saat pembuatan tempe juga perlu memperhatikan kadar uap air.
Uap air yang berlebihan akan menghambat difusi oksigen ke dalam kedelai
sehingga dapat menghambat pertumbuhan kapang. Seperti yang sudah
dijelaskan pada paragraph sebelumnya bahawa kapang yang terlibat dalam
proses pembuatan tempe ini adalah Rhizopus sp. Jenis kapang yang dapat
menghasilkan tempe kedelai yang baik yaitu Rhizopus oryzae dan Rhizopus
arrhizus, sedangkan untuk tempe gandum adalah Rhizopus oligosporus.
Selama proses pembuatan tempe terjadi hidrolisis atau pemecahan dari
komponen kedelai sepertiprotein dan lemak serta terjadi peningkatan kadar
vitamin B (Tarigan, 1988).
c) Pembuatan Kecap
Kehidupan dari mikroorganisme ada yang bersifat parasit dan ada pula
yang bersifat menguntungkan bagi kehidupan manusia, yang termasuk di
dalamnya adalah mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan
kecap. Mikroorganisme yang berguna dalam proses pembuatan kecap
adalah jenis kapanng: Aspergilus oryzae, Aspergilus wentii dan Monilia
sitophia (Tarigan, 1988).
d) Pembuatan Tape
Tape merupakan salah satu makanan hasil fermentasi dengan bahan utama
ketan ataupun singkong dan ragi sebagai sumber mikrobanya. Menurut
Dwidjoseputro (1989) ragi untuk tape merupakan populasi campuran yang
terdiri atas spesies-spesies genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida,
Hansenula, dan tidak ketinggalan Acetobacter.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangn Saccharomyces, Candida
dan Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkoholdan bermacam-macam
zat organic lainnya. Acetobacter dapat merombak alcohol menjadi asam.
Bahan utama dari tape ini merupakan bahan yang kaya akan amilum.
Peran kapang dalam dalam proses tersebut yaitu menghasilkan enzim
yang mampu merombak amilum menjadi gula. Gula ini kemudian dirombak lagi
oleh enzim yang dihasilkan oleh yeast menjadi alcohol yang dalam proses
berikutnya akan menjadi asam karena kegiatan enzim yang dihasilkan bakteri.
Jadi proses perombakan molekul-molekul zat yang ada pada bahan baku
menjadi hasil akhir terutama disebabkan oleh aktivitas-aktivitas mikroba
tersebut di atas. Aktivitas yang dilakukan mikroba tersebut dapat dinamakan
fermentasi. Fermentasi yang terjadi dalam proses pembuatan tape tidak
memerlukan oksigen sehingga fermentasi ini disebut fermentasi anaerob.
e) Pembuatan Terasi
Terasi dapat dibuat dari ikan atau dari rebon melalui proses fermentasi dengan
mengikutsertakan aktivitas bakteri yang melakukan reaksi-reaksi enzimatis
untuk merombak subtract menjadi zat laian yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
Pada dasarnya proses pembuatan terasi ini adalah proses fermentasi yang
menggunakan bakteri yang tahan garam (bakteri halophilik), atau oleh aktivitas
enzim yang menyebabkan terjadinya proses autolysis. Akibat perubahan kimia
yang terjadi di dalam makanan yang diakibatkan oleh kelakuan mikroba,
dihasilkan gas yan mudah dicium baunya. Seperti yang ada pada prose
pembuatan terasi ini, dihasilkan amoniak oleh golongan bakteri proteolitik
yakni Achromobacter dan Flavobacterium. Dengan demikian derajat keasaman
atau pH dapat berubah dari tahap permulaan hingga akhir fermentasi
pembuatan terasi tersebut (Tarigan, 1988).
3.1 KESIMPULAN
2. Peranan positif dari mikroba adalah sebagai salah satu bahan pembutan
makanan berfermentasi, seperti tempe, tape, nata de coco, dan sebagainya
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA