Anda di halaman 1dari 25

o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

PERKEMBANGAN SISTEM LELANG DI INDONESIA

Adwin Tista

Abstrak

Tujuan lelang adalah untuk menjual barang secepat mungkin tanpa memperhatikan
barang yang dijual. penjual pada dasarnya memerlukan jasa promosi, menawarkan, dan
mengirimkan barang, namun hal ini tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara karena
adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Berdirinya Balai Lelang adalah untuk memenuhi
berbagai unsur lelang yang tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang Negara. Balai Lelang
membuka jasa pra-lelang dan pasca-lelang yang meliputi pengiriman barang serta pendanaan.
Lelang wajib didahului dengan pengumuman lelang yang dilakukan oleh penjual, bukan oleh
Kantor Lelang. Apabila tidak dilakukan pengumuman lelang, maka lelang yang sudah
dilaksanakan akan cacat hukum dan rawan gugatan, dan apabila benar tidak dilakukan
pengumuman, maka besar kemungkinan lelang akan dibatalkan.
Kata Kunci : Lelang, Sistem Lelang.

PENDAHULUAN masyarakat untuk dapat membeli barang


terkait, Karena itu maka mereka yang
Menurut sejarahnya bahwa lelang
berani menawar dengan harga tertinggi
adalah suatu cara menjual barang yang
akan menjadi pemenang lelang.1
sudah dikenal sejak sebelum masehi. Hal
itu dikenal pertama kali di negeri Yunani Di Indonesia, sejarah kelembagaan
maupun di kekaisaran Romawi yang lelang sudah cukup lama dikenal yaitu
dipergunakan untuk menjual barang- adanya peraturan lelang (Vendu Reglement
barang hasil jarahan perang dari negara- Staatsblad tahun 1908 nomor 189) yang
negara yang ditaklukkan. Lelang juga sampai saat ini masih berlaku meskipun
untuk menjual barang-barang, karya seni, merupakan bentukkan pemerintah Hindia
budak berlian, ternak, dan sebagainya. Belanda. Peraturan dimaksud tepatnya
Munculnya cara menjual seperti itu bisa mulai diundangkan pada tanggal 1 April
ditebak karena perlunya suatu cara untuk 1908. Untuk mengakomodir kebutuhan
menyiasati watak manusia yang seringkali masyarakat atau perkembangan ekonomi
cenderung serakah, mau ingin menang dan perkembangan hukum, Pemerintah
sendiri. Melalui kompetisi dalam menawar harus berupaya melakukan terobosan atau
barang yang dilelang maka lelang secara deregulasi dalam bidang lelang. Deregulasi
adil, secara terbuka menyediakan sarana dimaksud, antara lain adalah
yang tidak memihak dan memberi dimungkinkannya balai lelang swasta yang
kesempatan yang sama kepada seluruh
1
Ibid

46
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

menangani khusus lelang sukarela untuk menyetujui harga yang ditawarkan atau
terlibat dalam kegiatan lelang ; memasukkan harga dalam sampul
diperkenalkannya Pejabat Lelang Kelas II; tertutup.2
serta terbukanya kesempatan bagi para
Definisi lelang sebagaimana
kreditur untuk melakukan lelang langsung
dimaksud dalam Pasal 1 Sub 17 Undang-
(direct auction) tanpa harus melibatkan
Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Negeri. Deregulasi di atas
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
memberikan ruang yang semakin terbuka
dijelaskan bahwa lelang adalah penjualan
dan opsi yang semakin beragam bagi
barang di muka umum dengan cara
masyarakat. Untuk itulah balai lelang
penawaran harga secara lisan dan atau
swasta hadir ditengah masyarakat,
tertulis melalui usaha pengumpulan
khususnya bagi kalangan usaha yang
peminat atau calon pembeli. Menurut
banyak memanfaatkan jasanya menjadi
Christopher L.Allen, Auctioneer dari
mitra dalam melakukan lelang sukarela,
Australia mendefinisikan lelang sebagai :3
oleh sebab itulah maka perlu adanya
undang-undang khusus yang mengatur ³The sale by auctions involves an
invitation to the public for the purchase of
berkaitan dengan lelang di Indonesia. real or personal property offered for sale
by making successive increasing offers
PEMBAHASAN until, subject to the sellers reserve price
the property is knocked down to the
1. Pengertian highest bidder ´
Menurut Mr. M.T. G. Maulenberg,
Kata lelang diambil dari kata
seorang ahli lelang negeri Belanda dari
adalah Auctio, yang artinya peningkatan
Departement of Marketing and
secara bertahap. Berbeda dengan jual-beli,
Agricultural Market Research, University
lelang merupakan penjualan umum atau
of Wageningen menggaris bawahi hal ini
penjualan barang-barang yang dilakukan
GHQJDQ PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´Auction
kepada umum dengan harga penawaran
is an intermediary between buyers and
yang meningkat atau menurun atau dengan
sellers. The main objective is price
pemasukkan harga dalam sampul tertutup,
4
GLVFRYHU\ ´ , kemudian Polderman juga
atau kepada orang-orang yang diundang
menjelaskan, Penjualan Umum adalah alat
atau sebelumnya diberitahu mengenai
pelelangan atau penjualan itu, atau 2
Terjemahan Pasal 1 Vendu Reglement
diijinkan untuk ikut serta dan diberi Staatsblad tahun 1908 nomor 189
3
Lembar catatan perkuliahan Peraturan
kesempatan untuk menawar harga, Lelang, Surabaya, Maret 201.
4
Ibid

47
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

untuk mengadakan perjanjian atau lelang merupakan suatu proses yang terjadi
persekutuan yang paling menguntungkan antara 2 (dua) titik, yakni :
untuk si penjual dengan cara menghimpun
1. Saat dimana seseorang hendak
peminat dengan syarat :5
menjual sesuatu/lebih yaitu pada
1. Penjualan harus selengkap saat dinyatakan/ternyata di muka
mungkin
umum, dan
2. Ada kehendak untuk mengikat diri
3. Pihak lainnya (pembeli) yang akan 2. Lelang selesai pada saat
mengadakan/melakukan perjanjian
terjadi/tercapai persepakatan, yakni
tidak dapat ditunjuk sebelumnya.
pada saat diberhentikan atau pada
Sedangkan menurut Roell,
saat diluluskan/terjual.
penjualan umum adalah suatu rangkaian
kejadian yang terjadi antara saat mana Adapun pengertian lelang yang
seorang hendak menjual satu atau lebih dipakai saat ini di Indonesia menurut
suatu barang, baik secara pribadi maupun peneliti adalah cara penjualan barang di
dengan perantaraan kuasanya, memberi muka umum yang dilaksanakan oleh atau
kesempatan kepada orang-orang yang sistem lelang dihadapan pejabat lelang
hadir melakukan penawaran untuk dengan cara pembentukan harga
membeli barang-barang yang ditawarkan kompetitif melalui penawaran harga secara
sampai kepada saat dimana kesempatan terbuka/lisan atau tertutup/tertulis yang
lenyap.6 didahului dengan pengumuman lelang.

Berdasarkan pada pengertian Lelang dilaksanakan pada waktu


menurut Polderman diatas, terdapat dan tempat tertentu, dan harus didahului
perbedaan dengan pengertian menurut dengan pengumuman lelang, serta harus
Vendu Reglement Staatsblad tahun 1908 dihadiri oleh Peserta Lelang, Pemohon
nomor 189, yaitu lelang terjadi pada saat Lelang, Pemandu Lelang dan Pejabat
tertentu yaitu saat dimana dicapai kata Lelang. Lelang di Indonesia harus
sepakat/persetujuan tentang harga. dilakukan dihadapan Pejabat Lelang dari
Kemudian perbedaan Vendu Reglement Kantor Lelang Negara kecuali ditentukan
Staatsblad tahun 1908 Nomor 189 dengan lain dengan peraturan pemerintah. Dengan
pengertian lelang menurut Roell adalah demikian atas pengertian lelang diatas,
maka terdapat unsur-unsur yang melekat
pada pengertian lelang, yaitu :
5
Ibid
6
Ibid

48
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

1. Penjualan barang (tender Wujud dari asas transparansi


pengadaan barang dan/atau jasa
adalah Pengumuman, Lelang harus
tidak termasuk dalam pengertian
ini) diumumkan kepada publik agar tidak
2. Dilakukan dihadapan umum
melanggar asas transparansi, dan agar
dengan cara mengumumkannya
melalui media massa barang yang dilelang dapat cepat terjual.
3. Pembeli belum diketahui
Jika transparansi tidak dilakukan, lelang
sebelumnya.
4. Penawar dengan harga tertinggi dapat digugat dan dapat dibatalkan karena
akan ditunjuk sebagai pembeli.
cacat hukum. Akses terhadap informasi,
5. Dilakukan dengan cara penawaran
yang khusus Peserta lelang dapat meminta penjelasan
6. Dilakukan pada suatu saat dan
dari Pejabat Lelang dan/atau pemilik
tempat tertentu.
barang atau pemohon lelang mengenai
2. Asas Lelang
antara lain harga, barang, dan waktu
Setelah mengetahui definisi lelang, pelelangan. Dalam hal ini penjelasan tidak
maka lebih jauh kedalam kita juga harus mutlak, tergantung barang, jika barang
mengetahui tentang prinsip atau asas-asas yang akan dilelang tidak termasuk barang
yang berkaitan dengan lelang yang berlaku mahal, maka penjelasan dari Pejabat
di Indonesia yaitu pertama, Asas Lelang tidak akan diperlukan oleh peserta
transparansi atau keterbukaan ini lelang. Keterbukaan informasi dari Pejabat
merupakan asas yang paling penting yang Lelang, berkaitan dengan objek yang akan
membangun peraturan lelang, artinya tidak dilelang. Dalam arti, Pejabat Lelang
ada yang disembunyikan, masyarakat bersedia menjawab segala sesuatu
diperlakukan sama untuk ikut bersaing pertanyaan yang diberikan peserta lelang
membeli barang. Tujuan dari asas mengenai barang yang akan dilelang.
transparansi itu sendiri adalah agar asas
2.2. Asas Kepastian (certainty)
yang lain terutama asas kompetisi dapat
berjalan, yaitu agar terjadi kompetisi yang Lelang dilakukan oleh pejabat
fair. Dengan adanya kompetisi, diharapkan umum (pemerintah) yang menjual untuk
harga barang menjadi lebih bagus. Selain dan atas nama negara. Oleh karena itu
itu juga bertujuan untuk pertanggung harus ada kepastian untuk melindungi
jawaban lelang, karena adanya kontrol dari rakyat. Asas kepastian mencakup :
masyarakat (built in control) sehingga jika
a. Kepastian berkaitan dengan apakah
ada keberatan, masyarakat dapat
lelang jadi terlaksana atau tidak,
mengajukan protes.

49
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

b. Berkaitan dengan tempat asli dokumen kepemilikan kepada


Pejabat Lelang;
pelaksanaan lelang, dan
g. Penjual tidak hadir pada saat
c. Berkaitan dengan uang jaminan pelaksanaan lelang, kecuali lelang
yang dilakukan melalui internet;
yang sudah dibayarkan calon
h. Pengumuman Lelang yang
pembeli apabila lelang tidak jadi dilaksanakan Penjual tidak
dilaksanakan sesuai peraturan
atau dibatalkan pelaksanaannya.
perundang-undangan;
i. Keadaan memaksa (force
Lelang yang akan dilaksanakan hanya majeur)/kahar;
dapat dibatalkan dengan permintaan j. Nilai Limit yang dicantumkan
dalam Pengumuman Lelang tidak
penjual atau penetapan provisional atau sesuai dengan surat penetapan
putusan dari lembaga peradilan umum.7 Nilai Limit yang dibuat oleh
Penjual/Pemilik Barang;
Pembatalan lelang sebelum pelaksanaan k. Penjual tidak menguasai secara
lelang diluar ketentuan sebagaimana fisik barang bergerak yang
dilelang.
dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan oleh
Pejabat Lelang dalam hal: 8
2.3. Asas Kompetisi (competition)
a. SKT (Surat Keterangan Tanah)
Pembentukan harga dalam lelang
untuk pelaksanaan lelang tanah
atau tanah dan bangunan belum dilakukan dengan cara berkompetisi.
ada;
Berkompetisi artinya bersaing dalam
b. Barang yang akan dilelang dalam
status sita pidana, khusus Lelang melakukan penawaran harga sehingga
Eksekusi;
dapat menentukan harga yang terbaik. Para
c. Terdapat gugatan atas rencana
pelaksanaan Lelang Eksekusi peserta lelang baik perorangan ataupun
berdasarkan Pasal 6 UUHT dari
badan hukum bersaing untuk memperoleh
pihak lain selain debitor/suami atau
istri debitor/tereksekusi; barang yang dilelang dengan harga yang
d. Barang yang akan dilelang dalam
setinggi tingginya. Asas ini diterapkan dan
status sita jaminan/sita
eksekusi/sita pidana, khusus akan memberikan pengaruh sangat optimal
Lelang Noneksekusi;
setelah asas transparansi dan asas
e. Tidak memenuhi legalitas formal
subjek dan objek lelang karena kepastian sudah berjalan dengan baik, dan
terdapat perbedaan data pada
pemimpin lelang juga menguasai ilmu
dokumen persyaratan lelang;
f. Penjual tidak dapat barang sehingga dapat memandu jalannya
memperlihatkan atau menyerahkan
penawaran secara dinamis.

7
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2.4. Asas Efisiensi (efficiency)
93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Lelang,,Pasal 24.
8
Ibid, Pasal 27.

50
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Asas ini berkaitan dengan waktu, sendiri menunjukkan bahwa dari satu
dimana lelang dilakukan pada suatu tempat pihak perbuatan dinamakan menjual,
dan waktu yang telah ditentukan, dan sedangkan dari pihak lain dinamakan
transaksi terjadi pada saat itu juga. Lelang membeli. Istilah yang mencakup 2 (dua)
merupakan penjualan tanpa perantara perbuatan yang bertimbal balik itu adalah
dalam mencari pembeli secara cepat, dan VHVXDL GHQJDQ LVWLODK %HODQGD ³koop en
barang terjual cepat. Disamping itu, verkoop´ \DQJ MXJD PHQJDQGXQJ
pembayaran harga lelang juga harus tunai pengertian bahwa pihak yang satu
yaitu 3 (tiga) hari kerja setelah lelang ³verkoopt´ (menjual) sedang yang lainnya
dilakukan sehingga terdapat efisiensi ³koopt´ PHPEHOL GDODP EDKDVD ,QJJULV
waktu. MXDO EHOL GLVHEXW GHQJDQ KDQ\D ³sale´ VDMD
\DQJ EHUDUWL ³SHQMXDODQ´ GDODP EDKDVD
2.5. Asas Akuntabilitas (Accountablility)
3HUDQFLV GLVHEXW KDQ\D GHQJDQ ³vente´
Lelang harus dilakukan dihadapan \DQJ MXJD EHUDUWL ³SHQMXDODQ´ VHGDQJNDQ
Pejabat Lelang yang merupakan pejabat dalam bahasa Jerman dipakainya
umum yang diangkat oleh Menteri SHUNDWDDQ ³krauf´ \DQJ EHUDUWL
Keuangan dan hasilnya harus dituangkan ³SHPEHOLDQ´ 9 Definisi jual-beli menurut
dalam risalah lelang oleh pejabat lelang Pasal 1457 Burgerlijk Wetboek (BW)
sebagai bukti pelaksanaan lelang. Artinya, adalah suatu perjanjian dengan mana pihak
pelaksanaan lelang harus dapat satu mengikatkan dirinya untuk
dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak
Pejabat Lelang harus bersifat imparsial lain untuk membayar harga yang telah
yaitu tidak boleh memihak. dijanjikan. Definisi diatas mewakilkan dari
beberapa unsur yang terkandung didalam
3. Lelang Dan Jual Beli
jual-beli, yaitu :
Berbeda dengan jual beli barang
a. Suatu perjanjian
bergerak yang dapat dilakukan tanpa surat
b. Adanya penyerahan barang
pembuktian, walaupun ada beberapa
c. Pihak lain membayar harga yang
pelaksanaan jual beli yang juga
telah dijanjikan
membutuhkan akta seperti jual beli tanah,
pesawat terbang, kapal laut dan sebagainya Esensi dari perjanjian jual-beli
yang memerlukan surat-surat bukti. adalah barang dan harga. Pasal 1320 Kitab
Perkataan lelang identik dengan apa yang
GLPDNVXGNDQ GHQJDQ ³MXDO-EHOL´ -XDO EHOL 9
R.Subekti, Aneka perjanjian,Cet.10, h. 2.

51
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Undang-undang Hukum Perdata dengan suatu syarat tangguh.11 Hal ini


menyatakan bahwa untuk sahnya suatu terjadi karena pada dasarnya, dalam jual
perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat beli selain kata sepakat, harus ada unsur
yaitu : saling menguntungkan, dimana si penjual
mendapatkan apa yang diinginkan, dan
1. Sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya; pembeli juga mendapatkan barang dengan
2. Kecakapan untuk membuat suatu kondisi yang baik sesuai harga yang telah
perikatan;
3. Suatu hal tertentu; dibayar. Seperti contohnya alat-alat
4. Suatu sebab yang halal. elektronik, meskipun harga dan barang
Sesuai dengan asas konsensualisme sudah disepakati, namun serah-terima ada
yang menjiwai hukum perjanjian BW, jika barangnya sudah dicoba dan
perjanjian jual-beli itu sudah dilahirkan memuaskan.
SDGD GHWLN WHUFDSDLQ\D NDWD ³VHSDNDW´
4. Dasar Hukum Jual-Beli
mengenai barang dan harga. Begitu kedua
pihak sudah setuju tentang barang dan Dasar hukum jual beli maupun
harga, maka lahirlah perjanjian jual beli perjanjian jual beli tertuang dalam Pasal
yang sah. Sifat konsensual dari jual beli 1463 B: \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD ³MXDO
tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 yang beli yang dilakukan dengan percobaan,
berbunyi : jual-beli dianggap sudah terjadi atau mengenai barang-barang yang
antara kedua belah pihak seketika setelah biasanya dicoba terlebih dahulu, selalu
mereka mencapai sepakat tentang barang dianggap telah dibuat dengan satu syarat
dan harga, meskipun barang itu belum WDQJJXK´ -XDO EHOL LWX VHQGLUL WHQWDQJ
diserahkan maupun harganya belum kewajiban-kewajiban dari pihak penjual
GLED\DU´ 10 Barang yang dijadikan objek maupun pihak pembeli, tentang hak
perjanjian jual-beli harus tertentu, setidak- membeli kembali, kemudian ketentuan-
tidaknya dapat ditentukan wujud dan ketentuan khusus mengenai jual beli
jumlahnya pada saat barang tersebut akan piutang dan lain-lain hak tak bertubuh.
diserahkan dari penjual kepada pembeli. Jual beli yang menganut asas
konsensualisme, merupakan suatu bentuk
Ada saatnya jual-beli untuk barang-
dari perwujudan Pasal 1320 BW, yaitu
barang tertentu dilakukan dengan
Pasal yang mengatur tentang syarat-syarat
percobaan atau dicoba terlebih dahulu.
Jual beli tersebut dianggap telah dibuat

10 11
Ibid Ibid

52
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

sah-nya suatu perjanjian.12 Dengan hanya maupun kredit dalam jangka waktu
GLVHEXWNDQ NDWD ³VHSDNDW´ VDMD WDQSD yang telah disepakati
dituntutnya suatu bentuk-cara (formalitas) e. Dalam jual beli biasa, bebas
apapun, seperti tulisan, pemberian tanda diperjanjikan atas pembayaran
atau panjer dan lain sebagainya, dapat kita uang muka atau dikenal dengan
simpulkan bahwa bilamana sudah tercapai istilah Down Payment
sepakat itu, maka sahlah sudah perjanjian f. Tidak memerlukan adanya pejabat
itu atau mengikatlah perjanjian itu atau umum yang melaksanakan dan
berlakulah ia sebagai undang-undang bagi mencatat jalannya proses jual beli,
13
mereka yang membuatnya. kecuali tentang tanah atau benda
lain diwajibkan penjualannya
Pada dasarnya, lelang merupakan
dengan akta autentik, seperti Kapal
suatu wujud dari peristiwa jual-beli yang
Laut, Pesawat Terbang.
dikemas dengan cara yang berbeda.
g. Jual beli menganut asas kebebasan
Beberapa perbedaan dari lelang dan jual
berkontrak dan kesepakatan
beli dapat kita lihat sebagai berikut :

Jual Beli Biasa :


Lelang :
Jual beli diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata a. Wajib bersifat transparan, sesuai
asas lelang yang berlaku.
a. Penjualan biasa tidak terdapat
b. Penjualan lelang dilaksanakan
tenggat waktu.
dengan cepat dan efisien
b. Sifatnya tidak transparan, hanya
c. Penjualan secara lelang wajib
kedua belah pihak yang
didahului dengan adanya
mengetahui, yaitu si penjual dan
pengumuman
pembeli.
d. Dalam lelang, harus dilakukan
c. Pada penjualan biasa tidak selalu
dengan tunai dan dalam jangka
memerlukan pengumuman terlebih
waktu yang telah ditentukan.
dahulu.
e. Salah satu prosedur lelang adalah
d. Penjualan biasa, cara
bahwa setiap peserta lelang pada
pembayarannya bebas, baik tunai
prinsipnya wajib menyetor uang

12
jaminan terlebihdahulu sebelum
Risman, Auction Reporm, Lelang
Indonesia Menuju Era Baru, Makalah, April 2015, mengikuti pelelangan Pembayaran
h.2-4
13
Ibid dilakukan 3 (tiga) hari kerja setelah

53
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

lelang, jika tidak, pemenang lelang 4. Kitab Undang-Undang Hukum


dianggap wanprestasi. Pidana
f. Pembayaran dapat dilaksanakan 5. Undang-Undang Nomor
dalam lebih dari 3 (tiga) hari 49/perpu/1960 tentang Panitia
apabila ada persetujuan dari Urusan Piutang Negara.
Menteri Keuangan. 6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun
g. Dalam lelang diperlukan Pejabat 1997 tentang Penagihan Pajak
Lelang untuk melaksanakan dan dengan Surat Paksa
mencatat jalannya pelelangan, dan 7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun
menuangkannya dalam Risalah 1996 tentang Hak Tanggungan
Lelang yang merupakan akta 8. Undang-Undang Nomor 42 Tahun
autentik 1999 tentang Jaminan Fidusia
h. Lelang menganut asas 9. Undang-Undang Nomor 37 Tahun
Transparansi, Asas, Efisiensi, 2004 tentang Kepailitan
Akuntabilitas, Kompetensi, dan 10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Kepastian serta Kesepakatan. 1998 tentang Perbankan
11. Peraturan Pemerintah tentang BPPN
Dasar Hukum Lelang
Dasar hukum lelang tentang kebendaan,
Peraturan lelang di Indonesia masih
tata cara/prosedur lelang itu sendiri diatur
menggunakan peraturan lelang Belanda
dengan ketentuan khusus, yaitu :
yaitu Vendu Reglement Staatsblad tahun
1908 nomor 189. Dasar hukum 1. Peraturan Lelang/Vendu Reglement
penggunaan atau pemanfaatan lelang di (stb. 1908 No 189)
Indonesia ditemui dalam banyak 2. Instruksi Lelang/Vendu Instructie
ketentuan, misalnya : (stb 1908 No 190)
3. Peraturan Pemerintah No 44 Tahun
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2003, tanggal 31 Juli 2003, tentang
2004 tentang Perbendaharaan
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara
Negara
Bukan Pajak yang Berlaku pada
2. Kitab Undang-Undang Hukum
Departemen Keuangan
Perdata
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dasar hukum lelang tersebut kemudian
Acara Perdata diatur lebih lanjut didalam aturan
pelaksanaannya yaitu dalam :

54
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

1. Peraturan Menteri Keuangan No contohnya kebutuhan untuk


93/PMK.06/2010 tanggal 23 April menjual secara khusus yang terkait
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan dengan sengketa-sengketa atau
Lelang eksekusi, serta kebutuhan untuk
2. Peraturan Menteri Keuangan No melakukan transaksi secara cepat,
174/PMK.06/2010 tanggal 30 efisien, transparan, dapat
September 2010 tentang Pejabat dipertanggung jawabkan dan
Lelang Kelas I memiliki kepastian. Perekonomian
3. Peraturan Menteri Keuangan No pada umumnya membutuhkan
176/PMK.06/2010 tanggal 30 sarana penjualan secara cepat dan
September 2010 tentang Balai efisien, terutama di negara maju.
Lelang 2. Fungsi publik dalam lelang adalah :
4. Peraturan Menteri Keuangan No a. Mendukung Law Enforcement
175/PMK.06/2010 tanggal 30 (penegakan hukum) di bidang
September 2005 tentang Pejabat Hukum Perdata, Hukum
Lelang Kelas II Pidana, Hukum Perpajakan,
dan yang lainnya, yaitu sebagai
Fungsi Lelang
bagian dari pelaksanaan
Fungsi lelang ada 2, yaitu fungsi privat eksekusi suatu putusan
dan fungsi publik. b. Mendukung tertib administrasi
dan efisiensi pengelolaan dan
1. Fungsi privat dalam lelang yaitu
pengurusan aset yang dimiliki
sebagai sarana transaksi jual beli
atau dikuasai oleh Negara.
barang yang memperlancar arus
c. Mengumpulkan atau
lalu lintas perdagangan barang,
mengamankan penerimaan
karena lelang merupakan suatu
uang Negara dalam bentuk Bea
instrumen pasar yang
Lelang, Biaya Administrasi,
mengakomodir keinginan pasar
PPh Pasal 25, dan BPHTB.
dalam melakukan jual beli.
Dalam hal ini lelang
Perjanjian jual beli yang diatur
membantu pemasukkan
dalam Kitab Undang-Undang
Penerimaan Negara Bukan
Hukum Perdata kurang dapat
Pajak (PNBP). Setiap lelang
mengakomodir kebutuhan dalam
yang dilakukan harus dipungut
perekonomian seharihari,
Bea Lelang. Lelang juga
55
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

membantu penerimaan pajak eksekusi barang sitaan Pasal 45 KUHAP,


karena penjualan atas tanah lelang eksekusi barang rampasan, lelang
dan/atau bangunan wajib eksekusi barang temuan, lelang eksekusi
dikenakan PPh 5% dan Fidusia, lelang eksekusi Hak Tanggungan,
BPHTB (Bea Perolehan Hak lelang eksekusi Gadai. Lelang eksekusi
atas Tanah dan Bangunan) 5%. PUPN (Panitia Urusan Piutang Negara)
d. Mendukung terwujudnya Good adalah lelang eksekusi dalam rangka
Government mengingat lelang penagihan piutang Negara yang wajib
mempunyai asas-asas yaitu dibayar kepada Negara atau badan-badan
asas transparansi, asas yang baik secara langsung maupun tidak
kepastian, asas kompetisi, asas langsung dikuasai oleh Negara
efisiensi, dan asas berdasarkan suatu peraturan, perjanjian,
akuntabilitas.14 atau sebab apapun.

Sistem Lelang Lelang eksekusi Pengadilan adalah


lelang untuk melaksanakan putusan
a. Sistem Lelang Eksekusi
hakim/penetapan pengadilan sebagai
Sistem lelang eksekusi merupakan tindak lanjut dalam perkara perdata
bagian dari fungsi publik, yaitu lelang khususnya yang sudah berkekuatan hukum
untuk melaksanakan putusan/penetapan tetap.
pengadilan atau dokumen lain, yang sesuai
Lelang eksekusi Sita Pajak adalah
dengan peraturan perundang-undangan
lelang yang dilakukan dalam rangka
yang berlaku, yang disamakan sebagai
penagihan piutang pajak yang wajib
putusan pengadilan.15 Lelang eksekusi
dibayar oleh Wajib Pajak kepada Negara,
dilakukan dalam rangka membantu
baik pajak pusat maupun pajak daerah.
penegakkan hukum, antara lain lelang
eksekusi PUPN, lelang eksekusi b. Sistem Lelang Non Eksekusi
pengadilan, lelang eksekusi pajak, lelang
Lelang non eksekusi adalah lelang
eksekusi harta pailit, lelang eksekusi Pasal
yang dilaksanakan atas kuasa peraturan
6 UUHT, lelang eksekusi barang yang
perundang-undangan atau atas free will
dikuasai/tidak dikuasai Bea Cukai, Lelang
(pilihan sukarela), dan dilangsungkan
14 tanpa sengketa (tidak ada unsur penegakan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40
tahun 2006 Pasal 1 angka 4. hukum).
15
Ibid

56
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Sistem lelang non eksekusi ini Kantor Lelang Negara merupakan


dibedakan menjadi pertama, Lelang non suatu lembaga yang bertugas merumuskan
eksekusi wajib (Compulsary Auction) serta melaksanakan kebijakan dan
yaitu lelang yang dilaksanakan untuk standarisasi teknis di bidang kekayaan
memenuhi ketentuan peraturan perundang- Negara, piutang Negara, dan lelang sesuai
undangan. Lelang ini dilakukan untuk dengan kebijakan yang telah ditetapkan
penjualan barang milik Negara/daerah oleh Menteri Keuangan dan peraturan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 perundang-undangan yang berlaku.
undangundang nomor 1 tahun 2004
Sejak lahirnya Vendu Reglement
tentang Perbendaharaan Negara yang
Staatsblad tahun 1908 nomor 189, unit
EHUEXQ\L ³SHQMXDODQ EDUDQJ PLOLN
lelang berada di lingkungan Departemen
Negara/daerah dilakukan dengan cara
Keuangan Pemerintah Hindia Belanda
lelang kecuali dalam hal-KDO WHUWHQWX´
(Inspeksi Urusan Lelang) dengan
yang mana oleh peraturan perundang-
kedudukan dan tanggung jawab langsung
undangan diwajibkan untuk dijual secara
di bawah Menteri Keuangan, kemudian
lelang, termasuk kayu dan hasil hutan
dalam perkembangannya setelah
lainnya dari tangan pertama. Kedua,
memasuki masa kemerdekaan RI, Unit
Lelang non eksekusi sukarela (Voluntary
Lelang Negara ada dalam pembinaan
Auction). Lelang untuk melaksanakan
Direktorat Jenderal Pajak (1960) dengan
penjualan barang milik perorangan,
nama Kantor Lelang Negeri dan tahun
kelompok masyarakat, atau badan swasta
1970 diganti namanya menjadi Kantor
yang dilelang secara sukarela oleh
Lelang Negara (KLN). Sejak tanggal 1
pemiliknya. Lelang ini dilakukan untuk
April 1990, Unit Lelang Negara bergabung
memenuhi keinginan bebas dari
dibawah Badan Urusan Piutang dan
masyarakat, dan dapat dimanfaatkan
Lelang Negara (BUPLN) yang kemudian
masyarakat untuk menjual asset miliknya.
berganti nama menjadi Direktorat Jenderal
Lelang sukarela cocok untuk barang yang
Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) pada
standarnya tidak pasti, salah satu
tahun 2000.16
contohnya adalah barang-barang bekas
yang masih layak untuk digunakan (second Seiring dengan perkembangan
hand). waktu dan penyempurnaan hukum,

Kantor Lelang Negara 16


S.Mantay borbir, Kompilasi Sistem
Hukum Pengurusan Piutang dan Lelang Negara,
Penerbit Pustaka bangsa Press, Jakarta 2004, h. 35.

57
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Negara, piutang Negara, dan


Nomor 445/PMK.01/2006 tentang lelang.
Organisasi Departemen Keuangan, DJPLN 5. Pelaksanaan administrasi
berubah menjadi Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal.
Kekayaan Negara (DJKN). Direktorat
Dalam hal operasionalnya di
Jenderal Kekayaan Negara mempunyai
daerah-daerah kota dan kabupaten,
tugas merumuskan serta melaksanakan
dibentuk Kantor Pengurusan Piutang dan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
Lelang Negara (KP2LN) yang saat ini
kekayaan Negara, piutang Negara, dan
turut berganti nama menjadi Kantor
lelang, sesuai dengan kebijakan yang
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan
(KPKNL). Tugas pokok KPKNL adalah
berdasarkan peraturan Perundang-
melaksanakan pelayanan di bidang
undangan yang berlaku.17 DJKN berada
kekayaan Negara, penilaian, piutang
dibawah Menteri Keuangan dan
Negara, dan lelang. Dalam melaksanakan
bertanggung jawab langsung kepada
tugas tersebut, KPKNL menjalankan
Menteri Keuangan.
fungsinya yaitu :
Fungsi dari DJKN adalah :
1. Inventarisasi, pengadministrasian,
1. Penyiapan perumusan kebijakan pendayagunaan, pengamanan
Departemen Keuangan di bidang kekayaan Negara;
kekayaan Negara, piutang Negara, 2. Retribusi, verifikasi, dan analisa
dan lelang. pertimbangan permohonan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengalihan serta penghapusan
kekayaan Negara, piutang Negara, kekayaan Negara;
dan lelang. 3. Registrasi penerimaan berkas,
3. Perumusan standar, norma, penetapan, penagihan, pengelolaan
pedoman, criteria, dan prosedur di barang jaminan, eksekusi,
bidang kekayaan Negara, piutang pemeriksaan harta kekayaan milik
Negara, dan lelang penanggung hutang/penjamin;
4. Pemberian bimbingan teknis dan 4. Penyiapan bahan pertimbangan
evaluasi di bidang kekayaan atas permohonan keringanan
jangka waktu dan/atau jumlah
hutang, usul pencegahan dan
17
Ibid penyanderaan penanggung hutang

58
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

dan/atau penjamin hutang, serta Balai Lelang adalah Badan Hukum


penyiapan data usul penghapusan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang
piutang Negara; khusus didirikan untuk melakukan
5. Pelaksanaan pelayanan penilaian; kegiatan usaha di bidang lelang setelah
6. Pelaksanaan pelayanan lelang; mendapatkan izin dari Menteri Keuangan
7. Penyajian informasi di bidang melalui Direktorat Jenderal Piutang dan
kekayaan Negara, penilaian, Lelang Negara (saat ini berganti menjadi
piutang Negara dan lelang; Direktorat Jenderal Kekayaan Negara).
8. Pelaksanaan penetapan dan
Balai lelang beroperasi di
penagihan piutang Negara serta
Indonesia sejak tahun 1996 berdasarkan
pemeriksaan kemampuan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
penanggung hutang atau penjamin
47/KMK.01/1996. Pada dasarnya Balai
hutang dan eksekusi barang
Lelang sudah dikenal di luar negeri sejak
jaminan;
lama kemudian diambil inspirasi oleh
9. Pelaksanaan pemeriksaan barang
Indonesia dan setelah diteliti untuk
jaminan milik penanggung hutang
diterapkan di
atau penjamin hutang serta harta
kekayaan lain; Indonesia, dalam perkembangannya,
10. Pelaksanaan bimbingan kepada masyarakat menganggap bahwa Balai
Pejabat Lelang; Lelang sama dengan Kantor Lelang
11. Inventarisasi, pengamanan, dan Negara, padahal Balai Lelang tersebut
pendayagunaan barang jaminan; bukan Kantor Lelang Negara, adapun
12. Pelaksanaan pemberian tujuan pendirian Balai Lelang adalah untuk
pertimbangan dan bantuan hukum melakukan pelaksanaan lelang khusus
pengurusan piutang Negara dan lelang sukarela.
lelang;
Hak Balai Lelang adalah
13. Verifikasi dan pembukuan
Mengadakan perjanjian dengan pemilik
penerimaan pembayaran piutang
barang untuk melaksanakan jasa pra-
Negara dan hasil lelang;
lelang, mengadakan perjanjian perdata
14. Pelaksanaan administrasi Kantor
dengan Pejabat Lelang kelas II untuk
Pelayanan Kekayaan Negara dan
melaksanakan jasa pelaksanaan lelang,
Lelang.
mengadakan perjanjian dengan pembeli
Balai Lelang barang untuk melaksanakan jasa pasca

59
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

lelang, menerima Salinan dan Kutipan dan kutipan risalah lelang kepada
pembeli lelang setelah kewajiban
Risalah Lelang dari Pejabat Lelang,
pembeli dipenuhi
mengusulkan Pemandu Lelang. 9. Melaksanakan administrasi
perkantoran dan laporan
Kewajiban Balai Lelang adalah 10. Mematuhi peraturan perundang-
undangan di bidang lelang.
menyerahkan bukti pembayaran uang
Tujuan lelang adalah untuk
jaminan penawaran lelang oleh peserta
menjual barang secepat mungkin tanpa
lelang kepada Pejabat Lelang,
memperhatikan barang yang dijual Untuk
Mengembalikan uang jaminan penawaran
itu, penjual pada dasarnya memerlukan
lelang seluruhnya tanpa potongan kepada
jasa promosi, menawarkan, dan
peserta lelang yang tidak ditunjuk sebagai
mengirimkan barang, namun hal ini tidak
pembeli :
dapat dilakukan oleh Kantor Lelang
1. Menyetorkan Bea Lelang ke Kas Negara karena adanya keterbatasan-
Negara dalam waktu 1 (satu) hari
kerja setelah harga lelang dibayar keterbatasan tertentu. Oleh karena itu,
oleh pembeli berdirinya Balai Lelang adalah untuk
2. Menyetorkan uang jaminan
penawaran lelang dari pembeli memenuhi berbagai unsur lelang yang
yang wanprestasi kepada yang tidak dapat dilakukan oleh Kantor Lelang
berhak
3. Menyetorkan Perurugi kepada Negara. Contohnya adalah Balai Lelang
Pejabat Lelang kelas II setelah membuka jasa pra-lelang dan pasca-lelang
dipotong PPh Pasal 21 oleh Balai
Lelang yang meliputi pengiriman barang serta
4. Menyetorkan PPh atas pengalihan pendanaan.
hak atas tanah dan/atau bangunan
yang terhutang dari pemilik barang
Lelang wajib didahului dengan
dan PPh Pasal 21 (atas perurugi) ke
Kas Negara pengumuman lelang yang dilakukan oleh
5. Meminta bukti setor BPHTB dari
penjual, bukan oleh Kantor Lelang.
pembeli lelang
6. Menyerahkan bukti pelunasan Apabila tidak dilakukan pengumuman
harga lelang berupa kuitansi, bukti
lelang, maka lelang yang sudah
setor/transfer dan/atau rekening
Koran pelunasan harga lelang, dilaksanakan akan cacat hukum dan rawan
bukti setor Bea Lelang dan PPh
gugatan, dan apabila benar tidak dilakukan
kepada Pejabat Lelang pada saat
meminta Kutipan dan Salinan pengumuman, maka besar kemungkinan
Risalah Lelang
lelang akan dibatalkan.
7. Menyerahkan hasil bersih lelang
kepada pemilik barang sesuai
dengan perjanjian Dasar hukum dari pengumuman
8. Menyerahkan barang, dokumen lelang adalah Bab III bagian kesembilan
kepemilikan, kuitansi pembayaran,

60
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 5. Spesifikasi barang, khusus untuk


93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 barang bergerak
yaitu tentang pengumuman lelang. Pada 6. Waktu dan tempat melihat barang
prinsipnya pengumuman lelang melalui yang akan dilelang
surat kabar harian yang terbit ditempat 7. Uang jaminan penawaran lelang
barang berada. Bila tidak ada yang terbit di meliputi besaran, jangka waktu,
tempat barang berada, melalui surat kabar cara dan tempat penyetoran, dalam
harian yang terbit di tempat terdekat atau hal dipersyaratkan adanya Uang
di ibukota provinsi yang bersangkutan. Jaminan Penawaran Lelang
Pengumuman lelang harus dihalaman 8. Nilai Limit, kecuali lelang kayu
utama/reguler, dilarang dihalaman dan hasil hutan lainnya dari tangan
suplemen/tambahan khusus. pertama dan Lelang Non-eksekusi
Sukarela untuk barang bergerak
Maksud dan tujuan dari
9. Cara penawaran lelang
pengumuman lelang adalah agar diketahui
10. Jangka waktu kewajiban
masyarakat luas (upaya pengumpulan
pembayaran lelang oleh pembeli.
peminat dan marketing), dan member
kesempatan verzet bantahan dari pihak Menurut Pasal 49 ayat (1)
yang dirugikan. Didalam Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
Peraturan Menteri Keuangan no. 93/2010, tahun 2010, Pengumuman lelang untuk
pengumuman lelang sedikitnya harus pelaksanaan Lelang Noneksekusi Wajib
memuat : dan Lelang Noneksekusi Sukarela yang
Nilai Limit keseluruhannya paling banyak
1. Identitas penjual
Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)
2. Waktu lelang, termasuk hari,
dalam 1 (satu) kali lelang, dapat dilakukan
tanggal, dan jam pelaksanaan
1 (satu) kali melalui tempelan yang mudah
lelang serta tempat diadakannya
dibaca oleh umum dan/atau melalui media
lelang
elektronik, paling singkat 5 (lima) hari
3. Jenis dan jumlah barang
sebelum hari pelaksanaan lelang.
4. Lokasi, luas tanah, jenis hak atas
tanah, dan ada/tidak adanya Uang Jaminan
bangunan, khusus untuk barang
Pasal 1 angka 25, Peraturan
tidak bergerak berupa tanah
Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2010
dan/atau bangunan
mengatakan bahwa Uang Jaminan

61
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Penawaran Lelang adalah uang yang 3. Bila pemenang lelang wanprestasi,


disetor kepada Kantor Lelang/Balai Lelang uang jaminan disetor kedalam kas
atau Pejabat Lelang oleh calon Peserta negara. Khusus lelang melalui
Lelang sebelum pelaksanaan lelang Balai Lelang, uang jaminan jadi
sebagai syarat menjadi Peserta Lelang. milik
4. Balai Lelang dan/atau pemilik
Uang jaminan berfungsi sebagai
barang lelang.
uang muka dalam pelelangan, oleh karena
5. Bila pemenang lelang wanprestasi,
itu setiap peserta lelang wajib menyetor
lelang dilaksanakan oleh Pejabat
uang jaminan, kecuali lelang kayu jati dan
6. Lelang kelas II, maka uang
lelang yang diselenggarakan melalui Balai
jaminan akan jadi milik Balai
Lelang. Besarnya uang jaminan tidak
Lelang dan/atau pemilik barang
ditentukan secara pasti oleh penjual. Pada
sesuai kesepakatan Balai Lelang
Pasal 32 Peraturan Menteri Keuangan
dengan pemilik barang.
Nomor 93 tahun 2010 dijelaskan bahwa
uang jaminan ditetapkan kepada peserta Tujuan adanya uang jaminan ini
lelang dengan jumlah sebesar paling adalah untuk menjaring pembeli potensial
sedikit 20% (dua puluh persen) dari dan untuk mengurangi kemungkinan
perkiraaan harga minimal barang yang adanya wanprestasi dari peserta lelang.
dilelang atau dari nilai limit dan paling Lelang eksekusi diwajibkan adanya uang
banyak sama dengan nilai limit itu sendiri. jaminan, sedangkan lelang sukarela tidak
Uang jaminan ditentukan oleh penjual diwajibkan.
dengan memperhatikan saran dari Kantor
Nilai limit adalah nilai minimal
Lelang, sehingga tidak ada ketentuan pasti
yang ditetapkan penjual untuk dicapai
dalam menentukan besarnya uang jaminan
dalam pelelangan sebagai dasar
tersebut.
disahkannya pemenang lelang. Nilai limit
Ketentuan dari uang jaminan adalah : diatur dalam Pasal 35 s/d 40 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93/2010, dan
1. Bila peserta berhasil menjadi
menurut Pasal 21 Vendu Reglement
pemenang lelang, uang jaminan
Staatsblad tahun 1908 nomor 189 yang
diperhitungkan dalam pelunasan
merupakan salah satu persyaratan penjual.
2. Bila peserta kalah, uang jaminan
Pada dasarnya nilai limit tidak bersifat
dikembalikan tanpa potongan
rahasia dan dicantumkan dalam
apapun
pengumuman, tetapi bisa saja apabila

62
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

dilakukan sebaliknya, sesuai dengan dilakukan oleh penilai independent


keinginan penjual. Bila tidak rahasia, nilai (independent appraisal), atau dapat juga
limit diumumkan dalam pengumuman, dilihat dari Nilai Jual Objek Pajak
sedangkan bila rahasia, nilai limit (NJOP)/harga pasar dalam hal yang
diberikan kepada Pejabat Lelang sebelum dilelang adalah tanah kosong. Setelah
pelaksanaan lelang. Pasal 37 ayat (2) ditentukan nilainya kemudian diserahkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 kepada Pejabat Lelang selambat-
Tahun 2010 mengatakan bahwa, Untuk lambatnya pada saat akan dimulainya
lelang eksekusi, lelang noneksekusi wajib pelaksanaan lelang.18
dan lelang noneksekusi sukarela atas
Fungsi nilai limit bagi Pejabat
barang tidak bergerak nilai limit wajib
Lelang adalah sebagai patokan harga
bersifat terbuka, yaitu dengan diumumkan
terendah pada saat pelaksanaan lelang
jumlah harga limitnya, dengan tujuan
ketika barang akan dilelang. Fungsi kedua
untuk menghindari masalah di kemudian
adalah merupakan pedoman bagi Pejabat
hari.
Lelang untuk menahan/melepas barang
Nilai limit pada lelang eksekusi ini yang dilelang dan menetapkan pemenang
ditentukan oleh penjual, baik pemilik lelang.
barang maupun pemohon lelang, yakni
Peserta lelang berasal dari kata
orang/badan/pihak-pihak/instansi yang
attenders, bidders, the highest bidders,
berwenang (Pengadilan Negeri) yang oleh
buyers/purchasers yang diterjemahkan
peraturan perundang-undangan dikuasakan
kedalam bahasa Indonesia sebagai peserta,
untuk itu. Sedangkan untuk lelang
penawar, penawar tertinggi/pemenang
sukarela, yang menetapkan harga limit
lelang, pembeli lelang. Menurut Pasal 1
adalah pemilik barang lelang, dan bebas
Nomor 21 Peraturan Menteri Keuangan
dalam penentuannya.
Nomor 93 tahun 2010, pengertian dari
Harga limit pada prinsipnya peserta lelang adalah orang atau badan
ditentukan berdasarkan permintaan penjual usaha yang memenuhi syarat-syarat untuk
(dalam lelang sukarela) berdasarkan hasil mengikuti lelang yang sebelumnya sudah
penilaian terhadap barang yang akan ditentukan dalam pengumuman lelang.
dilelang tersebut, tetapi untuk lelang Perorangan atau badan usaha dapat
barang dengan harga jual diatas Rp. menjadi peserta/pembeli lelang, kecuali
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
penilaian atas barang yang dilelang harus 18
Ibid, h. 40-45

63
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

nyata-nyata dilarang oleh peraturan yang 1. Melihat dan meminta keterangan


berlaku seperti Hakim, Jaksa, Panitera, atas dokumen-dokumen barang
Pengacara, Pejabat Lelang, Juru Sita, dan yang akan dilelang
Notaris yang menangani pokok perkara 2. Melihat dan memeriksa barang
yang barangnya akan dilelang. yang dilelang
3. Meminta kembali uang jaminan
Peserta lelang yang bertindak untuk
bila tidak ditunjuk sebagai
orang lain atau badan hukum atau badan
pemenang lelang
usaha harus menyampaikan surat kuasa
4. Meminta petikan/salinan/grosse
yang bermaterai cukup kepada Pejabat
Risalah Lelang dan kwitansi lelang
Lelang dengan dilampiri fotokopi Kartu
bila ditunjuk sebagai pembeli
Tanda Penduduk (KTP)/Surat Izin
lelang
Mengemudi (SIM)/paspor pemberi kuasa
5. Mendapatkan barang beserta
dan penerima kuasa dengan menunjukkan
dokumen-dokumennya apabila
aslinya.
ditunjuk sebagai pemenang lelang
Kewajiban-kewajiban dari para peserta
Lelang (auction) adalah penjualan
lelang adalah 19
barang yang terbuka untuk umum dengan
1. Menyetor uang jaminan kepada penawaran harga secara tertulis dan/atau
Pejabat Lelang, bila disyaratkan
lisan yang semakin meningkat atau
demikian
2. Peserta/kuasanya hadir dalam menurun untuk mencapai harga tertinggi
pelaksanaan lelang
yang didahului dengan pengumuman
3. Mengisi surat penawaran dengan
baik dan benar dalam hal lelang lelang. Lelang menurut sejarahnya berasal
tertutup/tertulis
dari bahasa latin yaitu auctio yang berarti
4. Membayar pokok lelang, Bea
Lelang, dan pajak/pungutan peningkatan harga secara bertahap. Para
lainnya (contoh : BPHTB) bila
ahli menemukan di dalam literatur Yunani
ditunjuk sebagai pemenang lelang
atau pembeli lelang bahwa lelang telah dikenal sejak 450 tahun
5. Mentaati tata tertib pelaksanaan
sebelum Masehi. Di Indonesia, lelang
lelang
secara resmi masuk dalam perundang-
Hak-hak dari para peserta lelang
undangan sejak 1908, yaitu dengan
adalah 20 :
berlakunya Vendu Reglement (VR)
19 Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad
http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/lelang- 1908:189 sebagaimana telah beberapa kali
teori-dan-praktek diakses pada tanggal 21 April
2015
20
Ibid

64
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

diubah terakhir dengan Staatsblad 1941:3. antara lain adalah KMK Nomor
Hal ini terkait dengan pertimbangan 557/KMK.01/1999, KMK Nomor
pemerintah Hindia Belanda dalam 337/KMK.01/2000, KMK Nomor
penjualan barang-barang milik pejabat 507/KMK.01/2000, KMK Nomor
Belanda yang pada saat itu dimutasi. 304/KMK.01/2002, KMK Nomor
Peraturan-peraturan dasar lelang ini masih 450/KMK.01/2002, PMK Nomor
berlaku hingga saat ini dan menjadi dasar 40/PMK.07/2006, PMK Nomor
hukum penyelenggaraan lelang di 150/PMK.06/2007, PMK Nomor 61
Indonesia, lebih lanjut dan terus /PMK.06/2008, dan terakhir yang masih
berkembang dengan dikeluarkannya berlaku saat ini adalah PMK Nomor
peraturanperaturan lelang pada tingkatan 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
di bawahnya. Pelaksanaan Lelang. Selanjutnya, dengan
pertimbangan untuk mewujudkan lelang
Saat ini tengah diupayakan
yang lebih efisien, efektif, transparan,
pembentukan undang-undang lelang yang
akuntabel, adil, dan menjamin kepastian
baru sebagai bentuk upaya pemenuhan
hukum, serta untuk mengikuti
kebutuhan akan suatu peraturan yang
perkembangan kebutuhan masyarakat,
relevan dengan perkembangan jaman.
sementara peraturan yang sudah ada yaitu
Namun sayangnya undang-undang lelang
PMK Nomor 93/PMK.06/2010 tentang
yang baru dimaksud sampai dengan saat
Petunjuk Pelaksanaan Lelang dianggap
ini belum disahkan. Sampai dengan saat
tidak sesuai lagi, maka baru-baru ini
ini pemerintah melalui Kementerian
tepatnya tanggal 26 Juli 2013 telah
Keuangan telah berupaya keras untuk
ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan
menyempurnakan aturan terkait lelang.
Nomor 106/PMK.06/2013 tentang
Hal ini dilakukan tidak lain adalah demi
Perubahan Atas PMK Nomor
mengikuti perkembangan jaman dan
93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk
menjawab kebutuhan yang berkembang di
Pelaksanaan Lelang, diundangkan pada
masyarakat. Setidaknya hal tersebut
tanggal 6 Agustus 2013, yang efektif
terlihat dari catatan jumlah peraturan
berlaku 2 (dua) bulan sejak tanggal
terkait lelang yang telah beberapa kali
diundangkan tepatnya tanggal 6 Oktober
dikeluarkan oleh Menteri Keuangan yang
2013.
sampai dengan saat ini jumlahnya tidak
kurang dari 10 (sepuluh) Di dalam peraturan dimaksud
Keputusan/Peraturan Menteri Keuangan muncul hal-hal baru yang selama ini

65
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

belum diatur, selebihnya adalah berisi penawaran lelang secara fairplay. Inilah
penegasan dan cascading dari aturan yang yang dimaksud dengan lelang yang
sudah ada. Hal baru yang diatur di dalam modern, begitu
PMK Nomor 106/PMK.06/2013 sekaligus
mudah dan cepat.
menjadi icon perubahan di dalam sejarah
lelang di Indonesia adalah terkait adanya Dengan demikian sejak
aturan yang memperbolehkan peserta diberlakukannya PMK Nomor
lelang untuk melakukan penawaran lelang 106/PMK.06/2013, penawaran lelang
dengan menggunakan email dan ataupun dapat dilakukan dengan beberapa cara
menggunakan aplikasi internet. Dalam yaitu 1) penawaran lelang secara tertulis
memberikan penawaran lelang dengan tanpa keharusan peserta lelang untuk hadir
menggunakan email atau aplikasi internet di tempat lelang, yaitu penawaran melalui
maka kehadiran peserta lelang di tempat surat elektronik (email), aplikasi internet,
lelang tidak diperlukan lagi. Dengan atau surat tromol pos; 2) penawaran lelang
demikian, sejak diberlakukannya aturan secara lisan dan/atau tertulis dimana
baru tersebut maka penawaran lelang tidak peserta lelang wajib hadir di tempat lelang
lagi di batasi oleh jarak, waktu, dan tempat untuk menyampaikan penawarannya; 3)
tertentu lelang. penawaran lelang dengan menggunakan
kombinasi di antara kedua jenis penawaran
Dalam rangka mengajukan
tersebut.
penawaran lelang, peserta lelang tidak
harus beranjak meninggalkan tempatnya Hal baru lainnya dan juga menjadi
beraktivitas. Cukup sembari duduk di perhatian masyarakat luas terkait
depan layar komputer yang diberlakukan peraturan baru dimaksud
adalah dimungkinkannya penggunaan
terhubung dengan jaringan internet, maka
³*DUDQVL %DQN´ VHEDJDL MDPLQDQ
peminat lelang dapat mengirimkan email
penawaran lelang. Menurut penulis,
penawaran lelangnya atau dengan cara
mungkin hal ini merupakan jawaban atas
melakukan registrasi lelang secara online
tuntutan masyarakat yang menginginkan
kemudian login dan memilih objek lelang
agar setiap peminat lelang dapat mengikuti
yang diminati untuk selanjutnya langsung
pelelangan dengan cara-cara yang tidak
mengajukan harga
menyulitkan. Peminat lelang tidak harus
terpaku menggunakan uang tunai/cash
sebagai satu-satunya jenis jaminan

66
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

penawaran lelang, akan tetapi mereka juga jasa layanan lelang telah memiliki tidak
diberikan pilihan lain yaitu dengan kurang dari 70 kantor operasional yang
menggunakan Garansi Bank sebagai memiliki kemampuan dan standar
jaminan penawaran lelang (untuk obyek pelayanan lelang yang sama dan
lelang dengan nilai jaminan Rp 50 miliar ketersediaan 89 Pejabat Lelang Kelas II
ke atas). yang kesemuanya tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, sehingga kantor-kantor
Dengan diperbolehkannya
pelayanan lelang dan Kantor Pejabat
menggunakan Garansi Bank, maka
Lelang Kelas II sudah dapat diakses di
peminat lelang akan lebih leluasa
seluruh wilayah Indonesia. Dengan
melakukan transaksi lelang dibandingkan
demikian, pemberian dispensasi tempat
jika menggunakan uang tunai/cash
pelaksanaan lelang sebagaimana yang
khususnya untuk lelang dengan uang
diatur di dalam peraturan sebelumnya,
jaminan berjumlah sangat besar.
sudah tidak dimungkinkan lagi. Sejalan
Tentang Nilai Limit, diatur hal baru dengan semangat meniadakan dispensasi
bahwa besarnya Nilai Limit wajib lelang tersebut di atas, perubahan
ditetapkan dengan didasari oleh hasil pengaturan dilakukan pula pada dispensasi
SHQLODLDQ GDUL ³3HQLODL ,QGHSHQGHQ´ jangka waktu pembayaran harga lelang.
Namun aturan ini hanya berlaku untuk Ketentuan dispensasi waktu pembayaran
jenis lelang Noneksekusi Sukarela dengan lelang telah dihapus dalam peraturan yang
objek lelangnya berupa tanah dan/atau baru dan hal ini didukung dengan aturan
bangunan, dan untuk jenis lelang eksekusi baru pula yaitu bagi pembeli diberi
berdasarkan pasal 6 Undang-Undang Hak kesempatan untuk melunasi pembayaran
Tanggungan dengan Nilai Limit paling dengan jangka waktu yang semula 3 (tiga)
sedikit Rp 300 juta dan/atau jika kreditor hari kerja diubah menjadi 5 (lima) hari
ikut sebagai peserta lelang. Perubahan kerja setelah pelaksanaan lelang. Dalam
yang bersifat mendasar lainnya yang diatur hal objek lelang berupa beberapa bidang
di dalam PMK Nomor 106/PMK.06/2013 tanah dalam 1 (satu) hamparan atau
adalah adanya pasal baru yang meniadakan bersisian maka di dalam peraturan terbaru,
pemberian dispensasi tempat pelaksanaan lelangnya wajib ditawarkan dalam 1 (satu)
lelang. Hal ini diberlakukan dengan paket dan tidak boleh ditawarkan secara
pertimbangan bahwa DJKN selaku parsial.
penyedia

67
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

Terkait upaya penggalian potensi sukarela yang diharapkan frekuensinya


perpajakan, maka terdapat pasal baru yang akan meningkat pesat dan
mengatur bahwa setiap peserta lelang
jenis objek lelangnya akan lebih bervariatif
wajib menunjukan/mempunyai NPWP.
lagi.
Aturan ini sebagai bentuk sinkronisasi
dengan upaya pemerintah yang sedang giat Lelang selain berdampak positif
menggali potensi perpajakan baik melalui pada stabilitas ekonomi dan keuangan
intensifikasi maupun ekstensifikasi yang antara lain mencakup dampak pada
terhadap subjek maupun objek pajak, guna peningkatan volume transaksi jual beli
mencapai target pendapatan negara dari (business term), meningkatkan perputaran
sektor perpajakan. Sejauh ini Kementerian uang, dan membantu meningkatkan
Keuangan melalui DJKN terkait dengan likuiditas organisasi terutama lembaga
tugas dan fungsinya sebagai regulator dan keuangan seperti perbankan, lelang juga
sekaligus sebagai pelaksana pelayanan di berdampak positif kepada peningkatan
bidang lelang telah melakukan beberapa pendapatan negara. Terkait lelang
kali deregulasi lelang. Deregulasi lelang berdampak pada peningkatan pendapatan
dilakukan secara berkesinambungan negara, hal ini dikarenakan dari setiap
sebagai upaya penyempurnaan peraturan pelaksanaan lelang (transaction), sesuai
yang sudah ada. Dengan demikian dengan peraturan yang berlaku wajib
diharapkan lelang di Indonesia akan dipungut antara lain bea lelang, PPh final,
berkembang ke arah yang lebih maju BPHTB, dan Uang Miskin yang
layaknya perkembangan lelang yang kesemuanya disetorkan ke kas negara
terjadi di negara lain seperti Belanda, sebagai penerimaan perpajakan dan
Amerika Serikat, dan Australia. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Selanjutnya penerimaan perpajakan dan
KESIMPULAN
PNBP tersebut dijadikan sebagai bagian
Diharapkan lelang di Indonesia dari unsur-unsur dalam penyusunan
tidak terkotak pada jenis pelaksanaan sumber-sumber pendapatan negara di
lelang eksekusi dalam struktur Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
belaka, tetapi di masa yang akan datang
lelang di Indonesia diharapkan akan
berkembang pesat melalui jenis lelang

68
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

DAFTAR PUSTAKA
KMK No.509/KMK.01/2000 Tentang
BUKU
Balai Lelang
Mantay borbir,S. Kompilasi Sistem Hukum KMK No.306/KMK.01/2002 Tentang
Pengurusan Piutang dan Lelang Balai Lelang
Negara, Penerbit Pustaka bangsa
Press, Jakarta 2004 PMK No.40/PMK.07/2005 Tentang
Petunjuk Pelaksaan Lelang
Risman, Auction Reporm, Lelang
Indonesia Menuju Era Baru, PMK No.119/PMK.07/2005 Tentang
Makalah, April 2015 Pejabat Lelang Kelas II

Subekti, R. Aneka perjanjian,Cet.10, PMK No.118/PMK.07/2005 Tentang Balai


Lelang
Bahan perkuliahan tentang peraturan
lelang berjudul Keberadaan PMK No.41/PMK.07/2006 Tentang
Undang-Undang Lelang di Pejabat Lelang Kelas I
Indonesia, Program Magister
PMK No.150/PMK.06/2007 Tentang
Kenotariatan, Fakultas Hukum
Petunjuk Pelaksaan Lelang
UNLAM, April 2015
PMK No.61/PMK.06/2008 Tentang
Lembar catatan perkuliahan Peraturan
Petunjuk Pelaksaan Lelang
Lelang, Surabaya, Maret 2014
PMK No.93/PMK.06/2010 Tentang
PERATURAN Petunjuk Pelaksaan Lelang
STB 1908 No.189 (verdue Reglement)
PMK No.174/PMK.07/2010 Tentang
Tentang Peraturan Lelang
Pejabat Lelang Kelas I
STB 1908 No.190 (Vendue Instruktie)
PMK No.176/PMK.06/2010 Tentang Balai
Tentang Instruksi Lelang
Lelang
SKM No.47/KMK.01/1996 Tentang Balai
PMK No.175/PMK.06/2010 Tentang
Lelang
Pejabat Lelang Kelas II
SKM No.337/KMK.01/2000 Tentang
PMK No.159/PMK.06/2013 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang
Pejabat Lelang Kelas II
SKM No.339/KMK.01/2000 Tentang
PMK No.160/PMK.06/2013 Tentang Balai
Balai Lelang
Lelang
KKM No.450/KMK.01/2000 Tentang
PMK No.106/PMK.06/2013 Tentang
Petunjuk Pelaksaan Lelang
Petunjuk Pelaksaan Lelang
KKM No.304/KMK.01/2000 Tentang
PEDIRJEN No.6/KN/2013 Tentang
Petunjuk Pelaksaan Lelang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang
KMK No.338/KMK.01/2000 Tentang
PMK No.158/PMK.06/2013 Tentang
Pejabat Lelang
Pejabat Lelang Kelas I
KMK No.508/KMK.01/2000 Tentang
Pejabat Lelang

69
o[ oU s}oµu V Nomor 10, Juli-Desember 2013 ISSN 1979-4940

PMK No.45/PMK.06/2013 Tentang Peraturan Menteri Keuangan Nomor


Penerapan Prinsip Mengenai 40/PMK.06/2006, Tentang
Pengguna Jasa Bagi Balai Lelang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
PP No.1 Tahun 2013 Tentang Jenis Dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Tarif Atas Jenis Penerimaan 93/PMK.06/2010 Tentang
Negara Bukan Pajak Yang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Berlaku Pada Kementrian
Keuangan

70

Anda mungkin juga menyukai