Anda di halaman 1dari 57

WELLHEAD

COMPRESSOR
ARROW VRG 330 -
SULLAIR PDX-12 GD
SAGE PACKAGE

OPERATION & MAINTENANCE


17 Desember 2012
INTRODUCTION TRAINING
CONTENT

Screw Compressors SULLAIR


• Type Screw Compressor: Oil Flooded & Dry
• Komponen Utama WHC Package
• Fungsi & cara kerja Komponen Utama WHC package
• Sistem Kompresi
• Sistem Pelumasan
• Sistem Injection Pelumas & oil flow adjustment
• Process Flow
• Capacity control &Volume Ratios (Vi)
• Maintenance
• Procedure pre-Start, Start & Pengoperasian
COMPRESSOR TYPE

(POS DISPLACEMENT)
JENIS SCREW COMPRESORS
• DRY TYPE / NON LUBRICATED/OIL FREE:
Lube oil hanya untuk pelumasan bearings dan
seals

• OIL FLOODED:
Lube oil untuk pelumasan bearings, seals dan
bercampur dengan gas process untuk melumasi
male & female rotors serta sebagai media
pendingin gas process
NON LUBRICATED / Oil Free

• Pelumasan hanya untuk bearing (dan seals)


• Memerlukan timing gear agar male & female rotors
sinkron tidak saling bersentuhan
• Pelumas terpisah dengan ruang kompresi, tidak
bercampur dg gas.
• Efisiensi kompresor diatur dengan putarannya
• Sangat bising
• Compression Ratio dibatasi oleh temperatur
discharge umumnya sekitar 4:1
DRY TYPE SCREW COMPRESSOR
WITH TIMING GEAR
OIL FLOODED
• Lube Oil bercampur dengan gas process:
• Tidak memerlukan Timing Gear
• Kebisingan lebih rendah
• Efisiensi lebih tinggi dikarenakan penyekatan
(sealing) antara male dan female rotor maupun dg
housing lebih baik.
• Compression Ratio lebih tinggi karena lube oil juga
berfungsi sebagai media pendinginan.
• Tidak memerlukan Intercooler.
Top view of compressor
Male/Female Rotor
Male & Female Rotors

Screw Compressor
Male & Female Rotors in Casing
WHC PACKAGE
WHC PACKAGE
WHC Process Flow Diagram
SUCTION SCRUBBER-V1
‘Free water’ dan partikel2 besar dipisahkan dari
aliran gas melalui 2 tahap:

TAHAP I:
Campuran gas dan cairan masuk kedalam suction
scrubber V-1, dirubah arah alirannya dan dengan
gaya gravitasi sebagian besar Droplet jatuh kebagian
bawah

TAHAP I:
Droplets (butiran air) yang lebih kecil ditangkap oleh
‘mesh pad’ yang berbentuk seperti saringan dan
jatuh kebawah dibagian dasar suction scrubber tsb.

To Blowcase
COMPRESSOR – C1
• Gas dari Suction Scrubber V-1 masuk ke
suction compressor dari bagian atas

• Lube Oil di injeksikan kedalam kompresor


bercampur dg Gas dan sepanjang rotor
compressor selama proses kompresi
berlangsung.
Gas di kompres oleh ‘Male’ dan ‘Female’
rotor yang saling berhimpit memperkecil
volume ruangan diantara kedua rotor tsb
sehingga terjadi kenaikan tekanan.

• Campuran gas dan lube oil keluar dari


compressor melalui discharge port menuju
Oil Separator V-2 melalui pipa discharge 3”
Oil Flooded Screw Compressor
SULLAIR PDR-20
Lube Oil System in Screw Compressor
Fungsi Oil Separator

• Volume Chamber
• Pulsation Dampener
• Filtration
• Oil Separator
• Oil Storage
OIL SEPARATOR
(discharge scrubber/de-oiling vessel)
Oli dipisahkan dari aliran gas melalui 3 tahap:
Tahap I:
Oli/Gas masuk kompresor dirubah arahnya secara
cepat, sehingga terjadi kenaikan gaya gravitasi yang
menyebabkan sebagian Oli terpisah dari gas jatuh
kebagian bawah separator

Tahap II:
Gas naik keatas melalui mesh pad atau demister
pad menangkap butiran2 oli yg lebih kecil yang
masih terikut aliran gas keatas, shg Oli jatuh
kebawah

Tahap III:
Butiran2 Oli yg tidak tertangkap oleh demister pad
akan dipisahkan oleh coalescer filter .
To compressor
Oil Separator
• Lube oil kembali ke suction compressor
melalui tubing return line ½” yg dapat
diamati saat operasi

• Buka regulator flow secukupnya sampai


terlihat terdapat aliran oli kembali ke
suction compressor.

• Aliran gas keluar dari bagian atas oil


separator ini dengan temperature
discharge antara 180-220oF, dan
kemudian masuk gas cooler.

• Gas keluar dari cooler sekitar 120 - 130


oF
RANGKAIAN LUBE OIL SYSTEM
• Close Loop atau sistem tertutup.

• Oli di sirkulasikan berdasarkan prinsip beda


tekanan suction dan discharge.

• Jika beda tekanan ini tidak mecukupi untuk


mensirkulasi oli, sebuah lube oil pump atau ‘back
pressure’ regulator valve perlu digunakan.
WHC FLOW DIAGRAM
Cara Kerja Lube Oil System

• Lube oil dipisahkan dari aliran gas dan ditampung


pada bagian bawah oil separator V-2.

• Oli dari bagian bawah separator di alirkan pipa1-1/2”


ke HE E-2 untuk didinginkan

• Oli didinginkan dari discharge temperature sekitar


140o-175oF dan kemudian diinjeksikan kembali
kedalam compressor.
Cara Kerja Lube Oil System
(lanjutan)
Oli yang telah didinginkan tsb dialirkan melalui sebuah pipa header dan
kemudian dibagi menjadi dua:

1. Untuk rotor compressor.


– Sebuah globe valve ¾” digunakan untuk men-‘throttle’ oil flow
menujuk ke rotor compressor. Valve ini dapat diatur dan dapat
menaikkan atau menurunkan temperature aliran discharge
compressor.
– Sebuah bypass minimum flow dengan ¼” tubing dipasang dengan
tujuan jika globe valve secara tidak disengaja tertutup, maka masih
ada aliran lube oil masuk kedalam compressor.

2. Untuk shaft seal dan pelumasan bearings


– Lube oil tsb dialirkan melalui sebuah oil filter dan tersambung
dengan lubang oli (ports) menunju shaft seal dan bearings.
Oil Flow Regulator (Injection Valve)

Oil Flow Regulator adjustment


untuk menyesuaikan Compressor
Discharge Temp. Yang diinginkan
Oil injection valve
• Saat start pertama kali, valve di adjust 3 putaran
keluar (open)
• Kemudian adjust setelah ada kenaikan
temperatur gas discharge dan lube oil temp naik.
• Semakin banyak valve dibuka, semakin rendah
discharge temperatur.
• Jika injection valve dibuka terlalu besar, dapat
berakibat terjadi kenaikan vibrasi dan kebisingan
bertambah.
Oil injection valve
• Injection Valve ¾”. Disebut juga sebagai “Hand
Expansion Valve” yang mengontrol jumlah oli
yang di injeksikan kedalam rotor untuk
pendinginan.
• Valve ini dapat diputar dari full close sampai
full open.
• Jika tertutup penuh, maka oil flow minimum
mengalir hanya melalui tubing ¼”
Fungsi & Persyaratan Pelumasan pada
Oil Fooded Screw
• Melumasi rotors, bearings & mechanical seals

• Berfungsi sebagai penyekat “internal running clearance”


(celah/gap diantara male & female rotor)

• Menyerap panas gas akibat proses kompresi

• Jenis & merk Lube Oil harus sesuai dg Kondisi Operasinya.

• Temperatur Oli masuk kompresor harus dijaga tidak terlalu


rendah untuk mencegah pelarutan komponen gas kedalam
lube oil yang mempuyai efek terhadap kondisi Lube Oil
BLOWCASE
(Liquid Transfer Vessel)

• Blowcase ini bertindak seperti penampung


untuk menyimpan cairan yang telah
dIpisahkan dari gas didalam suction scrubber.

• Cairan yang telah terkumpul tadi kemudian


ditekan oleh tekanan gas discharge dan
dialirkan ke pipa discharge compressor setelah
cooler.
Blow Case DIAGRAM
Normal Operation
Blow Case DIAGRAM
Liquid Transfer Condition
Bypass Control Low Suction
• Bypass control suction ini berfungsi untuk mengontrol
agar tekanan suction tetap pada minimum set point
nya dan agar sirkulasi gas discharge kembali ke suction.

• Buka valve 1-1/2” bypass jika dikehendaki tekanan


suction naik. Suction pressure supaya dijaga sama atau
lebih tinggi dari 5 psig. Compressor akan shutdown
karena Low Suction Pressure pada 2 psig.

• Bypass valve ini dapat juga berupa PCV yang dapat


secara otomatis mengontrol dan menjaga tekanan
suction pada tekanan yang dikehendaki.
Back Pressure Regulator
• Back pressure regulator ini berfungsi untuk menaikan tekanan
discharge pada tekanan minimum yang ditentukan, agar beda
tekanan suction dengan discharge selalu >35-45 psid

• Minimum beda tekanan suction discharge untuk memastikan


bahwa lube oil flow selalu lebih besar dari yang disyaratkan.

• Jika tekanan discharge terlalu rendah, maka tekanan lube oil


juga akan rendah, oleh sebab itu perlu dinaikan dengan cara
menaikan tekanan discharge dengan mengurangi bukaan valve
back pressure regulator tsb.
Kekurangan-2
• Kurang sesuai untuk “wet gas” karena dapat menyebabkan
lube oil ter-degradasi dalam waktu yang relatif singkat karena
oil dilution

• Memerlukan lube oil khusus (Synthetic atau Semi-Synthetic)


yang relatif mahal

• Overhaul hanya direkomendasikan untuk yang memiliki


kemampuan yang telah disertifikasi oleh pabrik pembuat.
Effect of Water Concentration
On Bearing Life*
1.0
Relative Life

0.5

0.0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Water Concentration (ppm)


*Cantley, R., “The Effect of Water in Lubricating Oil on Bearing Fatigue
Life” Karl Fisher Test Required.
Kelebihan Oil Flooded Screw
• Memiliki fleksibiltas dalam hal CR: 2 – 20
• Sesuai untuk suction rendah sampai dengan Vacuum.
• Memerlukan area yang relatif lebih kecil untuk kapasitas yang
besar sampai dengan 50 MMSCFD
• Tidak memerlukan suction dan discharge valves
• Level Vibrasi yang rendah dibanding dengan recip compressor
• Downtime yang rendah. Overhaul dapat dilakukan dengan
“change out” compressor assy.
• Masih cukup efisien pada beban yang rendah
WHC Process flow diagram

• Process Flow Diagram – 1


• Process Flow Diagram – 2
WHC PACKAGE
Seal Replacement

• Seal harus diganti ketika bocoran melebihi 7-8


drops per menit
• Pada saat compressor “break in” , seal tsb
mengalami kebocoran sampai normal dengan
sendirinya
CAPACITY CONTROL & Vi
• CAPACITY CONTROL:
– Mengatur flow (beban)
– Menjaga agar tidak terjadi low suction pressure
– Dengan mengatur posisi slide valve kapasitas kompressor bekerja antara 12% -
100% capacity
– Memutar tombol pada Control Panel untuk mengatur tekanan pneumatic
actuator:
• Maximum output 30 psig = fully unload
• Minimum input 0 psig = fully load

• Vi CONTROL:
– Mengatur agar diperoleh efisiensi maksimum sesuai dengan Pressure Ratio
yang telah ditentukan
– Menhindari terjadinya “Over Compression” maupun “Under Compression”
– Dilakukan dengan menggunakan Slide Valve dan Slide Stop
– Angka Vi untuk NGC-100 antara 2.2 ~ 5.0
Vi = volume ratio

• VOLUME RATIO (Vi) adalah Actual Volume


suatu gas pada Titik dimana kompresi dimulai
(Suction End) dibagi dengan Volume Gas
pada Titik pada akhir kompresi (Discharge
End)

Vi =
Vi = volume ratio
• ROTARY SCREW COMPRESSOR MEMILIKI BEBERAPA
‘MOVING PARTS’ BEKERJA DENGAN PUTARAN TINGGI DAN
DAPAT DI OPERASIKAN PADA COMRESSION RATIO DENGAN
RENTANG YANG LEBAR.

• PADA UMUMNYA DIGUNAKAN PADA VLP DAN DIKOMPRES KE


MP. MAKA UNTUK MENJAGA AGAR TETAP BEKERJA PADA
EFISIENSI YANG TINGGI, SANGAT DISARANKAN UNTUK
MENGOPERASIKAN KOMPRESOR SCREW INI DENGAN Vi
YANG DI SET/ADJUST SEDEKAT MUNGKIN DENGAN ANGKA
Vi YANG DIPERLUKAN
Variable Volume Ratio Control
Vi
• Sullair compressor menggunakan cara mengatur internal
volume ratio untuk menyelarasankan sistem pressure
ration saat beroperasi.
• Dengan mengontrol internal volume ratio maka terjadinya
“over atau under compression” dapat dihindari.
• Volume ratio control dapat dicapai dengan “Slide Stop”
yang merupakan bagian dari rotor housing yang bergerak
axial terhadap rotor untuk mengontrol posisi discharge
port.
• Slide stop dgerakan oleh piston. Rentang pengaturan Vi
antara 2.2 – 5.0
• Dalam hal WHC VICO ini, Vi di “locked” pada Vi 5.0, sesuai
dengan kebutuhan operasi yang diinginkan (Pressure Ratio)
Vi = volume ratio
• Angka Vi (2.2 ~ 5.0) ditentukan dengan:

Vi =

• Dimana:
• PD = DISCHARGE PRESSURE, ABSOLUTE
• PS = SUCTION PRESSURE, ABSOLUTE
• K = GAS ISENTROPIC EXPONENT
Vi & SLIDE VALVE

kch

Variable Slide Stop Slide Valve


(Capacity Control 12-100%)
(i.e. = Vi 2.2 – 5.0)
Capacity Control
• Capacity control dapat dicapai dengan mengatur posisi
Slide Valve.
• Slide valve bergerak secara axial terhadap rotor untuk
dapat memberikan kapasitas antara 12% - 100% Load.
• Piston mengontrol posisi slide valve. Pada saat posisi
Unload, gas di bypass kembali ke suction melalui
bukaan saluran sirkulasi internal sebelum kompresi
dimulai, dan sebelum proses kerja kompresi
meningkat. Hal ini menjadikan Screw Compressor
mampu bekerja secara sangat efisien untuk partial load
Operation.
Vi TABLE

Case 1 Compression Ratio Ideal Vi


2 1,7
Pd = 120 psia 2,5 2,0
= 3 2,2
Ps = 40 psia 3,5 2,6
4,0 2,9
4,5 3,2
5 3,4
5,5 3,7
Case 2 6 4,0
Pd = 140 psia 6,5 4,2
= 7 4,5
Ps = 20 psia 7,5 4,7
8 5,0
SLIDE VALVE & SLIDE STOP
Setting And Display Panel TTD Well Head Compressor
Pertamina SP VIII Reg. Sumatera
Class Display Setting Description

B1 01 30 Psig High Suction Pressure


B1 02 30 PSID Low Comp Oil Differential Pressure
B1 03 30 Psig Low Engine Oil Pressure
B1 04 210 F High Engine Jacket Water Temperature
B1 05 2 Psig Low Suction Pressure
B1 06 15 Psig Low Gas / Oil Discharge Pressure
07-16 Spare
A 17 140 Psig High Gas / Oil Discharge Pressure
A 18 192 F High Compressor Oil Temperature
A 19 High Inlet Separator Level
A 20 Low Gas / Oil Separator Level
A 21 155 F High Engine Manifold Temperature
A 22 Low Engine Oil Level
A 23 High Engine Vibration
A 24 Low Engine Jacket Water Level
A 25 Low Auxiliary Water Level
A 26 230 F High Gas / Oil Discharge Temperature
A 27 High Compressor Vibration
A 28 High Cooler Vibration
29-43 Spare
ESD 44 Fire Detection (optional) / UV
ESD 45 Gas (LEL) Detection (optional) / GD
ESD 46 Remote Shut Down (optional)
ESD 47 Emergency Stop
48 Spare
• START UP & OPERATION PROCEDURE
• PM COMPRESSOR
• PM ENGINE
• OPERATOR CHECKSHEET
• SPARE PARTS
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai