Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI


NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial atau infeksi silang adalah infeksi yang didapat dirumah sakit karena
penularan penyakit. Infeksi nosokomial harus dicegah karena memperberat keadaan pasien,
sehingga pasien membutuhkan pengobatan yang lebih lama dan lebih mahal, pencegahannya
tiap dilakukan dengan tindakan - tindakan sederhana yang wajib dilakukan oleh petugas
kesehatan.

A. Menyiapkan Larutan

Pengertian :
Menyiapkan atau membuat larutan desinfektan dengan perbandingan tertentu

Tujuan :
Agar larutan tersebut dapat digunakan secara tepat guna pada setiap waktu bila digunakan.
Macam - macam disinfektan :
1. Sabun
2. Savlon
3. Alkohol
4. Betadine
5. Lysol
6. Dll.
Cara mcmbuat larutan :
• Larutan savlon
1. Savlon 0,5 %
Untuk mencuci tangan.
2. Savlon 1%
Digunakan untuk desinfektan alat - alat perawatan atau kedokteran.
3. Savlon 2 - 3 % Digunakan untuk merendam alat - alat yang telah digunakan pada
pasien yang berpenyakit menular lamanya 24 jam.

Persiapan alat
1. Savlon
2. Spuit
3. Baskom
4. Air
5. Gelas ukur

Pelaksanaan
1. Membuat savlon 0,5 %
5 cc savlon dicampur kedalam 1 liter air
2. Membuat savlon 2-3 %
20 - 30 cc savlon dicampur kedalam 1 liter air.

B. Mencuci Tangan
Tangan adalah faktor utama bagi seorang tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh sebab itu, harus rnendapatkan perhatian yang khusus, karena sewaktu - waktu dapat
menjadi sumber infeksi terhadap pasien yang ditolongnya, lingkungan atau dirinya sendiri.
Macam - macam cara mencuci tangan:

 Cara biasa

Pengertian
Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih (mengalir atau disiram)

Persiapan:
1. Bak cuci tangan atau wastafel dengan air mengalir
2. Sabun biasa, sebaiknya mempunyai daya anti septic
3. Sikat kuku
4. Handuk / lap tangan yang kering dan bersih
Prosedur:
1. Lepaskan semua aksesoris pada tangan seperti: jam, gelang dan cincin. Kemudian gulung
baju sampai dengan atas siku.
2. Tangan dibasahi sampai dengan siku dengan air lalu disabun dan disikat (bila perlu)
3. Dibilas dengan air sampai bersih.
4. Kemudian di lap sampai kering.

Yang harus diperhatikan : kuku harus pendek

 Cara Disinfeksi

Pengertian
Mencuci tangan dengan larutan desinfektan lalu disabun, dibersihkan dan di keringkan.

Dilakukan
Pada bagian yang berhubungan dengan penyakit menular.

Persiapan:
a. Seperti pada mencuci tangan biasa
b. Larutan disinfektan misal: savlon 0,5 %

Prosedur:
1. Tangan di basahi dengan air mengalir dari ujung jari sampai siku.
2. Tangan direndam selama 2 menit didalm larutan desinfektan.
3. Kemudian disabun, di bilas dengan air bersih.
4. Setelah bersih, dikeringkan dengan handuk atau lap kering.

 Cara Steril

Pengertian
Mencuci tangan secara steril (suci hama), bila akan membantu tindakan pembedahan, karena
merupakan syarat mutlak dalam persiapannya.

Persiapan:
a. Kran untuk air mengalir yang mempunyai tangkai panjang
b. Sikat kuku steril
c. Alkohol 70 %
d. Sabun cair
e. Handuk / lap tangan steril

Prosedur:
1. Lepaskan semua asesoris pada tangan(jam, gelang atau cincin) dan gulung baju sampai
dengan siku.
2. Periksa dengan seksama tangan dan jari apakah terdapat luka / sayatan.
3. Jaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel
4. Alihkan air,hindari percikan pada pakian.
5. Basahi tangan dan lengan bawah, pertahankan posisi tangan lebih tinggi dari siku.
6. Letakkkan sedikit sabun atau antiseptic (5 ml), sabun batang tidak dianjurkan untuk cuci
tangan steril.
7. Gosok kedua lengan sampai siku.
8. Sikat jari jari tangan, punggung tangan, dan telapak tangan secara membujur.
9. Sikat jari jari tangan, punggung tangan, dan telapak tangan secara melintang.
10. Sikat bagian lengan sampai siku sampai siku secara membujur.
11. Sikat lengan tangan yang satunya dengan cara yang sama.
12. Bilas kedua tangan.
13. Ulangi prosedur di atas selama 2 menit.
14. Tutup kran dengan siku/ lutut sesuai dengan wastafel yang dipakai.
15. Semprotkan atau tuangkan alcohol 70 % dengan tangan diarahkan keatas.
16. Keringkan dengan lap steril, satu lap untuk satu tangan.

Yang harus diperhatikan:


 Kuku harus pendek
 Tidak boleh menyentuh benda yang berada di lingkungan sekitar

C. Mengenakan dan Melepaskan Masker

Pengertian
Masker digunakan sebagai alat pengaman yang menutup lubang hidung dan mulut.

Tujuan
1. Mencegah atau mengurangi transmisi mikroorganisme melalui udara (droplet infection)
saat merawat pasien yang diisolasi.
2. Melindungi perawat dari infeksi pernafasan, seperti TBC.
Indikasi
1. Saat membantu prosedur steril
2. Saat menyiapkan alat - alat steril untuk area steril
3. Saat merawat pasien di ruang isolasi

Persiapan alat
 Masker sekali pakai
 Menggunakan masker

Prosedur
1. Cuci tangan
2. Temukan tepi atas masker (masker biasanya mempunyai Strip logam tipis di salah satu
tepinya yang dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan pangkal hidung pengguna).
3. Pegang masker pada kedua tali bagian atas. Ikatkan kedua tali tersebut di belakang kepala
dengan tali diatas telinga.
4. Ikat kedua tali bawah di sekitar leher dengan tepi masker bawah tepat di bawah dagu.
Ada juga jenis masker yang mempunyai tali elastic yang dikaitkan pada kedua telinga.

 Melepaskan masker

Prosedur
1. Bila menggunakan sarung tangan, lepaskan terlebih dahulu sarung tangan kemudian
masker, baru cuci tangan.
2. Lepaskan kedua ikatan dan lipat masker menjadi setengahnya dengan permukaan dalam
saling berhadapan.
3. Buang masker ke dalam tempat yang telah disediakan (masker sekali pakai harus dibuang
ke tong sampah infeksius yang berwarna kuning.

Yang harus diperhatikan:


Masker sekali pakai (disposable) hanya dipakai sekali

D. Memasang dan Melepas sarung Tangan

 Memasang sarung tangan tidak steril


Pengertian
Memasang sarung tangan tanpa memperlihatkan sterilitas

Tujuan
1. Mencegah transmisi kuman
2. Melindungi individu dari resiko penularan
Indikasi
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau prosedur

Persiapan alat
1. Sarung tangan tidak steril
2. Tempat barang barang kotor

Prosedur
1. Cuci tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan.
2. Keringkan tangan hingga betul – betul kering.
3. Taburkan bedak ketangan apabila diperlukan sebelum memasang sarung tangan.
4. Pegang tepi sarung tangan dan masukan jari tangan yang sesuai, pastikan ibu jari dan
jari – jari lain tepat pada posisinya.
5. Ulangi pada tangan kiri.
6. Setelah terpasang, kedua tangandi tangkupkan.

 Memasang sarung tangan steril

Pengertian
Memasang sarung tanngan dengan memperhatikan sterilitas

Tujuan
1. Mencegah kontaminasi dan transmisi kuman dari tangan ke obyek steril untuk
melindungi luka bakar atau rongga tubuh dari organism yang dibawa oleh tangan
sebagai bagian dari usaha mempertahankan prosedur aseptic selama melakukan
prosedur invasive.
2. Melindungi peugas dari resiko penularan.
Indikasi
Melakukan indikasi keperawatan dan medis yang memerlukan prinsip steril, misalny
pemasangan kateter, perawat luka dan operasi.

Persiapan alat
 Sarung tangan streil ukuran 6 – 8,5 ( Sesuai ukuran tangan pemakai)
 Kap masker ( bila perlu )

Prosedur
1. Cuci tangan dan keringkan tangan secara steril.
2. Letakkan set sarung tangan steril pada tempat yang bersih, kering, dan rata setinggi di
atas pinggang.
3. Buka pembungkus sebelah luar secara hati – hati dengan hanya menyentuh bagian
luarnya saja. Tentukan sarung tangan kanan dan kiri.
4. Dengan menggunakan tanan yang tidak dominan, ambil ujung sarung tangan steril
yang akan digunakan dan angkat dengan hati – hati menggunakan ujung jari, sarung
tangan mengarah kebawah. Hindari sarung tangan bersentuhan dengan benda yang
tidak steril.
5. Masukkan tangan yang dominan kedalam sarung tangan secara hati-hati dan tarik
sarung tangan keatas. Biarkan lipatan sarung tangan sampai tangan yang lainnya.
Memakai sarung tangan juga.
6. Masukkan jari-jari tangan (kecuali ibu jari) yang bersarung kedalam lipatan sarung
tangan yang belum terpasang dan angkat sarung tangan keatas.
7. Masukkan tangan yang tidak dominan kedalam sarung tangan, atur sarung tangan yang
terpasang dengan hanya menyentuh daerah yang steril saja.
Yang harus diperhatikan :
 Pemakaian sarung tangan bukan berarti pengganti cuci tangan.
 Sarung tangan steril di pasang setelah memakai masker dan
gaun steril / barskot (jika benda-benda tersebut diperlukan).
 Sarung tanga hanya digunakan satu kali saja.
 Tidak boleh menyentuh benda atau alat yang steril.

E. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan


mikroba yang dilaukan rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk pembunuhan kuman pathogen atau apatogen beserta
sporran yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan merebus, stoom, panas
tinggi, atau nahan kimia.
Jenis sterilissi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (Formalin,
H2O2), dan radiasi ionisasi.
Hal-hal ang perlu diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya :
1. Sterilisasi (alat untuk mensteril ) harus sipa paai, bersih, dan masih berfungsi.
2. Peralatan yang akan disterilkan harus dibungkus atau diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis perlatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan steril.
3. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril
4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sampai waktu mensteril selesai
5. Memindahkan alat steril kedalam tempatnya dengan korentang steril
6. Saat mendinginkan alat steril, tidak boleh membuka alat pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.

Cara sterilisasi
Beberapa alat yang perlu di sterilisasi :
1. Peralatan logam (pinset, gunting, speculum, dan lain-lain )
2. Peralatan kaca (semprit, Tabung Kimia, dan lain-lain )
3. Peralatan karet (Kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, dll)
4. Peralatan ebonite (kanule sektum, kanula trakea, dll)
5. Peralatan email (bengkok, baskom, dll )
6. Peralatan porselen (mangkok, cangkir, piring, dll)
7. Peralatan plastic (selang infuse , dll)
8. Peralatan tenunan( kain kasa, tampon, doek baju, sprei, dll )

Prosedur kerja
1. Bersihkan peralatan yang akan disterilisasi.
2. Peralatan yang dibungkus harus diberi label ( nama, jenis obat, dan tanggal, jam steril )
3. Masukan kedalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Cara sterilisasi
a. Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 1000 (15-20 menit )untuk logam,
kaca dan karet )
b. Sterilisasi dengan stoom. Menggunakan uap panas di dalam autoclave dengan waktu,
suhu, dan tekanan tertentu untuk peralatan tenunan.
c. Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi (Logam yang tajam, Dll)
d. Sterilisasi denan bahan kimia mengguakan bahan kimia seperti alcohol, submiat, uap
formalin, sarung tangan dan kateter.

Anda mungkin juga menyukai