Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMIMASI

A. Menolong pasien pada waktu Buang Air Besar / Buang Air Kecil

Pengertian
Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil (BAK atau BAB ) di
atas tempat tidur .
Tujuan :
(1) Mengurangi pergerakan pasien
(2) Membantu pada dalam rangka memenuhi kebutuhan eliminasi
(3) Mengetahui adanya kelainan feces atau urin secara langsung
Dilakukan pada :
(1) Pasien yang sedang istirahat mutlak (total bedres)
(2) Pasien yang tidak dapat atau belum dapat berjalan sendiri ke WC

Persiapan :
Persiapan alat :
(1) Pispot atau steckpam tertutup dan urinal
(2) Alat pispot.
(3) Botol be|f|i air cebfik,
(4) Kapas cebok dalam tempatnya
(7) Kertas kloset bila tersedia.
(8) Bengkok (nierbekken).
(9) Sampiran (scherm) bila perlu
(10) Selimut atau kain penutup.
(11) Bel, bila tersedia.
Persiapan pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang hal - hal yang akan dilakukan.
Pelaksanaan :
(1) Pintu ditutup, kemudian sampiran (scherm) dipasang.
(2) Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan, kemudian bagian badan yang terbuka itu
ditutup dengan selimut atau kain penutup.
(3) Pasien dianjurkan untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokong (jika perlu, dibantu
petugas).
(4) Alas pispot dipasang.
(5) Pispot disorongkan sampai terletak dibawah bokong pasien. Jika pasien tidak dapat
melakukannya sendiri, petugas membantu menekukkan lutut dan mengangkat pinggul
pasien dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan petugas menyorongkan pispot
sedemikian rupa sehingga posisinya tepat dan nyaman.
(6) Bila pasien sudah selesai buang air besar (BAB) dan / atau buang air kecil (BAK),
kakinya direnggangkan dan selimut dibuka sedikit, selanjutnya anus dan daerah
genetalia dibersihkan dengan kapas cebok.pasien dimiringkan, tangan kiri petugas
membuka bokong pasien, tangan kanan membersihkan anus dengan kapas cebok atau
kertas kloset lalu dibuang ke dalam pispot. Pembersihan ini dilakukan beberapa kali
sampai anus bersih. Setelah pasien selesai BAB pispot diangkat, ditutup dan diturunkan.
(7) Bila pasien menginginkan cebok sendiri, petugas membantu menyiram dan selanjutnya
tangan pasien dicuci, lalu pispot diangkat, ditutup dan diturunkan.
(8) Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
(9) Setelah selesai, pasien dirapikan; sedangkan peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ketempatnya semula.
(10) Pintu dan sampiran (scherm) dibuka kembali.

Perhatian
1. Bila tidak dapat ditolong oleh satu orang petugas, misalnya pasien gemuk, haemiplegia,
payah, dan diperlukan lebih dari satu petugas, yang bekerja sebagai berikut:
(a) Bila dua petugas : petugas berdiri di kanan/ kiri pasien; petugas yang satu
mengangkat pasien dengan dua tangan; sedangkan petugas lain membantu sambil
menyorongkan pispot.
(b) Bila tiga petugas : dua orang berdiri di sebelah kanan pasien, satu orang di sebelah
kiri (atau sebaliknya). Petugas yang dua orang bertugas mengangkat pasien,
sedamgkan yang seseorang lian menyorongkan pispot sambil membantu mengangkat
bokong pasien, sedangkan yang seorang lain menyorongkan pispot sambil membantu
mengangkat bokong pasien.
2. Bila urine akan ditampung untuk bahan pemeriksaan, lebih dahulu ruangkan ke dalam
bengkok, lalu pispot atau urinal dipasang kembali, setelah itu baru di ceboki.
3. Bila feces akan diperiksa, perlu disiapkan dua pispot,yaitu satu untuk tempat feces dan
yang satunya lagi untuk cebok.
4. Pispot atau urinal yang diberikan harus dalam keadaan bersih dan kering.
5. Pispot sebaiknya tidak diberikan pada waktu :
(a) Makan;
(b) Kunjungan keluarga atau menerima tamu;
(c) Kunjungan dokter (visite)
6. Urine hams diperhatikan dan dicatat:
a. Jumlahnya;
b. Warnanya;
c. Adanya kelainan (darah, nanah dan lainnya).
7. Feces harus diperhatikan dan dicatat :
a. Keadaannya (keras, lembek,cair).
b. Bentuknya;
c. Warnanya;
d. Adanya kelainan (darah, lendir,nanah, atau cacing; dan lain lain)
e. Baunya;
f. Keluhan lain dari pasien

Menolong memberikan urinal


Pengertian :
Memasang urinal pada pasien pria yang tidak dapat memasangnya sendiri
Tujuan :
(1) Menampung air kemih/kemih.
(2) Mengetahui kelainan pada urine
(3) Mengurangi gerakan pasien

Persiapan :
Persiapan alat :
(1) Urinal
(2) Alat urinal

Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tetang hal-hal yang akan dilakukan
Pelaksanaan :
(1) Alat urinal dipasang dibawah bokong
(2) Pakaian bawah pasien dibuka. Dalam hal pasien tidak dapat melakukannya sendiri,
petugas membantu membukanya
(3) Dengan alasan urinal, kain penutup atau kain pasien, tangan kiri petugas memasukkan
penis ke dalam mulut ural dan pasien dianjurkan berkemih.
(4) Setelah selesai, pasien dirapikan kembali dan peralatan dibereskan serta dikembalikan ke
tempat semula

Perhatian :
Bila psien tidak sadar atau incontinentia rine, untuk
menamping urine secara terus-menerus dapat dipasang kateter
yang ujungnya dihubungkan dengan botol penampung kontak
plastic, atau “urinal bag”.
B. Memelihara Kebersihan Vulva dan Perineum

Pengertian :
Membersihkan vulva dari daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak
dapat melakukannya sendiri
Tujuan :
(1) Menjaga kebersihan
(2) Mencegah infeksi
(3) Memberikan rasa nyaman pada pasien

Persiapan :
Persiapan alat :
(1) Kapas desinfektan atau kapas sublimat ditempatnya
(2) Pinset
(3) Botol cebok berisi larutan desinfektan, sesuai dengan kebutuhan
(4) Bengkok
(5) Pispot dan peralatan lain yang diperlukan
(6) Peralatan didekatkan pada pasien

Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

Pelaksanaan
(1) Pintu atau jendela ditutup, dan jika perlu pasanglah sampiran
(2) Pakaian pasien bagaian bawah dikeataskan atau dibuka
(3) Pealas dan pispot dipasang dibawah bokong pasien
(4) Dengan tangan kirinya petuas membuka vulva dengan kapas sublimat. Sedangkan
tangan kanannya menyirami vulva dengan larutan desinfektan.
(5) Kapas sublimat diambil dengan pinset, selanjutnya bersihkan vulva dari atas kebawah,
kapas kotor dibuang ke dalam bengkok. Demikian dilakukan beberapa kali sampai
vulva bersih.
(6) Pispot diangkat
(7) Setelah selesai pasien dirapikan dan posisinya diatur kembali
(8) Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ke tempat semula.

Perhatian:
1. Hindari tindokan yang menyebabkan pasien rtierasa
main dan lelah, serta tetap menjaga kesopanan.
2. Perhatikan apakah ada kelainan pada vulva dan
sekitarnya.
/ 3. Cegah kotoran masuk ke dalam vulva.
C. Pemberian Semprit Gliserin
Pengertian:
Memasukkan cairan glyserin ke dalam poros usus dengan menggunakan semprit glyserin.
Tujuan :
 Sebagai pengobatan
 Merangsang untuk pembuang air besar
Dilakukan :
 Pada pasien sembelit / ostipasi
 Persiapan operasi kecil / persiapan partus bila diperlukan
Cara kerja :
1) Persiapan alat - alat :
 Selimut mandi
 Alas pot / bokong
 Perlak / plastic

Semprit glyserin

 Bengkok
 Glyserin dalam botol direndam dalam air panas
 Mangkok kecil
 Pasu najis
 Botol cebok / kertas kloset
 Sampiran
Persiapan pasien:
Pasien diberitahu dengan seksama
Pelaksanaan :

 Pasang sampirkan kalau perlu pintu – pintu ditutup


 Pasien dimiringkan kekiri
 Alas bokong dan perlak dipasang
 Pakaian bawah dikeataskan ke punggung atau dibuka, lalu dipasang selimut mandi / kain
penutup.
 Bengkok diletakkan diisi bokong.
 Glyserin diteteskan diatas punggung tangan untuk mencoba hangatnya, lalu dituangkan
dalam mangkok kecil.
 Semprit diisi glyserin 10cc – 20cc (untuk anak – anak 10cc).
Udara dikeluarkan
 Tangan kiri mendorong bokong bagian atas, tangan kanan memasukkan semprit kedalam
pelepasan sampai pangkal kanula (ujungnya mengarah kedepan).
 Masukkan glyserin perlahan – lahan sambil pasien disuruh menarik nafas panjang.
 Semprit dicabut diletakkan dalam bengkok direndam dalam cairan disinfektan.
 Pasien tetap miring dan disuruh menahan sebentar, kemudian pasu najis dipasang.
 Setelah selesai pasien dan alat -alat dibereskan.

Perhatian
 Dalam bekerja jangan menimbulkan rasa sakit dan jaga kesopanan.
 Pemberian glyserin pada anak dicampur minyak kelapa dengan perbandingan 1 : 1
 Pada typus perut, hanya boleh diberi minyak kelapa.
 Kontra indikasi:
 Keguguran membakat
 Kanker dubur (carcinoma recti)
 Catat reaksi setelah diberi glyserin
D. Memberikan Huknah
1. Huknah rendah
Pengertian :
Memasukkan cairan hangat ke dalam kolon descenden dengan mempergunakan kanula
rekti melalui anus.
Tujuan :
 Merangsang peristaltik usus sehingga dapat BAB
 Memberikan usus pada persiapan suatu tindakan/ operasi
 Untuk pengobatan
Dilakukan :
 Pada pasien yang obstipasi
 Pasien yang akan dioperasi
 Sebagai persiapan pemeriksaan radiologi
 Pada pasien melena
Persiapan alat
 Selimut
 Perlak, pispot
 Irrigator lengkap dengan kanula rekti
 Cairan hangat sebanyak 1 liter. Missal : air biasa + sabun NACI
 Bengkok
 Pulumas / vaselin / jelly
 Tiang infuse bila perlu
 Alat – alat untuk BAB bila pasien tidak dapat ke WC sendiri.
Pelaksanaan
1. Pintu jendela / korden ditutup.
2. Beritahu pasien
3. Posisi tidur SIM kiri
4. Perlak dipasang
5. Pakaian bawah dikeataskan atau dibuka, pasang selimut.
6. Kanula rectum diolesi dengan vaselin disambungkan dengan selang irrigator.
7. Irrigator diisi dengan cairan.
8. Kanula rectum dimasukkan kedalam rectum sekitar 15cm sambil pasien disuruh
tarik nafas panjang.
9. Irrigator diangkat setinggi 50 cm dari tidur / kasur pasien,
10. Bila cairan sudah habis kanula rectum dicabut
11. Bila pasien tidak dapat ke WC sendiri, pispot dipasangkan bila sudah selesai
pasien diceboki.
12. Bila pasien dapat ke WC sendiri, suruh ke WC sendiri bila akan BAB.
13. Alat -alat dibereskan

2. Huknah tinggi
Pengertian :
Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke dalam colon ascenden dengan
menggunakn kanula usus.
Tujuan :
 Membersihkan usus untuk suatu tindakan
 Untuk pengobatan
 Membantu menegakkan diagnose
Persiapan alat:
 Sama dengan persiapan huknah rendah
 Kanula rectum diganti dengan kanula usus
 Banyaknva cairan 2 liter

Pelaksanaan :
1. Pasien diberitahu
2. Posisi tidur SIM kanan.
3. Cara pelaksanaan sama dengan huknah rendah dan kanula dimasukkan lebih dalam.
4. Tinggi irrigator 30 cm
E. Pemasangan Kateter
Pengertian:
Memasukkan selang kedalam kandung kemih melalui uretra untuk mengalirkan air seni.
Dilakukan pada :
 Pasien retensi urine
 Inkontinensia
 Pasien post opp besar / daerah panggul
 Pasien shock, luka bakar dan lain lain ** Macam - macam kateter
1. Menurut bahannya
 Logam
 Karet
 Sintetik / plastik
2. Menurut pemakaian
 Kateter sementara
 Kateter tetap
3. Menurut ukurannya
 Untuk anak - anak ukuran 8 - 1 2
 Untuk wanita ukurannya 14-16
 Untuk pria ukurannya 16-18
 Untuk perdarahan ukurannya 20 - 26
Persiapan alat
1. Sarung tangan steril
2. Bak instrument
3. Kateter
4. Spuit
5. Aquades
6. Kapas steril
7. Kom kecil
8. DTT
9. Gunting
10. Plester
11. Urin bag
12. Bengkok
13. Vaselin
14. Korentang dengan tempatnya
15. Perlak

Pelaksanaan
1. Pasien diberitahu
2. Pintu, jendela, gorden ditutup
3. Posisi pasien dorsal recumbent
4. Perawat memakai sarung tangan, duk lubang dipasang
5. Bengkok didekatkan
6. Lakukan vulva
7. Kateter dibuka, ujung kateter diberi vaselin
8. Masukkan kateter pelan - pelan ke dalam uretra sedalam 5 - 10 cm atau sampai urine
keluar.
9. Masukkan aquades 10 - 15 cc dengan spuit ke dalam balon kateter.
10. Duk lubang diambil, pangkal kateter disambungkan dengan urine bag lalu diikat disisi
tempat tidur.
11. Kateter diplester dipaha pasien
12. Posisi pasien diatur
13. Alat — alat dibereskan

F. Pemasangan Kondom Kateter


Pengertian
Kondom Kateter adalah alat drainase urine eksternal berbentuk kondom yang mudah
digunakan dan aman, hanya untuk pasien
pria.

Tujuan
1. Agar urine tidak mengotori alat tenun pasien.
2. Agar keadaan pasien tetap bersih sehingga tidak terjadi lecet pada kulit.
3. Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan laboratorium.

Indikasi
1. Kondom kateter sangat tepat untuk pasien inkontinensia.
2. Bagi pasien yang masih mempunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih secara
spontan.

Persiapan Alat
 Kondom kateter
 Perekat elastic atau strip Velcro
 Kantong penampung urine/urine bag
 Alas karet dan sarungnya
 Air hangat dan sabun
 Handuk dan waslap
 Selimut mandi
 Sarung tangan disposibel
 Gunting

Prosedur
1. Identifikasi kebutuhan pasien akan kondom kateter.
2. Jelaskan tujuan dan manfaat dari pemasangan kondom kateter
3. Cuci tangan
4. Tutup pintu atau tirai samping tempat tidur
5. Pasang pengalas
6. Suapkan urine bag dengan menggantungkannya ke sisi tempat tidur
7. Gunakan sarung tangan disposibel
8. Bantu pasien pada posisi terlentang. Letakkan selimut di atas perut pasien dan tutup
ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang kelihatan
9. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, keringkan secara menyeluruh
10. Genggam batang penis pasien dengan hati-hati menggunakan tangan kiri (non
dominan). Gunakan tangan kanan (dominan) untuk memegang kantong kondom pada
ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada batang penis.
11. Sisakan 2,5-5 cm ruang antara glans penis dan ujung kondom kateter.
12. Lilit kondom kateter dengan strip Velcro atau perekat elastic. Strip harus menyentuh
hanya pada kantong kondom, pasang dengan pas tetapi tidak ketat.
13. Hubungkan selang urine bag pada ujung kondom kateter.
14. Letakkan kelebihan gulungan selang di tempat tidur dan ikatkan dengan peniti pada
dasar linen tempat tidur.
15. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman
16. Buang peralatan yang basah, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
17. Catat kapan kondom kateter dipasang dan adanya urine pada kantong drainase

Anda mungkin juga menyukai