Anda di halaman 1dari 9

Nama: Muhammad Agung Nugraha

No.Bp: 1710532062

SAIK

FINANCIAL DISTRESS

1. Definisi Financial Distress (Kesulitan Keuangan)


Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam
keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan.
Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana
perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban – kewajiban debitur
karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk
menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai
oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh
perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi
perusahaan dan kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba
atau aktiva yang dimiliki. Prediksi financial distress perusahaan ini menjadi perhatian
banyak pihak. Pihak – pihak yang menggunakan model tersebut meliputi :
 Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress
mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam
memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan
kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
 Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan
pembayaran kembali pokok dan bunga.
 Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab
mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk
mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan.
 Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan
antitrust regulation.
 Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
 Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan
akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak
langsung (kerugan penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan
pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress
diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga
dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
2. Hal yang terjadi jika Perusahaan mengalami Financial Distress
Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi oleh
perusahaan. Menurut Harahap (2009) ada beberapa indikator untuk melihat
tandatanda kesulitan keuangan dapat diamati dari pihak eksternal, misalnya:
 Penurunan jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham selama
beberapa periode berturut-turut.
 Penurunan laba secara terus-menurus bahkan perusahaan mengalami kerugian.
 Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha.
 Pemecatan pegawai secara besar-besaran.
 Harga di pasar mulai menurun terus-menerus.
Sebaliknya, beberapa indikator yang dapat diketahui dan harus diperhatikan
oleh pihak internal perusahaan adalah:
 Turunnya volume penjualan karena ketidakmampuan manajemen dalam
menerapkan kebijakan dan strategi.
 Turunnya kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan.
 Ketergantungan terhadap utang, dimana perusahaan memiliki utang sangat
besar sehingga biaya modalnya membengkak.
Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh perusahaan yang mengalami
financial distress antara lain:
 Menjual aset-aset utamanya. seperti: tanah, gedung, kendaraan, mesin dll.
 Merger dengan perusahaan lain. Merger adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua asset dan liabilitas perusahaan yang dimerger
sehingga perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang dimerger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
 Mengurangi belanja modal untuk penelitian dan pengembangan. Misalkan
perusahaan mempunyai rencana untuk melakukan penelitian dan
pengembangan perusahaan, perusahaan akan menimimalkan biaya.
 Menerbitkan saham atau obligasi baru. Menerbitkan saham atau obligasi baru
bertujuan membutuhkan pendanaan jangka panjang dan meningkatkan modal
bisnis.
 Negoisasi dengan bank atau kreditor lainnya.
 Mengkonversi utang menjadi ekuitas.
 Mengajukan permohonan kepailitan.
3. Definisi Kebangkrutan, Likuidasi dan Reorganisasi
 Definisi Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah kegagalan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasi untuk menghasilkan laba. Pengertian kebangkrutan dapat
dilihat dari 2 pendekatan yaitu :
 Pendekatan aliran. Perusahaan dinyatakan bangkrut apabila perusahaan
tidak bisa menghasilkan aliran kas yang cukup.
 Pendekatan stock. Dengan pendekatan stock, perusahaan bisa
dinyatakan bangkrut jika total kewajiban melebihi total aktiva. Dari
sudut pandang stock, perusahaan dinyatakan bangkrut walaupun
kemungkin masih menghasilkan aliran kas yang cukup, atau masih
memiliki prospek yang baik di masa mendatang.
 Kegagalan dapat ditafsirkan dalam beberapa cara, tergantung pada masalah
yang terlibat dan situasi yang dihadapi perusahaan. Untuk jelasnya kita
berikan beberapa definisi dari beberapa istilah sebagai berikut:
 Kegagalan ekonomis (economic failure). Kegagalan dalam pengertian
ekonomis berarti pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total
biayanya, termasuk biaya modal.
 Kegagalan usaha (business failure). Termasuk perusahaan yang dalam
kegagalannya telah menimbulkan kerugian bagi krediturnya.
 Insolvensi tehnis (technical insolvency). Sebuah perusahaan
dinyatakan secara tehnis insolven bila yang bersangkutan tidak dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh temponya.
Insolvensi tehnis mencerminkan keadaan kekurangan likiuditas dan
sifatnya mungkin hanya sementara.
 Insolvensi kepailitan (insovlency in bankruptcy). Sebuah perusahaan
insolven dalam kepailitan apabila jumlah kewajiban melebihi nilai
aktivanya yang sebenarnya. Kondisi ini yang lebih serius dari
insolvensi tehnis, kerapkali menuntun kepada likuidasi perusahaan.
 Kepailitan menurut hukum (legal bankruptcy). Walaupun istilah pailit
ini umum dipakai untuk perusahaan yang gagal, suatu perusahaan
belum pailit menurut hukum kecuali: (1) memenuh kriteria yang
ditetapkan undang-undang dan (2) dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Kepailitan merupakan proses hukum untuk likuidasi dan reorganisasi
suatu perusahaan, pelaksanaannyasetelah ada vonis pengadilan.
Kepailitan dapat berupa sukarela (voluntary), dimana perusahaan yang
gagal yang minta kepada pengadilan agar dinyatakan pailit, atau secara
paksa, dimana kreditur perusahaan bersangkutan yang meminta
pengadilan menyatakan perusahaan itu pailit karena tidak dapat
menyelesaikan hutangnya pada saat jatuh tempo.
Banyak sekali yang dapat menjadi penyebab kegagalan usaha, dan
sebab ini bervariasi dari situasi ke situasi lainnya. Dun & Bradstreet telah
membuat kompilasi persentase sebab sebab kegagalan sebagai berikut:
Sebab Kegagalan Persentase
Manajemen tidak kompeten 45,6%
Kurang pengalaman di bidang manajerial 12,5%
Pengalaman tidak seimbang dalam permodalan, penjualan, produksi 19,2%
Kurang pengalaman di bidang produksi yang ditangani 11,1%
Kelalaian 0,7%
Musibah/malapetaka 0,5%
Penipuan 0,3%
Alasan yang tidak diketahui 10,1%
100,%
 Definisi Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan
karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk
menjalankan kegiatan operasinya. Tujuan utama dari likuidasi adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang
dibubarkan tersebut. Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat
bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah
modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya
kondisi perusahaan.
 Definisi Reorganisasi
Perusahaan melakukan reorganisasi finansial apabila dinilai bahwa
prospek perusahaan masih baik, sehingga dapat tertolong. Dalam melakukan
reorganisasi finansial, ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu:
 Menentukan nilai perusahaan. Penilaian yang sering digunakan dan
yang termasuk cukup sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan
berdasarkan tingkat kapitalisasi.
 Menentukan struktur modal yang baru. Struktur modal tersebut
bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa
beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap
tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi.
4. Perbandingan antara private workout dengan kepailitan
Berikut adalah perbandingan antara private workout dengan kepailitan:
 Kedua kebangkrutan formal dan latihan pribadi melibatkan pertukaran klaim
keuangan baru untuk klaim finansial sebelumnya.
 Ketika digunakan, private workout lebih baik daripada kepailitan.
 Struktur modal yang kompleks dan kurangnya informasi membuat private
workout kurang disukai.
Keuntungan dari kepailitan yaitu penghitungan bunga (kewajiban membayar
bunga) bagi debitur menjadi terhenti, keuntungan pajak dan hanya
membutuhkan persetujuan 1/2 dari kreditur yang memiliki 2/3 dari hutang.
Kekurangan kepailitan yaitu proses yang panjang dan mahal, hakim diminta
untuk menyetujui keputusan bisnis penting, dan gangguan untuk manajemen.
Prosedur Hukum Kepailitan
Prosedur kepalitan dimulai ketika debitur tidak dapat memenuhi atau
meramalkan tidak akan dapat memenuhi skedul pembayaran angsuran kepada
kreditnya. Pada saat itu timbul masalah-masalah berikut:
 Apakah ketidak mampuan memenuhi skedul pembayaran hutang itu
merupakan kesulitan kas yang sementara (inovasi tehnis) ataukah merupakan
kesulitan permanen yang disebebkan oleh penurunan nilai aktiva dan daya
laba di bawah kewajiban hutangnya (Inovasi Kepalitan).
 Bila kesulitannya hanya bersifat sementara, perpanjangan jangka waktu
pinjaman akan dapat memulihkan kembali perusahaan tersebut. Dalam hal
nilai aktiva memang telah menurun maka kerugian sudah tidak dapat
dihindari. Masalahnya adalah siapa yang akan memikul kerugian itu? Untuk
ini ada dua teori yaitu: (1) Doktrin proritas mutlak yang menyatakan bahwa
semua klaim harus di bayar sesuai dengan prioritas tiap klaim tanpa
mengacuhkan konsekuensinya terhadap pemegang klaim lainnya,dan (2)
doktrin prioritas relative yang lebih bersifat sleksibel dan mempertimbangkan
secara adil semua yang mempunyai hak tuntunan.
 Apakah perusahaan bersangkutan “lebih berharga mati daripada hidup?” yaitu
apakah perusahaan itu akan lebih berharga bila tetap dipelihara dan terus
melanjut kan operasionalnya ataukan lebih baik likuidasi da dijual per potong.
Menurut doktrin prioritas mutlak,yang di pilih adalah likuidasi Karena dengan
cara kreditur senior dapat di bayar lebih dahulu walaupun dengan merugikan
kreditur junior dan pemegang saham. Pada doktrin prioritas relative, kreditur
senior diminta menunggu dulu sampai pembayaran untuk kreditur yunitur da
pemegang saham juga sudah terkumpul.
 Siapakah yang akan mengandalkan perusahaan dalam periode likuidasi atau
rehabilitasi ini?Apakah manejernya sendiri yang tetap mengendalikannya
ataukah diserahkan kepada lembaga perwalian?
5. Perpackaged Bangkruptcy
 Definisi Prepackaged Bankruptcy
Restrukturisasi keuangan dapat melibatkan likuidasi atau reorganisasi.
Restrukturisasi keuangan dapat dicapai melalui private workout atau
kepailitan. Salah satu cara baru dalam restrukturisasi keuangan yaitu dengan
prepackaged bankruptcy.
 Prepackaged bankruptcy merupakan sebuah kebangkrutan di mana
debitur dan kreditur pra-menegosiasikan rencana reorganisasi dan
kemudian hasil negosiasi tersebut berakhir dengan permohonan pailit.
 Manfaat utama adalah hal ini memaksa semua pihak untuk menerima
reorganisasi kebangkrutan. Menawarkan banyak keuntungan dari
kebangkrutan pada umumnya jauh lebih efisien
 Prosedur Prepackaged Bankruptcy
Prepackaged bankruptcy adalah kombinasi antara private workout
dengan legal bankruptcy. Berikut adalah prosedur prepackaged bankruptcy:
 Sebelum perusahaan mengajukan permohonan kebangkrutan,
perusahaan terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan kreditor
serta membawa rencana reorganisasi perusahaan.
 Kedua belah pihak kemudian melakukan negosiasi untuk mencari
kesepakatan mengenai rincian bagaimana keuangan perusahaan
direstrukturisasi.
 Kemudian perusahaan dan kreditor sekaligus menyiapkan dokumen
administrasi yang diperlukan sebelum mengajukan permohonan
kebangkrutan.
 Permohonan disebut prepackage jika pada perusahaan mengajukan
permohonan ke pengadilan, namun pada saat yang sama, juga sudah
melampirkan rencana reorganisasi lengkap dengan persetujuan dari
kreditor.
 Advantages to Prepackaged Bankruptcy
Kelebihan prepackaged bankruptcy:
 Time
 Cost
 Certainty
 Minimal Damage to Public Image
 Unanimous Consent Not Required
 Control
 Obtaining Protective Provisions
 Tax Benefits
 Disadvantages to Prepackaged Bankruptcy
Kelemahan prepackaged bankruptcy:
 Exposure
 Risk
 Difficult to Avail Itself
 No Protection of the “safe-harbor”
 Creditors can object to the sale of assets (Berkoff, 2014).
 Restrukturisasi Hutang Perusahaan yang Kesulitan
Restrukturisasi hutang dimulai dengan pertemuan antara perusahaan
yang sedang kesulitan dengan para krediturnya, para kreditur akan menunjuk
satu panitia yang beranggotakan empat atau lima kreditur terbesar dan satu
atau dua kreditur kecil. Pertemuan ini diatur dan dipimpin oleh biro
penyesuaian (adjustment bureau) yang berasal dari asosiasi manajer kredit
setempat. Begitu keputusan dapat dicapai bahwa masalahnya dapat diatasi biro
maka akan menunjuk peneliti untuk membuat laporan lengkap. Biro dan dan
panitia kreditur menggunakan data dalam laporan tersebut untuk merumuskan
renacana penyesuaian tagihan. Kemudian diadakan lagi pertemuan antara
debitur dan krediturnya untuk merundingkan perpnajangan, komposisi atau
kombinasi keduanya. Mungkin diperlukan beberapa kali pertemuan sebelum
dapat diperoleh persetujuan final. Sekurang-kurangnya ada 3 kondisi yang
diperlukan agar restrukturisasi hutang dapat dipertimbangkan yaitu: (1) debitur
termasuk yang bermoral baik, (2) debitur harus menunjukan kemampuan
untuk memulihkan kembali perusahaanya, dan (3) kondisi usaha mendukung
pemulihan kembali.
6. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Model Z-Score (Altman)
Analisis prediksi kebangkrutan merupakan analisis yang dapat membantu
perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan akan mengalami
kebangkrutan yang disebabkan oleh masalah-masalah keuangan. Metode Z-Score
(Altman) adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah
keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.
 Rasio-Rasio Keuangan Metode Z-Score (Altman)
Metode Z-Score (Altman) menggunakan berbagai rasio untuk
menciptakan alat prediksi kesulitan. Karakteristik rasio tersebut digunakan
untuk mengidentifikasi kemungkinan kesulitan keungan masa depan.
Kesulitan keungan tersebut akan tergambar pada rasio-rasio yang telah
diperhitungkan. Terdapat lima rasio-rasio keuangan yang digunakan dala
metode Z-Score, salah satu diantaranya dikemukakan oleh Darsono, dkk.
(2004:106) dibawah ini:
 Formula Metode Z Score (Altman)
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat
dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut
dan yang tidak bangkrut. Z-Score (Altman) ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut yang dikemukakan oleh Darsono, dkk. (2004:105).
Z= 1,2 (WCTA )+ 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA)
Perhitungan analisis Z-Score terdiri dari tiga versi, diantaranya versi pada
perusahaan manufaktur yang telah go public, perusahaan manufaktur pribadi
yang belum go public, dan perusahaan bukan manufaktur. Formula di atas
merupakan versi yang pertama kali dikembangkan oleh Altman khusus untuk
perusahaan manufaktur yang go public.
 Intrepretasi Nilai Z-Score
Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan
serangkaian rasio-rasio keungan yang dimasukkan dalam suatu persamaan
diskriminan maka akan menghasilkan suatu angka atau skor tertentu. Angka
ini memiliki memiliki penjelasan atau interprestasi tertentu. Dalam model
tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai
perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81
diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor 1,81
sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah
kelabu.

Anda mungkin juga menyukai