PENDAHULUAN
negara yang harus demokratis.Untuk menjadi negara yang demokratis salah satu
menjadi salah satu dasar dan penyebab adanya konflik dan tindakan
1
Pande Made Suputra “IdentitasEtnisdanOtonomi Daerah dalamMembangunMultikulturalisme di
Indonesia”WacanaAntropologi Hal.76-77
itu sendiri.
Dua suku yang tinggal sekampung di Hero Koe Desa Ruang Kecamatan Satar
Mese Barat terlibat baku bunuh di lokasi pemakaman umum Langke Norang,
Rabu, 13 April 2011. Peristiwa berdarah itu pecah lantaran hal sepele yaitu satu
suku menggelar upacara adat di lokasi pemakaman umum tanpa melibatkan suku
yang lain. Suku Ruang yang tinggal sekampung dengan suku Hero Koe merasa
tersinggung karena suku Hero Koe menggelar acara secara sepihak.Suku Ruang
yang kalap, di bawah pimpinan Sius Step dibantu tujuh rekannya, langsung
duka milik masyarakat Tionghoa dan kasus penggusuran tanah makam milik umat
2
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/214673-perang-suku-di-ntt--3-tewas.
3
http://www.wahidinstitute.org/v1/Programs/Email_page?id=89/hl=id/Tantangan_Pluralisme_Sem
akin_Berat
Medan adalah kota yang memiliki masyarakat yang sangat beragam baik
keberagaman suku, agama, adat dan budaya. Keberagaman suku diantaranya suku
sebagainya. Dari tiap suku tersebut membawa budaya yang berbeda-beda dan
sangat menarik oleh sebab ini menjadi kan kota Medan sangat unik. Tidak hanya
suku, agama juga beraneka ragam di kota Medan mulai dari agama resmi seperti
kepercayaan
melalui pemantauan lima (5) media lokal, pada tahun 2011 tercatat ada sebanyak
63 kasus, sedangkan di tahun 2012 naik menjadi 75 kasus. Adapun jenis kasus
ancaman tersebut pendeta kehilangan rasa aman, pendeta tersebut mengaku tidak
memiliki masalah dengan pihak lain. Gereja tersebut dirusak oleh orang yang
Pada tanggal 24 Juli 2013, telah terjadi pemecatan terhadap seorang siswi
sekolah dasar yang bernama Dini Kemala Wulandari di SD Negeri 040462 Jl.
Kepala Sekolah Sabarita br. Sembiring.Ibu Dini menemui Ibu Sabarita untuk
meminta izin agar Dini dapat bersekolah menggunakan jilbab. Ibu Sabarita
jilbab atau sekolah khusus untuk Islam, karena di sekolah 040462 tidak ada siswi
4
AliansiSumutBersatu (ASB) adalahorganisasimasyarakatsipilatau LSM yang sejaktahun 2006
melakukan upaya-
upayapenguatanuntukmendorongpenghormatandanpengakuanterhadapkeberagamanmelaluipendidi
kankritis, dialog, advokasidanpenelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ASB
berupayamelibatkanaktivismudalintas agama, mahasiswa/I, NGO, Jurnalisdankelompok marginal
lainnyadengan semangatKEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN.(diambildari cover
belakangbukuberjudulAliansiSumutBersatuLahirUntukMerawatPluralisme)
5
HarianSinar Indonesia Baru, 14 Mei 2012
lainnya 6.
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa” 7 .Dalam hal ini ada
mengelola berbagai prasangka sosial yang ada dengan cara-cara yang baik
Buchori (2007).
golongan etnis yang berbeda dibimbing untuk saling mengenal cara hidup mereka
serta mengakui dan menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak yang sama.
Apa pun dan bagaimanapun bentuk dan model pendidikan multikultural, mestinya
6
Harian Waspada 24-25 Juli 2013
7
DepartemenPendidikanNasional RI, UU SISDIKNAS No 23 tahun 2003 , (Jakarta : SinarGrafika,
2006 hal: 2)
guna membangun suatu visi “lingkungan sekolah yang setara”. Namun antara
SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh sebagai sekolah boarding yang
didik berasal dari berbagai daerah yang ada di Aceh, bahkan ada yang dari luar
seadanya tanpa memperhatikan anak siapa, berasal dari daerah mana, baik laki-
visi, misi, dan tujuan sekolah yang mencerminkan kurikulum sekolah yang
berbasis multicultural.
8
Nizariah, S.sos “Memotivasi Belajar siswa”MULTIKULTURALISME : MENUJU
PENDIDIKAN BERBASIS MULTIKULTUR Hal. 76-77
Agustus 1987.Sekolah tersebut terdiri atas beberapa jenjang pendidikan mulai dari
ISkandar Muda juga diperkuat 126 tenaga pengajar lulusan D3, S1, S2 dan
Pegawai. Jumlah siswa berkisar 2.200 orang beragam etnis, 600 orang diantaranya
adalah anak asuh yang bebas biaya sekolah, anak yang akan diberikan subsidi
silang dan penerimaan beasiswa 9 . Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji
sekolah menengah atas (SMA), dan melihat hasil yang dicapai dalam penerapan
lingkungan social budayanya. Teori khusus dan percobaan yang terpisah tidak
praktek pendidikan dalam prespektif budaya, tetapi juga tentang asumsi yang
9
http://ypsim.sch.id/home/profil/sejarah-singkat/
para pendidik harus melakukan secara hati-hati. Hal ini disebabkan karena
kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik, sukar
untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif.
yaitu :
2. Sikap psikologi serta berbagai perasaan yang perlu untuk maksud yang
sama.
4. Berbagai konsep, nilai budaya, adat istiadat, dan pandangan umum dalam
kebudayaan.
beda.
yang terpisah dengan kajian yang sistematis mengenai praktek pendidikan dalam
masyarakat. Namun ada kalanya sejumlah metode mengajar kurang efektif dari
lapangan oleh para antropolog. Tugas para pendidik bukan hanya mengeksploitasi
1.2.2.1.Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
dituntut untuk menyesuaikan diri agar kurikulum dan fasilitas pendidikan yang
keunggulan. Menurut H.A.R. Tilaar (2004), ada dua jenis manusia unggul,
pendidikan dalam suatu dimensi yang sifatnya sama sekali baru dn pembaharu,
dirinya sendiri. Pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat objektif atau subjektif,
10
yang objektif. Oleh karena itu, pendidikan harus melibatkan tiga unsur sekaligus
dalam hubungan dialektisnya yang konstan, yaitu (1) Pengajar, (2) Pelajar atau
1.2.2.2. Multikulturalisme
dipandang secara setara, dengan demikian muncul suatu gagasan yang normative
orang lain bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek dari budaya-budaya
Jock Youn (dalam Piliang, 2003) ada dua sikap yang berbeda dalam
antara lain:
sudah given, sacral, tidak boleh berubah, dan tidak boleh dicemari oleh
11
kelompok etnis, ras, daerah, agama, sebagai entitas yang berbeda dan
bermasyarakat.
heteronomi maka konsep multikulturalisme adalah salah satu strategi yang bisa
12
didalamnya, harus disertai sikap kritis. Oleh karena itu, ada semacam
yakni, pertama, konsep ini terkait dengan kebudayaan; kedua, konsep ini merujuk
kepada pluralitas kebudayaan; dan ketiga, konsep ini mengandung cara tertentu
untuk merespon pluralitas itu. Oleh sebab itu multikulturalisme bukanlah doktrin
politik pragmatic melainkan sebagai cara pandang atau semacam ideology dalam
mandiri dan terlibat dalam saling interaksi minimal sebagai syarat yang
13
yang berbeda-beda.
para individu yang kini tidak terikat pada budaya khusus, secara bebas
pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender,
dan lain-lain.
14
ideal bagi bangsanya, ada lima dimensi yang saling berkaitan dalam pendidikan
multikultural, yaitu:
warga negara yang dapat hidup rukun satu sama lain terlepas dari agama, ras,
bahasa, budaya dan sosial, menghormati hak-hak satu sama lain, memberikan
15
4. Dapat memberikan kesempatan yang sama bagi warga negara lain untuk
Amerika Serikat sebagai bagian dari pergerakan hak asasi manusia pada tahun
1960an dan 1970an yang dilakukan oleh sekelompok etnis minoritas yang merasa
penghargaan yang setara dengan etnis mayoritas di Amerika yang berkulit putih
16
Banks(2010:5).
berawal dari imigrasi ini pun mendesak agar sekolah dan istitusi pendidikan
dan coklat untuk dijadikan role model bagi anak-anak Afrika Amerika tersebut
(Banks, 2010).
dikenal sebagai pendidikan anti-rasisme juga muncul pada tahun 1970an sebagai
bentuk penolakan terhadap diskriminasi rasial yang dirasakan oleh imigran yang
berkulit hitam dan coklat dari Asia Afrika. Sama seperti di Amerika, di Inggis
Indonesia. Pada masa Orde Baru menunjukkan relasi masyarakat terhadap praktk
identitasnya sebagai masyarakat bhineka yang selama Orde Baru telah ditindas
dengan berbagai cara demi untuk mencapai kesatuan bangsa. Demikian pula
17
antaretnis yang kecil, yaitu budaya antar suku bangsa.Keragaman budaya datang
dari dalam bangsa Indonesia sendiri.Oleh sebab itu, hal ini sebenarnya dapat
pada masa otonomi dan desentralisasi (Saifuddin, 2002). Berakhirnya rezim orde
baru dan turunnya Suharto sebagai presiden kedua Republik Indonesia mengawali
(Saifuddin, 2002, Mahfud, 2009). Seperti yang diungkapkan oleh Mahfud (2009),
berakhirnya system pemerintahan yang bersifat sentralistik pada tahun 1998 yang
reaksi balik yang negative bagi rekontruksi kebudayaan Indonesia yang pada
dasarnya multikultural.
10
H.A.R. Tilaar, “Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi Reformasi
Pendidikan Nasional”hal : 166
18
memperhatikan perbedaan yang ada pada siswa. Guru harus mengenali beberapa
siswa yang tidak mau belajar, menarik diri, dan menerapkan berbagai strategi
yang tepat bagi setiap siswa. Guru harus mencoba berbagai cara untuk menolong
siswa untuk belajar dan menghargai pembelajaran. The Center for Research on
khususnya ketika guru dan siswa berasal dari kelompok budaya berbeda.
Untuk tujuan ini, guru dan siswa harus bekerjasama untuk sebuah
19
Guru harus menghargai bahasa ibu dan dialek semua siswa dan
kemampuan literasi.
c. Kontekstualisasi (Contextualisation)
dan siswa. Jadi dalam metode ini, guru menggunakan dialog antara guru
dan siswa dengan suatu tujuan akademis yang jelas untuk mengeksplorasi
20
belajar.
atau dianggap tidak dapat menghadapi tantangan yang sama dengan teman
tugas yang berulang, latihan yang tidak menarik dan membosankan. Guru
21
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat
formal maupun non formal. Penelitian ini juga diharapkan menajadi pendorong
multikulturalisme.
22
Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan dan apa yang dialami oleh informan
kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut
• Teknik observasipartisipasi
para siswa dan staff pengajar serta keterlibatan langsung peneliti dalam
• Teknik wawancara
23
ini dilakukan dengan cara terbuka agar para informan dapat menjawab
pertanyaan dan bercerita panjang lebar tentang apa yang dialami, dihadapi,
pengajar SMA dan siswa SMA. Kriteria informan dari staff pengajar
siswa berdasarkan perwakilan setiang kelas mulai dari kelas X, XI, XII,
• Pengembangan Rapport
dengan informan baik siswa atau pun staff pengajar tingkat Sekolah
• Analisis data
Analisis data dilakukan untuk menganalisis makna yang ada di balik data,
informasi yang telah diperoleh dari informan yang telah di peroleh dari
Medan .Data ini berasal dari naskah wawancara peneliti dengan informan
yaitu siswa dan staff pengajar, catatan lapangan, foto dan video, dokumen
24
setelah surat izin untuk terjun ke lapangan di keluarkan pada tanggal 22 Desember
2014. Kemudian penulis pergi ke sekolah tersebut tetapi tanpa disadari penulis
pihak sekolah sudah melaksanakan libur natal dan tahun baru selama 2
sekolah pukul 08.00 WIB pagi, penulis melihat ada satpan yang duduk di depan
pintu masuk sekolah dan penulis bertanya kepada satpam untuk bertemu Kepala
Sekolah SMA. Prosedur yang digunakan pihak sekolah ialah apabila ada tamu
yang datang harus meminta izin terlebih dahulu ke satpam kemudian satpam akan
bertemu dengan Kepala Sekolah SMA dengan menunjukkan surat pengantar dari
25
menerangkan maksud dan tujuan datang ke sekolah dan memberikan surat izin ke
Medan.Hari ini adalah hari pertama penulis melakukan penelitian.Pada saat itu
dari kelas.Posisi penulis pada saat itu di kantin sekolah.Siswa mulai berdatangan
karena waktu istirahat sudah tiba, penulis mendatangi salah seorang siswa
Dengan rasa tidak percaya bagaimana bisa agama-agama yang berbeda dapat
pengalaman awal masuk sekolah di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda ini.
Dimulai dengan rasa penasarannya karena tidak mengerti dengan apa itu sekolah
26
yang berbeda dimana antara siswa yang satu dengan yang lainnya tidak ada
di lingkungan sekolah. Antara siswa yang satu dengan yang lainnya tidak
membeda-bedakan teman baik dari segi agama, suku, ras, ekonomi dan gender.
Mereka juga saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Pada saat
itu jam istirahat terlalu singkat dan pembicaraan kami selasai. Bel tanda masuk
kelas pun berbunyi, P.Sidabutar meminta izin untuk masuk ke ruangan kelas.
jurusan akuntansi yang sedang berada di kantin berhubung siswa tersebut masuk
siang pada pukul 01.00 WIB. Siswa itu benama Asma siswa kelas XII Akutansi.
Asma (siswa perempuan 17 tahun) siswa SMA di Yayasan Sultan Iskandar Muda
Medan yang beragama Islam dan bersuku Jawa. Mengobrol dengan Asma sangat
Sebelum masuk kesekolah ini Asma sudah tahu bahwa sekolah ini tidak
membeda-bedakan teman yang satu dengan yang lainnya dai segi agama suku ras
lainnya berteman dengan baik tidak membeda-bedakan. Jika ada seorang teman
temannya karena beda agama maka disini tidak ada sanksi yang tegas, hanya saja
27
membeda-bedakan teman yang satu dengan yang lainnya semua teman disama
ratakaan olehnya. Kegiatan yang sering mereka lakukan juga selalu membaur dan
membantu teman yang satu dengan yang lainnya tanpa ada membedakan dan
terasa saat penulis asyik mengobrol Asma, bel tanda masuk untuk siswa di pukul
mengajar di kelas. Siang itu Pukul 01.10 WIB Penulis mengahiri penelitian dan
kembali pulang.
Pada Senin, 12 Januari 2015 pagi pukul 09.45 penulis kembali melakukan
penelitian ke Yayasan Perguruan Sultan Iskndar Muda Medan. Pagi itu penulis
mendatangi siswa SMA kelas XI IPS yang bernama CR (tidak ingin disebutkan
Sebagai siswa CR mengikuti tata tertib dan panduan yang diajarkan oleh pihak
boleh mebedakan teman dengan yang satu dan yang lainnya yaitu dalam kategori
gender. Pembagian peran dikelas misalnya ketua kelas tidak harus laki-laki dan
28
menghargai teman-teman yaitu antara laki-laki dan perempuan. Apa lagi dengan
teman yang berbeda dari segi agama, ras, suku, dan lainnya.
harus mewawancarai informan saat jam istirahat dan proses belajar mengajar tidak
kepada siswa. Di mana materi diajarkan walau masih dasar yaitu tidak
keberagaman yang saling berdampingan adalah kekeyaan bangsa yang luar biasa.
Setelah selesai mengobrol dengan salah satu staff pengajar penulis permisi
untuk pulang karena ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan penulis, saat
itu pukul 12.45 WIB.Penulis juga mengalami kendala saat-saat libur hari besar
keagamaan yang di laksanakan oleh pihak sekolah yang jarang di lakukan oleh
satu hari saja pada tanggal libur tersebut.Namun di Yayasan Perguruan Sultan
29
Selasa 20 Januari 2015 tepat pukul 11.00 WIB penulis kembali ke sekolah
Penulis sebelumnya sudah membuat janji dengan informan yang akan dijumpai
sekolah secara online di Yayasan Sultan Iskandar Muda Medan. AR sudah lama
bekerja sama dengan pihak Yayasan dan juga sebagai teman dekat pendiri
pola anak asuh yang diterapkan di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda
30
merasa tidak asing untuk berada di sekolah tersebut.Program anak asuh berantai
dan bersifat silang ini menurut AR sangat bagus sekali karena program ini dapat
berdiskusi dengan AR, AR sesekali memberikan candaan agar diskusi tidak terasa
tahun berikutnya salah satu masuk kategori sebagai orang tua asuh di Yayasan
31