Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVALUASI PELAYANAN

KESEHATAN DI PUSKESMAS

Nama Kelompok :

1. Avie Dhita Larasati (201801002)


2. Dila Liana Majid (201801003)
3. Ika Nur Khauneni (201801008)
4. Zulidiah Andriani (201801019)

AKADEMI KEBIDANAN DUTA DHARMA PATI


TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang
penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan
dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak”. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari
para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan salah satunya
yaitu pelayanan KB yang merupakan upaya untuk mendukung kebijakan program KB
nasional. Terdapat 3 indikator yang berkaitan dengan KB dalam Sustainable
Development Goals atau SDGs tahun 2016. Indikator tersebut adalah Contraceptive
Prevalence Rate (CPR), Age Specific Fertility Rate (ASFR), dan Unmeet Need. Alat
kontrasepsi terdapat 7 macam yaitu kondom, pil, suntik, AKDR, implan, tubektomi atau
MOW, dan Vasektomi atau MOP.
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Sejalan dengan itu
kebijaksanaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) tidak hanya berorientasi pada angka
kelahiran tetapi juga terfokus pada upaya-upaya pemenuhan permintaan kualitas
pelayanan. Tantangan terbesar dalam peningkatan upaya penggalakkan kembali program
keluarga berencana ini adalah dari tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri. Program
keluarga berencana di Indonesia sudah dilaksanakan sejak tahun 1970 dengan
dibentuknya Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Salah
satu dukungan dan pemantapan 2 Universitas Sriwijaya dari penerimaan gagasan KB
tersebut adalah adanya pelayanan KB. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Pratiwi, dkk,2014).

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah rumusan masalah
bagaimanakah mutu pelaksanaan pelayanan KB di Puskesmas ?

C. TUJUAN 
1. Untuk mengevaluasi pelayanan KB khususnya di Puskesmas
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan KB di Puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMANTAUAN MUTU
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan
puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan
yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi
apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.

B. PROGRAM POKOK PELAYANAN PUSKESMAS


Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan didalam gedung atau diluar gedung, menurut
jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas, perawatan atau non
perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung
kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material. Adapun 9 (sembilan)
program pokok tersebut salah satunya yaitu Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana (KB) : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Peng
antin (TT Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB

C. PENGUKURAN MUTU
1. PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
Menurut keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan
dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
a) Kepala puskesmas
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan :
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
b) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya
kesehatan perorangan.
c) Jaringan pelayanan puskesmas
Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas keliling, dan Unit bidan di
desa/komunitas
PERAN POKOK PETUGAS PELAYANAN PUSKESMAS
Dalam menjalankan peranyaa sebagai penyedia pelayanan kesehatan
Puskesmas didukung oleh beberapa petugas yang mempunyai fungsi masing – masing
antara lain :

1. Petugas Medis
a) Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu,
posyandu.
b) Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel.
c) Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada
kunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli
anak, kandungan dan penyakit dalam.
2. Petugas Para Medis                                                                          
a) Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan.
b) Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan
keperawatan umum.
c) Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan
gigi.
d) Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat.
e) Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya.
f) Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan.
g) Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan
dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
3. Petugas Non Medis
a) Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan
puskesmas.
b) Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas
perawatan.
c) Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan
puskesmas.
d) Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat
inap.
e) Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung
puskesmas.
2. PENYUSUNAN STANDAR LAYANAN KESEHATAN
a) STANDAR STRUKTUR
1) Personil
Terdapat struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas
2) Pasien
Pasien di Puskesmas berasal dari berbagai macam kalangan.
3) Peralatan
Alat yang digunakan dalam pelayanan KB sudah tersedia dan lengkap di
Puskesmas
4) Bahan
Bahan habis pakai yang digunakan dalam pelayanan KB sudah tersedia dan
lengkap di Puskesmas
5) Gedung
Pemberian Pelayanan KB berada di ruangan khusus KB (KIA KB)
6) Pencatatan
Pendokumentasian pasien yang melakukan KB sudah terdapatn buku
pencatatan dan pelaporan untuk pasien yang telah diberi pelayanan KB.
Berisi : No, Nama, Alamat, Umur, Tekanan Darah , BB, Tanggal, Pasien
disediakan Kartu Akseptor KB.
7) Keuangan
Pembiayaan alat dan bahan bersumber dari Pemerintah
Pengelolaan pemasukan dan penggunaan keuangan kegiatan rutin dan program
Puskesmas serta keuangan program Jamkesmas
b) STANDAR PROSES
1) Kegiatan
Pemberian pelayanan KB setiap hari Senin-Jumat
2) Target
Wanita usia subur sudah memiliki anak lebih dari 2, Ingin memperpanjang
jarak kelahiran anak, Ibu dengan usia usia >35 tahun
3) Pemberi Pelayanan
Pemberi pelayanan dari Bidan yang bertugas di Pelayanan KB
4) Waktu
Setiap hari Pelayanan Senin-Jumat sampai pukul 12.00 WIB
5) Standar yang dapat dicapai
a) Pelayanan terlaksana secara rutin setiap hari Senin-Jumat
b) Alat dan Bahan pelayanan KB lengkap
c) Pasien mendapatkan pelayanan yang memuaskan
d) Pemberi pelayanan yang berkompeten
e) Setelah pemberian pelayanan KB dapat menurunkan angka pertumbuhan
penduduk
c) STANDAR KELUARAN
1) Kepuasan
Pasien merasa puas dengan pelayanan KB yang diberikan dari Puskesmas
2) Pengetahuan
Pasien sudah mengetahui mengenai informasi tentang pentingnya KB
3) Indikator
Jumlah pasien KB sesuai dengan target yang telah ditetapkan
Sesuai dengan Cakupan Nasional KB dari kemenkes tahun 2013 sejumlah
75,8%

3. TEKNIK PENGUKURAN MUTU


WAWANCARA

4. PENGUKURAN MUTU LAYANAN KESEHATAN DENGAN CARA


MEMBANDINGKAN STANDAR
Pembandingan Dilihat dari buku Pelaporan sesuai dengan target atau tidak.
Kemudian membandingkan dengan target bulanan
a. Variabel Teknik Layanan Kesehatan
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD),
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.Khususnya dalam
pemberian pelayanan KB yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan
b. Variabel Pengetahuan Pasien
Pasien sudah mengetahui mengenai KB ditilik dari hasil jawaban dari wawancara
yang telah diberikan dari Pihak Puskesmas
Hasil dari wawancara, pasien puas dengan layanan KB yang telah di berikan dan
sudah mengetahui pentingnya melakukan program KB
c. Variabel Pengetahuan Petugas Kesehatan
Petugas pemberi layanan KB sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu
berkompeten
Hasil dari wawancara, nakes telah memberikan layanan KB sesuai dengan SOP
dan memberikan layanan KB dengan baik dan berkualitas.
d. Variabel Sarana/Peralatan yang digunakan
Alat dan bahan yang digunakan sudah sesuai dengan standar operasional yang
berlaku

5. KEBIJAKAN
UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga

6. STANDART
a. Persyaratan
1) Kartu status RM/ kartu K4 KB
2) Kartu KB
b. Prosedur
1) Berkas RM ibu dari pendaftaran diantar petugas ke ruang KIA/KB
2) Dilakukan pemanggilan pasien dan penegcekan yang meliputi : berkas RM/
K4 KB dengan kartu KB
3) Melakukan anamnesa terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi
sebelumnya dan konseling KB sesuai dengan kebutuhan pasien
4) Melakukan pemeriksaan fisik dan obstetri
5) Menentukan perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan penunjang dan rujukan
internal atau eksternal
6) Memberikan tindakan pelayanan alat kontrasepsi
7) Menuliskan kuitansi pembayaran atau tanda tangan diform klaim jaminan
kesehatan
8) Memberikan resep bila perlu
9) Mencatat dikumentasi pada kartu status RM atau K4 KB
c. Waktu penyelesaian
15 menit
d. Biaya atau tariff
Sesuai dengan PERBUP No. 59 Tahun 2012 Tentang Tarif Pelayanan Puskesmas
Tahun 2012
e. Prod uk pelayanan
Jasa pelayanan, konseling, pemberian alat kontrasepsi atau suntikan.
7. PENYELENGGARAAN PERTEMUAN
Rapat penilaian cakupan Mutu dilakukan tiap bulan pada pelaporan setiap bulanya.
8. PENENTUAN SAMPEL
Diambil dari 5 Responden Akseptor KB dan 1 Nakes

9. PERBANDINGAN KENYATAAN DENGAN STANDAR LAYANAN


KESEHATAN
Waktu : Setiap 1 bulan tanggal 30
Yang akan melakukan pengukuran : Kepala Puskesmas
Hasil : Pelayanan sudah sesuai dengan SOP dan target yang telah dibuat

D. EVALUASI PELAYANAN PUSKESMAS


Dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas evaluasi lebih dikenal dengan Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian (P3).Fungsi P3 Puskesmas bertujuan untuk:
1. Mencegah penyimpangan (protektif),
2. Meluruskan penyimpangan (kuratif), dan
3. Membimbing pegawai Puskesmas agar tidak menyimpang (preventif).
Jika terjadi kesenjangan atau penyimpangan harus segera diatasi. Setiap
penyimpangan harus dapat dideteksi sedini mungkin, dicegah, dikendalikan, atau
dikurangi. Melalui pelaksanaan fungsi P3 Puskesmas, hasil pelaksanan kegiatan dan
program Puskesmas yang telah dicapai dibandingkan dengan standar kinerja program
Puskesmas yang tertuang dalam tujuan, target, standar mutu pelayanan, standard
operating procedure Puskesmas. Masalah yang banyak terjadi dalam organisasi
pelayanan sektor publik termasuk Puskesmas adalah masih lemahnya fungsi P3, sehingga
terjadi peyimpangan atau kesenjangan antara yang direncanakan dengan yang
dilaksanakan. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian mempunyai makna dan esensi
yang sama yaitu proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan keberhasilan suatu kegiatan
dan program dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, adanya penetapan standar, tolok
ukur dan kriteria, adanya pengukuran hasil kegiatan dan program, adanya pembandingan
hasil kinerja pegawai dan organisasi dengan standar, dan adanya pengambilan tindakan
korektif bila diperlukan.
E. OBYEK DAN METODE P3 PUSKESMAS
Untuk dapat melakukan P3 Puskesmas dengan baik ada 2 ( dua ) hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Obyek P3 Puskesmas
Yang dimaksud dengan obyek P3 Puskesmas adalah hal-hal yang harus diawasi,
dikendalikan dan dievaluasi. P3 Puskesmas sebaiknya mencakup  10 jenis objek yang
perlu dijadikan sasaran P3 Puskesmas, yaitu:
a) Hasil cakupan kegiatan dan program Puskesmas baik upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan inovatif: Dilakukan
dengan membandingkan pencapaian hasil kegiatan dengan arget yang telah
ditetapkan dalam Rencana Operasional Puskesmas;
b) Pelaksanaan Manajemen Puskesmas: Meliputi Perencanaan (P1) yakni
penyusunan Rencana Strategik dan Rencana Operasional Puskesmas,
Penggerakan Pelaksanaan (P2) yakni pelaksanaan Lokakarya Mini Puskesmas
baik bulanan maupun triwulanan, dan Pelaksanaan P3 Puskesmas yakni
Stratifikasi Puskesmas atau Penilaian Kinerja Puskesmas;
c) Mutu Pelayanan Puskesmas: Dilakukan dengan membandingkan pencapaian
kinerja Puskesmas dengan standar mutu pelayanan dan standard operating
procedure (SOP) Puskesmas;
d) Manajemen Obat dan Alat kesehatan (Pengelolaan obat dan alat kesehatan di
gudang dan pelayanan obat alat kesehatan di Puskesmas) : Permintaan dan
penerimaan obat alat kesehatan, pemeriksaan obat alat kesehatan yang diragukan
kualitasnya, lokasi dan kelengkapan penyimpanan obat alat kesehatan di gudang,
sarana gudang obat alat kesehatan Puskesmas, fasilitas penyimpanan, proses
distribusi, kegiatan dan proses pelayanan obat dan alat kesehatan, cara
penyerahan dan pemberian informasi, membuat indikator peresepan;
e) Manajemen Keuangan yaitu pengelolaan pemasukan dan penggunaan keuangan
kegiatan rutin dan program Puskesmas serta keuangan program Jamkesmas:
Puskesmas mempunyai buku adminisrasi keuangan/buku kas berisi uang masuk
dan uang keluar berdasarkan kegiatan dan sumber anggaran setiap bulan, laporan
pertanggungjawaban keuangan program Jamkesmas tahunan. Pimpinan
Puskesmas seyogyanya melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala;
f) Manajemen Ketenagaan: Puskesmas membuat Daftar Urutan Kepangkatan
(DUK), struktur organisasi serta uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas,
rencana kerja bulanan dan tahunan untuk setiap petugas sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab, melakukan pembinaan kepada petugas dengan
cara penilaian DP3, pemberian penghargaan, kesejahteraan, dan pemberian
sanksi, mempunyai data keadaan, kebutuhan ketenagaan termasuk bidan desa,
mempunyai daftar pejabat fungsional Puskesmas;
g) Program Pengamatan dan Pencegahan Penyakit: Puskesmas membuat
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) per desa serta hasil analisis dan rencana
tindak lanjutnya disampaikan dalam Lokakarya Mini Puskesmas baik bulanan
maupun triwulanan dan rapat koordinasi tingkat kecamatan,.
h) Program JPKM atau Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas): Mempunyai
dokumentasi program Jamkesmas, meliputi: pengorganisasian, data kepesertaan
dan distribusi kartu peserta, data keuangan, rencana dan laporan bulanan,
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rujukan, pembinaan dan pengawasan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota;
i) Objek yang bersifat strategis: Misalnya pengawasan tentang penggunaan jarum
suntik untuk mencegah penyakit menular melalui suntikan (Hepatitis C,
HIV/AIDS, dan sebagainya), jenis, jumlah obat KB, alat kontrasepsi, dan
sebagainya.
2. Sasaran P3 Puskesmas
Adapun sasaran P3 meliputi :
a) kinerja pegawai dan organisasi baik kuantitas maupun kualitas layanan kesehatan,
b) ketenagaan yakni kegiatan pegawai sesuai dengan perencanaan dan instruksi,
c) sumber daya manajemen lainnya mencakup kuantitas dan kualitas,
d) keuangan yakni biaya, penghasilan, dan likuiditas,
e) waktu yakni kesesuaian dengan perencanaan.

BAB III
KESIMPULAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu dalam
pelayanan yang ada.
Dari hasil penilaian mutu salah satu pelayanan kesehatan yang di berikan adalah Alat
Kontrasepsi (KB) yang di berikan dalam puskesmas telah di selenggarakan sesuai dengan
SOP, standar dan kebijakan pemerintah. Klien mendapatkan pelayanan KB dengan baik dan
kliesn memberikan apresiasi dengan pelayanan KB yang telah di berikan. Dalam layanan di
berikan oleh tenaga kesehatan yang professional dan terlatih.

WAWANCARA DENGAN TENAGA KESEHATAN


1. Berkenaan dengan pelaksanaan praktek kebidanan mulai kapankah Anda
menyelenggarakan praktek kebidanan? Apakah Anda juga melakukan pelayanan KB?
meliputi apa sajakah pelayanan KB yang Anda lakukan?
2. Apakah Anda mengetahui bahwa prosedur dalam melaksanakan ketentuan praktik
kebidanan diatur dalam perundang-undanganan? darimanakah Anda mengetahui
peraturan perundang-undangan tersebut?
3. Bagaimanakah kegiatan KIE KB yang Anda lakukan selama ini? apakah Anda
menggunakan alat bantu/instrument saat melakukan KIE KB? jelaskan pendapat Anda!
4. Menurut Anda faktor apa saja yang mempengaruhi bidan sehingga tidak bisa melakukan
KIE KB secara maksimal kepada individu, keluarga atau masyarakat? Jelaskan pendapat
Anda!
5. Bagaimana dengan isu KB saat ini bahwa bidan tidak melakukan KIE KB secara intensif
sehingga AKI belum berhasil diturunkan? Jelaskan pendapat Anda!
6. Bagaimanakah KIE KB yang baik yang harus dilakukan oleh bidan? Jelaskan pendapat
Anda!
7. Apa saja kegiatan bidan dalam menunjang pelaksanaan program KB? bagaimanakah
prosedur pelaporan pelaksanaan program KB yang dilakukan oleh bidan?

WAWANCARA DENGAN AKSEPTOR KB


1. Apakah selama ini Anda menggunakan alat kontrasepsi, sudah berapa lama Anda
menggunakannya? apakah alasan Anda menggunakan salah satu metode KB tersebut?
2. Pada saat pelayanan KB apakah bidan memberikan informasi tentang KB? penjelasan
apa yang diberikan oleh bidan? bagaimanakah penjelasan yang diberikan bidan?
3. Apakah dalam memberikan informasi mengenai KB bidan menggunakan media atau
alat bantu?
4. Apakah Anda merasa puas dengan pelayanan KB oleh bidan Anda? jelaskan alasannya?
5. Ada berapa jenis alat kontrasepsi yang pernah Anda gunakan? apakah Anda pernah
mengalami kegagalan KB?
6. Apakah Anda mengikuti anjuran dan saran Bidan selama menjadi akseptor KB? saran
apa yang diberikan bidan?
7. Menurut Anda apa yang harus dilakukan Bidan dalam penyuluhan KB (seperti bidan
harus aktif, memberi informasi)? Jelaskan pendapat Anda!
8. Apakah ada yang kurang dalam pelayanan KB oleh Bidan Anda? Apa yang anda
harapkan dalam pelayanan KB?

Anda mungkin juga menyukai