Anda di halaman 1dari 7

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol.

4 Nomor 1 Tahun 2018

ANALISA METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM DENGAN PERBANDINGAN


MODEL PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
MENGGUNAKAN WATERFALL DEVELOPMENT MODEL,
MODEL PROTOTYPE, DAN MODEL RAPID
APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

Wahyu Wijaya Widiyanto

Universitas AMIKOM Yogyakarta


Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta
Email : wahyuwijaya8@gmail.com

Abstrak

Pengembang proyek perangkat lunak pada saat ini dihadapkan pada pemilihan metodologi
pengembangan system yang cukup banyak, sehingga diantara pengembang proyek perangkat lunak
akhirnya bingung. Padahal salah menentukan metodologi, dapat mempengaruhi kepenyusunan
jadwal, staffing proyek, biaya dan lain-lain. Oleh karena itu, pemilihan metodologi merupakan
bagian yang penting, tidak hanya pada saat pengembangan sistem informasi namun juga pada
pengembangan proyek-proyek perangkat lunak lainnya. Dalam makalah ini dibahas mengenai
pengembangan sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) dengan 3 model/metode yaitu waterfall,
Rapid Aplication Developtment (RAD), dan Prototype dari segi kelebihan dan kelemahan, tujuan
dari pembahasan ini agar pengembang dapat melakukan implementasi pengembangan sistem
khususnya sistem informasi kepegawaian dengan pemilihan metodologi yang tepat.
Kata kunci: Analisa, Metodologi, Rapid Aplication Developtment (RAD), waterfall,
Prototype.

1. PENDAHULUAN memberi manfaat yang besar dalam upaya


Kemajuan teknologi informasi seolah- pengaturan manajemen sumber daya manusia,
olah membuat semua orang dapat mengetahui peningkatan kualitas sumber daya manusia
apa saja yang ingin mereka ketahui dengan serta manajemen kepegawaian.
segera. Sementara itu seiring dengan lajunya Sistem Informasi Kepegawaian
gerak pembangunan, organisasi-organisasi (SIMPEG) adalah sistem yang mampu
publik maupun swasta semakin banyak yang memberikan informasi data-data pegawai
mampu memanfaatkan teknologi informasi pada suatu perusahaan maupun instansi yang
baru yang dapat menunjang efektivitas, saling berinteraksi mencapai tujuan yang telah
produktivitas dan efisiensi mereka. Salah satu ditargetkan. SIMPEG menangani pengelolaan
ciri masyarakat modern dewasa ini adalah data kepegawaian khususnya meliputi:
semakin meningkatnya kebutuhan serta pendataan pegawai, BKD, proses perencanaan
semakin banyaknya jenis dan jumlah dan formasi kepegawaian, penggajian,
informasi yang diperlukan untuk berbagai penilaian angka kredit, mutasi pegawai, dan
kepentingan. Menurut Komorotomo dan sistem pelaporan.
Margono (2004: 1), dalam menghadapi Aplikasi SIMPEG pada suatu instansi
pertumbuhan dan pembangunan suatu adalah melakukan penginputan, pengawasan
organisasi yang sudah demikian kompleksnya dan monitoring dalam hal data kepegawaian.
dibutuhkan tersedianya suatu sistem informasi Data mentah diinput biasanya disiapkan form
manajemen yang mampu untuk membantu isian yang harus diisi oleh pegawai suatu
penyediaan data dan informasi sebagai bahan instansi dengan baik dan benar. Jika dalam
penentuan kebijaksanaan dan strategi pengisian form dilakukan dengan baik dan
pembangunan maupun bagi tersedianya data benar, operator dapat langsung mengisikan
dan informasi operasional. Sebagai suatu database masing-masing pegawai kedalam
sistem dalam organisasi pemerintahan, Sistem SIMPEG, dan operator dapat fokus mengisi
Informasi Manajemen Kepegawaian akan

34
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

sesuai dengan form yang diterimanya tanpa


mengecek berkas fisik. 2. METODE PENELITIAN
Setelah database diinput dengan baik, Menurut (Sugiyono, 2010), Metode
barulah sistem dapat memproses sesuai penelitian pada dasarnya merupakan cara
dengan kebutuhan instansi yang menggunakan ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
sistem tersebut. Dalam pengolahan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
kepegawaian SIMPEG dapat menghasilkan tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
berbagai report (laporan) seperti Beban diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan
Kinerja Dosen (BKD), Daftar Urut dan kegunaan.
Kepangkatan (DUK), riwayat kenaikan Dalam penelitian ini, penulis
pangkat, data pegawai yang akan naik menggunakan data dari review beberapa
pangkat, data DP3 pegawai, data riwayat jurnal dan di komparasi, dengan kata lain
jabatan, riwayat diklat teknis maupun penulis menggunakan metode penelitian
fungsional, riwayat penghargaan yang telah metode deskriptif. Metode deskriptif
diterima pegawai, data pegawai yang telah merupakan suatu metode penelitian dalam
maupun yang akan pensiun, data riwayat meneliti setatus dari sekelompok manusia,
keluarga PNS, dan berbagai report lain yang suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set
telah dipersiapkan dengan baik oleh pihak kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada
programer. masa saat ini. adapun tujuan dari penelitian
Dengan tersedianya berbagai report deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran,
yang dapat dihasilkan SIMPEG, maka oleh deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual
pihak yang berkepentingan dapat dan akurat mengenai fakta, sifat serta
mempergunakan aplikasi ini untuk hubungan antar fenomena yang sedang
memanajemen kepegawaian pada instansinya diselidiki.
tersebut sesuai dengan peruntukannya. Menurut Hidayat (2010), penelitian
SIMPEG biasanya dipergunakan oleh deskriptif merupakan metode penelitian yang
pimpinan untuk mempermudah memberikan digunakan untuk menemukan pengetahuan
pelayanan kepegawaian, menata sebaran yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian
pegawai pada seluruh instansi, serta pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut
mempersiapkan kemungkinan lain yang Punaji (2010) penelitian deskriptif adalah
dibutuhkan oleh pihak atasan seperti analisa penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan
kebutuhan PNS pada instansinya, maupun atau mendeskripsikan suatu peristiwa,
penyusunan para pejabat eselon II, III dan IV keadaan, objek apakah orang, atau segala
yang oleh pihak atasan memiliki kinerja baik sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel
dan dapat menerima komunikasi dari atasan yang bisa dijelaskan baik menggunakan
dalam menentukan arah pembangunan angka-angka maupun kata-kata.
daerahnya. Sukmadinata (2006) menyatakan
Ahirnya dapat disimpulkan bahwa bahwa Penelitian deskriptif merupakan suatu
SIMPEG dapat dipergunakan untuk bentuk penelitian yang bertujuan untuk
mempercepat proses pencatatan dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
pengolahan data dan mampu menyajikan ada, baik fenomena alamiah maupun
informasi kepegawaian kapan saja, sehingga fenomena buatan manusia. Fenomena itu
informasi yang diminta dapat tepat waktu, dapat berupa bentuk, aktivitas, perubahan,
tepat sasaran, dan akurat. Selain itu peran karakteristik, hubungan, kesamaan, dan
penting operator dalam mensortir dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
menginput data, serta penggunaan perangkat fenomena lainnya. Penelitian deskriptif
dengan baik sangat dibutuhkan ketelitian dan kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji
kehati-hatian. hipotesis tertentu, melainkan lebih untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel,
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari gejala, atau keadaan. Namun demikian, bukan
metode waterfall, Prototype, dan RAD serta berarti semua penelitian deskriptif tidak
pertimbangan apa dalam penentuan metode menggunakan hipotesis, ada juga penelitian
tersebut dalam membangun SIMPEG yang deskriptif yang memakai hipotesisi.
tepat. Penggunaan hipotesis dalam penelitian
deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji

35
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

melainkan bagaimana berusaha menemukan proses untuk menghasilkan sebuah prototype


sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam disebut prototyping.
mengatasi masalah penelitian melalui Prototyping adalah proses pembuatan
prosedur ilmiah. model sederhana software yang mengijinkan
pengguna memiliki gambaran dasar tentang
3. TINJAUAN PUSTAKA program serta melakukan pengujian awal.
Proses Pengembangan Perangkat Lunak Prototyping memberikan fasilitas bagi
(Software Development Process) adalah suatu pengembang dan pemakai untuk saling
penerapan struktur pada pengembangan suatu berinteraksi selama proses pembuatan,
Perangkat Lunak (Software), yang bertujuan sehingga pengembang dapat dengan mudah
untuk mengembangkan sistem dan memodelkan perangkat lunak yang akan
memberikan panduan untuk menyukseskan dibuat. Prototyping merupakan salah satu
proyek pengembangan sistem melalui metode pengembangan perangat lunak yang
tahapan-tahapan tertentu. Dalam prosesnya, banyak digunakan.
terdapat beberapa paradigma model Kunci agar model prototype ini berhasil
pengembangan sistem perangkat lunak, dengan baik adalah dengan mendefinisikan
diantaranya: aturan-aturan main pada saat awal, yaitu
a. Model Sekuensial Linier atau Waterfall pelanggan dan pengembang harus setuju
Development Model bahwa prototype dibangun untuk
Menurut Pressman (2015:42), model mendefinisikan kebutuhan.
waterfall adalah model klasik yang bersifat
sistematis, berurutan dalam membangun
software. Nama model ini sebenarnya
adalah “Linear Sequential Model”. Model
ini sering disebut juga dengan “classic life
cycle” atau metode waterfall. Model ini
termasuk ke dalam model generic pada
rekayasa perangkat lunak dan pertama kali
diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar
tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno,
tetapi merupakan model yang paling
banyak dipakai dalam Software Gambar 2. Model Prototype
Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan c. Model Rapid Application Development
berurutan. Disebut dengan waterfall karena (RAD)
tahap demi tahap yang dilalui harus Rapid Aplication Development (RAD)
menunggu selesainya tahap sebelumnya adalah sebuah model proses perkembangan
dan berjalan berurutan. perangkat lunak sekuensial linier yang
menekankan siklus perkembangan yang
sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).
Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi
“kecepatan tinggi” dari model sekuensial
linier dimana perkembangan cepat dicapai
dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen.
Gambar 1. Model Sekuensial Linier atau Menurut Kendall (2010), RAD adalah
Waterfall Development Model suatu pendekatan berorientasi objek terhadap
pengembangan sistem yang mencakup suatu
b. Model Prototype metode pengembangan serta perangkat-
Menurut Raymond McLeod (2011), perangkat lunak. RAD bertujuan
prototype didefinisikan sebagai alat yang mempersingkat waktu yang biasanya
memberikan ide bagi pembuat maupun diperlukan dalam siklus hidup pengembangan
pemakai potensial tentang cara sistem sistem tradisional antara perancangan dan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan penerapan suatu sistem informasi. Pada
akhirnya, RAD sama-sama berusaha

36
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

memenuhi syarat-syarat bisnis yang berubah Development Model Development Model


secara cepat. 1) Tahapan proses 1) Proyek yang
pengembangannya sebenarnya jarang
tetap (pasti), mengikuti alur
mudah sekuensial seperti
diaplikasikan, dan diusulkan,
prosesnya teratur. sehingga
2) Cocok digunakan perubahan yang
untuk produk terjadi dapat
software/program menyebabkan
yang sudah jelas hasil yang sudah
kebutuhannya di didapatkan tim
awal, sehingga pengembang harus
minim diubah
kesalahannya. kembali/iterasi
Gambar 3. Model Rapid Application 3) Software yang sering
Development (RAD) dikembangkan menyebabkan
dengan metode ini masalah baru.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN biasanya 2) Terjadinya
Dalam pembahasan ini mengambil 4 menghasilkan pembagian proyek
penelitian pengembangan sistem informasi kualitas yang baik. menjadi tahap-
kepegawaian (SIMPEG) terdahulu 4) Dokumen tahap yang tidak
menggunakan beberapa model sebagai pengembangan fleksibel, karena
komparasi, yaitu dengan metode waterfall, sistem sangat komitmen harus
metode prototyping, metode Rapid terorganisir, dilakukan pada
Application Development (RAD), dan karena setiap fase tahap awal proses.
metode/model spiral. harus terselesaikan 3) Sulit untuk
Menurut penelitian Nia Oktaviani yang dengan lengkap mengalami
berjudul “Sistem Informasi Pegawai Berbasis sebelum perubahan
Web Dengan Metode Waterfall Pada SMA melangkah ke fase kebutuhan yang
Aisyiyah 1 Palembang” dalam berikutnya diinginkan oleh
mengembangkan sistem informasi customer/pelangga
kepegawaian dalam menentukan kebutuhan n.
sistem dapat dirancang dengan sebuah 4) Pelanggan harus
metodologi waterfall. sabar untuk
menanti produk
selesai, karena
dikerjakan tahap
per tahap, dan
proses
pengerjaanya akan
berlanjut ke setiap
tahapan bila tahap
sebelumnya sudah
benar-benar
selesai.
5) Perubahan
Gambar 4. Use Case Diagram Penelitian ditengah-tengah
Nia Oktaviani pengerjaan produk
akan membuat
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan bingung tim
Metode Waterfall pengembang yang
Kelebihan Model Kekurangan Model sedang membuat
Sekuensial Linear/ Sekuensial Linear/ produk.
Waterfall Waterfall 6) Adanya waktu

37
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

kosong 2) Penentuan prototype, tetapi


(menganggur) bagi kebutuhan lebih pemakai mungkin
pengembang, mudah diwujudkan. tidak menyadari
karena harus 3) Mempersingkat bahwa versi
menunggu anggota waktu tersebut dibuat
tim proyek lainnya pengembangan tanpa
menuntaskan produk perangkat memperhatikan
pekerjaannya lunak. kualitas dan
4) Adanya komunikasi pemeliharaan
Menurut penelitian Mohamad Reza yang baik antara jangka panjang.
Fachlevi yang berjudul “Perancangan Sistem pengembang dan 4) Pengembang
Informasi Kepegawaian Berbasis Website Di pelanggan. kadang-kadang
Bagian Kepagawaian SDN Binakarya I 5) Pengembang dapat membuat
Kabupaten Garut” menggunakan metode bekerja lebih baik kompromi
prototype, karena harus menyesuaikan dengan dalam menentukan implementasi
keinginan pengguna yaitu dengan kebutuhan dengan
memberikan contoh dari tiap modul yang pelanggan. menggunakan
dibuat untuk ditunjukkan pada pengguna 6) Lebih menghemat sistem operasi
(admin kepegawaian), jika sudah sesuai akan waktu dalam yang tidak relevan
dilanjutkan pada tahap selanjutnya, jika tidak pengembangan dan algoritma
dilakukan perbaikan sesuai dengan sistem. yang tidak efisien
permintaan pengguna. 7) Penerapan menjadi
lebih mudah karena
pelanggan
mengetahui apa
yang diharapkannya

Berdasarkan dari penelitian Rian


Ardika, Ahmad Luthfi, dan Kurniawan Yang
Berjudul “Sistem Informasi Data Pegawai
Dengan Menggunakan Metode Rapid
Application Development (Studi Kasus Kantor
Kehutanan Prabumulih)”, metodologi yang
digunakan dalam menentukan kebutuhan
sistem yaitu menggunakan metodologi Rapid
Aplication Developtmen (RAD). Berikut
Gambar 5. Use Case Diagram Penelitian gambaran metodologi penelitian yang
Mohamad Reza Fachlevi
digunakan dengan mengadopsi dari metode
RAD:
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan Model
Prototype
Kelebihan Model Kekurangan
Prototype Model Prototype
1) Pelanggan 1) Proses analisis
berpartisipasi aktif dan perancangan
dalam terlalu singkat.
pengembangan 2) Biasanya kurang
sistem, sehingga fleksibel dalam
hasil produk mengahadapi
pengembangan akan perubahan.
semakin mudah 3) Walaupun Gambar 6. Metode RAD
disesuaikan dengan pemakai melihat penelitian Rian Ardika, Ahmad Luthfi,
keinginan dan berbagai dan Kurniawan.
kebutuhan perbaikan dari
pelanggan. setiap versi

38
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

SIMPEG dengan metodologi RAD Tenaga kerja yang


dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan banyak untuk
dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang menyelesaikan
hampir bersamaan dalam waktu yang sudah sebuah proyek
ditentukan. Model ini melibatkan banyak tim, dalam skala besar.
dan setiap tim mengerjakan tugas yang 5) Jika ada
selevel, namun berbeda sesuai dengan perubahan di
pembagian modul sistem. Dengan tengah-tengah
menggunakan metode RAD sistem yang pengerjaan maka
dikembangkan lebih cepat tersampaikan ke harus membuat
user dan tidak diperlukan dalam menunggu kontrak baru
fitur yang lain terselesaikan. antara
pengembang dan
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan Model pelanggan
RAD
Kelebihan Model Kekurangan Model 5. KESIMPULAN DAN SARAN
RAD RAD a. Kesimpulan
1) Lebih efektif dari 1) Model RAD 1) Secara umum ada persamaan pada ke tiga
Pengembangan menuntut metode yang dianalisa, yaitu tahapan
Model pengembangan dilakukan secara sekuensial; artinya satu
waterfall/sequentia dan pelanggan tahapan selesai baru dilanjutkan dengan
l linear dalam memiliki tahapan berikutnya.
menghasilkan komitmen di 2) Metode-metode yang dianalisa mempunyai
sistem yang dalam aktivitas kelebihan dan kekurangannya masing-
memenuhi rapid-fire yang masing sehingga tidak dapat ditentukan
kebutuhan diperlukan untuk mana yang lebih baik. Dari kelebihan dan
langsung dari melengkapi kekurangan masing-masing metode,
pelanggan. sebuah sistem, di pengembang dapat memilih metode mana
2) Cocok untuk dalam kerangka yang paling cocok untuk dirinya.
proyek yang waktu yang
memerlukan waktu sangat b. Saran
yang singkat. diperpendek. Jika Membangun metode pengembangan
3) Model RAD komitmen perangkat lunak sistem informasi
mengikuti tahap tersebut tidak ada, kepegawaian (SIMPEG) yang baru untuk
pengembangan proyek RAD akan mengakomodasi kekurangan-kekurangan
sistem seperti pada gagal. metode yang dianalisa ini.
umumnya, tetapi 2) Tidak semua
mempunyai aplikasi sesuai 6. REFERENSI
kemampuan untuk untuk RAD, bila Barry W. Boehm. (2001). A spiral Model of
menggunakan system tidak Software Development and Enhancement
kembali komponen dapat dimodulkan Pressman, Kenneth E. Kendall, Julie E.
yang ada sehingga dengan teratur, Kendall, 2010, Analisis dan Perancangan
pengembang tidak pembangunan Sistem, Jakarta , PT Indeks.
perlu membuatnya komponen Margono. 2004. Metodologi Penelitian
dari awal lagi penting pada Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
sehingga waktu RAD akan McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P.
pengembangan menjadi sangat 2011. Sistem Informasi Managemen
menjadi lebih bermasalah. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
singkat dan efisien 3) RAD tidak cocok Mohamad Reza Fachlevi yang berjudul
digunakan untuk “Perancangan Sistem Informasi
sistem yang Kepegawaian Berbasis Website Di
mempunyai resiko Bagian Kepagawaian Sdn Binakarya I
teknik yang Kabupaten Garut”, Jurnal SIMETRIS,
tinggi. Vol 8 No 2 November 2017 ISSN: 2252-
4) Membutuhkan 4983.

39
Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2018

Nia Oktaviani yang berjudul “Sistem


Informasi Pegawai Berbasis Web Dengan
Metode Waterfall Pada Sma Aisyiyah 1
Palembang”, Seminar Nasional Inovasi
Teknologi, ISSN: 2549-7952 UN PGRI
Kediri, 22 Februari 2017, Kediri.
Pressman. 2015. Rekayasa Perangkat Lunak:
Pendekatan Praktisi Buku I. Yogyakarta:
Andi.
Rian Ardika, Ahmad Luthfi, dan Kurniawan
Yang Berjudul “Sistem Informasi Data
Pegawai Dengan Menggunakan Metode
Rapid Application Development (Studi
Kasus Kantor Kehutanan Prabumulih)”,
Student Colloquium Sistem Informasi &
Teknik Informatika (SC-SITI)
Palembang, 21-22 Agustus
2015Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Graha Aksara.
Syah, Hidayat. 2010.Pengantar Umum
Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru:
Suska Pres.

40

Anda mungkin juga menyukai