OLEH KELOMPOK 2
KAWALUDDIN
TAHUN 2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
sejumlah wilayah di Indonesia. Rempah tidak mermerlukan perwatan yang rumit
sehingga produktivitas rempah rempah Indonesia sangat tinggi, hingga mampu
untuk ekspor ke berbagai belahan dunia.
Jahe merupakan tanaman rimpang yang banyak tersebar di daerah Asia.
Berdasarkan data dari FAO tahun 2002 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara
yang menghasilkan jahe terbesar ke tiga setelah India dan China. Menurut PBS (Badan
Pusat Statistik) Provinsi Jawa Tengah, produktivitas jahe mencapai 30 ton per tahun.
Terdapat tiga jenis jahe yang biasa dibudidayakan yaitu jahe gajah (Zingiber officinale
var. Roscoe), jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan jahe emprit (Zingiber
officinalevar. Amarum). Menurut analisis Pribadi (2013) dari Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat menyatakan bahwa permintaan dan produksi jahe terus meningkat,
jahe gajah merupakan varietas jahe yang banyak di ekspor sedangkan jahe emprit dan
jahe merah menjadi penguasa di negeri sendiri yang dimanfaatkan oleh berbagai industri.
Jahe, temulawak, lengkuas, dan kencur dimanfaatkan sebagai rempah-rempah dan
minuman penghangat badan. Rimpang jahe merupakan bagian yang sering dimanfaatkan
karena banyak mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang bermanfaat bagi kesehatan
sehingga rimpang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dari ketiga jenis varietas jahe,
jahe merah adalah jahe yang paling banyak mengandung minyak atsiri dan oleoresin
(Setyawan, 2002).
Sementara itu, daun jahe yang merupakan limbah agroindustri perkebunan jahe
yang pemanfaatannya masih kurang. Biasanya daun jahe hanya dimanfaatkan sebagai
campuran pupuk organik dan pakan ternak. 2 Padahal, daun jahe kaya akan antioksidan
dan antibakteri (Sivasothy et al., 2011). Berdasarkan penelitian sebelumnya daun jahe
memiliki antioksidan yang cukup tinggi yaitu sebesar 291 ± 18 mg GAE/100 g wet base
(Chan et al., 2008). Namun demikian belum ada pemanfaatan lebih jauh pada daun jahe
merah padahal jahe merah memiliki antioksidan yang paling tinggi dan ketersediaan daun
jahe cukup melimpah. Antioksidan merupakan senyawa aktif yang bermanfaat sebagai
antibakteri (Darsana et al., 2012). Fenol merupakan salah satu antioksidan yang terdapat
pada daun jahe (Daghigh, 2011). Daun jahe merah kaya akan senyawa monoterpenoid
dan sesquisterpenoid (Mei, 2015). Senyawa monoterpenoid dan sesquisterpenoid dapat
dikategorikan senyawa antioksidan sekaligus antibakteri. Antioksidan berfungsi sebagai
penghambat reaksi oksidasi sehingga dapat mencegah kerusakan pangan akibat reaksi
3
oksidasi. Antioksidan dalam pangan juga berfungsi sebagai antibakteri yaitu bekerja
dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri yang terdapat dalam pangan (Prakash et
al., 2012), sehingga antioksidan dapat memperpanjang masa simpan pangan. Salah satu
pengaplikasiannya pada produk susu pasteurisasi komersial. Berdasarkan penelitian
dilakukan sebelumnya, antioksidan yang berasal dari daun aileru dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada susu pasteurisasi (Maitimu et al., 2012). Berdasar fakta
tersebut telah dicoba upaya penghambatan pertumbuhan bakteri dengan menggunakan
ekstrak daun lain yaitu daun jahe merah.
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan potensi jahe yang ada di indonesia.
2. Untuk menjelaskan potensi temulawak yang ada di indonesia.
3. Untuk menjelaskan potensi kencur yang ada di indonesia.
4. Untuk menjelaskan potensi lengkuas yang ada di indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1.2 Komposisi Kimia dan Zat Aktif Pada Jahe
Jahe mengandung komponen minyak menguap, minyak tak menguap dan
pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen
pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut
oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang
terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu
minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol shagol.
Komponen Jumlah
Jahe Segar Jahe kering
Energi (KJ) 184,0 1424,0
Protein(g) 1,5 9,1
Karbohidrat (g) 1,0 6,0
Lemak (g) 10,1 70,8
Kalsium (mg) 21 116
Fosfro (mg) 39 148
Besi (mg) 4,3 12
Vitamin A (SI) 30 147
Vitamin C (mg) 4 -
Serat Kasar (mg) 7,53 5,9
Total Abu (mg) 3,70 4,7
Sumber : (Koswara, 2001)
6
2.1.4 Cara Pengolahan Jahe Menjadi Produk
Instan Jahe :
7
Gambar Produk Jahe
8
Temulawak banyak ditemukan pada daerah dataran sedang sampai tinggi dengan
curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.
9
1. Temulawak yang telah dikeringkan dicampur dengan bunga pala, kayu
manis dan cengkeh yang telah dibuang kepalanya.
2. Ditambahkan air kemudian dimasak sehingga air tinggal 1 liter. Selama
memasaknya diaduk-aduk.
3. Diamkan selama 1 malam.
4. Disaring untuk diambil ekstrak rebusan campuran tersebut.
5. Ekstrak campuran ini ditambah gula pasir kemudian diaduk-aduk hingga
gula seluruhnya larut.
6. Disaring dengan saringan kain yang bersih kemudian ditambahkan asam
sitrat.
7. Sewakan masih panas masukkan kedalam botol yang telah bersih dan
steril, kemudian tutup rapat-rapat dengan penutup crown curk.
Gambar Komoditas
10
Gambar Produk Temulawak
11
Kencur (Kaempferia Galanga) merupakan salah satu jenis rempah-rempah
yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini tumbuh merumpun dengan
sosok tanaman kecil yang memiliki batang semu pendek dan tumbuh menutup
permukaan tanah. Kencur tumbuh pada dataran rendah pegunungan terutama pada
tanah-tanah yang gembur, subur dan sedikit berpasir.
12
2. Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap
digunakan untuk bumbu, bahan baku industry minuman.
13
2.4 Potensi Lengkuas di Indonesia
Lengkuas atau laos (Alpinia galangal) merupakan jenis tumbuhan umbi-
umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.
Umurnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan
pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara
mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja kedalam campuran
masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah
lengkuas merah Alpina purpurata K Schum.
14
Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam
semak belukar. Tumbuhan ini berasal dari Asia Tropika, tetapi tidak begitu jelas
dari daerah mana. Ada yang menduga berasal dari cina, ada juga yang
berpendapat berasal dari Bengali. Tetapi sudah sejak lama digunakan secara luas
di Cina dan Indonesia terutama di pulau Jawa. Sekarang tersebar luas di berbagai
daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian
selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname.
Di Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah,
tetapi sekarang sudah di budidayakan di berbagai daerah. Di Malaya, selain yang
tumbuh liar juga banyak yang ditanam oleh penduduk di kebun atau pekarangan
rumah.
15
oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya.
Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian
adalah sebagai antijamur. Eugenol yang terdapat pada rimpang lengkuas (Alpinia
galangal) dikenal memiliki efek sebagai antijamur Candida albicans. Salah satu
efek obat dari eugenol adalah sebagai antiseptik lokal, sedangkan derivat dari
eugenol dapat bekerja sebagai biocide dan antiseptik. Eugenol adalah suatu allyl
chain-substituted guaiacol yang bekerja sebagai antiseptik lokal sedangkan
derivatnya dapat bekerja sebagai biocide dan antiseptic. Senyawa lain yang juga
memiliki efek sebagai antijamur adalah diterpene.
16
Gambar Produk Lengkuas
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Potensi jahe di Indonesia sangat bagus, jahe dapat dibudidayakan di banyak
wilayah di Indonesia.
2. Potensi temulawak di Indonesia cukup bagus karena temulawak dapat
beradaptasi dengan baik pada berbagai jenih tanah baik tanah berkapur,
berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat.
3. Kencur tumbuh pada dataran rendah pegunungan terutama pada tanah-
tanah yang gembur, subur dan sedikit berpasir, sehingga potensi kencur di
Indonesia kurang bagus.
4. Lengkuas cukup berpotensi di Indonesia karena lengkuas merupakan jenis
tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun
dataran rendah.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya penulis menyadari bahwa dalam
pembuatannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
demi kelancaran dan kesempurnaan tugas makalah berikutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Hieronymus Budi.1989.Jahe.Yogyakarta:Kanisius
Rukmana, Rahmat.1994.Kencur.Yogyakarta:Kanisius
Rukmana, Rahmat.1995.Usaha Temulawak Tanaman Rempah dan
Obat.Yogyakarta:Kanisius
Kartasapoetra,G.1992.Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat.Jakarta:Rineka Cipta
20