Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

(Studi Pada Karyawan RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo)

Afriyanto Syah Putro (afriyantosyahputro@gmail.com)

Dr. Dwi Irawati, S.E.,M.Si


Fitri Rahmawati, S.E.,M.M

Universitas Muhammadiyah Purworejo

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sebuah perubahan pada
pola kehidupan karyawan. Perubahan tersebut menumbuhkan semangat kerja dan juga
mengakibatkan adanya perbedaan pola kerja karyawan untuk meningkatkan prestasi
kerjanya.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan RSUD Dr. Tjitrowardojo
Purworejo berjumlah 102 karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan non
Probabilitas random, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 85 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan alternatif pilihan jawaban
menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Kuesioner telah diuji
coba dan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Pengujian hipotesis dilakukan
melalui analisis regresi dengan program SPSS 19.0. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan stres kerja berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja.
Kata kunci: Stres Kerja, Prestasi Kerja

A. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan, dalam
sebuah perusahaan. Sumber daya manusia juga merupakan ujung tombak keberhasilan
pelaksanaan kegiatan perusahaan dan juga merupakan faktor penting yang dapat
menentukan maju mundur serta kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Perkembangan pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sebuah perubahan
pada pola kehidupan karyawan. Perubahan tersebut menumbuhkan semangat kerja
dan juga mengakibatkan adanya perbedaan pola kerja karyawan untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
Hasibuan (2016:93) berpendapat prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Untuk
mendapatkan karyawan dengan prestasi kerja yang tinggi, maka hal yang perlu

1
mendapatkan perhatian yaitu tentang masalah psikologi karyawan salah satunya
yang berkaitan dengan stres kerja yang dialami karyawan.

Mangkunegara (2009:157) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan

menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.
Stres kerja mempunyai bermacam dampak yang berupa gejala-gejala yang dialami
oleh individu yang mengalaminya baik yang berupa gejala fisiologis, psikologis dan
perilaku (Robbins dan Judge, 2008:375-377).

Handoko (2014:201-202) menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh

terhadap prestasi kerja. Stres yang dialami oleh karyawan dapat membantu

(fungsional) dalam meningkatkan prestasi kerja, tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu

menghambat atau merusak (dysfungsional) prestasi kerja. Hal ini tergantung pada

seberapa besar tingkat stres yang dialami karyawan. Bila stres telah mencapai titik

optimal yang dicerminkan kemampuan pelaksanaan kerja harian karyawan,

semakin meningkatnya/ bertambahnya stres cenderung tidak menghasilkan

perbaikan prestasi kerja. Akhirnya, bila stres menjadi terlalu besar, maka prestasi

kerja mulai menurun, akibatnya stres mengganggu pelaksanaan kerja.


Penelitian ini mengambil objek di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara secara langsung
dengan Bapak Bagiyo selaku kepala bagian Research and Development,
fenomena yang terjadi di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo yaitu adanya
penurunan prestasi kerja karyawan. Prestasi kerja ini dilihat dari hasil kerja
karyawan yang dirasa belum maksimal baik dari kualitas maupun kuantitas.
Penurunan prestasi kerja ini disebabkan karena adanya beban kerja yang
berlebihan dan monoton karena harus dilakukan setiap hari dan melebihi jam
kerja yang menimbulkan stres kerja karyawan. Stres kerja yang dialami oleh
karyawan seperti, stres fisiologis, stres psikologis dan stres perilaku. Stres
fisiologis merupakan stres yang berkaitan dengan fisik karyawan, dimana
karyawan mengalami sakit kepala saat bekerja. Stres psikologis merupakan stres
yang berkaitan dengan kondisi psikis karyawan, dimana karyawan sering
mengalami ketegangan, kecemasan dan kebosanan dalam bekerja. Stres

2
perilaku ini berkaitan dengan perubahan perilaku, diketahui bahwa pada
beberapa bulan terakhir ada sejumlah karyawan yang absen kerja. Hal ini secara
langsung disampaikan oleh kepala bagian research and development kepada
peneliti saat wawancara.
Ciri-ciri tersebut mengindikasikan karyawan mengalami stres kerja, karyawan
yang mengalami stres kerja memiliki frekuensi kehadiran yang rendah, karena
motivasi karyawan yang mengalami stres kerja akan sangat menurun untuk datang
bekerja pada perusahaan. Stres kerja yang tinggi mengakibatkan menurunnya
semangat karyawan untuk bekerja dan mencapai prestasi dalam pekerjaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
“Apakah stres kerja berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja karyawan RSUD Dr.
Tjitrowardojo Purworejo?”

C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR


1. Kajian Teori
a. Prestasi Kerja
Menurut Hasibuan (2016:94), Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
ketepatan waktu. Prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai
seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja
(Sutrisno, 2009:151).
b. Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2009: 157), stres kerja adalah perasaan tertekan yang

dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Menurut Robbins dan Judge


(2008:368), stres kerja adalah kondisi dinamik yang di dalamnya individu
menghadapi peluang, kendala atau tuntutan yang terkait dengan apa yang
sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapipenting.

Menurut Davis (2008:201), bila stres menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan

mulai menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

3
2. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran penelitian ini secara sistematis dapat dilihat pada bagan berikut:

H1-
Stres Kerja (X1) Prestasi Kerja (Y)

Gambar 1
Kerangka Pikir
Keterangan:
: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

D. HIPOTESIS

Menurut Hasibuan (2016:204) Orang-orang yang stres mengalami nervous


dan merasakan kekhawatiran kronis sehingga mereka sering menjadi marah-
marah, agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak
kooperatif. Menurut Handoko (2014:201), bahwa stres kerja berpengaruh
terhadap prestasi kerja. Menurut Davis (2008:201), bila stres menjadi terlalu besar,

prestasi kerja akan mulai menurun, karena stres mengganggu pelaksanaan

pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya, menjadi

tidak mampu mengambil keputusan, dan perilakunya menjadi tidak menentu. Akibat

yang paling ekstrem adalah prestasi menjadi nol; karyawan mengalami gangguan,

menjadi sakit dan tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja

untuk menghindari stres. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2014), serta

Nurmalasari (2015), menyebutkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap prestasi kerja.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


H1 : Stres kerja berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja

4
E. METODE PENELITIAN
1. Definisi Operasional Variabel
a. Prestasi Kerja (Y)
Prestasi Kerja (Y) adalah hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari
tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerjanya (Sutrisno, 2009:151).
Menurut Sutrisno (2009:152), indikator prestasi kerja, yaitu:
1) Hasil kerja,(kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan) dan
pengawasan yang dilakukan.
2) Tingkat pengetahuan karyawan terkait dengan tugas pekerjaan yang harus
dikerjakan.
3) Tingkat inisiatif dalam melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalah-masalah yang timbul.
4) Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan
menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5) Tingkat ketepatan waktu kehadiran dan absensi
b. Stres Kerja (X1)
Menurut Hasibuan, (2016:204) Orang-orang yang stres mengalami nervous dan
merasakan kekhawatiran kronis sehingga mereka sering menjadi marah-
marah, agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak
kooperatif. Indikator stres kerja disusun menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Hasibuan, (2016:204), sebagai berikut:
1) Beban kerja yang sulit dan berlebihan
2) Tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil dan wajar
3) Waktu dan peralatan yang kurang memadai
4) Konflik antar pribadi dengan pemimpin atau kelompok kerja
5) Balas jasa yang rendah
6) Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua dan lain-lain

5
2. Pengujian Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2011:53). Uji validitas digunakan dengan rumus Korelasi
Pearson (Korelasi Product Moment). Korelasi faktor positif besarnya lebih dari
0,4 dapat dianggap sebagai kontruk kuat atau instrumen mempunyai validitas
yang baik (Kuncoro, 2013:292).
Berdasarkan hasil uji validitas, korelasi product moment menunjukkan bahwa
semua item pernyataan variabel stres kerja (X1) dan prestasi kerja (Y) mempunyai nilai
pearson correlation ebih dari 0,4 dan semuanya bernilai positif, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator pernyataan yang diujikan valid, artinya bahwa
semua butir pernyataan (instrumen) dalam kuesioner tersebut dapat mengukur variabel
penelitian dengan tepat.
b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan Indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach > 0,70

(Nunnally dalam Ghozali, 2011:48)


Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa semua variabel
menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha dan Cronbach’s Alpha If Item Deleted >0,7
sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan dalam pengujian
reliabilitas data terhadap variabel stres kerja (X 1) dan prestasi kerja (Y) semuanya
reliabel. Artinya kuesioner yang digunakan dalam penelitian mampu memberikan
hasil yang konsisten apabila dipakai secara berulang kali dari waktu ke waktu dengan
adanya kesamaan jawaban antar responden yang terlibat dalam pengisian kuesioner
tersebut.

6
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Standardized p-value
Variabel Keterangan
Coefficients Beta (sig)
Negatif,
Stres Kerja (X) -0,402 0,000
Signifikan.
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Y = -0,402X
Dengan interpretasi sebagai berikut.
b = -0,402. Artinya stres kerja berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja. Ini
menunjukkan bahwa semakin besar stres kerja maka semakin rendah prestasi
kerja.
Nilai koefisien regresi stres kerja (X) = -0,402 dengan signifikansi sebesar 0,000
(<0,05). Berarti H1 diterima. Dengan demikian, terbukti bahwa stres kerja
berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja karyawan..
2. Pembahasan Hipotesis
H1 : Stres Kerja Berpengaruh Negatif Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Stres kerja dapat timbul karena karyawan merasakan tekanan dalam bekerja
yang disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan. Beban kerja dapat timbul
misalnya karena karyawan tidak dapat memahami tugas pekerjaan yang
dibebankan dengan baik. Selain itu sikap pemimpin yang kurang adil dan wajar
dalam memperlakukan karyawan juga menjadi pemicu timbulnya rasa tertekan
karyawan ketika bekerja. Waktu dan peralatan kerja yang disediakan juga kurang
memadai sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi semua tugas yang
dibebankan kepada karyawan. Untuk itu rumah sakit perlu melakukan evaluasi

7
terhadap sistem kerja dengan menambah waktu kerja karyawan dalam bentuk
lembur. Sehingga hal ini tidak akan mengakibatkan pekerjaan sering kali
menumpuk yang menjadikan karyawan harus bekerja lebih ekstra. Konflik antar
pribadi dengan pemimpin atau kelompok kerja juga dapat memicu timbulnya
stres kerja pada karyawan. Karyawan akan merasakan ketidaknyamanan dalam
bekerja yang timbul karena adanya hubungan yang kurang harmonis antar sesama
karyawan. Namun, masalah-masalah keluarga juga berdampak besar terhadap
tingkat kerja karyawan. Karyawan yang mempunyai masalah keluarga akan
membuat mereka tidak fokus ketika bekerja sehingga berdampak pada
menurunnya prestasi kerja karyawan. Dari hasil analisis dapat dijelaskan bahwa
karyawan RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo yang mempunyai beban kerja yang
melebihi batas kemampuan karyawan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat
prestasi kerja karyawan.
Hasil penelitian ini memperkuat pendapat Davis (2008:201), bila stres
menjadi terlalu besar, prestasi kerja akan mulai menurun, karena stres
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyowati (2014) dan Nurmalasari
(2015), bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap prestasi
kerja.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Stres kerja
terhadap Prestasi Kerja Karyawan RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo, maka dapat
diambil kesimpulan Stres kerja berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja
karyawan RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo.

8
DAFTAR PUSTAKA

Davis, Keith dan John W Newstrom. 2008. Perilaku Dalam Organisasi edisi ketujuh.
Jakrta: PT. Gelora Aksara Purnama.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handoko, H.T. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuncoro, Mudrajat. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti
dan Menulis Tesis?. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara, A.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.

Nurmalasari, Anisah. 2015. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Manina. Jurnal Pemerinah Integratif, 3, 102-
114.

Robbins, S.P, dan Judge T.A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Setyowati, Umi. 2014. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Perawat RSUD Saras
Husada Purworejo. Jurnal Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo, 1-
7.

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai