Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Ketut Ayu Putri Premayanti

No : 28
Kelas : XI MIPA 3

1. Jelaskan mengenai definisi, fungsi/tujuan,


dan struktur Volksraad pada masa Hindia-Belanda!
Jawab : Volksraad yang diambil dari bahasa Belanda dan secara harafiah berarti
"Dewan Rakyat", adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda.
Dewan ini dibentuk pada tanggal 16 Desember 1916 oleh pemerintahan Hindia
Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur-Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama
dengan Menteri Urusan Koloni Belanda; Thomas Bastiaan Pleyte. Meski fungsi
Volksraad yang sesungguhnya bukanlah dimaksudkan sebagai parlemen dengan
tanggung jawab membentuk undang-undang negara, namun demikian pembentukan
Volksraad dianggap oleh sebagian besar orang Belanda sebagai langkah maju
dalam perjuangan untuk mendapatkan otonomi Hindia Belanda. Tugas dan fungsi
Volksraad baru secara resmi terlaksana pada 18 Mei 1918. Pengesahannya
dilakukan langsung oleh Gubernur Jenderal Stirum. Sebagai ketua Volksraad
pertama terpilihlah J.C. Koningsberger. Menurut Fajlurrahman Jurdi dalam Hukum
Tata Negara Indonesia, Volksraad memiliki struktur keanggotaan yang terdiri dari
satu orang ketua (diangkat oleh raja), dan 38 orang anggota –15 orang kalangan
pribumi, dan 23 orang mewakili golongan Eropa dan Timur Asing– yang diangkat
berdasar pemilihan, perwakilan provinsi, dan pengangkatan. Pada 1927 terjadi
penambahan jumlah anggota Volksraad menjadi 55 anggota.

2. Bagaimana kalian menilai perjuangan Fraksi Nasional di dalam lembaga


Volksraad?
Jawab : Pada akhir tahun 1929, pimpinan PNI ditangkap. Untuk melanjutkan
perjuangan maka dibentuklah fraksi baru dalam volksraad yang bernama Fraksi
Nasional, pada Januari 1930 di Jakarta. Fraksi itu diketua oleh Muhammad Husni
Tramrin yang beranggotakan sepuluh orang yang berasal dari Jawa, Sumatera dan
Kalimantan. Tujuan organisasi itu adalah menjamin kemerdekaan Indonesia dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Penangkapan pimpinan PNI menjadi
pembicaraan di kalangan Fraksi Nasional. Mereka mengecam tindakan pemerintah.
Atas usulan Fraksi Nasional itu vollksraad meninjau ulang kebijakan pemerintah
kolonial. Jelaslah bahwa gerakan yang dilakukan oleh kaum pergerakan dianggap
sebagai kejahatan yang mengganggu keamanan bukan sebagai gerakan politik.
Fraksi Nasional juga menolak usulan pemerintah untuk memperkuat pertahanan
karena menambah kesengsaraan rakyat karena situasi ekonomi saat itu sedang
mengalami depresi. Menurut Fraksi Nasional lebih baik biaya itu digunakan untuk
meningkatkan kesejateraan rakyat. Sementara pengawasan dalam bidang politik
semakin diperketat dengan adanya bermacam-macam larangan, seperti larangan
berkumpul, pembredelan surat kabar, dan propaganda. Fraksi Nasional juga
mendorong anggotanya untuk lebih berperan dalam Volksraad. Para nasionalis di
Volksraad diminta untuk bersikap nonkooperasi.
3. Bagaimana kiprah Parindra dan GAPI pada masa perjuangan di dalam Volksraad?
Jawab :
a. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai Indonesia Raya didirikan di Solo pada Desember 1935. Partai ini
merupakan gabungan dari dua organisasi yang berfusi yaitu BU dan PBI.
Sebagai ketuanya dipilih dr. Sutomo. Tujuan partai adalah mencapai
Indonesia Raya dan mulia yang hakekatnya mencapai Indonesia merdeka.
Partai ini adalah yang mengajukan petisi Sutardjo yang ditandatangani oleh
Sutardjo, penandatanganan pertama, yang lainnya I.J.Kasimo.dr. Sam
Ratulangi, Datuk Tumenggung, Kwo Kwat tiong, dan Alatas. Isi Petisi
Soetardjo adalah :
Volksraad sebagai parlemen sesungguhnya,
Direktur departeman diberi tanggungjawab,
Dibentuk Dewan Kerajaan sebagai badan tertinggi antara negari Belanda
dan Indonesia yang anggotanya merupakan wakil kedua belah pihak,
Penduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya, asal
usulnya, dan cita-citanya memihak Indonesia.

b. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)


Pada 21 Mei 1939, dalam rapat pendirian konsentrasi nasional di Jakarta
berhasil didirikan suatu organisasi yang merupakan kerjasama partai politik
nasional di Jakarta yang diberi nama Gabungan Partai Politik Indonesia
(GAPI). Gabungan Politik Indonesia (GAPI) itu diketuai oleh Muh. Husni
Thamrin. Pimpinan lainnya adalah Mr. Amir Syarifuddin, dan Abikusno
Tjokrosuyoso. Alasan lain dibentuknya GAPI adalah adanya situasi
internasional akibat meningkatnya pengaruh fasisme. Kemenangan dan
kemajuan yang diperoleh negara fasis yaitu, Jepang, Jerman, Italia tidak
menggembirakan Indonesia. Dalam konferensi I GAPI (4 Juli 1939)
dibicarakan aksi GAPI dengan semboyan Indonesia berparlemen. GAPI
tidak menuntut kemerdekaan penuh, tetapi suatu parlemen berdasarkan
sendi demokrasi. Untuk mencapai tujuannya GAPI membentuk Kongres
Rakyat Indonesia (KRI). Tujuan kongres untuk kesempurnaan Indonesia
dan cita-citanya, yaitu Indonesia Berparlemen penuh. Keputusan penting
lainnya adalah penetapan bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya
sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia. Juga pengggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa rakyat Indonesia. Selanjutnya dibentuk Komite
Parlemen Indonesia.

4. Mengapa keluarnya Petisi Sutarjo dianggap penting dalam proses perjuangan


organisasi pergerakan nasional? Jelaskan.
Jawab : Kericuhan sempat muncul dengan adanya Petisi Sutardjo pada 15 Juli 1936,
dalam sidang Volksraad. Petisi itu menyuarakan tentang kurang giatnya pergerakan
nasional dalam pergerakan yang disebabkan oleh tidak adanya saling pengertian dari
pihak pemerintah. Situasi politik dunia saat itu, yaitu sedang berkembangnya naziisme
dan fasisisme seharusnya membuat pemerintah waspada melihat bahaya yang
mungkin mengancam Indonesia, sehingga perlu mempererat hubungan dengan
Pergerakan Nasional Indonesia. Sutardjo Kartohadikusumo, yang saat itu sebagai
ketua Persatuan Pegawai Bestuur/Pamong Praja Bumi Putera dan wakil dari
organisasi itu di Volksraad,
mendapat dukungan dari beberapa wakil golongan dan daerah dari Volksraad
mengusulkan diadakan suatu musyawarah antara wakil Indonesia dan Kerajaan
Belanda untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia yang dapat berdiri sendiri
meskipun dalam ruang lingkungan Kerajaan Belanda. Petisi itu melahirkan pro dan
kontra, baik di kalangan Indonesia dan Belanda. Petisi itu mendapat persetujuan
mayoritas dari anggota Volksraad, selanjutnya disampaikan pada pemerintah kerajaan
dan parlemen Belanda. Partai Nasional saat itu memperingatkan para pendukung
petisi, bahwa tindakan yang diambil itu tidak mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat, seperti Volksraad sehingga usaha itu sia-sia belaka. Pendukung petisi itu
tidak menghiraukan peringatan itu, bahkan membentuk suatu komite agar petisi itu
mendapat dukungan luas di kalangan rakyat. Kondisi itu tidak hanya bergerak di
Indonesia saja, bahkan hingga ke negeri Belanda, sehingga menyetujui petisi itu.
Petisi itu tanpa melalui perdebatan ditolak oleh pemerintah Belanda pada 16
November 1938. Alasan penolakan petisi adalah Indonesia belum siap untuk memikul
tanggungjawab memerintah diri sendiri. Bangsa Indonesia juga dinilai belum mampu
untuk berdiri apalagi menjadi negara yang merdeka. Cara penolakan yang tanpa
perdebatan di parlemen mengecewakan pihak pergerakan nasional, meskipun pihak
yang ditolak sesungguhnya telah menduga sebelumnya. Realitas itu menunjukkan
bahwa tuntutan rakyat Indonesia tidak dibicarakan secara terbuka di parlemen.
Kegagalan Petisi Sutardjo mendorong gagasan untuk menggabungkan organisasi
politik dalam suatu bentuk federasi.

Anda mungkin juga menyukai