Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGEMBANGAN SENTRA DAN PRODUK UNGGULAN

UMKM

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kawasan adalah suatu area yang merupakan satu kesatuan fungsional yang mempunyai suatu
jenis kegiatan dominan yang berpengaruh terhadap tumbuh berkembangnya kegiatan lain yang
masih dapat dijangkau secara ekonomis. Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memiliki ciri
tertentu dimana didalamnya terdapat kegiatan proses produksi suatu jenis usaha yang
menghasilkan produk unggulan. Sentra merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditi
dalam kegiatan ekonomi yang telah membudaya yang ditunjang oleh prasarana dan sarana untuk
berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan
menengah dan koperasi. Di kawasan sentra produk unggulan tersebut ada satu kesatuan
fungsional secara fisik lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur, dan kelembagaan dan sumber
daya manusia, yang berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh pasar
dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi.

Pengembangan sentra produk unggulan merupakan program pembangunan yang memiliki fungsi
menghasilkan suatu produk unggulan tertentu yang menuju pada klaster yang dinamis untuk
meningkatkan daya saing UMKM termasuk koperasi primer dalam bidang produksi.
Pembangunan sentra produk unggulan di perkotaan atau kabupaten merupakan poses
berkelanjutan untuk menghasilkan produk unggulan.

Produk unggulan yang dihasilkan memiliki keunggulan kompetitif karena mutu dan harga yang
kompetitif di pasar dalam negeri atau luar negeri. Beberapa sentra produk unggulan di
perkotaan/kabupaten terdiri atas beberapa macam/jenis usaha seperti kerajinan rakyat, sentra
agribisnis/agroindustri. Produk unggulan merupakan hasil proses dari suatu kegiatan berupa
barang, atau jasa yang mempunyai keunggulan tersendiri dan dapat bersaing di pasar (lokal,
wilayah, nasional dan internasional) secara berkelanjutan. Penetapan produk unggulan
memerlukan penentuan kriteria yang dapat membedakan produk ungggulan untuk setiap
kawasan sentra produksi.

B. Pembatasan Masalah
Setelah selesai proses pembelajaran ini mahasiswa / i dapat mengindentifikasi dan memetakan
sentra produk unggulan menuju klaster dan meningkatkan kompetensipelaku KUMKM untuk
mengembangkan sentra produk unggulan kompetitif.
C. Tujuan
Setelah selesai pembelajaran para mahasiswa / i mampu untuk :
         Mengidentifikasi tentang kawasan dan kriterianya
         Mengidentifikasi produk unggulan dan indikator stratejiknya
         Menganalisis pendekatan sistem sentra agribisnis
         Menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi proses pengembangan produk unggulan
         Menyusun langkah langkah tindakan pengembangan produk unggulan menuju pada klaster
pada setiap sentra produk unggulan
         Membentuk forum klaster pada lokal (kabupaten/kota).

D. Rumusan Masalah

1.      Kawasan dan Sentra Produk Unggulan


  Kawasan dan Kriterianya
  Sentra Produk Unggulan dan Indikatronya
  Pendekatan sentra sistem agribisnis

2.      Pengembangan Produk Unggulan dan klaster produk


  Produk Unggulan dan Prosedur Identifikasinya
  Analisis faktor faktor pengaruh pengembangan produk unggulan
  Langkah langkah tindakan pengembangan produk unggulan menuju klaster

BAB II
KAWASAN DAN SENTRA PRODUK UNGGULAN
Setelah proses pembelajaran mahasiswa / i dapat memiliki kesamaan persepsi tentang kawasan
dan kriterianya, mengidentifikasi produk unggulan dan indikator stratejiknya, serta
menganalisis pendekatan sistem sentra agribisnis yang berdaya saing kompetitif.
a.      Kawasan dan Kriterianya
b.      Sentra Produk Unggulan dan Indikatornya
c.       Pendekatan sistem sentra agribisnis

A. Kawasan, Kriteria dan Sentra Produk Unggulan


1. Pengertian Kawasan
Istilah “Kawasan” banyak diungkapkan dalam undang undang dan peraturanperaturan
pemerintah. UU No. 24 Th. 1992 tentang Penataan Ruang dan penjelasannya menyebut beberapa
macam kawasan. Kawasan didefinisikan sebagai wilayah dengan fungsi utama lindung atau
budidaya yang meliputi kawasan lindung (mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan), dan kawasan budidaya (didasarkan kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan); Kawasan lindung meliputi: kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar alam laut
dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
kawasan rawan bencana alam, dan wilayah perbatasan; Kawasan budidaya meliputi: kawasan
hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan berikat,
kawasan pariwisata, kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan, kawasan pertahanan
keamanan;
Kawasan adalah suatu area yang merupakan satu kesatuan fungsional yang mempunyai suatu
jenis kegiatan dominan yang berpengaruh terhadap tumbuh berkembangnya kegiatan lain yang
masih dapat dijangkau secara ekonomis.

2.      Kriteria Kawasan

Suatu area tertentu yang tidak batasi oleh batas-batas administrasi, tetapi dibatasi oleh pengaruh
kegiatan eknomi yang dominan dan hasil/ produk dari kawasan tersebut memiliki keunggulan
komparatif. Kawasan kawasan ini mempunyai kriteria sebagai berikut:
         Memiliki kapasitas produksi yang signifikan dan berkesinambungan
         Terdapat jenis kegiatan ekonomi dominan dalam suatu area;
         Terdapat kegiatan ekonomi yang menarik berkembangnya kegiatan ekonomi ikutan termasuk
pengembangan lembaga permodalan/keuangan;
         Menghasilkan barang yang mempunyai prospek baik dan daya saing tinggi;
         Ketersediaan prasarana dan sarana pendukung produksi;
         Kesiapan sumber daya manusia setempat dalam hal penguasaan teknologi produksi dengan
pemanfaatan teknologi tepat guna;
         Pemakaian lahan intensif dan sifatnya ekonomi aglomerasi.
Pembangunan ekonomi yang hanya mengejar pertumbuhan tinggi dengan mengandalkan
keunggulan komparatif yang didasarkan pada: kekayaan alam yang berlimpah, upah tenaga kerja
murah, dan posisi strategis, saat ini sulit untuk dipertahankan lagi. Daya saing tidak dapat
diperoleh dari misalnya faktor upah rendah atau tingkat bunga rendah, tetapi harus pula diperoleh
dari kemampuan untuk melakukan perbaikkan dan inovasi secara berkesinambungan. Porter
(1990) mengatakan bahwa faktor keunggulan komparatif telah dikalahkan oleh keungulan
kompetitif, dengan kemajuan teknologi.

Sumberdaya alam yang dimiliki saat ini sudah tidak dapat diandalkan lagi karena sudah banyak
terkuras. Oleh karena itu yang mengarah pada pembentukan keunggulan daya saing perlu digali
dan tentunya setelah itu perlu dan harus diterapkan. Hirarki faktor produksi perlu dibuat untuk
mengetahui peranan faktor produksi didalam menciptakan keunggulan daya saing produk
unggulan. Yang merupakan potensi suatu kawasan. Untuk menciptakan keungulan daya saing
kawasan, maka jauh lebih baik dan lebih utama melalui mekanisme
penciptaan faktor-faktor produksi dibandingkan dengan faktor-faktor yang diwariskan (business
factor). Suatu wilayah/kawasan yang sukses dalam industrinya adalah yang mampu
menciptakan dan mengembangkan factor creation yang dibutuhkan sesuai dengan potensinya,
dan wilayah itu akan memiliki keunggulan daya saing dalam menciptakan faktor-faktor produksi
yang terspesialisasi (specialized factor). Tidak ada satu wilayah yang dapat menciptakan dan
mengembangkan semua tipe dan jenis faktor produksi, penentuan tipe dari faktor produksi yang
akan diciptakan dan dikembangkan dan seberapa besar efektifitasnya sangat tergantung pada :
a.       Kondisi permintaan lokal,
b.      Keberadaan industri dan pendukung industri terkait,
c.       Tujuan perusahaan dan karakteristik persaingan domestik.

Ada beberapa faktor dalam melakukan identifikasi terhadap potensi suatu


kawasan produk unggulan yakni :
  Kondisi Faktor Produksi, faktor produksi yang diperlukan dalam menciptakan keunggulan daya
saing antara lain: Sumberdaya manusia, Sumberdaya alam, Sumberdaya teknologi, Sumberdaya
modal, prasarana/infrastruktur kawasan.
  Kondisi permintaan pasar; permintaan pasar domestik, ukuran dan pola pertumbuhan permintaan
pasar, pasar eksport.
  Industri-industri pendukung dan industri terkait,
  Strategi perusahaan, struktur dan persaingan,
  Peluang,
  Peranan Pemerintah

Pengaruh yang dapat diberikan pemerintah terhadap keempat faktor penentu


keunggulan daya saing adalah sebagai berikut :
         subsidi dan kebijakan perpajakan,
         Kondisi permintaan pasar dipengaruhi melalui penentuan standar produk lokal.
         Industri-industri terkait dan pendukung didalam suatu wilayah dipengaruhi dengan melakukan
pengawasan terhadap media periklanan maupun melakukan regulasi yang diperlukan.
         Strategi perusahaan, struktur dan persaingan dipengaruhi melalui berbagai perangkat lunak
seperti regulasi pasar modal, kebijakan pajak dan antitrust.

.
3.      Sentra Produk Unggulan dan Indikatornya

a.      Pengertian Sentra Produk Unggulan

Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana didalamnya terdapat
kegiatan proses produksi suatu jenis produk unggulan. Sentra merupakan area yang lebih khusus
untuk suatu komoditi suatu kegiatan ekonomi yang telah membudaya yang ditunjang
oleh pasarana dan sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan
pengusaha mikro, kecil dan menengah. Diarea sentra produksi unggulan tersebut ada satu
kesatuan fungsional secara fisik: lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur, dan kelembagaan
dan sumberdaya manusia, yang berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah
pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi. Sentra
produk unggulan pada umumnya berkaitan dengan industri, oleh karena itu perlu batasan
mengenai perindustrian :
1.      Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan insdustri.
2.      Bidang usaha industri adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan cabang industri atau
jenis industri.
3.      Perusahaan industri adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha di bidang usaha
industri.
4.      Jasa industri adalah kegiatan usaha yang bersangkutan dengan jasa pelayanan, pemeliharaan,
perbaikan dan penunjang industri lainnya.
5.      Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang
dilengkapi dengan prasarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola
perusahaan kawasan industri,
6.      Izin usaha Kawasan Industri adalah izin yang diberikan kepada perusahaan kawasan industri
untuk melakukan kegiatan pengembangan dan pengeloaan kawasan industri,
7.      Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang merupakan badan hukum yang didirikan
menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola kawasan industri.
8.      Izin usaha industri disingkat IUI adalah izin yang diberikan kepada orang atau badan untuk
melakukan kegiatan industri.
9.      Persetujuan Prinsip Industri adalah persetujuan yang diberikan kepada perusahaan industri untuk
melakukan persiapan persiapan penyediaan tanah, perencanaan, penyusunan rencana tapak dan
usaha pembangunan, pengadaan instalasi dan mesin peralatan yang diperlukan
Untuk pengembangan sentra produk unggulan perlu proses perencanaan yang meliputi
serangkaian kegiatan yang meliputi :
1.      Rencana dan strategi pengembangan sentra unggulan menurut jenis produk atau jasa,
2.      Aspek-aspek dan ketentuan yang dipertimbangkan dalam perencanaan sentra produk unggulan,
3.      Penetapan lokasi sentra produk unggulan sebagai hasil penataan potensi sentra tersebut,
4.      Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam proses perencanaan teknis, pelaksanaan,
pengawasan, pemanfaatan dan pengendalian prasarana, sarana di sentra produk unggulan,
5.      Analisis penentuan produk unggulan pada saat ini dan pada kurun waktu ke depan

b.      Indikator Stratejik Produk Unggulan

Produk unggulan (competitive product) merupakan hasil proses dari suatu kegiatan berupa
barang, atau jasa :
1.      Barang, yang dihasilkan oleh proses industri, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan.
2.      Jasa, pengangkutan/transportasi (darat, laut, udara), pariwisata, informasi, perdagangan,
perkantoran, public utilities, keuangan perbankan, Contoh produk unggulan antara lain:
         Barang, yang dihasilkan oleh proses industri, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan,
dsb.
         Teknologi, teknologi komputer, energi listrik, petikemas, sistem informasi dan komunikasi,
elektronik, audio-visual, teknologi di bidang kesehatan, pertanian, peternakan, perikanan,
pertambangan, dirgantara, dsb.
3.      Jasa, pengangkutan/transportasi (darat, laut, udara), pariwisata, informasi, perdagangan,
perkantoran, public utilities, keuangan perbankan,
4.      Mengembangkan sumber daya alam yang tersedia hasil proses alami yang dapat dieksploitasi
sehingga memberikan keunggulan tersendiri seperti objek wisata pantai, laut, gunung, goa,
danau, sungai (arung jeram), air terjun, satwa langka dan habitatnya, hutan cagar alam.

Produk unggulan dicirikan oleh indikator stratejik setiap produk yang dapat diukur dari :

1.      Indikator ekspor. Produk yang diekspor dapat terdiri dari beberapa macam produk. Tiap produk
tersebut dapat dilakukan pembobotan mengunakan nilai ekspor. Produk unggulan dapat
ditujukkan dari besar bobot dan perkembangan volume dan nilai produk yang berkelanjutan
beberapa tahun sebelumnya.
2.      Indikator kandungan lokal dalam produk. Indikator ini dapat dihitung dengan mengetahui porsi
impor bahan baku terhadap total bahan baku untuk menghasilkan produk unggulan (dapat
dihitung menurut nilai impor bahan baku sejenis dari jumlah volume/kuantitas bahan baku
terhadap total bahan baku untuk menghasilkan produk tersebut). Semakin besar porsi impor
bahan baku, mengindikasikan keunggulannya semakin menurun.
3.      Indikator penyerapan tenaga kerja. Dapat diukur dengan menghitung porsi pengeluaran tenaga
kerja dibandingkan nilai proses untuk menghasilkan produk (nilai gaji upah terhadap biaya
produksi). Jumlah tenaga kerja terserap ditentukan antara lain jumlah pengeluaran gaji/upah yang
didasarkan standar gaji normatif.
4.      Indikator pertumbuhan nilai tambah. Indikator ini dihitung berdasarkan pertumbuhan rata-rata
tahunan dalam satu periode. Semakin tinggi pertumbuhannya semakin baik.
5.      Indikator keterkaitan antar sektor. Indikator ini dihitung atas dasar keterkaitan pada proses dan
produk unggulan yang berlangsung dari tahun-tahun sebelumnya dan kedepannya.
6.      Indikator Konservasi Lingkungan. Dalam proses untuk menghasilkan produk unggulan yang
berwawasan lingkungan akan dapat mengurangi kerugian atau kerusakan pada lingkungan.
Dikawasan sentra produksi yang tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
berarti indikator dampak negatif makin kecil. Semakin besar dampak negatif yang terjadi akan
menimbulkan biaya yang tinggi oleh karena sebagian dana dipakai untuk penanganan
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
7.      Indikator jangkauan pemasaran. Indikator ini menunjukkan daerah pemasaran produk unggulan.
Semakin jauh daerah pemasaran produk unggulan berarti mengindikasikan keungulan produk
makin tinggi, dan berati distribusi barang lebih murah. Contoh Kasus Sentra dan Produk
Unggulan Sentra dan produk unggulan dalam bidang industri kecil di Kabupaten Bogor dapat
telaah dalam Tebel 3.1 dibawah ini.

 Tabel 3.1 Sentra produk unggulan diKota Bogor

Tabel 3.1 menunjukkan sentra sentra produksi unggulan di kabuapaten Bogor pada tahun 2002.

Perkembangan industri kecil menurut jenis usaha industri kecil di Kabupaten Bogor Th 2003,
2004 dan 2005 tanpa menunjuk pada lokasi sentra unggulan dapat dilihat pada Tabel 3.2

No Jenis Jenis Unit Tenaga Kerja Nilai Investasi ( 000 )


Industri
2003 200 2005 2003 2004 2005 2003 2004 2005
4
1 Logam 136 136 141 1625 1625 1690 3528542 352854 3977560
2
2 Mesin 55 60 61 883 971 979 2642560 292266 2972660
0
3 Alat 19 20 23 224 236 267 1084452 117445 1338940
angkut 2

Jika merujuk pada indikator produk ungulan, seperti jumlah unit usaha, tenaga kerja dan nilai
investasi, maka dapat disebutkan hanya beberapa industri kecil unggulan yang perlu mendapat
prioritas pembinaan seperti kelompok (kluster industri) :
1.      kulit dan produk kulit-khususnya insdustri sepatu dan sandal serta tas
2.      industri tekstil dan produk tekstil
3.      industri-agro
4.      logam.

Beberapa contoh sentra dan produk unggulan dalam bidang agribinis (pertanian, perikanan dan
peternakan) di Kabupaten Bogor dapat ditelaah dalam Tebel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.3 Sentra Produk Unggulan AgriBinsnis di Kabupaten Bogor


No Jenis Jenis usaha Lokasi Luas
1 Agribisnis Kec Desa Kt Ha
Tanaman Tanaman hias 8 11 17 37,11
2 Pertenakan Sapi perah 43 54 13
Sapi potong 7 10 5
Kambing 16 44 10
Domba 85
3 Pertenakan Ikan hias 12 22 25

Dalam bidang pertanian, selain tanaman hias juga terdapat sentra kawasan produksi unggulan
Ubi Jalar yang bermitra dengan PT Bogasari, hasilnya diolah menjadi tepung, dan ditampung
oleh PT Bogasari. Dalam pengembangan sentra ubi jalar ini melibatkan berbagai
instansi. Untuk desain mesin pengolah ubi melibatkan Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Peningkatan produksi di usahatani tugas Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor termasuk
pembentukan kelompok tani bersama Kontaktani Nasional (KTNA). Untuk proses pembuatan
tepung merupakan tugas Dinas Perindag dan stadarisasi mutu. Untuk pengembangan
kelompoktani menjadi koperasi merupakan tugas Kantor Koperasi dan UKM. Produk agribisnis
dapat dikembangkan dalam bentuk klaster, misalnya arisbis tanaman hias, atau tanaman ubi-
ubian.

Sentra perikanan ikan hias di desa desa yang termasuk dalam 12 Kecamatan. antara lain
Kemang, Parung, Ciseeng, Cibinong, Ciampea, Bojonggede, Tenjolaya, Leuwiliang,
Cibungbulang, Sedangkan ikan konsumsi (ikan mas, nila, patin, gurami, lele) tersebar pada desa
di hampir semua kecamatan.

Sentra peternakan sapi potong terdapat di desa desa Kecamatan Jongol, Cariu Sukamakmur.
Sentra sapi perah terdapat di desa-desa yang termasuk kecamatan Cisarua, Megamendung,
Cijeruk, Cibungbulang, Pamijahan, Caringin. Sentra petenakan kambing lebih sedikit
dibandingkan dengan sentra domba seperti dapat dilihat pada tabel di atas. Sentra peternakan
domba terdapat di desa desa yang termasuk dalam 85 kelompoktani. Petani peternak dan petani
ikan telah tergabung dalam kelompoktani, sehingga pembinaan dan program program
peningkatan usaha lebih mudah dilakukan oleh para pembina dinas Perternakan dan Perikanan,
Kelompok tani tersebut sesuai dengan kemajuannya ada kelompok
pemula, lanjut dan madya. Dalam bidang peternakan unggas ada kemitraan Perusahaan Mitra Inti
(SIERAD) dan Plasma adalah petani. Skim Kemitraan antara Kelompok mitra dan Inti (Sierad)
dapat dilihat dalam lampiran dalam bentuk kontrak antara perusahaan inti dan plasma.

4.      Pendekatan Sistem Pengembangan Sentra Agribisnis

Belajar dari Lapangan, dimana pada kecamatan tertentu terdapat sentra produski cabe merah.
Kawasan ini terdiri dari beberapa desa yang menghasilkan cabe merah dan dipasarkan ke kota
lain. Kondisi semacan itu dapat terjadi pada produksi komoditi lainnya, misalnya sentra
penghasil emping melinjo, atau bawang merah.

Fakta itu menunjukkan bahwa pada setiap wilayah atau zone tertentu akan terdapat suatu
lokalitas sentra produksi unggulan yang berbeda dengan kawasan lainnya, atau dapat disebut
sentra produksi mikro yang dapat terdiri dari beberapa desa sebagai satu kesatuan produksi
pertanian. Pada sentra produksi mikro yang menghasilkan produk unggulan tertentu mampu
bersaing dengan sentra lainnya. Sentra ini dapat menuju klaster yang dinamis untuk
meningkatkan daya saing produk dipasar lokal, atau regional dan terbuka kemungkinan pasar
luar negeri misalnya empaing melinjo.

Jika dicermati dimana komoditi itu unggul dan mampu bersaing di pasar local dan regional dapat
disebabkan :
a.       Potensi sumber daya alam yang hampir sama (lahan, agroklimat, sumber daya air), Sumberdaya
manusia yang hampir homogen (adat istiadat, norma, sistem nilai, kepercayaan dan teknologi
budidaya yang telah dikuasai oleh para produsen, kesamaan etnis/suku.
b.      Didukung oleh jaringan pasar komoditi yang telah berfungsi
c.       Didukung oleh distribusi sarana produksi (pupuk dan alat serta mesin pertanian) sampai ke
tingkat lokal,
d.      Didukung oleh tersedianya teknologi budidaya dan teknologi pengolahan hasil serta infromasi
harga yang dikomunikasikan melalui berbagai media komunikasi e-business
e.       Didukung oleh jaringan jalan dan sarana angkutan yang memadai untukm membawa hasil
agribisnis/agroindustri.
f.       Didukung oleh iklim usaha kondusif yang memberikan gairah bagi petani untuk meningkatkan
produktivitasnya,

Ada beberapa hal yang perlu disepakati agar agribisnis/agroindustri dapat bersaing ( kompetitif )
ialah :
a.       Biaya produksi harus rendah,
b.      Produk agribisnis bermutu tinggi,
c.       Komoditi agribisnis/agroindustri diarahkan untuk eksport.
d.      Penelitian lebih diarahkan pada komoditi unggulan.
e.       Kebijakan ekonomi daerah lebih fokus pada agribisnis yang berbasis pada sumber daya
domestik dan pedesaan.
f.       Dukungan yang kuat dari kelembagaan yang ada untuk mengembangkan agribisnis (lembaga
keuangan, lembaga litbang, lembaga asosiasi petani/pengusaha, lembaga pemasaran, lembaga
pemerintahan yang terkait. Misalnya pembangunan terminal agrisbisnis sebagai pusat distribusi
dan pemasaran produk agribisnis.
g.      Kebijakan yang mendorong pengembangan agribisnis melalui pengembangan bibit/benih
bermutu. Misalnya membangun unit produksi kultur jaringan yang dapat menghasilkan bibit
bermutu dan cepat untuk komoditi buah-buahan, tanaman hias dan jenis komoditi unggulan yang
dapat dibagikan kepada masyarakat.
h.      Komitmen yang kuat untuk mengembangkan agribisnis dari semua stakeholders agribisnis, baik
dari pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat umum, khususnya petani sehingga terjadi
kebersamaan yang kuat untuk membangun agribisnis.

Pengembangan sentra agribisnis/agroindustri dilakukan dengan pendekatan system yang terdiri


dari beberapa subsistem :

  Subsistem pelaksanaan pada level pedesaan, yaitu


a.       Petani dan keluarga,
b.      Kelompoktani, asosiasi petani,
c.       Pemimpin local/non-formal,
d.      Petani pelaku usahatani/agribisnis harus diidentifikasi terlebih dahulu tentang kebutuhannya,
peningkatan produksi dan pendapatan. Berbagai faktor mempengaruhi kebutuhan dan perilaku
petani/peternak dalam melaksanakan usahanya.
e.       Faktor tersebut antara lain: risiko, tingkat pengetahuan/penerapan teknologi, biaya dan
keuntungan, kesediaan tenaga kerja, ketersediaan sarana produksi dan uang, budaya dan agama,
kelompok penekan.

  Subsistem Pelaksana (Petugas lapangan/Penyuluh/Motivator)


a.       Petugas lapangan pemerintah atau non pemerintahan (LSM), memberikan pelayanan teknis,
sarana produski dan pengetahuan/ketrampilan melalui penyuluhan.
b.      Kapasitas pemberian jasa pelayanan ini harus maksimal pada tingkat lapangan/desa.
c.       Supervisor harus berpartisipasi dalam memberikan bantuan kepada mereka, juga masalah
insentif yang memadai.

  Subsistem pendukung program:


a.       Program riset ini adalah untuk keperluan perencanaan program, riset untuk mengetahui
kebutuhan kelompok sasaran, petugas lapangan yang akan berguna untuk pelaksanaan
pengembangan agribisnis.
b.      Melakukan uji-coba untuk memperoleh teknologi yang adaptif sebagai bagian dari lembaga riset
regional atau nasional.
c.       Memantau pelaksanaan program dengan mengembangkan system informasi manajemen,
d.      Evaluasi kinerja petugas lapangan/penyuluh, hasil/outcome dan manfaat dari keseluruhan aspek
pelaksanaan program pengembangan kawasan sentra produksi,
e.       Pasar sarana produksi (pupuk, benih/bibit unggul bermutu, pestisida, alat dan mesin pertanian.
f.       Pasar komoditi kawasan produksi, termasuk fungsi pemasaranan seperti grading, pengepakan,
teknologi pasca panen dan sarana angkutan produk, serta informasi harga produk.
g.      Pengembangan staf dinas melalui pelatihan dan tenaga penyuluh lapangan serta supervisor. Perlu
penyusunan action plan pelatihan dengan melakukan kajian kebutuhan pelatihan, pengembangan
kurikulum, silabi, dan modul, implemntasi pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan.
h.      Penyediaan modal usaha melalui perbankan atau lembaga keuangan mikro/BPR atau KSP/USP
yang sesuai dengan etika agama dan diterima masyarakat yang religius.

  Subsistem manajemen Pengembangan kawasan Sentra Produksi


a.       Perencanaan program pengembangan kawasan prosuksi secara komprehensif yang didukung
oleh semua instansi terkait
b.      Administrasi program dan supervisi. Semua aspek kegiatan memerlukan sistem administrasi
yang baik, sehingga dapat dipertangungjawbakan (Prinsip akuntabilitas) dan dikelola secara
transparan, sehingga semua yang berkepentingan dalam pelaksanaan program ini dapat
mengakses informasi yang diperlukan.

                                                                       BAB III
PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN
Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat mengidentifikasi proses pengembangan produk unggulan yang
kompetitif dan faktor faktor yang mempengaruhi proses produksi produk unggulan, menyusun langkah langkah
tindakan pengembangan produk unggulan berdasarkan jenis usaha pada setiap sentra produk unggulan menuju
pada klaster yang dinamik.

A. Identifikasi Produk Unggulan


1.      Prosedur Identifikasi dan Kriteria Produk Unggulan
Ada beberapa cara atau teknik kuantifikasi untuk mengidentifikasi atau mengetahui suatu produk
dikatakan sebagai produk unggulan. Pada tulisan ini akan dikemukakan dua cara saja, yaitu:
Menghitung besarnya indeks forward dan backward (analisis Tabel Input-Output).

Keterkaitan ke depan menyatakan akibat dari suatu sektor atau produk tertentu terhadap sektor-
sektor yang menyediakan output` bagi sektor tersebut baik secara langsung dan tidak langsung
per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ke belakang menyatakan akibat dari suatu sektor
tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut per unit
kenaikan permintaan total.
Suatu produk akan menjadi produk unggulan bila nilai forward linkage dan backward linkage
lebih besar dari satu, dan backward spread effect dan forward spread effect lebih kecil dari satu.
Kriteria ini dikenal dengan nama Rasmussen’s dual criterion (Daryanto and Morison, 1992).
Cara identifikasi yang lebih mudah dan sederhana serta praktis dengan penentuan produk
unggulan didasarkan pada kriteria tertentu, kemudian kriteria tersebut diberi skor ( scoring ) agar
dapat disusun prioritas pengembangannya.

Tabel 3.1 Kriteria dan bobot nilai mengidentifikasi peentan produk ungulan
N Kriteria Kecil Sedang Besar
o
1 Ketersediaan sumberdaya alam 1 2 3
2 Ketersediaan sumberdaya buatan 1 2 3
3 Ketersediaan sumberdaya manusia 1 2 3
4 Kontribusi terhadap perekonomian buatan 1 2 3
5 Kemungkinan di kembangkan dalam skala 1 2 3
ekonomi
6 Penyerapan tenaga kerja 1 2 3
7 Dampak pengembangan sosial 1 2 3
8 Peluang pontensi pasar lokal / regional 1 2 3
9 Peluang pontensi pasar ekspor 1 2 3
10 Hambatan biaya, teknologi dan 1 2 3
kelembagaan

Berdasarkan kriteria tersebut, maka dapat dilakukan penilaian secara komparatif akan tampak
bahwa produk yang menempati urutan pertama sebagai produk unggulan, karena mempunyai
skor total yang tertinggi terhadap lainnya. Implikasinya adalah kegiatan ekonomi dan investasi
selayaknya diarahkan kepada sentra komoditi/produk unggulan tersebut dan dapat diarahkan
pada kluster suatu produk.

2.      Kriteria Produk Unggulan

Kriteria produk unggulan perlu ditetapkan terlebih dahulu, karena hal tersebut merupakan
prasyarat untuk tumbuh berkembangnya produk unggulan di suatu sentra unggulan, antara lain
sebagai berikut :

a.       Berbasis pada potensi sumber daya lokal, sehingga produknya dapat dijadikan keunggulan
komparatif. Apabila sumber daya berasal dari luar daerah/negeri, maka di kawasan produk
unggulan harus membuat nilai tambah melalui rekayasa proses dan produk.
b.      Memiliki pasar lokal atau domestik yang besar dan memiliki peluang yang besar untuk diekspor.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa, maka fokus pengembangan kawasan produk
unggulan juga harus diarahkan ke pasar ekspor.
c.       Produknya dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya, sehingga mampu
memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah.
d.      Memiliki dukungan sumber daya manusia yang memadai serta ditunjang dari hasil penelitian
serta pengembangan yang tepat sasaran, selain didukung finansial yang cukup.
e.       Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial untuk tetap bertahan, bahkan berkembang secara
berkelanjutan.
f.       Adapun prioritas produk unggulan yang akan dikembangkan di suatu daerah adalah produk
produk yang mempunyai daya saing tinggi, baik lokal maupun ekspor.

3.      Analisis Faktor Penentu Daya Saing Sentra Produk Unggulan

Faktor penentu keunggulan daya saing sentra produksi mengacu pada konsep yang dikemukakan
oleh Porter (1990). Keunggulan daya saing suatu wilayah ditentukan oleh empat faktor pokok
dan dua faktor penunjang.

Empat faktor produksi yang dimaksud adalah kondisi :


a.       Faktor produksi (production factor),
b.      Kondisi Permintaan ( demand condition)
c.       Industri-industri terkait dan industri pendukung
d.      Strategi perusahaan, struktur dan persaingan

Sedangkan dua faktor penunjangnya adalah :


a.       Peluang dan
b.      Peranan pemerintah.

4.      Perencanaan Pengembangan Sentra Produksi Unggulan

Perencanaan pengembangan sentra produk unggulan harus mempertimbangkan beberapa faktor


yang mempengaruhi pengembangan sentra produk unggulan perlu dikaji dan dianalisis yang
mencakup :
Potensi Kawasan yang dapat dikembangkan dan dieksploitasi meliputi:
a.       sumber daya alam;
b.      sumber daya manusia;
c.       sumber daya buatan;
d.      permodalan;
e.       iklim usaha yang kondusif;
f.       kemitraan yang dapat dimanfaatkan;
g.      fasilitas pelayanan yang menunjang manajemen kawasan;

B. Pengembangan Produk Unggulan dan Peluang Pasar

1.      Kendala dalam Pengembangan Sentra Produk Unggulan


Pengumpulan data/informasi perkembangan pasar dan peluang yang dapat dicermati, sehingga
dapat dikaji peluang pasar yang dapat diprioritaskan untuk ditangani :
a.       Mekanisme dan birokrasi yang berbelit dalam proses pemasaran dan pengadaan bahan baku
(impor dan bahan lokal), pungutan-pungutan ilegal yang menyebabkan biaya tinggi.
b.      Perubahan kebijakan dalam negeri (seperti perpajakan, retribusi, perijinan, tarif listrik, BBM).
c.       Perubahan internasional (seperti perubahan moneter; nilai tukar, peluang pasar export, dan
teknologi).
d.      Ketersedian bahan dasar (bahan baku, energi listrik).
e.       Penurunan permintaan sebagai akibat daya beli masyarakat konsumen yang berkurang;
f.       Melemahnya dukungan sektor lain yang merupakan komponen faktor produksi.

2. Faktor faktor Pendorong Pengembangan Produk Unggulan


Pengembangan ekonomi, baik yang berbasis pada ekonomi masyarakat tidak dapat dibangun
melalui pendekatan supply driven atau pendekatan produksi saja. Fakta empirik telah
membuktikan adanya kegagalan kegagalan yang terjadi sebagai akibat pengembangan dengan
pendekatan supply driven. Kegagalan suatu usaha/produksi kebanyakan faktor penyebabnya
adalah kegagalan dalam memasarkan produksi yang melimpah dan pemborosan sumber daya
ekonomi.
Dalam rangka memperkuat daya saing dan efisiensi ekonomi maka penguatan ekonomi
masyarakat melalui pendekatan keunggulan komparatif yang diarahkan menjadi keunggulan
kompetitif.

Faktor pendorong berkembangnya produk unggulan di suatu daerah, terutama komoditas untuk
ekspor antara lain :
a.       Produk ekspor yang memiliki peluang pasar dan keunggulan komparatif, dan kandungan
lokalnya tinggi serta dalam proses produksi menyerap banyak tenaga kerja;
b.      Meningkatnya daya saing terhadap produk ekspor dari pesaing dengan cara peningkatan
efisiensi, perbaikan produktivitas, peningkatan kapasitas, dan perbaikan mutu produk.
c.       Menghilangkan biaya ekonomi tinggi dan menghapus KKN dalam segala bentuk; melaksanakan
transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum, partisipasi masyarakat.
d.      Memanfaatkan setiap peluang pasar dan menciptakan peluang pasar baru;
e.       Meningkatkan kegiatan promosi dan penerobosan pasar potensial yang dapat dilakukan dengan
pameran;
f.       Meningkatkan upaya memperoleh akses pasar yang lebih luas melalui forum kerjasama
multilateral dan bilateral;
g.      Mendorong dunia usaha, melalui organisasi organisasi yang ada agar lebih aktif secara langsung
terjun ke pasar dan mengadakan kerjasama dengan pengusaha importir.
h.      Produk unggulan lebih memperlihatkan makna kekhususan karena lebih berorientasi kepada
pasar,

Produk yang dihasilkan sebagaimana deskripsi di atas akan dapat dipertahankan dan
dikembangkan bilamana terus menerus dilakukan peningkatan kinerja, mengurangi kendala
lingkungan luar. Dengan demikian dapat dimungkinkan diperoleh dukungan untuk :
a.       Terciptanya jaminan keberlangsungan (sustainability); secara pasti peluang pasar dapat diikuti
dan dimonitor setiap hari seperti antara lain melalui jaringan internet (Bursa Komoditi), peranan
dan kerjasama dengan mitra usaha di luar negeri, penggunaan media informasi dan komunikasi
lainnya;
b.      Mampu menciptakan variasi atau aneka ragam maupun model produk baru yang bersifat inovatif
sehingga peluang pasar dapat diraih;
c.       Menetapkan jumlah produksi (kuantitas) dan kualitas sehingga dapat menjamin suplai secara
efisien

Terciptanya produk unggulan secara berkelanjutan memberikan gambaran adanya kesempatan


berusaha dan bekerja serta peningkatan/pertumbuhan ekonomi (economic growth-PDRB) Terkait
dengan hal-hal diatas sejalan dengan perkembangan dan mekanisme pasar (dalam dan luar
negeri) maka keunggulan kompetitif adalah pilihan utama sejalan dengan keunggulan
komparatif. Sebagai konsekuensinya perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain :
a.       Kuantitas produksi
b.      Kualitas produk
c.       Waktu pengiriman
d.      Garansi/jaminan atas produk
e.       Harga dan
f.       Kesinambungan produk.

3. Strategi Pengembangan Sentra Produk Unggulan

Strategi pengembangan sentra produk unggulan yang akan disusun perlu mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
a.       Potensi yang ada dan dapat dikembangkan;
b.      Potensi yang ada dan sedang dalam proses pemanfaatan;
c.       Kedua butir tersebut di atas dikaji dan dianalisis keterkaitan dan manfaatnya dengan peluang
pasar dengan ketentuan peluang pasar tersebut secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan;
d.      Prioritas dititik beratkan pada pengembangan produk unggulan yang sudah berlangsung
terutama yang menghasilkan komoditi unggulan sekaligus barang ekspor yang menghasilkan
devisa;
e.       Pemanfaatan fasilitas terbangun yang memberi kemudahan pelayanan;
f.       Pemanfaatan dan peningkatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif sehingga dapat
bersaing di pasar lokal, regional, nasional dan internasional.

4.      Rencana Tindak (Action Plan)

Struktur analisis dalam penyiapan rencana tindak pengembangan kawasan


sentra produk unggulan meliputi :
a.       Identifikasi potensi yang dapat dikembangkan;
b.      Identifikasi peluang pasar sebagai hasil pengamatan yang cermat dan berkesinambungan;
c.       Identifikasi kelemahan, masalah, kendala dan alternatif pemecahan masalah;
d.      Konsep/rencana program/proyek dan kebijakan;
e.       Pemantauan/monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kawasan sekaligus
mendapatkan feedback sebagai hasil evaluasi;
f.       Selain itu dengan terus mengamati perkembangan dan peluang-peluang baru di pasar, maka hasil
pengamatan dikaji menjadi masukan baru bagi langkah dan kebijakan ke masa depan agar
program pengembangan kawasan produk unggulan tetap berpeluang berperan secara
berkelanjutan.
5.      Pengelolaan Kawasan Sentra Produk Unggulan

Kawasan sentra produk unggulan juga merupakan sentra ekonomi yang menghasilkan barang,
jasa, teknologi, dan manajemen sumber daya alam yang sudah tersedia manajemen yang bersifat
komprehensif. Lingkup sasaran pengelolaan menyangkut kegiatan/aktivitas :
a.       kelembagaan dan tata laksana;
b.      pemeliharaan sarana dan prasarana kawasan;
c.       pengeloaan kualitas lingkungan;
d.      sistem informasi (data base system) dan website;
e.       manajemen keuangan (investor, pajak, retribusi);
f.       pembinaan elemen-elemen kegiatan utama proses produksi;
g.      manajemen pemasaran dan promosi produk-produk;
h.      manajemen pengendalian mutu.

6.      Peluang Pasar

Salah satu inti perencanaan pengembangan kawasan sentra Produk Unggulan adalah melihat
dengan cermat peluang pasar yang ada dan mengukur kemampuan untuk mengembangkannya ke
arah peluang tersebut.

Langkah untuk mengidentifikasi peluang pasar suatu produk unggulan adalah tahap yang sangat
menentukan keberhasilan pemasaran dengan melakukan riset pasar suatu produk khususnya dan
bisnis pada umumnya. Suatu tahap yang menjadi kunci keberhasilan pemasaran dan bisnis
adalah para usahawan harus bekerja teliti dan kerja keras untuk memanfaatkan peluang pasar.
Hal ini hanya dapat dilakukan oleh para usahawan dengan semangat kewirausahaan yang tinggi
tanpa pantang menyerah, dan penih kreativitas.

Riset Pasar. Riset pasar adalah pengumpulan, pencatatan dan analisis secara sistematik, atas
informasi yang berkaitan dengan pemasaran. Peranan riset pemasaran adalah :

a.       Mengidentifikasi konsumen;


b.      Mengetahui kebutuhan konsumen,
c.       Cara konsumen untuk memenuhi kebutuhan.

Tujuan pokok dari proses pengembangan produk adalah menterjemahkan kebutuhan konsumen
menjadi barang/produk fisik atau jasa yang berguna. Peran khusus pemasaran adalah untuk
menjamin sesuainya produk dengan kebutuhan dan kesukaan (preferences) konsumen. Fungsi
pemasaran adalah mempelajari dan menafsirkan kebutuhan konsumen dan menuntun semua
kegiatan perusahaan untuk mencapai kepuasan konsumen, dengan
mempertimbangkan daya beli.
7.      Rencana tindak dan Kegiatan Pemerintah

Kementerian Koperasi dan UKM telah menyusun rencana tindak dan kegiatan yang akan
dilaksnakan pada tahun 2005 -2009. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan daya
saing UMKM melalui pendekatan :

a.       Penumbuhan lingkungan bisnis UMKM yang kondusif,


b.      Pendampingan dan konsultasi dengan dukungan Business Development Services (BDS); dan
c.       Penguatan permodalan UMKM berupa Modal Awal dan Pendanaan (MAP) melaui wadah
koperasi dan LKM, sebagai penghela keberoihakan lembaga keuangan modern lain pada
UMKM.

Kementrian Koperasi dan UKM sebagai penanggung jawab rencana tindak ini dan berkoordinasi
dengan instansi terkait lainnya termasuk Perguruan Tinggi, LSM dan asosiasi bisnes di pusat dan
daerah. Kegiatannya meliputi :

a.       Pembentukan forum klaster propinsi


b.      Pembentukan forum klaster lokal
c.       Peningkatan kapasitas fasilitaor
d.      Pengembangan modal sosial di klaster
e.       Pengembangan jiwa dn semangat kewirausahan diklaster
f.       Penyusunan dan pengembangan direktori pengusaha manufaktur
g.      Pengembangan sistem informasi terbuka
h.      Peningkatan kapasitas lembaga pengembangan UKM
i.        Pengembangan BDS sebagai konsultan mitra bank

Kegiatan tersebut pada dasar merupakan kegiatan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
yang dapat mendorong terbentuknya sentra produk unggulan sebagai penciptaan iklim usaha
kondusif untuk terbangunnya kawasan sentra produk unggulan kompetitif.

BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Pembangunan sentra agribisnis/agroindustri sebagai kawasan sentra produksi perlu disusun


dengan pendekatan sistem secara komprhensif yang mendapat dukungan dari Pemerintah daerah
Kabupaten serta Dinas atau Institusi yang terkait secara terkoordinasi. Dalam hal ini harus ada
kesepakatan yang perlu dikembangkan agar dapat bersaing dimana; biaya produksi harus rendah;
produk agribisnis bermutu tinggi; komoditi agribisnis/agroindustri diarahkan untuk eksport;
penelitian lebih diarahkan pada komoditi unggulan; kebijakan ekonomi daerah lebih fokus pada
agribisnis yang berbasis pada sumber daya domestik dan pedesaan; terdapat pendukung
prasarana dan sarana produksi, pemasaran dan permodalan. Pengembangan sentra
agribisnis/agroindustri dilakukan dengan pendekatan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem.
(1) Subsistem pelaksanaan pada level pedesaan, (2) Sub sistem Pelaksana Petugas
lapangan/Penyuluh/Motivator; (3) Subsistem pendukung program, yang mencakup aspek
keuangan/permodalan, sarana produksi, prasrana dan sarana pemasaran; (4).Subsistem
manajemen Pengembangan kawasan Sentra Produksi.

Untuk menetapkan produk unggulan perlu dilakukan identifikasi yang mudah, sederhana, dan
praktis yang didasarkan pada kriteria tertentu, kemudian kriteria tersebut diberi skor (scoring)
agar dapat disusun prioritas pengembangannya. Kriteria produk unggulan adalah berdasarkan
nilai rating produk adalah; (1) Berbasis pada potensi sumber daya lokal, (2) Memiliki pasar lokal
atau domestik yang besar dan memiliki peluang yang besar untuk diekspor, (3) Produknya dapat
mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya, (4) Memiliki dukungan sumber daya
manusia yang memadai, (5) Memiliki kelayakan ekonomi dan finansial untuk tetap bertahan, (6)
produk produk yang mempunyai daya saing tinggi, baik lokal maupun ekspor.

Anda mungkin juga menyukai