Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2621-5152

ISSN : 2477-0604
Volume 6 No. 1 2020 | 83-88

EFEKTIVITAS JUS MENTIMUN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN
DASAN SARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEJERUK

Eva Marvia1, Febriati Astuti2, Nurjanah Khaeriah3


1,2,3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
Email: marvia_eva@yahoo.com

ABSTRAK

Penyakit darah tinggi (hipertensi) merupakan penyakit yang digolongkan sebagai


the silent killer (pembunuh diam-diam). Salah satu solusinya dengan pengobatan
herbal yaitu dengan jus mentimun berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas jus mentimun terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Lingkngan Dasan Sari.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experimen dengan rancangan
nonequivalent time sampel design. Polulasi dalam penelitian ini sebanyak 40 orang.
Sampel sebanyak 40 responden dengan tehnik sampel total sampling di bagi menjadi
dua yaitu kelompok perlakuan 20 dan kelompok kontrol 20. Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar observasi dan tindakan. Analisa data yang digunakan yaitu uji
Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok perlakuan sebelum melakukan
pretest yang mengalami hipertensi ringan 15, sedang 4, berat 1 dan setelah posttest
menjadi normal 20 responden (100%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum
melakukan pretest yang mengalami hipertensi ringan 8, sedang 7, berat 5 dan setelah
posttest menjadi normal 14 responden (70%), ringan 6 responden (30%). Berdasarkan
hasil uji statistik menggunakan uji menn-whitney u program spss menunjukan bahwa
nilai rata-rata pada kelompok perlakuan sebesar 17,50 sedangkan pada kelompok
kontrol sebesar 23,50. Hasil ini menunjukan rata-rata pada kelompok perlakuan lebih
rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Didapatkan hasil dari uji mann-
whitney u sebesar 0,009 dengan nilai signifikan 0.05 dimana 0,009 < 0,05 sehingga Ha
diterima.
Kesimpulan jus mentimun lebih efektif dibandingkan hanya di kontrol dengan
minum obat anti hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di Lingkungan Dasan Sari wilayah kerja Puskesmas Pejeruk.

Kata kunci: Pemberian Jus Mentimun, Tekanan Darah, Hipertensi

PENDAHULUAN
Tua atau menua (Aging Process) usia tua disebut lanjut usia (lansia).
adalah proses normal yang terjadi secara Menurut WHO, seseorang dikatakan
alamiah sepanjang masa kehidupan fisik lansia apabila sudah berumur 60 tahun
dan tingkah laku sesuai tahap atau lebih dan hal yang sama juga
perkembangan kronologis tertentu. Proses disebutkan dalam UU No. 13 tahun 1998,
menua dipengaruhi oleh fenomena yang tentang kesejahteraan lanjut usia
kompleks dan multidimensial dimana (Nugroho, 2014).
tingkat kecepatannya berbeda pada Jumlah lansia dan perkembangannya
setiap individu. Individu yang memasuki terus mengalami peningkatan. Menurut
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
84
NURJANAH KHAERIAH

badan kesehatan dunia (WHO), proporsi pejeruk berjumlah 40 orang lansia yang
penduduk lansia (>60 tahun) dunia tersebar di 9 RT yang dimana hipertensi
akan berlipat ganda dari sekitar 11% merupakan penyakit nomor 2 dari 10
pada tahun 2000 menjadi 22% pada tahun penyakit terbanyak di puskesmas
205 dengan jumlah mutlak lansia pejeruk.
diperkirakan meingkat 605 juta menjadi Dalam mencagah dampak lebih
2 miliyar. Indonesia pada tahun buruk dari hipertensi maka harus
2010 jumlah lansia tercatat 18,1 juta jiwa, dilakukan tindakan pencegahan dan
tahun 2013 tercatat 26,4 juta jiwa, dan pengobatan agar dapat mengendalikan
diperkirakan akan mencapai36 juta jiwa tekanan darah. Beberapa cara yang dapat
pada tahun 2020 (Depkes RI, 2014). dilakukan untuk mengendalikan tekanan
Berdasarkan data Badan Pusat darah dapat dilakukan dengan terapi
Statistik, jumlah lansia di Provinsi NTB farmakologi yang biasanya diberikan
tahun 2011 adalah 155.550 jiwa, tahun dengan obat-obatan dan terapi non
2012 sebanyak 159.400 jiwa, tahun 2013 farmakologi yaitu terapi herbal, perubahan
sebanyak 164.000 jiwa, dan jumlahnya gaya hidup, kepatuhan dalam pengobatan,
diperkirakan akan meningkat hingga pengendalian stres, dan terapi relaksasi
hampir dua kali lipat pada tahun 2030, (Kowalski, 2010).
yaitu 288.900 jiwa. Usia yang semakin Salah satu cara pengobatan secara
bertambah dapat menyebabkan farmakologis dengan menggunakan obat-
kemunduran beberapa fungsi fisik maupun obatan sintetis yang belakangan ini
psikologi yang dialami lansia akibat cenderung mengalami hambatan karena
proses menua (Aging Process) termasuk daya beli masyarakat yang semakin
dapat menyebabkan masalah kesehatan menurun, sehingga kita dapat
pada lansia, salah satunya penyakit memanfaatkan pengobatan secara non
degeneratif yang sering dialami lansia farmakologis dengan obat
yaitu hipertensi yang merupakan penyakit herbal. terapi herbal seperti Masasse
kronik akibat gangguan sistem sirkulasi punggung dan relaksasi napas dalam dapat
darah yang kini menjadi masalah dalam menurunakan Hipertensi pada lansia
kesehatan masyarakat (Dikes, 2013). (Sukardin, Sumartywati, Santosa, &
Menurut Badan Kesehatan Dunia Rahman, 2018). Selain itu, bahan herbal
(WHO) memperkirakan, prevalensi berbahan baku mentimun yang bisa
penderita hipertensi sekitarn 29% dijangkau dari segi manapun terutama
penduduk terkena hipertensi, hipertensi materil dan mentimun banyak terdapat di
masih merupakan tantangan besar di masyarakat (Wibowo,2010 ).
Indonesia. Penduduk berusia 18 tahun ke Jus mentimun memiliki kandungan
atas sudah mengalami hipertensi dimana mineral yaitu postassium, magnesium, dan
hipertensi merupakan kondisi yang sering fosfor. Mentimun berfungsi untuk
ditemukan pada pelayanan kesehatan memelihara keseimbangan garam dan
primer. Hal itu merupakan masalah cairan serta mengontrol tekanan darah
kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yang normal sedangkan asupan natrium,
yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data. kalium, kalsium dan magnesium
Sedangkan prevalensi penderita hipertensi berhubungan dengan tingginya tekanan
di Nusa Tenggara Barat sekitar 32,4% darah atau kejadian hipertensi, maka
pada usia 60 tahun penduduk yang terkena mentimun sangatlah bagus menjadi obat
hipertensi (Depkes RI, 2009). herbal untuk penyakit hipertensi
Berdasarkan data yang didapatkan, (Nugraheni, 2016). Melihat kejadian
jumlah penderita hipertensi di lingkungan hipertensi yang banyak terjadi di
dasan sari wilayah kerja puskesmas masyarakat. peneliti tertarik untuk

marvia_eva@yahoo.com
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
85
NURJANAH KHAERIAH

meneliti “efektivitas jus mentimun peneliti melakukan penelitian pada


terhadap perubahan tekanan darah pada 40 responden dimana 20 pada
lansia penderita hipertensi di Lingkungan kelompok perlakuan diberikan jus
Dasan Sari Wilayah Kerja Puskesmas mentimun dan 20 pada kelompok
Pejeruk”. kontrol tidak diberikan perlakuan
hanya melakukan pengamatan pada
METODE PENELITIAN tekanan darahnya. Sebelum
melakasanakan tindakan, peneliti
A. Desain Penelitian terlebih dahulu menjelaskan tujuan
Desain penelitian yang penelitian dan responden diminta
digunakan dalam penelitianini menandatangani surat permohonan
menggunakan quasi experimen bersedian menjadi responden.
dengan rancangan non- equivalent Peneliti langsung melakukan
time sampel design. Dimana pada pre-test dengan mengukur tekanan
penelitian ini sampel kelompok darah terlebih dahulu sebelum
intervensi diberikan perlakuan dan diberikan perlakuan. Pada kelompok
sampel kontrol tidak diberikan perlakuan peneliti memberikan jus
perlakuan, diobservasi lebih dahulu mentimun selama 20-30 menit
sebelum diberikan perlakuan sampel sebelum sarapan dan sebelum makan
tersebut diobservasi kembali malam. Peneliti memberikan 2 kali
(Hidayat, 2007). perlakuan dalam 1 hari. Setelah
B. Populasi, Sampel Dan Tehnik diberikan perlakuan peneliti langsung
Sampling melakukan post-test dimana reponden
1. Populasi Penelitian diukur kembali tekanan darahnya
Pada penelitian ini yang menjadi setelah diberikan jus mentimun,
populasi adalah sejumlah 40 apakah responden mengalami
orang pederita hipertensi. hipertensi ringan, sedang, atau berat
2. Sampel adalah sebagian atau pada kelompok perlakuan sedangkan
wakil dari populasi yang diteliti pada kelompok kontrol peneliti
(Arikunto, 2010). Sampel mengukur tekanan darah lalu di
dalam penelitian ini berjumlah 40 observasi kembali. Data hipertensi
responden. responden kelompok perlakuan dan
3. Teknik sampling merupakan cara- kelompok kontrol sebelum dan
cara yang ditempuh dalam sesudah pemberian diolah
mengambil sampel, agar mengunakan uji statistik (mann-
memperoleh sampel yang benar- Whitney-test) untuk mengetahui
benar sesuai dengan apakah jus mentimun efektif terhadap
keseluruhan subjek penelitian. perubahan tekanan darah pada lansia
Teknik pengambilan sampel penderita hipertensi.
dalam penelitian ini D. Identifikasi Variabel Penelitian
menggunakan total sampling Adapun Variabel independen
yaitu suatu teknik pengambilan dalam penelitian ini adalah
sampel dengan cara semua Efektivitas Jus Mentimun, sedangkan
populasi dijadikan sampel Variabel dependen dalam penelitian
(Nursalam, 2011). ini adalah Perubahan Tekanan Darah.
C. Tehnik Penelitian
Penelitian ini dilakukan
selama 2 minggu, d a r i hari
pertama sampai hari ke empat belas.

marvia_eva@yahoo.com
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
86
NURJANAH KHAERIAH

HASIL DAN PEMBAHASAN hipertensi berat sebanyak 5


responden (25%).
1. Hasil Penelitian C. Mengidentifikasi tekanan darah
A. Mengidentifikasi tekanan setelah pemberian jus mentimun
darah sebelum pemberian jus Tabel 3. Distribusi Tekanan
mentimun Darah Responden Setelah
Tabel 1. Distribusi Tekanan Pemberian Jus Mentimun Pada
Darah Responden Sebelum Kelompok Perlakuan
Pemberian Jus Mentimun Pada No Kategori F Presentase
1 Tekanan darah 20 100%
Kelompok Perlakuan (normal)
2 Hipertensi 0 0
No Kategori F Presentase Ringan
1 Tekanan darah 0 0 3 Hipertensi 0 0
(normal) Sedang
2 Hipertensi 15 75% 4 Hipertensi Berat 0 0
Ringan Total 20 100 %
3 Hipertensi 4 20% Berdasarkan tabel di atas
Sedang
4 Hipertensi Berat 1 5% menunjukan bahwa tekanan darah
Total 20 100 % responden sesudah pemberian jus
Berdasarkan hasil penelitian mentimun pada kelompok
menunjukan bahwa tekanan darah pelakuan, semua responden pada
responden sebelum pemberian jus kategori tekanan darah normal
mentimun pada kelompok sebanyak 20 responden (100%).
pelakuan sebagian besar kategori D. Distribusi Tekanan Darah
hipertensi ringan sebanyak 15 Responden Pada Kelompok
responden (75%), hipertensi sedang Kontrol
sebanyak 4 responden (20%) dan Tabel 4. Distribusi Tekanan
hipertensi berat sebanyak 1 Darah Responden Pada
responden (5%). Kelompok Kontrol
B. Distribusi Tekanan Darah No Kategori F Presentase
1 Tekanan darah 14 70%
Responden Pada Kelompok (normal)
kontrol 2 Hipertensi 6 30 %
Tabel 2. Distribusi Tekanan Ringan
Darah Responden Pada 3 Hipertensi 0 0
Sedang
Kelompok kontrol 4 Hipertensi Berat 0 0
Total 20 100 %
No Kategori F Presentase Berdasarkan Tabel 4
1 Tekanan darah ( 0 0
normal)
menunjukan bahwa tekanan darah
2 Hipertensi 8 40% responden pada kelompok
Ringan kontrol sebagian besar tekanan
3 Hipertensi 7 35% darah normal sebanyak 14
Sedang
4 Hipertensi Berat 5 25% responden (70%) sedangkan
Total 20 100 % hipertensi ringan sebanyak 6
Berdasarkan Tabel 2 responden (30%).
menunjukan bahwa tekanan darah E. Analisa efektivitas jus mentimun
responden pada kelompok kontrol terhadap perubahan tekanan
sebagian besar pada kategori darah pada lansia penderita
hipertensi ringan sebanyak 8 hipertensi di wilayah kerja
responden (40%), hipertensi sedang puskesmas pejeruk
sebanyak 7 responden (35%) dan

marvia_eva@yahoo.com
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
87
NURJANAH KHAERIAH

Berdasarkan hasil uji statistik lansia, salah satunya penyakit


menggunakan uji menn-whitney test degeneratif yang sering dialami lansia
program spss 16 menunjukan bahwa yaitu hipertensi yang merupakan
nilai rata-rata pada kelompok penyakit kronik akibat gangguan
perlakuan sebesar 17,50 sedangkan sistem sirkulasi darah yang kini
pada kelompok kontrol menunjukan menjadi masalah dalam kesehatan
bahwa nilai rata-rata pada kelompok masyarakat.
kontrol sebesar 23,50. Hasil ini Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukan rata- rata pada di peroleh, bahwa, setelah dilakukan
kelompok perlakuan lebih rendah pemberian jus mentimun didapatkan
dibandingkan dengan kelompok tekanan darah, pada kelompok
kontrol. Didapatkan hasil dari uji perlakuan didapatkan hasil pengukuran
mann-whitney sebesar 0,009 dengan tekanan darah normal sebanyak 20
nilai signifikan 0.05 dimana 0,009 responden (100%). Sedangkan pada
< 0,05 sehingga Ha diterima dan kelompok kontrol didapatkan hasil
H0 ditolak. Hal ini menunjukkan pengukuran tekanan darah yaitu
bahwa pada kelompok perlakuan dengan kategori tekanan darah normal
yang di berikan jus mentimun lebih sebanyak 14 responden (70%) dan
efektif dibandingkan kelompok hipertensi ringan sebanyak 6
kontrol. responden (30%). Dari hasil penelitian
dapat dilihat bahwa pemberian jus
2. Pembahasan mentimun sangat efektif untuk
Berdasarkan hasil penelitian menurunkan tekanan darah di
didapatkan bahwa Sebelum dilakukan bandingakan dengan kelompok kontrol
pemberian jus mentimun, tekanan yang tidak diberikan perlakuan atau jus
darah responden pada kelompok mentimun.
perlakuan bervariasi, ada yang Jus mentimun mempunyai
hipertensi ringan sebanyak 15 manfaat yang lain bagi kesehatan yaitu
responden (75%), hipertensi sedang untuk memelihara keseimbangan
sebanyak 4 responden (20%) dan garam dan cairan serta mengontrol
hipertensi berat sebanyak 1 tekanan darah, membantu menurunkan
responden (5%) sedangkan tekanan tekanan darah. Selain itu manfaat dari
darah responden pada kelompok jus mentimun adalah sebagai diuresis
kontrol ada yang hipertensi ringan terbaik, yakni sebagai pelancar air seni
sebanyak 8 responden (40%), (Nugraheni, 2016).
hipertensi sedang sebanyak 7 Kandungan mentimun yang
responden (35%) dan hipertensi berat berperan dalam meregulasi tekanan
sebanyak 5 responden (25%). Hal ini darah adalah potasium/kalium yang
menunjukkan perbedaan paparan tinggi akan meningkatkan
faktor yang dialamai setiap responden. konsentrasi didalam cairan
Secara anatomis keelastisan pembuluh intraseluler, sehingga cenderung
darah menjadi berkurang, akibatnya menarik cairan dari bagian
efektifitas tubuh juga akan berkurang. ekstraseluler dan menurunkan tekanan
Usia yang semakin bertambah darah karena efek vasodilatasi
dapat menyebabkan kemunduran pembuluh darah, kalium merupakan
beberapa fungsi fisik maupun psikologi ion utama didalam cairan intrasel yang
yang dialami lansia akibat proses bekerja berkebalikan dari
menua (Aging Process) termasuk dapat natrium/garam (Astawan, 2008).
menyebabkan masalah kesehatan pada

marvia_eva@yahoo.com
EVA MARVIA
FEBRIATI ASTUTI
88
NURJANAH KHAERIAH

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

1. Sebelum dilakukan pemberian jus Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur


mentimun pada kelompok pelakuan penelitian suatu pendekatan praktik.
tekanan darah pada responden yaitu: Jakarta: PT. Rineka Cipta.
hipertensi ringan sebanyak 15 Astawan M dan Andre LK. 2008. Khasiat
responden (75%), hipertensi sedang Warna Warni Makanan. Jakarta.
sebanyak 4 responden (20%) dan Gramedia Pustaka Utama .
hipertensi berat sebanyak 1 responden Depkes RI. 2009. Indonesia Semakin Sehat.
(5%) sedangkan pada kelompok Laporan
kontrol tekanan darah responden yaitu: Depkes RI. 2014. Pelayanan Dan Peningkatan
hipertensi ringan sebanyak 8 responden Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta.
(40%), hipertensi sedang sebanyak 7 DinKes Kota Mataram. 2013. Profil Dinas
responden (35%) dan hipertensi berat Kesehatan Kota Mataram.
sebanyak 5 responden (25%). Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian
2. Setelah dilakukan pemberian jus Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
mentimun pada kelompok pelakuan, Jakarta. Salemba Medika.
tekanan darah pada responden yaitu : Kowalski, Robert. 2010. Terapi Hipertensi:
tekanan darah normal sebanyak 20 Program 8 minggu Menurunkan
responden, (100%) sedangkan pada Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa:
kelompok kontrol tekanan darah Rani Ekawati. Bandung: Qanita Mizan
responden yaitu: tekanan darah nornal Pustaka.
sebanyak 14 responden (70%), Nugraheni. 2016. Raja Obat Alami:
hipertensi ringan sebanyak 6 responden Mentimun A-Z Seri Apotik Dapur,
(30%). Edisi 1. Yogyakarta.
3. Didapatkan hasil dari uji mann-whitney Nugroho. 2014. Keperawatan Gerontik. EGC.
sebesar 0,009 dengan nilai signifikan Jakarta.
0.05 dimana 0,009 < 0,05 sehingga Nursalam. 2011. Manajemen
Ha diterima dan H0 ditolak. Keperawatan.edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis,
dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Salemba Medika.
Sukardin, Sumartywati, N.M., Santosa, I.
M.E., & Rahman, F. (2018). Pengaruh
Pemberian Masase Punggung dan
Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia
di BSLU Mataram. PrimA: Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan STIKES
Mataram, 4(2), 57–65.
Wibowo M.A. 2010. Pengaruh Pemberian Jus
Mentimun Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
Penderita Hipertensi Esensial Pada
Lansia Di PSTW Budi Luhur. Skripsi
Yogyakarta.

marvia_eva@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai