SKRIPSI
Disusun Oleh:
ANGGUN TRIFANI
NPM. 1419240006
2019
EFEKTIVITAS JURNALIS
SKRIPSI
Disusub Oleh:
ANGGUN TRIFANI
NPM. 1419240006
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2
DIPERTAHANKAN DI DEPAN DEWAN MUNAQOSYAH
SKRIPSI FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TIM PENGUJI :
3
MOTTO
4
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah.. Puji Syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan Karunia-Mu setiap langkah dan
perjuangan hamba, sehingga hamba bisa merasakan hasilnya, walaupun terkadang hamba sering
lupa bersyukur dan terkadang menyerah, semoga nikmat-Mu senantiasa menyertai setiap
langkahlu... Aamiin...
Akan aku persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada:
1. Ayahku tercinta ( Ruslan ) dan Ibuku ( Situ Maryam ) yang telah merawat dan
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, perjuangan, tetesan keringat, dan air mata
yang begitu suci. Kasih sayang kalian yang begitu tulus dan tiada tara yang dapat aku
bandingkan dengan apapun. Ayah dan ibu yang telah mengorbankan pikiran, waktu,
tenaga, restu serta doa yang tidak pernah tinggal disetiap sujud mereka yang telah
memberikan kekuatan untuk melakukan hal-hal terbaik untuk mencapai keberhasilan.
Dan aku yakin semua ini aku peroleh dari 30% usaha dan kerja keras ku dan 70% adalah
doa dan restu kalian, Ayah dan Ibu yang telah memberikan segalanya untukku.
2. Kepada Kakakku ( Arga Setiawan, Dimas Mandala Putra ) dan Adikku ( Ajeng Pratiwi ),
terima kasih tiada tara atas Doa dan segala support yang telah diberikan selama ini dan
semoga Kakak dan Adikku tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga di kemudian
hari.
3. Terima kasih kepada pembimbing I Ibu Dra. Siti Misbah, M.Pd.I dan Pembimbing II Ibu
Eti Efriana, MA. Hum yang dengan sabar dan ikhlas dalam membimbing dan
memberikan Supportnya serta mau membagikan ilmunya sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik. Serta seluruh Dosen dan Staf Fakultas Agama Islam dan Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) khusunya yang telah memberikan ilmu kepada
penulis.
4. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan “Program Komunikasi dan
Penyiaran Islam” angkatan 2014 yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima
kasih yang tiada tara ku ucapakan.
5. Almamater dan kampus hijau tercinta Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas
kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih.
5
6
KATA PENGANTAR
Dengan segala rahmat dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sazjana
Pendidikan pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam
dan berbagai pihak, ntuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
Muhammadiyah Bengkulu.
3. Bapak Abdi Zulkarnain Sitepu, M.Ag selaku Kepala Program Studi Komuikasi dan
membimbing dan meluangkan waktunya serta tak bosan dan selalu sabar
5. Ibu Eti Efriana, S.S., MA selaku Dosen pembimbing II yang membimbing dan
6. Semua pihak yang tedcait yang turut membantu baik secara moril maupun materil
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
7
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan penulisan
karya-karya selanjutnya
Hormat saya.
Anggun Trifani
8
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………..
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN…….………………………………………….ii
HALAMAN MOTTO………………………………………………………...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..iv
HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………………vi
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………..viii
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………..ix
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………6
C. Pertanyaan Penelitian……………………………………………...6
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………..6
E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian…………………………………6
F. Sistematika Penulisan………………………………………………6
9
1. Kewajiban Pertama Jurnalisme adalah pada Kebenaran……….22
2. Loyalitas Pertama Jurnalisme Kepada Warga………………….23
3. Intisari Jurnalisme adalah Disiplin Verifikasi…………………..23
4. Wartawan Harus Tetap Independen…………………………….23
5. Pemantauan Kekuasaan……………………………………….…24
6. Jurnalisme Harus Menghadirkan Sebuah Forum………………..24
7. Wartawan Harus Membuat Hal yang Penting…………………..24
8. Wartawan Harus Menjaga Berita Profesional…………………..24
9. Wartawan Harus Mendengarkan Suara Hati……………………25
D. Dakwah Islam……………………………………………………….26
1. Unsur Da’I atau Subjek Dakwah………………………………..27
2. Sasaran Dakwah (Mad’u)………………………………………..27
3. Unsur Materi Dakwah…………………………...........................27
4. Unsur Metode……………………………………………………27
5. Media Dakwah…………………………………………………..28
E. Teori Stimulus-Respon……………………………………………...34
F. Konsep Teori Stimulus Respon……………………………………..35
10
2. Penyajian Data………………………………………………………..41
3. Mengambil Kesimpulan atau Verifikasi………………………………42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………65
B. Saran………………………………………………………………………..65
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
LAMPIRAN
11
ABSTRAK
Anggun Trifani. 2019. “ Efektivitas Jurnalis Terhadap Dakwah Islam Di Kota Bengkulu
Pembibing 1. Dra. Siti Misbah, M.Pd.I
2. Eti Efriana, S.S., MA. Hum
Efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuain dalam suatu kegiatan orang
yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan
pada taraf tercapainya hasil, sering senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun
sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekan pada hasil yang di capai,
sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan
membandingkan antara input dan outputnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas jurnalis terhadap dakwah Islam
di Kota Bengkulu, metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu,
penulis turun langsung ke lapangan guna mendapatkan jawaban dari para responden.
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas jurnalis terhadap
dakwah Islam di kota Bengkulu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis kepada para jurnalis di kantor
PWI kota Bengkulu bahwa dalam penulisan berita tidak ada yang efektiv jurnalis bias dikatakan
bagus apabila berita yang ditulis mengandung 5W + 1H dan setiap berita yang ditulis seorang
jurnalis pasti memiliki nilai dakwah tersendiri dalam bentuk apapun.
12
ABSTRACT
Anggun Trifani. 2019. “ Efektivitas Jurnalis Terhadap Dakwah Islam di Kota Bengkulu.
Pembibing 1. Dra. Siti Misbah, M.Pd.I
2. Eti Efriana, S.S., MA. Hum
13
BAB I
PENDAHULUAN
7. Latar Belakang
Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk yang diciptakan Allah SWT di muka bumi
dengan membawa misi rahmatanlilalamin (membawa kebaikan di mukabumi). Maka dari itu
sudah menjadi doktrin dan komitmen bahwa setiap muslim menanggul tanggung jawab, tugas,
dan kewajiban mulia untuk menyebarkan kebaikan (dakwah). Artinya setiap muslim bertugas
dan berkewajiban menjadi pengajak, penyeru atau pemanggil kepada umat untuk melaksanakan
amar ma’rufdannahi munkar. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Ali Imran: 104 dan 110
yang artinya :
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.1
1
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro, 2014, h.63
14
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.2
maupun perempuan. Dalam melaksanakan misi dakwah itu, umat Islam harus
menjadi umat yang berpikiran maju, pandai, dinamis, kreatif dan peka terhadap
segala aspek perkembangan kehidupan yang ada. Tidak seorang muslim pun rela
serta menginginkan Islam tertinggal. Banyak bentuk aktivitas dakwah yang dapat
dilakukan, tidak terkecuali dakwah bil kitabah atau melalui tulisan. Selama ini
metode dakwah bil lisan dirasa sudah terlalu konveksional dan harus mendapat
dukungan suatu media yang representative dan relevan dengan pemikiran manusia
Sementara itu dakwah bil kitabah atau melalui tulisan memiliki tantangan
tersendiri untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan secara konsep, dakwah bil kitabah
2
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro , 2014,
h.64
3
Suthirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, h. 19
19
berita tentang pristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka
wartawan atau reporter disebut sebagai profesi. Dalam persepsi diri wartawan
kebaikan dari amatir; kedua, sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus;
khalayak. Apa saja yang terjadi di dunia apakah itu fakta peristiwa atau pendapat
akan merupakan bahan dasar bagi jurnalistik akan merupakan bahan berita untuk
4
Hamdan Farisan, Dasar Jurnalistik, Jakarta: Pustaka Zahra, 2009, h.15
5
Kusumaningrat Hikmat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006, h.15
6
Effendy Onong, Ilmu Teori Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citr Aditya Bakti, 2000,
h.95
20
pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan.
informasi.
kejahatan susila.
profesi.
kesepakatan.
tugasnya dibimbing oleh kode etik. Dalam halnya wartawan Indonesia, kode etik
7
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, h.315
21
yang saat ini dikenal adalah Kode Etik Jurnalistik yang Dikeluarkan oleh
dengan jurnalis muslim yang berasaskan pada nilai-nilai ajaran Islam itu
mengetahui apakah terdapat pesan-pesan dakwah atau tidak di dalam karya atau
tulisan para jurnalis perempuan di kota Bengkulu tersebut, maka penulis tertarik
kota Bengkulu.
22
8. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
meneliti, dan juga menganalisis semua data dari lapangan, serta dapat
2. Manfaatnya dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
dan wawasan tambahan untuk peneliti dan program studi (prodi). Sehingga
23
F. Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi pendahuluan pada bab ini diuraikan latar belakang masalah,
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Efektivitas
arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas
hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.9
tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai dari suatu cara atau
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1996, h. 365.
25
dilihat dari seberapa jauh tujuan itu tercapai. Semakin banyak tujuan
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari
anggota serta merupakan ketertarikan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan
menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang
dicapai.10
Pers berarti media. Berasal dari bahasa Inggris press yaitu cetak. Apakah
media itu berarti hanya media cetak? Tentunya tidak. Pada awal kemunculannya
media memang terbatas hanya pada media cetak. Seiring percepatan tekhnologi
dan informasi, ragam media ini kemudian meluas. Muncul media elektronik:
Audio, audio visual (pandang-dengar) sampai internet. Jadi pers adalah sarana
maupun opini. Mulai dari perencanaan, peliputan dan penulisan yang hasilnya
disiarkan pada public atau khalayak pembaca melalui media/pers. Dengan kata
Hasil dari proses jurnalistik yang kemudian menjadi teks yang dimuat di
media, berupa berita maupun opini. Dengan demikian, penting untuk kita semua
10
Muhammad Abdul, Pengertian Efektifitas, dalam
http//:literaturbook.blogspot.om//efektifitas,( didownload pada 24 Mei 2018)
11
Nurudin, Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, h.23-24
26
1. Tahapan Awal lahirnya Jurnalistik
Dalam sejarah Islam, cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia
adalah pada zaman Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh
berada di dalam kapal beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan
Untuk mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor
burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya
makanan. Sang burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang
tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang
ke kapal. Nabi Nuh pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun
12
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
27
Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari berita dan
penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun disebut
wartawan ini terdiri dari budak-budak belian yang oleh pemiliknya diberi tugas
senat dan melaporkan semua hasilnya secara lisan maupun tulisan. Tujuannya
3. Masa Perkembangannya
– Pada abad 8 M., tepatnya tahun 911 M, di Cina muncul surat kabar cetak
pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya “Kabar dari Istana”.
Tahun 1351 M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar itu secara teratur
seminggu sekali.
– Pada tahun 1450 penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak
mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg. Koran cetakan yang berbentuk
seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman.
Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di suratkabar
pada 1493.
13
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-
perkembangannya-sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
28
– Surat kabar cetak yang pertama kali terbit teratur setiap hari adalah
Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M. Surat kabar ini kemudian berganti
nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya
– Pada Abad ke-18, jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik
panjang kebebasan pers antara wartawan dan penguasa. Pers Amerika dan Eropa
dan memasuki era jurnalisme modern seperti yang kita kenal sekarang.
profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris, yang diikuti oleh wartawan di
14
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
29
Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis, Columbia School
tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Minggu. Pada 1920-
an, surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan,
1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa
diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara
sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses pengiriman berita
teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan
wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun. Selain itu, pada era ini
sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis
media cetak, radio, dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet,
memuat laporan jurnalistik pemiliknya. Istilah untuk situs pribadi ini adalah
weblog dan sering disingkat menjadi blog saja. Memang tidak semua blog
15
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
30
berisikan laporan jurnalistik. Tapi banyak yang memang berisi laporan jurnalistik
bermutu. Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis
bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber
untuk berita.
istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus
Komunikasi.
penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada
VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri
16
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
31
Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan
Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah
tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk
Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan
berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya
memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia
Timur Raya. Dengan demikian, pada zaman pendudukan Jepang pers merupakan
Jepang semata.
Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta
menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949
dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke
dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah
yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang
32
terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut
bergerilya.
Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat
besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini dalam kepemimpinan Ir.
Soekarno untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita
melampaui.
Pada masa Orde baru, fungsi dewan pers ini tidaklah efektif. Dewan pers
jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari pemerintah Orde Baru. Hal itu terlihat
jelas ketika pembredelan 1994, banyak anggota dari dewan pers yang tidak
menyetujui pembredelan. Namun ironisnya, pada saat itu dewan pers diminta
pemerintah. Berarti benar bahwa dewan pers hanya formalitas saja. Istilah pers
digunakan dalam konteks historis seperti pada konteks “press freedom or law”
dan“power of the press”.17 Sehingga dalam fungsi dan kedudukannya seperti itu,
17
Ibid
33
masyarakat secara massal. ( John C.Merrill, 1991, dalam Asep Saeful, 1999 :
26).18
Era Orde Baru, dewan pers memang gagal meningkatkan kehidupan pers
nasional, sehingga dunia pers hanya terbelenggu oleh kekuasaan oleh kekuasaan
6. Masa Reformasi
Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi
Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan maka pers
informasi.
menghormati kebhinekaan.
dan benar.
34
PENGERTIAN JURNALISTIK MENURUT PARA AHLI
harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang
radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan
baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas
hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan
pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Pengertian tersebut
tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dan
sebagainya, akan tetapi meluas menjadi media elektronik seperti radio atau
televisi.19
jurnalistik dilakukan dengan cara-cara manual, mulai dari pencarian berita hingga
kepada kegiatan pelaporan berita atau pengumpulan berita dilakukan dengan cara
yang masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan dahulu alat-alat pendukung
kegiatan jurnalistik masih minim sekali. Selain itu juga jurnalistik pada zaman
19
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
35
dahulu hanya dipahami sebagai publikasi secara cetak. Tetapi sekarang tidak
hanya dari situ saja, media elektronik juga ikut andil dalam hal pemberitaan serta
Pada zaman dahulu hanya seorang jurnalis profesional yang mampu melakukan
tetapi saat ini, kegiatan jurnalistik tidak hanya dapat dilakukan oleh jurnalis
profesional.
oleh siapa saja, tanpa harus memiliki backgroun sebagai jurnalis profesional.
informasi/berita kepada banyak orang tanpa memerlukan label atau status jurnalis
profesional.
mengatakan: Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan
36
Roland E. Wolseley dalam bukunya UndeJurnalistik adalah pengumpulan,
pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan
kepada masyarakat.
dan Kode Etik, terbitan tahun 2004, mengatakan : Jurnalistik adalah pengiriman
informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama dan cepat dalam rangka
37
menyajikan berita tentang pristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam
cepatnya.21
KESIMPULAN
Romawi saat itu pada masa pemerintahan Julius Caesar terdapat Forum
Romanum atau papan tulis putih untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan
kabar/informasi apa yang beredar saat itu di pusat kota. Oleh karenanya Julius
Caesar diebut sebagai bapak pers. Inilah yang menjadi dasar konsep
sekarang.
sesuatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam masyarakat. Media massa
adalah sebuah ajang kebutuhan akan informasi di semua kalangan misal politik,
sosial, ekonomi dan sebagainya. Dengan adanya media komunikasi kita bisa
21
Ibid
38
lainnya, jadi selama kita mengikuti maka tidak akan ketinggalan informasi yang
C. Elemen-Elemen Jurnalis
bukan kebenaran yang selama ini ada dalam filsafat dan bukan juga
jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi, atau seni. Sebab, hiburan fokus
22
Eko Dimas Nugroho, Sejarah Lahirnya Jurnalistik,
https://dimaseko16.wordpress.com/2016/04/20/sejarah-lahirnya-jurnalistik-dan-perkembangannya-
sampai-saat-ini, didownlod pada 12 Januari2019.
23
Nurudin, Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, h. 94-119
39
utamanya pada hal-hal yang membuat hati senang. Propaganda menyeleksi
fakta atau mengarang fakta demi kepentingan yang lain. Sementara fiksi
mengarang skenario untuk sampai pada kesan yang lebih personal dari apa
dari kelas atau status ekonomi, dan independensi dari ras, etnis, agama, dan
gender. Ini berarti wartawan dalam menulis berita melepaskan semua yang
ada pada dirinya. Ia bertugas melaporkan dan menunjukkan fakta apa adanya,
5. Pemantau Kekuasaan
Komentar Publik
peristiwa. Bahkan kantor surat kabar juga berfungsi sebagai ruang tamu.
24
Ibid
40
7. Wartawan Harus Membuat Hal yang Penting Menjadi Menarik dan
Relevan
Banyak media yang hanya memberikan hal yang tak esensial dan
yang sangat provokatif dan sensasional. Bahkan antara judul dengan isi sering
kali tidak ada kaitannya sama sekali. Judul yang sensasional biasanya hanya
sebenarnya.
ambingkan oleh atasannya. Tetapi kebanyakan jurnalis tidak bisa berbuat apa-
25
Ibid
26
Ibid
41
Jurnalisme memang sebuah profesi. Karenanya, jurnalis harus
sensitif gender. Dalam hal ini, tidak berarti untuk membentuk jurnalisme
perempuan harus berasal dari kaum perempuan itu sendiri. Karena laki-
laki juga bisa punya sensitivitas gender. Bahkan bisa jadi jurnalis
pemerintahan.
D. Dakwah Islam
kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan hidup. Dari kata Seruan,
27
Nurudin, Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009, h. 119-120
28
Muamar Riza Pahlevi, Jurnalisme dan perempuan, Bandung: Pustaka Tinta Emas,
2009, h,12
42
Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara luas tidak hanya
dalam Agama, dimana kata Dakwah sering digunakan namun Seruan yang
kata Dakwah memiliki dua arti kata yakni negatif dan juga positif yang secara
cenderung diartikan sebagai usaha diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
menyampaikan dakwah.
Ada pula lima komponen yang dikaji dalam ilmu dakwah adalah sebagai
berikut.
29
Adam Lubis, Pengertian Dakwah, http//:www.eurekapendidikan.com, ddownload pada
24 Mei 2018.
30
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011, h.5
43
2. Sasaran Dakwah (Mad’u)
dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, selama ia memiliki kecakapan untuk
melakukan dakwah.31
dalam Qur’an dan hadis, atau mencakup pendapat para ulama atau lebih luas
dari itu. Dalam Qur’an yang dijadikan salah satu rujukan dakwah banyak
4. Unsur Metode
dakwah (Islam).
5. Media Dakwah
31
Ibid
32
Ibid
44
pada alat maupun bentuk pesan, baik verbal maupun nonverbal, seperti
1. Dakwah Fardiah
seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi
tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori
memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang
sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu
2. Dakwah Ammah
seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan
dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang
dakwah.34
3. Dakwah bil-lisan
33
Ibid
34
Ibid
45
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan
dan objek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila:
hadirin.
4. Dakwah bil-Haal
jejak dan hal ihwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai
5. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit
dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model
ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat.
"Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para
syuhada".35
35
Ibid
46
6. Dakwah bil-hikmah
Era informasi sekarang ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi syi’ar
Islam (dakwah islamiyah). Para mubaligh, aktivis. Dan umat Islam pada
nyata, keteladanan perilaku), dapat pula dan harus mampu memanfaatkan media
massa (cetak), melalui rubrik kolom opini yang umumnya terdapat di surat kabar
Obyek dan cakupan da’wah bil qolam lebih banyak dan luas.
Karena pesan dakwah dan informasi Islam yang dituliskan dapat dibaca
oleh ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu dan jutaan orang pembaca dalam
waktu yang hampir bersamaan. Media massa memang alat yang efektif
47
media massa. Lebih langka lagi para agama Islam (ulama, kyai, mubaliq)
(da’wah bil qolam). Padahal, “tulisan adalah tamannya para ulama,” kata
dakwah Islam akan semakin terbuka lebar ketika para da’i mampu
48
Dewasa ini, ketika masyarakat semakin pandai dengan adanya
dakwah) lebih pandai dalam memanfaatkan media yang ada. Media massa
baik cetak maupun elektronik menjadi sarana yang dinilai efektif dalam
media-media modern seperti internet adalah lebih luas serta tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Sehingga para mad’u dapat dengan mudah
dengan itu tidak sedikitpun media cetak yang mulai mengarahkan orientasi
bidang informasi. Tidak semua informasi yang diberitakan itu benar, baik
informasi yang telah membanjiri media cetak saat ini. Hal ini bertujuan
49
dan membuat tema yang tepat. Agar pesan dakwah yang disampaikan
dipahami oleh mad’u, agar pesan itu bisa diamalkan dalam kehidupannya
dalam berdakwah.39
E. Teori Stimulus-Respon
elemen, yakni (a) pesan (stimulus); (b) penerima (receiver); dan (c) efek
(respons).40
terjadinya efek media massa. Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai
38
Ibid
39
Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah: Paradigma Untuk Aksi, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010, h. 161.
40
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta: Prenada Media, 2005,
h.22
50
obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh audien, yang kemudian
individu.43
41
Ibid
42
Ibid
43
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta: Prenada Media, 2005,
h.23
51
44
(Organism) dan efek (Respon). Masing-masing unsur memiliki
Pesan (stimulus)
sangat besar. Karena inilah yang menjadi inti dari terjalinnya komunikasi.
menerima stimulus.
44
Purwanti Puput, “Teori Komunikasi Massa”, dalam
https://pakarkomunikasi.com/teori-stimulus-respon-dalam-komunikasi-massa, (download:
19.30wib, 28 Desember 2018).
45
Ibid
52
atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecendrungan
demikian pada kenyataan tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap
juga bukanlah sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah
seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, menentukan apa
berikutnya.
(bersikap).
46
Ibid
53
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
mengubah sikap.47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Umum
menggunakan alat bantu statis dalam menganalisanya dimana peneliti berperan sebagai
47
Ibid
54
instrumen utama dalam mengumpulkan pencarian data. Metode yang digunakan
penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi
untuk menggambarkan objek penelitian dengan data atau sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan memberi kesimpulan yang berlaku
secara umum.48
yang berlangsung dalam latar alamiah yang prosesnya berbentuk siklus dan tidak
berangkat dari hipotesis ataupun teori untuk diuji kevaliditasannya, tetapi peneliti
sebagai berikut:
1. Observasi
pengamatan langsung di kantor PWI Kota Bengkulu untuk memperoleh data yang
48
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian,Bandung: Alfabeta, 2003, h.21
55
dalam lingkungan dimana penelitian itu dilaksanakan, yaitu kantor PWI
kota bengkulu, dengan pengamatan dari peneliti, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Metode ini dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan oleh
penelitian. Pengamatan atau observasi ini dilakukan guna melihat dan mencatat
hal-hal yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh data
2. Wawancara
semua informan, data yang diperoleh dari wawancara ini yaitu mengenai efektivitas
jurnalis terhadap dakwah Islam di Bengkulu. Nara sumber wawancara yaitu jurnalis
dari media cetak mingguan (Hasanah, Dialog), jurnalis dari media cetak harian
3. Dokumentasi
dengan penulisan skripsi juga data-data yang mendukung skripsi seperti sejarah
C. Instrumentasi Penelitian
alat ukur yang disusun atas dasar definisi operasional variabel, melainkan manusia
sebagai peneliti itu sendiri sebab ia sendiri yang merencanakan, mengamati, menafsirkan
38
data dan menghasilkan penelitian mengenai efektivitas jurnalis terhadap dakwah Islam di
Bengkulu.
1. Sumber Data
Adapun Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data
langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil peneliti melalui observasi dan
2) Jurnalis dari media cetak harian, Endang - Bengkulu Expres Koran (melalui
wawancara)
lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.
Data sekunder biasanya terwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia, diantaranya:
Bengkulu.
39
D. Teknik Analisis Data
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Teknik analisis
data dilakukan menggunakan versi Miles Dan Huberman, bahwa aktivitas dalam teknik
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus -menerus
sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Aktivitas meliputi reduksi data (data reduction),
1. Reduksi Data
peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak,
berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Data mengenai
efektivitas jurnalis terhadap dakwah Islam di kota Bengkulu. Yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci melalui
reduksi data.
Data tersebut lalu direduksi yaitu dirangkum, dipilih yang pokok dan yang
penting. Dengan demikian data tentang efektivitas jurnalis terhadap dakwah Islam di
kota Bengkulu yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Cv. Alfabeta,
2013, h.244
50
ibid
40
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan.
data. Penyajian data tentang efektivitas jurnalis perempuan terhadap dakwah Islam di
kota Bengkulu dalam penelitian dilakukan bentuk uraian singkat dan tabel.
Pendisplayan data digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian ini adalah
dengan teks yang bersifat naratif atau berupa deskripsi, serta tabel untuk
display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk
sementara. Saat pengumpulan data, peneliti mencari makna dari setiap gejala yang
51
ibid
41
BAB IV
yang berdiri di Indonesia. Berdirinya organisasi PWI menjadi awal perjuangan Indonesia
dalam menentang kolonialisme di Indonesia melalui media dan tulisan. Kelahiran PWI di
penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan
semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan serta integritas bangsa dan
negara. Bahkan dengan kelahiran PWI, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dalam
Republik Indonesia.
Bertempat digedung museum pers Solo (saat ini), pada tanggal 9 Februari 1946,
bukanlah organisasi pertama yang didirikan di Indonesia. Jauh sebelum itu, dizaman Belanda
sejumlah organisasi wartawan telah berdiri dan menjadi wadah organisasi para wartawan.
Satu diantaranya yang paling menonjol adalah Inlandsce Journalisten Bond (IJB). Berdirinya
42
Di provinsi Bengkulu sendiri organisasi PWI masih di kategorikan sebagai organisasi
PWI persiapan provinsi Bengkulu sekitar tahun 1996 dan terus berkembang sampai tahun
2000. Di atas tahun 2000 menjadi cabang, dengan tenggang waktu yang cukup lama karna
persiapan untuk cabang, dari cabang berubah lagi menjadi PWI provinsi Bengkulu.
Sebagai perkembang organisasi, sekarang PWI sudah dibentuk PWI kabupaten, ada
beberapa kabupaten yang sudah dibentuk PWI yaitu PWI kota Bengkulu, PWI kabupaten
Kepahyang, PWI kabupaten Rejang Lebong, PWI kabupaten Lebong, PWI kabupaten
Bengkulu Utara dan PWI kabupaten Muko-Muko ini sudah dibentuk sebagai salah satu
daerah terutama memberikan informasi, kritik sosial, supaya pembangunan daerah kabupaten
dan kota tidak ada persoalan, dan untuk mengawasi keuangan pemerintahan.
a. Visi :
Harus memiliki kemampuan untuk melihat suatu hal langsung pada inti
permasalahn dengan sudut pandang yang jelas dan tepat, serta bertujuan
b. Misi :
43
3. Sebagai alat demokrasi, Wartawan Indonesia berketetapan hati dan bertekad
4. Wartawan Indonesia tanpa membedakan aliran politik, asal suku, ras, agama,
bangsa/negara.
c. Tujuan :
bermanfaat
B. Kondisi Kantor
1. Keadaan Anggota
pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individunya. Peran organisasi tidak akan
terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota organisasi, dan bahkan lebih dari
itu, dalam batas-batas tertentu suatu organisasi dapat melakukan kegiatan tanpa
Tabel 1
44
Daftar Pengurus PWI kota Bengkulu
Kerjasama
Sahyarudin, S.Sos,
13 Sekertaris LPP RRI L
MM
14 Purnama Sakti, S.Pi Wakil Sekretaris RBTV L
Rakyat
15 Tarmandi Alba, SH Wakil Sekretaris L
Bengkulu
16 Dita Asfanny Bendahara RBTV P
17 Destian Saputra, STP Wakil Bendahara LPP RRI L
Ketua Wartawan Suara
18 Usmin, S.Sos L
Olahraga Pembaruan
19 Masyriadi, SP Sekretaris Wartawan Rakyat L
45
Olahraga Bengkulu
BendaharaWartawam
20 Budi Raharjo Mjl. Topik L
Olahraga
Seputar
21 Rustam Effendi Anggota L
Nusantara
Rakyat
22 Fazlur Rahman Anggota L
Bengkulu
Bengkulu
23 Prio Susanto Anggota L
Ekspres
Ketua Wartawan
Hubungan Daerah
Radar
25 Dedi HP Anggota L
Bengkulu
Bengkulu
26 Zalmi Herawati Anggota P
Ekspres
Sku Detak
27 Effendi Silalahi Anggota L
Jakarta
Ketua Wartawan
Sosial Budaya
Pemburu
29 Budi Santoso Anggota L
Fakta
Seputar
30 Agus Bambang Anggota L
Nusantara
Radar
31 Dian Marfani Anggota P
Bengkulu
46
Pariwisata dan
Hubungan Bengkulu
Kerjasama
Sku Mata
34 Yusrizal Anggota L
Rakyat
Rakyat
35 Irpandi Anggota L
Bengkulu
36 Syahrizal Anggota LPP RRI L
Ketua Wartawan
Rakyat
37 Beni Hidayat, SH polhukum dan L
Bengkulu
Advokasi
Ketua Wartawan
Masyarakat
41 Risnaldi Anggota SCTV L
42 Susilawati Anggota LPP RRI P
43 Jupiko Anggota Rafflesia Post L
Ketua Wartawan
45 Ferry Yustika Riza ANTV L
Media Elektronik
46 Sapran Junaedi Anggota Suara Unib L
47 Wardiansyah Anggota Rafflesia Post L
48 Syahrizal Anggota LPP RRI L
47
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana kantor PWI kota Bengkulu dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2
Jumla
No Sarana dan Prasarana Jenis Keterangan
h
1 Ruang Ketua 1 lokal Permanen Baik
2 Ruang Anggota 1 lokal Permanen Baik
3 Ruang Rapat 1 lokal Permanen Baik
4 Ruang Tamu 1 lokal Permanen Baik
5 Wc 2 lokal Permanen Baik
C. Temuan Penelitian
wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dari jurnalis perempuan di PWI kota
Bengkulu sebagai responden penelitian. Hasil penelitian ini akan penulis uraikan dibawah
ini sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan kepada responden penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah dalam tulisan atau berita yang anda buat mengandung unsur dakwah Islam ?
48
4. Menurut anda, apakah dengan adanya tulisan dakwah tersebut dapat membantu
5. Manfaat apa yang anda dapatkan saat menulis berita yang mengandung dakwah islam
7. Apa yang mendorong anda untuk menulis berita yang mengandung makna dakwah
Islam ?
8. Apakah anda mengerti tentang dakwah Islam yang ada dalam tulisan atau berita
anda ?
1. Apakah dalam tulisan atau berita yang anda buat mengandung unsur dakwah Islam ?
Iya, untuk mengetahui unsur dakwahnya saya akan memberi suatu isi dari tulisan
saya. Di beberapa tulisan saya terdapat seruan atau ajakan untuk masyarakat
Bengkulu dalam kebaikan pada intinya di setiap tulisan atau berita yang saya buat
selama ini insyallah mengandung unsur-unsur dakwah, contoh nya saat menulis berita
Sebelum mengetahui ada unsur dakwah atau tidak saya akan menjelaskan
beberapa isi dari tulisan yang saya tulis. Di sana banyak mengandung berupa seruan
atau ajakan dan panggilan. Sedangkan dakwah itu adalah kegiatan yang bersifat
52
Wawancara dengan Ibu Hasanah pada hari jumat 7 desember 2018
49
menyeru, mengajak dan memanggil. Jadi, kesimpulannya dan melihat dari isi tulisan
yang saya buat, tertera jelas bahwa disana banyak mengandung unsur dakwah.53
Iya, karna seperti yang kita ketahui bahwa dakwah itu kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil. Saya rasa disetiap berita yang jurnalis tulis pasti
Iya, semua tulisan pasti mengandung makna dakwah walapun secara langsung
Tujuan saya untuk seluruh masyarakat kota Bengkulu yang membaca atau
mendangar tulisan saya menjadikan mereka manusia yang selalu mengamalkan ajaran
Terutama untuk umat muslim agar yang mendengarkan atau membaca tentang isi
dari tulisan saya menjadikan setiap manusia mengamalkan ajaran Islam yang sudah
53
Wawancara dengan Ibu Endang pada hari jumat 7 desember 2018
54
Wawancara dengan Bapak Yuliardi pada hari 16 januari 2019
55
Wawancara dengan Bapak Firmansyah pada hari selasa 22 januari 2019
56
Wawancara dengan Bapak Demon fajri pada hari kamis 24 januari 2019
50
3. Wawancara dengan Bapak Yuliardi (Liputan6.com)
Karna sebagai moto saya juga, bahwa meskipun saya bukan pendakwah tetapi kita
sebagai umat manusia kita bertujuan untuk berdakwah, jadi bagaimana saya berusaha
seprofesional mungkin dalam menyajikan berita-berita itu tentu ada nilai dakwahnya,
selain saya mendapatkan nilai dari sebuah berita, Insyaallah saya juga mendapat
agama.
Banyak sih, Masyarakat berkomentar tentang tulisan saya yang berisikan nasehat
dan saran. Malahan Ada beberapa masyarakat yang tak menyukai tulisan saya, maka
dengan menyikapi semuanya saya menjadikan komentar dari masyarakat yang tak
menyukai itu sebagai acuan saya untuk lebih baik dalam menulis berita.
Beberapa orang ada yang berkomentar yang berisikan nasehat dan saran saja.
Tetap saya menyikapinya dengan tenang, karna apapun yang mereka katakan atau
komentarkan, itu akan menjadi bahan kedepannya untuk menjadi lebih baik lagi.
51
c. Wawancara dengan Bapak Yuliardi (Liputan6.com)
Komentar tentang tulisan saya alhamdulilah pernah tapi lebih ke isi berita dan
komentar nya juga positif tidak menjatuhkan karya saya, komentar mereka lebih ke
masukkan dan saran. Karna kalau sudah berbicara tentang dakwah, apa yang mau di
4. Menurut anda, apakah dengan adanya tulisan dakwah tersebut dapat membantu
Menurut saya dengen metode yang saya pakai ini sangat bermanfaat bagi
perkembangan dakwah yang Ada di kota Bengkulu, karna kita menyampaikan pesan-
pesan kebaikan terkhususnya umat Islam yang ada di kota Bengkulu karna bukan
hanya di masjid-masjid saja tetapi kita bisa menyampaikan pesan-pesan kebaikan bisa
melalui tulisan kita dengan adanya pesan-pesan penting itu sendiri bisa meningkatkan
aktivitas dakwah di kota Bengkulu dan berupaya mengubah manusia yang lebih baik
individunya maupun kolektif dalam mengatasi situasi di era milineal seperti ini.
membantu perkembangan dakwah yang ada di kota Bengkulu karna kenapa anak-
52
anak muda lah yang harus bisa mengatasi perkembangan zaman di era milenial
Menurut saya dakwah dengan tema atau metode apapun sangat-sangat bermanfaat
dan berpengaruh untuk kota Bengkulu. Dikarenakan dalam kehidupan ini, khusunya
kehidupan umat Islam. Dakwah itu sendiri yang berarti aktivitas dan upaya untuk
mengubah manusia, baik individu maupun kelompok. Dari situasi yang tidak baik
menjadi lebih baik. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta di jelaskan mengenai
ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga sasaran dapat menghantui perkara
Bengkulu, karna kenapa ? karna tidak bisa kita pungkiri media berita tv atau cetak itu
sangat dibutuhi oleh masyarakat, dan juga sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat
di kota Bengkulu meskipun mereka tidak bisa mendengar ceramah, ketika mereka
membaca berita bagaimana kita mengkaitkan berita atau tulisan tersebut dengan unsur
Kalau menurut saya, tentu sangat membantu perkembangan dakwah Islam di kota
Bengkulu, meski setelah dibaca biasanya tidak diabaikan lagi, tetapi akan lebih
membantu jika tidak hanya media tulis saja yg membantu perkembangan dakwah
tersebut.
53
Insyaallah lama kelamaan akan bisa membantu perkembangan dakwah di kota
Bengkulu.
5. Manfaat apa yang anda dapatkan saat menulis berita yang mengandung dakwah Islam ?
Yang pasti kan saya juga masih belajar, tidak terlalu paham tentang dakwah
Islam, manfaat yang didapat pasti ada seperti awalnya tidak tau jadi tau dan mengerti
Banyak manfaat positif yang saya dapatkan ketika menulis berita apapun itu,
Tentu manfaatnya menjadi sangat bahagia ketika bisa menulis berita yang
memiliki makna dakwah, walaupun tidak terpaku atau terkhusus membahas dakwah
Islam.
Manfaat pasti ada, supaya kita tau makna dakwah Islam yang sesungguhnya
Dengan menulis berita tentang dakwah, juga dapat menambah wawasan islami.
54
Saya sudah berusaha seefetiv dan semaksimal mungkin, selebihnya biarkan
masyarakat yang menilai, seberapa efetiv tulisan saya terhadap dakwah Islam.
Untuk saat ini masih dalam proses, mengetahui efektiv atau tidaknya belum bisa
dibilang sempurna, karena masih banyak terdapat kekurangan dan belum seefektiv
media islami pada umumnya, bisa dibilang masih dalam proses penilaian.
keberhasilan yang direncanakan, karena pada dasarnya tulisan-tulisan yang saya buat
hanya tulisan yang biasa bukan tulisan yang benar-benar fokus terhadap dakwah
Islam.
Sepertinya belum efektiv, karena saya pribadi juga masih belajar mengenai
Belum terlalu efektiv, karena masih belum banyak ilmu dan pengetahuan Islam
serta belum bisa mengkoreksi kesalahan karena yang membaca bukan hanya satu
orang dan satu umur saja tapi banyak orang, dari berbagai kalangan dan umur.
7. Apa yang mendorong anda untuk menulis berita yang mengandung makna dakwah
Islam ?
55
Karena berdakwah itu kewajiban semua umat Islam, tidak hanya dari mimbar ke
mimbar saja, tapi apapun profesi kita bagaimana caranya ada nilai-nilai dakwah di
dalamnya, saya sebagai jurnalis jadi dengan tulisan saya itu lah saya bisa berdakwah.
Seperti yang saya katakan tadi bahwasannya dakwah itu adalah mengajak,
menyeru, dan memanggil orang untuk berbuat baik dijalan yang sudah di tentukan
Tuhan, maka dari itu isi tulisan saya yang bertujuan agar mendapat manfaat untuk
semua kalangan, itu alasan yang mendorong saya menulis berita yang mengandung
makna dakwah.
Melihat keadaan masyarakat saat ini, banyak yang menggunakan alat-alat yang
seharusnya bisa digunakan untuk menjadi ladang dakwah tetapi digunakan untuk hal-
Karena saya melihat di dunia nyata, terutama kota Bengkulu masih ada beberapa
pembaca sudah paham itu akan menambah pemahamannya atau yang belum bisa
Karena kepedulian saya terhadap kemajuan dakwah Islam dan keadaan zaman
8. Apakah anda mengerti tentang dakwah Islam yang ada dalam tulisan atau berita anda ?
56
Insyaallah mengerti, karena sebelum apa yang saya tulis tersebut, benar-benar
Insyaallah mengerti, bagaimana pun juga ketika kita menulis secara tidak
Ya pasti saya mengerti, karena sebelum saya menulis pasti saya pelajari terlebih
Di beberapa tulisan jurnalis terdapat seruan atau ajakan untuk masyarakat di kota
Bengkulu dalam kebaikan pada intinya di setiap tulisan atau berita yang dibuat selama ini
insyallah mengandung unsur-unsur dakwah. Isi dari tulisan yang ditulis disana banyak
mengandung berupa seruan atau ajakan dan panggilan. Dakwah itu adalah kegiatan yang
bersifat menyeru, mengajak dan memanggil maka, tertera jelas bahwa disana ada
57
Dari yang di peroleh dan dipaparkan oleh peneliti akan di analisis sesuai dengan
hasil penelitian yang memacu pada pertanyaan peneliti di bawah ini adalah hasil dari
penelitian, yaitu :
Di beberapa tulisan para jurnalis sudah ada yang mengandung makna atau unsur
tentu adanya nilai dakwah tersebut dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
agama.57
kehidupan umat Islam. Dakwah itu sendiri yang berarti aktivitas dan upaya untuk
mengubah manusia, baik individu maupun kelompok. Dari situasi yang tidak baik
menjadi lebih baik. Dengan dakwah, dapat disampaikan serta di jelaskan mengenai
ajaran Islam kepada masyarakat dan umat sehingga sasaran dapat menghantui
karna tidak bisa kita pungkiri media berita tv atau cetak itu sangat dibutuhi oleh
masyarakat, dan juga sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di kota Bengkulu
membaca berita bagaimana kita mengkaitkan berita atau tulisan tersebut dengan
57
Wawancara dengan Ibu Endang, pada hari jumat, 7 desember 2018
58
Wawancara dengan Ibu Endang, padahari jumat, 7 desember 2018
59
Wawancara dengan Bapak Yuliardi, pada hari rabu, 16 januari 2019
58
Jika membahas efektivitas jurnalis terhadap dakwah Islam, rasanya belum
tulisan-tulisan yang di buat hanya tulisan yang biasa bukan tulisan yang benar-benar
Berdakwah itu kewajiban semua umat Islam, tidak hanya dari mimbar ke mimbar
saja, tapi apapun profesi kita bagaimana caranya ada nilai-nilai dakwah di dalamnya,
Melihat di dunia nyata, terutama kota Bengkulu masih banyak beberapa golongan
sudah paham itu akan menambah pemahamannya atau yang belum bisa belajar
melalui tulisan para jurnalis yang dapat dibaca melalui media cetak.62
Karena kepedulian jurnalis terhadap kemajuan dakwah Islam dan keadaan zaman
sekarang yang masih banyak salah jalan, membuat para jurnalis berkeinginan tinggi
untuk membuat perkembangan dakwah Islam di kota Bengkulu lebih baik melalui
60
Wawancara dengan Bapak Yuliardi, pada hari rabu 16 januari 2019
61
Wawancara dengan Ibu Hasanah,pada hari jumat 7 Desember 2019
62
Wawancara dengan Bapak Firmansyah, pada hari selasa 22 januari 2019
63
Wawancara dengan Bapak Demon Fajri, pada hari kamis 24 januari 2019
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jurnalistik adalah suatu proses meliput, mengolah, dan menyebarkan berbagai peristiwa
dengan muatan nilai-nilai kebaikan. Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang Efektivitas
Jurnalis Terhadap Dakwah Islam di Kota Bengkulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setiap berita yang ditulis oleh seorang jurnalis pasti memiliki nilai dakwah tersendiri
2. Tema dakwah yang biasa terdapat didalam sebuah tulisan atau berita nasehat, ajakan
dan lain-lain.
manusia.
4. Mendapat nasehat dan saran dari masyarakat agar tulisan para jurnalis menjadi
5. Karna berdakwah tidak harus melalui pengajian dan acara-acara tertentu tapi juga bisa
B. Saran
1. Saran kepada PWI kota Bengkulu : Dunia dakwah mengalami tantangan yang
media komunikasi yang semakin modern sepertinya akan sangat membantu aktivitas
dakwah Islam. Jadi tidak ada salahnya jika para jurnalis yang tergabung dalam
60
organisasi persatuan wartawan Indonesia mengadakan suatu pengajian atau
2. Saran kepada jurnalis : dengan segala kekurangan dalam pemahaman tentang dakwah
Islam, para jurnalis harus pertahankan dakwah Islam yang terkandung dalam berita
yang ditulis, agar masyarakat tetap merasakan unsur-unsur dakwah Islam ketika
61
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1996
Eka Shutirman Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995
Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006
Aripudin Acep, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Mufid Muhammad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta: Prenada Media, 2005
Riza Muammar Pahlevi, Jurnalisme dan perempuan, Bandung: Pustaka Tinta Emas, 2009
62
63