Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan

ROM

Disusun Oleh:
Nama : Nila angriyanti umasugi

NPM : 1420117164

KELAS : PAGI (ambon)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MALUKU HUSADA
AMBON
2020
A. Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun
untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
B. Jenis ROM
1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan
otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif
C. Tujuan ROM (Range of Motion)
1. Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah ke lainan bentuk
D. Perinsip Dasar Latihan ROM (Range of Motion)
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
E. Manfaat ROM (Range of Motion)
1. Meningkatkan mobilisasi sendi
2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3. Meningkatkan massa otot
4. Mengurangi kehilangan tulang
5. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
6. Mengkaji tulang sendi, otot
7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
8. Memperlancar sirkulasi darah
9. Memperbaiki tonus otot
 ROM pasif post operasi fraktur femur
Perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan
ROM pasif dan menganti posisi akan meningkatkan aliran darah ke ekstermitas
sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan meningkatkan
aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya bekuan darah. perawat
membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat klien terjaga.
perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM
pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki
membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara
bergantian pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan
ekstensi lutut cecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara
tegak lurus dari permukaan tempat tidur secara bergantian.
Latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada pasien di
lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang di
imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu
mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif
dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat
mencegah terjadinya atrofi otot.
 ROM aktif post operasi fraktur femur
Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat
menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat
menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot
sekitar sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.
Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien
sehingga setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai
pergerakan yang di perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga
pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien
setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani mengerakan tubuh karena takut
jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. pandangan yang
seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera
bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus sehingga
pasien cepat platus, menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernapasan
dan terhindar dari kontraktur sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah
stasis vena dan dekubitus. Menurut Garrison, (2002) Pedoman perawatan pasca
bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi bedah ORIF dengan
mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang di bantu
dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah pada
cara berjalan tiga titik dengankruk axilla pembantu berjalan standar dan
kemudian penahan berat badan sesuai toleransi
F. Gerak gerakan ROM
1. Leher, spina, serfikal
 Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
 Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
 Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-
45°
 Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
kearah setiap bahu, rentang 40-45°
 Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang
180°
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
2. Bahu
 Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi
di atas kepala, rentang 180°
 Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang
180°
 Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
 Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°
 Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin, rentang 320°
 Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
 Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke
atas dan samping kepala, rentang 90°
 Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
3. Siku
 Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
 Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
4. Lengan bawah
 Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°
 Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke
bawah, rentang 70-90°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5. Pergelangan tangan
 Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
 Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°
 Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90°
 Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
 Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang
30-50°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6. Jari- jari tangan
 Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
 Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
 Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin, rentang 30-60°
 Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,
rentang 30°
 Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
7. Ibu jari
 Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90°
 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
 Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
 Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
 Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8. Pinggul
 Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
 Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang
90-120°
 Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
 Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-
50°
 Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika
mungkin, rentang 30-50°
 Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang
90°
 Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang
90°
 Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
9. Lutut
 Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
 Ekstensi  : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10. Mata kaki
 Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30°
 Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah, rentang 45-50°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
11. Kaki
 Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
 Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
12. Jari-Jari Kaki
 Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
 Ekstensi  : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
 Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
 Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

RANGE OF MOTION

Figure 2-11. Range-of-motion exercises for the neck.

Figure 2-12. Range-of-motion exercises or the shoulder.


Figure 2-13. Range-of-motion exercises motion exercises for the elbow.

. Figure 2-14. Range-of-motion exercises motion exercises for the forearm.

Figure 2-15. Range-of-motion exercises for the wrist.


Figure 2-16. Range-of-motion exercises for the thumb.

Figure 2-17. Range-of-motion exercises for the fingers.

Figure 2-18. Range-of-motion exercises for the hip.


Figure 2-19. Range-of-motion exercises for the knee.

Figure 2-20. Range-of-motion exercises for motion exercises for the ankle.
Figure 2-21. Range-of-motion exercises for the foot

Figure 2-22. Range-of-motion exercises for the toes.

DAFTAR PUSTAKA

 Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental


Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
 Warfield, Carol . 1996 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis .
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
 Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada.

Anda mungkin juga menyukai