(puerperium)
Oleh Stop Dreaming Start Action Leave a Komentar
Kategori: Uncategorized
Definisi Puerperium
Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu
Aspek Klinis & Fisiologis Masa Nifas :
Perubahan pada Uterus
Involusi Rahim :
Setelah placenta lahir uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.
Fundus Uteri : ± 3 jari di bawah pusat
Berat : 1000 Gram (Post
partum)
500 Gram (± 1 minggu Post partum)
50 Gram (akhir masa nifas)
Involusi karena :
Sel menjadi lebih kecil (cytoplasma) yang
berlebihan dibuang
Autolysis
Dimana zat protein dinding rahim dipecah,
diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan air
kencing ditunjukan dengan ditemukannya kadar
nitrogen dalam air kencing yang sangat tinggi.
Involusi tempat implantasi placenta :
Post partum merupakan luka ± sebesar
telapak tangan
Setelah persalinan, tempat placenta merupakan
tempay dengan permukaan kasar, tidak rata dan
kira-kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka
ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Proses penyembuhan tanpa parut,
Pada permulaan nifas bekas placenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Biasanya luka yang demikan sembuh
dengan cara yang luar biasa ialah dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan baru endometrium
baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini
tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa
kelenjar pada dasar luka.
Pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak
pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak, maka arteri mengecil lagi pada masa nifas.
Perubahan pada serviks dan vagina
Ostium Externum lebih besar
Beberapa hari stelah persalinan, Ostium Externum
dapat dilaluioleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak
rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
canalis cervicalis
Rugae vagina terbentuk lagi ± minggu ke 3
PP
Dinding Perut
Setelah persalinan dinding perut longgar karena
diregang sangat lama, tetapi biasanya pulih
kembalidalam ± 6 minggu.
Traktus Urinarius
Oedema Trigonum → Retentio urine
Dinding kandung kencing memperlihatkan
oedema dan hyperaemia. Kadang-kadang
oedemadari trigonum, menimbulkan obstruksi
dari utethra sehingga terjadi retentiop urinae
Vesica Urinaria :
Kurang sensitif
Kapasitas bertambah
Kandung kencing dalam puerperium
kurang sensitiv dan kapasitasnya
bertambah sehingga kandung kencing
penuh atau sesudah kencing masih tinggal
urine residual. Sisa urin dan trauma pada
dinding kandung kencing waktu
persalinan memudahkan terjadinya
infeksi.
Laktasi
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama
dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah
dada belum mengandung susu, melainkan kolostrum
yang dapat dikeluarkan dengan memijat oerola mammae.
Kolostrum adalah cairan berwarna
kuning tua seperti jeruk nipis
yang disekresi payudara pada awal masa
nifas
Kolostrum lebih banyak mengandung
protein dan mineral tapi lebih sedikit
mengandung gula dan lemak daripada ASI
Cairan kolostrum terdiri dari albumin,
yang membeku kalau dipanaskan.
Kolostrum mengandung euglobulin yang
mengandung antibodi sehaingga menambah
kekebalan tubuh bayi.
Sebab-sebab laktasi :
Estrogen dan progesteron dari plasenta
merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar
susu, sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar. Kedua hormon
ini menghambat LTH (Prolactin). Setelah
plasenta lahir, maka LTH dengan bebas
merangsang laktasi.
Lobus posterior hypohyse mengeluarkan
oxytocin yang merangsang pengeluaran air
susu. Pengeluaran air susu adalah refleks yang
ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan
putting susu oleh bayi. Rangsangan ini menuju
ke hypohyse dan menghasilkan oxytocin yang
menyebabkkan buah dada mengeluarkan air
susunya.
Hari ke 3 post partum :
Mammae besar, keras,nyeri. Ini menandai permulaan
sekresi air susu.
Kondisi – kondisi ibu dilarang menyusui
anaknya:
Mastitis purulenta
Penyakit menular
Keadaan umum ibu kurang baik
Bayi prematur/ sakit keras
His pengiring (royan)
Kontraksi & relaksasi rahim
Umum multipara
Lochia
Cairan yang keluar dari vagina pada
awal masa nifas
Merupakan sekret luka, yang berasal dari
luka dalam rahim terutama luka placenta.
Lochia
1). Rubra (berupa darah) : 3-4 hari
2). Serosa (darah encer) : Sampai hari ke
10
3) Alba (cairan putih) : Setelah hari
ke10 ± sampai 2-4 mg
Perawatan dalam nifas
kala IV : 1 jam pertama post partum.
Pemeriksaan placenta supaya tidak ada bagian-
bagian placenta yang tertinggal
Pengawasan tingginya fundus uteri
Pengawasan perdarahan dari vagina
Pengawasan konsistensi rahim
Pengawasan keadaan umum ibu
Early Ambulation
Early Ambulation adalah kebijaksanaan untuk
selekas mungkin membimbing pasien keluar dari
tempat tidurnya dan membimbing selekas mungkin
berjalan.
Diet
Diet harus sangat mendapat perhatian dalam
masa nifas karena makanan yang baik
mempercepat penyembuhan ibu, Selain itu
makanan ibu sangat mempengaruhi susunan air
susu.
Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama
dari masa nifas karena kenaikan suhu adalah
tanda pertama infeksi.
Mictie
Pasien dianjurkan untuk buang air kencing 6
jam postpartum.
Defecatio
Jika pasien hari ketiga belum juga buang air
besar, mak diberi clysma air sabun atau
glycerine.
Puting susu
Puting susu harus diperhatikan kebersihannya
dan rhagde (luka pecah) harus segera diobati
karena kerusakan putting susu dapat
menyebabkan mastitis
Haid
Bagi ibu yang tidak menyusui anaknya, maka
haid akan datang lebih cepat dari pada ibu yan
menyusukan anaknya. Ibu yang tidak
menyusukan anaknya biasanya haid datang 8
minggu postpartum, sedangakan ibu yang
menyusui anaknya biasanya haid datang pada
bulan ke-4 postpartum.
Keluarga Berencana
Masa postpartum merupakan saat yang paling
baik untuk menawarkan kontrasepsi karena
pada masa ini pasangan suami istri mempunyai
motivasi tinggi untuk menunda kehamilan. Pil
dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasanya
ditawarkan IUD, injeksi atau sterilisasi.
www.drdidispog.com/2008/10/fisiologi-nifas-masa-paska-persalinan.html
Masa nifas: mulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan.
Setelah janin lahir, besar rahim kira-kira setinggi pusat ibu, segera setelah plasenta
lahir, tinggi besar rahim lk (lebih kurang) 2 jari di bawah pusat.Pada hari ke-5 paska
melahirkan rahim lk setinggi 7 cm diatas tulang kemaluan atau setengah jarak tulag
kemlauan - pusat, sesudah 12 hari rahim tidak dapat diraba lagi di atas tulng
kemaluan.
Hemokonsentrasi
Hemokonsentrasi artunya darah ibu mulai mengental lagi setelah sebelumnya pada
waktu kehamilan megalami hemodilusi (pengenceran). Pada kehamilan terdapat
hubungan antara sirkulasi ibu & plasenta. Setelah melahirkan, hubungan tersebut
hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif bertambah. Keadaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi yang terjadi
pada hari-hari ke 3-15 hari post partum.
Laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua payudara sejak kehamilan muda:
meningkatnya jumlah jaringan payudara terutama kelenjar-kelenjar dan lemak,
dtemukan colostrum (ASI awal) pada saluran di payudara, pembuluh darah yang
bertambah.
Pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali muncul, antara lain lactogenic hormone.
Pengaruh oksitosin mengakibatkan kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga
terjadi pengeluaran ASI. Umumnya produksi asi yang sebetulnya hari ke 2-3. Pada
hari-hari I ASI hanya berupa colostrum
Lokia = sekret yang berasal dari rongga rahim dan vagina dalam masa nifas.
Hari I = lokia nigra/ lokia kruenta: darah segar + sisa-sisa selaput ketuban, sisa-
sisa vernix caseosa (lemak2 bayi), lanugo (bulu bayi) & mekonium (pub bayi).
Hari 2 – 6 hari = lokia sanguilenta (merah kental)
Minggu 1 – 2 = lokia serosa (bening)
> 2 mg = lokia alba (putih)
Biasanya lokia berbau sedikit amis, jika terdapat infeksi, akan berbau busuk.
Ibu dan bayi bisa diletakkan dalam 1 kamar (rooming in) atau terpisah. Pada hari
ke-2 bila perlu dapat dilakukan latihan-latihan senam. Hari ke-3 duduk, ke-4
berjalan, ke-5 dapat dipulangkan. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan
cukup kalori, cukup protein, cairan serta buah-buahan karena wanita mengalami
hemokosentrasi.
Miksi atau berkemih harus cepat dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kencing
penuh & wanita tidak dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan kateterisasi
dengan memperhatikan jangan sampai infeksi.
Umumnya partus lama, yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi valcum/ cunam,
dapat mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio urin. Bila perlu,
sebaiknya dipasang dawer catheter/ indwelling catheter untuk memberi istirahat
pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan
pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga tugasnya
cepat pula kembali.
Defekasi (boker) harus ada 3 hari paska melahirkan. Bila ada obstipasi, dapat
diberikan pencahar seperti SOLAC (sponsor). Bila terdapat after pain/ mules dapat
diberikan analgetika/ sedativa supaya dapat tidur. Delapan jam paska melahirkan
ibu disuruh menyusui bayi untuk merangsang laktasi.
Ibu tidak boleh menyusukan bayi jika menderita:
- Penyakit typus
- TBC aktif
- Kelainan jantung berat
- Keracuna tiroid
- Diabetes berat
- Gangguan jiwa
- Puting yang masuk kedalam
- Morbus hansen (lepra)
Perawatan payudara
Cuci areola payudara & puting susu dengan teratur dengan sabun dan beri minyak/
cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak mudah lecet/ pecah-pecah. Sebelum
menyusui payudara harus dibiarkan lemas dengan melakukan message secara
menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Jika bayi meninggal, laktasi harus
dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan kedua mamma hingga tertekan &
dapat pula diberi obat penekan laktasi bromocryptin sehingga lactogenic hormon
tertekan.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa disebabkan oleh adanya
subinvolusi uteri (rahim yang lambat mengecil) terhadap penderita tidur dan diberi
tablet ergometrin. Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila curiga ada keganasan, lakukan
pemeriksaan sitologi & eksisi percobaan untuk menyingkirkan keganasan.
FISIOLOGI MASA NIFAS
Puerperium (masa nifas) atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung
selama 6 – 12 minggu.
Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang
terjadi selama kehamilan.
Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamilan akan terjadi secara cepat :
hPL- human Placental Lactogen serum tidak terdeteksi dalam waktu 2 hari dan
hCG- Human Chorionic Gonadotropin tidak terdeteksi dalam waktu 10 hari pasca
persalinan.
Kadar estrogen dan progesteron serum menurun sejak 3 hari pasca persalinan
dan mencapai nilai pra-kehamilan pada hari ke 7. Nilai tersebut akan menetap bila
pasien memberikan ASI ; bila tidak memberikan ASI estradiol akan mulai meningkat dan
menyebabkan pertumbuhan folikel.
hPr – Human Prolactine pada pasien yang memberikan ASI, kadar human hPr
akan meningkat.
Sistem kardiovaskular akan kembali pada nilai sebelum kehamilan dalam waktu 2
minggu pasca persalinan.
Sampai pada 10 hari pertama pasca persalinan, peningkatan faktor pembekuan dalam
kehamilan akan menetap dan diimbangi dengan kenaikan aktivitas fibrinolisis.
Melalui proses katabolisme jaringan berat uterus ceoat menurun dari 1000 gram saat
persalina menjadi 100 – 200 g 3 minggu pasca persalinan
Pada akhir kala III, besar uterus setara dengan ukuran kehamilan 20 minggu dengan
berat 1000 gram. Pada akhir minggu pertama berat uterus mencapai 500 gram.
Pada hari ke 12, uterus sudah tidak dapat diraba melalui palpasi abdomen.
Perubahan involusi tinggi fundus uteri dan ukuran uterus selama 10 hari pasca
persalinan
“placental site” mengecil dan dalam waktu 10 hari diameternya kira-kira 2.5 cm.
Lochia yang terjadi sampai 3 – 4 hari pasca persalinan terdiri dari darah, sisa trofoblas
dan desidua coklat kemerahan yang disebutlochia rubra.
Selama minggu II dan III, lochia menjadi kental dan putih kekuningan yang
disebut lochia alba terdiri dari leukosit dan sel desidua yang mengalami degenerasi.
Setelah minggu 5 – 6, sekresi lochia menghilang yang menunjukkan bahwa proses
penyembuhan endometrium sudah hampir sempurna.
Lochia yang sangat berbau tidak sedap apalagi bila disertai dengan gejala sistemik
berupa tanda tanda infeksi menandakan adanya endometritis.
Sebagian besar pasien menghendaki untuk beristirahat total ditempat tidur selama 24
jam terutama bila dia juga mengalami cedera perineum yang luas.
Tak ada waktu yang baku mengenai lama perawatan pasca persalinan, diperkirakan
bahwa semakin lama tinggal di rumah sakit, proses laktasi menjadi semakin baik.
Pemeriksaan meliputi :
Depresi pada reflek aktivitas detrussor yang disebabkan oleh tekanan dasar
vesika urinaria saat persalinan.
Fase diuresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan
melakukan kateterisasi.
Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan
persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada
persalinan dengan Sectio Caesar.
MASALAH PENCERNAAN
Haemorrhoid yang diderita selama kehamilan akan menyebabkan rasa sakit pasca
persalinan dan keadaan ini memerlukan pemberian obat supositoria.
NYERI PUNGGUNG
Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga dan menetap setelah persalinan
dan pada masa nifas.
Kejadian ini terjadi pada 25% wanita dalam masa puerperium namun keluhan ini
dirasakan oleh 50% dari mereka sejak sebelum kehamilan.
Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri.
Keberadaan bayi tidak jarang justru menimbulkan “stress” bagi beberapa ibu yang baru
melahirkan.
Ibu merasa bertanggung jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami,
setiap malam merasa terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam
mengatasi semua beban tersebut.
Banyak wanita pasca persalinan menjadi sedih dan emosional secara temporer antara
hari 3 – 5 (third day blues) dan kira-kira 10% diantaranya akan mengalami depresi
hebat.
Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus
bayinya.
Bila terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum
akan mengalami ketegangan selama beberapa minggu.
Gairah seksual seringkali mengalami penurunan.
Pada beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan
menderita kekeringan pada vagina.
Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh
kenikmatan seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan seksual
dalam bentuk sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut dengan
hubungan seksual intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya orgasmus pada
wanita.
Konsultasi dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan
gairah seksual pasca persalinan yang terlalu berat.
Masa puerperium dini adalah saat terbaik untuk membahas mengenai kontrasepsi.
Pada pasien non laktasi, pemberian kontrasepsi oral kombinasi ( sediaan kombinasi
estrogen < 35 µg dan progestin ) diberikan paling cepat 2 – 3 minggu pasca persalinan,
jangan melakukan pemberian yang terlalu dini oleh karena pasien masih
dalam “hypercoagulable state”
Pada pasien laktasi dapat diberikan kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin
(norethindrone 0.35 mg) atau injeksi Depo-Provera ® 150 mg setiap 3 bulan agar tidak
terjadi penekanan proses laktasi.