Anda di halaman 1dari 9

SCIENTIA VOL. 6 NO.

2, AGUSTUS 2016

UJI IMUNOMODULATOR DAN JUMLAH SEL LEUKOSIT DARI


EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)
PADA MENCIT PUTIH JANTAN

Yufri Aldi1, Onesis Novita Dewi2, Rahimatul Uthia2


1
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang.
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
Email : yufrialdi@gmail.com,

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas imunomodulator dari ekstrak daun
kemangi (Ocimum basilicum L.). Parameter yang diamati adalah densitas optic zat karbon yang
disuntikkan secara intravena, jumlah leukosit dan berat limpa relatif dari mencit putih jantan.
Hewan uji dibagi atas 4 kelompok yang masing-masingnya terdiri dari 5 mencit. Kelompok
pertama adalah hewan yang hanya diberi NaCl fisiologis Kelompok 2, 3 and 4 diberikan ekstrak
daun kemangi dengan dosis 10 mg/kgBB, 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB secara oral selama 6
hari. Pada hari ke-7 ditentukan persentase dan jumlah total leukosit dan sete padalah itu semua
tikus disuntikkan secara intravena 0,2 ml larutan koloid karbon 6,4%. Nilai densitas optik
karbon dalam darah mencit diukur di menit ke-0, 3, 6, 9, 12, dan 15 pada panjang gelombang
637, 5 nm dan hasilnya digunakan untuk mengukur indeks fagositosis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi dapat berefek imunostimulan yang ditunjukkan
dengan data indeks fagositosis lebih besar dari 1, peningkatan angka total leukosit, peningkatan
persentase sel neutrofil, eosinofil dan limfosit serta adanya pertambahan berat relatif limpa
mencit putih jantan.

Kata Kunci : Ocimum basilicum L., imunomodulator, leukosit

ABSTRACT

The research about basil (Ocimum basilicum L.) extracts on immunomodulatory activity
had been done . Parameters measured to determining the optical density of the carbon that was
administered intravenously at a certain time, the number of leukocytes and spleen weights
relative to male white mice. The experiment animals consisted of 4 groups, each consisting of 5
mice were randomly divided. The first group was normal animal (physiological NaCl), group 2,
3 and 4 give each basil leaf extract at a dose of 10 mg/kgBB, 50 mg/kgBB and 100 mg/kgBB
orally for 6 days in a row. On day 7, it has been determined the percentage and the total number
of leukocytes and then all mice were injected with colloidal carbon 6.4%, volume 0.2 ml
intravenously.The value of the optical density of the carbon in the blood of mice were
determined at minute 0, 3, 6, 9, 12, and 15 at a wavelength of 637, 5 nm and the results were
used to get the index of phagocytosis.After the research done, basil leaf extract was
immunostimulatory, as evidenced by the phagocytic index value greater than one, an increase in
the total number of leukocytes, an increase in percentage of neutrophil cell, eosinophil and
lymphocyte counts and an increase in weight of spleen in male white mice.

Keywords : Ocimum basilicum L., immunomodulatory, leukocytes.

ISSN : 2087-5045 139


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

PENDAHULUAN Daun kemangi (Ocimum basilicum


L.) mengandung antioksidan alami yang
Sistem imun adalah semua berkhasiat menjaga kesehatan badan.
mekanisme yang digunakan tubuh untuk Senyawa antioksidan alami tersebut berupa
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai senyawa fenolik (tokoferol, flavonoid dan
perlindungan terhadap bahaya yang dapat asam fenolat), senyawa nitrogen (alkoloid,
ditimbulkan mikroorganisme dalam asam - -
lingkungan kehidupan. Pertahanan tersebut karoten yang terkandung dalam kemangi
terdiri atas sistem imun non spesifik merupakan senyawa antioksidan yang dapat
(natural/innate) dan spesifik mencegah kerusakan sel tubuh manusia
(adaptive/acquired). Sistem imun (Maryati, et al., 2007).
nonspesifik merupakan pertahanan tubuh
terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme dan dapat METODE PENELITIAN
memberikan respons langsung terhadap
antigen. Sedangkan sistem imun spesifik Alat dan bahan
membutuhkan waktu untuk mengenal Alat yang digunakan adalah
antigen terlebih dahulu sebelum dapat rotary evaporator (Ika), gelas ukur (Pyrex),
memberikan responnya (Baratawidjaja, erlemeyer (Pyrex), gunting, tabung reaksi
2006). (IWAKI Pyrex), pipet tetes, spatel, wadah
Imunomodulator adalah obat yang maserasi (botol gelap), lumpang dan
dapat mengembalikan dan memperbaiki stamfer, kaca objek (slider), pinset, kertas
sistem imun yang fungsinya terganggu atau saring, botol timbang krus (Pyrex),
yang fungsinya berlebihan. mikropipet (Eppendorf), rak tabung reaksi,
Imunomodulator membantu tubuh untuk plat tetes (Pyrex), sonde (Terumo) ,
mengoptimalkan fungsi sistem imun yang mikroskop (Smic) kertas saring, plat KLT
merupakan sistem utama yang berperan sillica gel 60 F254 (Merck), waterbath
dalam pertahanan tubuh dimana (Memmert), oven (Memmert),
kebanyakan orang mudah mengalami spektrofotometri UV-Vis (Simadzu), Sinar
gangguan sistem imun (Suhirman, 2013). UV (Camag) dan haemocytometer
Indonesia sangat kaya akan sumber (Asisstent).
keanekaragaman hayati yang menyediakan Bahan yang digunakan adalah daun
berbagai bahan baku obat-obatan. Keadaan kemangi, aquadest, Natrium carboxy
ini sangat berguna dalam mengatasi methyl cellulose (NaCMC) (Merck), etanol
berkembangnya berbagai macam penyakit 70 % (Merck), pewarna Giemsa (D6 100-
yang mengancam kehidupan manusia. Darmstadt), tinta cina (Faber-Castell
Salah satu diantaranya yang dapat Drawing ink GmBH & Co D-90546), asam
dimanfaatkan sebagai bahan dasar yang asetat (Merck)), NaCl fisiologis 0,9 %
bermanfaat bagi kesehatan adalah daun (Widatra), heparin (Pratapa Nirmala),
kemangi (Ocimum basilicum L.). Tanaman metanol ( Brataco), larutan Turk (Segara
ini meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Husada Mandiri), dan mencit putih jantan.
menyegarkan, menghilangkan bau badan,
bau mulut, untuk mengobati demam, Prosedur Penelitian
peluruh ASI dan rasa mual. Selain itu Pengambilan sampel
kemangi (Ocimum basilicum L.) dapat Sampel yang diambil adalah daun
dimanfaatkan untuk sayur atau lalap kemangi (Ocimum basilicum L.) diambil
sebagai pemacu selera makan. Hal ini daun hijau tanaman kemangi dengan cara
disebabkan karena daun kemangi (Ocimum mengambil daun yang bermutu baik, yang
basilicum L.) mudah ditemukan di berwarna hijau pada tanaman Kemangi
Indonesia, harganya relatif terjangkau dan sebanyak 6 kg di Kayu Aho Mangkak Koto
telah digunakan oleh masyarakat (Pitojo, Lanang, Kecamatan Depati Tujuh,
1996). Kabupaten Kerinci.

ISSN : 2087-5045 140


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

Identifikasi tanaman pengeringan, kadar abu dan karekteristik


Untuk identifikasi tumbuhan yang spesifik berupa kelarutan dalam air,
diambil adalah tumbuhan utuh dari akar kelarutan dalam etanol dan profil KLT
sampai bunga kemangi. Identifikasi (Departemen Kesehatan RI, 2000).
kemangi (Ocimum basilicum L) dilakukan
di Herbarium Universitas Andalas (ANDA) Perlakuan pada Hewan Percobaan
Jurusan Biologi Fakultas Matemetika dan Hewan dibagi atas empat kelompok
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Kampus dengan masing-maing kelompok terdiri dari
Limau Manih Padang Sumbar. lima ekor, yaitu:
Kelompok 1 yaitu kelompok mencit
Penyiapan simplisia kontrol negatif hanya diberi larutan
Daun kemangi yang telah dipilih NaCMC 0,5%.
kemudian dibersihkan dari pengotornya, Kelompok II yaitu kelompok mencit
dirajang dengan ukuran ± 2-3 cm dan yang diberikan suspensi ekstrak daun
keringkan anginkan sampai kadar air kemangi dosis 10 mg/kg BB.
10%. Setelah itu dilakukan sortasi kering Kelompok III yaitu kelompok mencit
dan dihaluskan dengan cara diblender yang diberikan suspensi ekstrak daun
kemudian diperoleh serbuk simplisia daun kemangi dosis 50 mg/kg.
kemangi (Departemen Kesehatan RI, 2008). Kelompok IV yaitu kelompok mencit
yang diberikan suspensi ekstrak daun
Penetapan kadar air simplisia kemangi dosis 100 mg/kg BB.
Timbang seksama 1 g simplisia Masing-masing sediaan diberikan secara
dalam botol timbang dangkal bertutup yang per oral 1 kali sehari selama 6 hari
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
penetapan dan ditara. Ratakan bahan dalam Penetapan Kadar Karbon
botol timbang dengan menggoyangkan Tinta cina sebanyak 5 gram
botol, hingga merupakan lapisan setebal dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
lebih kurang 5 sampai 10 mm, masukkan diuapkan dalam oven pada suhu 105 ºC
dalam ruang pengering, buka tutupnya, selama 30 menit. Pengeringan kemudian
keringkan pada suhu hingga bobot tetap dilanjutkan dalam desikator sampai berat
(Departemen Kesehatan RI, 2008). konstan.

Pembuatan ekstrak etanol daun kemangi Pembuatan Kurva Baku Karbon


Buat ekstrak dari 300 g serbuk Tinta cina yang telah dikeringkan
kering simplisia dengan cara maserasi lalu ditimbang sebanyak 100 mg,
menggunakan pelarut etanol 70%. didispersikan dalam 100 mL asam asetat
Masukkan serbuk kering simplisia daun sehingga konsentrasi 1 mg/ml. Masing-
kemangi ke dalam maserator, tambahkan 3 masing larutan dipipet sebanyak 2, 3, 4, 5,
L pelarut. Rendam selama 6 jam pertama dan 6 ml, kemudian dicukupkan dengan
sambil sekali-kali diaduk, kemudian asam asetat 1% hingga volume 50 mL,
diamkan selama 18 jam. Ulangi proses sehingga didapatkan kadar karbon 40, 60,
penyarian tiga kali dengan jenis dan jumlah -
pelarut yang sama. Kumpulkan semua masing kadar tersebut dipipet sebanyak 4
maserat, kemudian uapkan dengan ml, selanjutnya ditambahkan darah mencit
menggunakan rotary evaporator hingga yang diambil dari ujung vena ekor sebanyak
diperoleh ekstak kental. Hitung rendemen
yang diperoleh yaitu persentase bobot (b/b) adsorbannya dengan spektrofotometer UV-
antara rendemen dengan bobot rajangan Vis pada panjang gelombang 637,5 nm. Plot
simplisia daun kemangi yang digunakan adsorben yang diperoleh dengan kadar
dengan penimbang (Departemen Kesehatan karbon, digunakan untuk membuat kurva
RI, 2008). kalibrasi. Sebagai blanko digunakan darah
Ekstrak yang diperoleh ditentukan mencit putih jantan dan aquadest saja.
karakteristik non spesifik berupa susut

ISSN : 2087-5045 141


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

Metode Carbon Clearence darah putih dihitung pada keempat sudut


Selama 6 hari hewan percobaan kamar hitung.
diberi suspensi ekstrak kulit buah naga
secara per oral satu kali sehari sedangkan Perhitungan bobot limpa relatif
kontrol hanya diberi NaCMC 0,5%. Pada Mencit dibedah dan limpa yang
hari ke-7, ekor mencit dibasahi etanol berada di sebelah kiri rongga perut yang
dengan menggunakan kapas agar pembuluh berwarna merah kehitaman diambil dan
darah vena ekor berdilatasi kemudian ujung dibersihkan dari lemak yang menempel lalu
ekor mencit di potong dan darah ditampung ditimbang dengan timbangan analitik.
pada plat tetes yang telah diberi sedikit
he Analisa Data
dan dilisis dengan 4 mL asam asetat 1%. Data hasil penelitian diolah dengan
Contoh darah pertama ini dipakai sebagai statistik menggunkan uji ANOVA satu arah
blanko (menit ke-0). Kemudian 0,1 mL/10 dan dilanjutkan dengan uji Duncan.
g BB suspensi karbon disuntikkan secara
intravena pada bagian ekor, darah mencit
lama menit ke 3, 6, 9, 12, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan 15 setelah penyuntikan. Masing-masing
darah dilisis dengan 4 ml asam asetat 1% Identifikasi tanaman telah
dan diukur serapannya pada panjang dilakukan di Herbarium Laboratorium
gelombang 637,5 nm menggunakan Jurusan Biologi FMIPA, Universitas
spektrofotometer UV-Vis. Andalas (ANDA) Kampus Limau Manih
Padang Sumatra Barat. Berdasarkan hasil
Menghitung jumlah sel leukosit identifikasi tersebut dapat diketahui
Darah yang digunakan adalah darah kepastian bahwa sampel yang digunakan
segar pada prosedur metode carbon dalam penelitian ini adalah daun kemangi
clearence. Darah segar ditetesi pada kaca Ocimum basilicum L. dari Family
objek satu tetes dan ratakan dengan kaca Lamiaceae.
objek lain sehingga diperoleh lapisan darah Simplisia daun kemangi yang
yang homogen (hapusan darah), lalu akan dimaserasi dirajang terlebih dahulu
dikeringkan. Setelah kering ditetesi dengan dengan tujuan agar pelarut dapat
metanol, sehingga melapisi seluruh hapusan berpenetrasi dengan mudah sehingga
darah, dibiarkan selama 5 menit. Lalu penarikan zat aktif lebih sempurna
ditambahkan satu tetes larutan giemsa yang (Harbone, 1987). Maserasi dilakukan
telah diencerkan dengan air suling dan dengan menggunakan pelarut etanol 70 %.
dibiarkan selama 20 menit, cuci dengan air Karena di dalam etanol 70 % terdapat 30 %
suling, dikeringkan. Setelah kering, tetesi air yang dapat membasahi dinding sel
sedikit minyak emersi, dan dilihat dibawah sehingga penetrasi etanol ke dalam sel akan
mikroskop. Dihitung jumlah sel eusinofil, lebih, selanjutnya akan mempercepat proses
neutrofil batang, limfosit, dan monosit di penarikan zat aktif yag ada di dalam sel
bawah mikroskop perbesaran 1000x. tersebut. Penggunaan etanol sebagai pelarut
universal disebabkan karena sifatnya yang
Perhitungan jumlah total sel leukosit mudah melarutkan senyawa zat aktif baik
dengan hemositometer yang bersifat polar, semi polar dan nonpolar
Darah segar yang telah diberi (Harbone, 1987).
heparin dihisap dengan pipet leukosit Setelah proses maserasi
sampai angka 0,5 tambahkan larutan Turk dilakukan, hasil maserasi disaring,
sampai angka 11 selanjutnya dikocok selanjutnya diuapkan dengan rotary
selama 3 menit dengan alat. Larutan dari evaporator, sampai mendapatkan ekstrak
dalam pipet 1-2 tetes pertama dibuang dan kental yang tidak dapat dituang. Ekstrak
teteskan satu tetes pada kamar hitung kental yang diperoleh dari 300 g sampel
haemocytometer. Biarkan cairan selama 2 daun kemangi adalah 64,25 g dengan
menit agar leukosit mengendap. Jumlah sel rendemen 21,41 %. Ekstrak yang diperoleh

ISSN : 2087-5045 142


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

dilakukan karakterisasi berupa uji Untuk melihat efek fagositosis uji


parameter nonspesifik dan bersihan karbon dapat dibuatkan suatu
parameterspesifik. Parameter nonspesifik kurva baku antara kadar karbon dalam
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah darah dengan density optik, Pembuatan
susut pengeringan dan kadar abu ekstrak. kurva baku ini gunanya untuk melihat
Tujuan dilakukan penetapan susut hubungan linier antara kadar karbon dalam
pengeringan adalah memberikan batasan darah mencit dengan densiti optik yang
minimal atau rentang besarnya kandungan diukur dengan menggunakan
air didalam bahan untuk ekstrak yang tidak spektrofotometer UV-Vis pada panjang
mempunyai kandungan minyak atsiri gelombang 639 nm. Dari kurva baku
tinggi. Hasil yang diperoleh dari susut tersebut diperoleh persamaan regresi
pengeringan ekstrak adalah 34,78 %. serapan dan konsentrasi karbon yaitu y =
Sedangkan kadar abu diperoleh 4,43 %. 0,0049 + 0,036214x dengan r = 0,9977.
Kadar abu total bertujuan untuk Hasil tersebut menunjukkan adanya
memberikan gambaran kandungan mineral hubungan linier antara konsentrasi karbon
internal dan eksternal yang berasal dari dalam darah mencit putih jantan dengan
awal sampai terbentuknya ekstrak. nilai absorban.Semakin tinggi konsentrasi
Karakterisasi spesifik meliputi karbon dalam darah maka akan semakin
organoleptik yang bertujuan untuk tinggi pula nilai absorban yang diperoleh.
pengenalan awal yang sederhana kemudian Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan uji kromatografi lapis tipis. didapatkan terhadap nilai density optik
Kromatografi lapis tipis ekstrak daun terlihat bahwa terjadinya penurunan nilai
kemangi yang dilarutkan dengan etanol density optik pada semua kelompok dosis
70% dengan eluen Dikloroetana(10) yang ekstrak daun kemangi dibanding kelompok
kontrol negatif. Penurunan nilai absorban
a. Fase diam : Silika gel 60 F254, b. Fase yang terbesar adalah terjadi pada dosis 100
gerak: Dikloroetana (10 ml), c. Penampak mg/kg BB, lalu setelah itu dosis 50 mg/kg
no fsampel BB dan kemudian dosis 10 mg/kg BB.
yang diperoleh :(1) R f= 0,61 (2) Rf= 0,73, Semakin rendah nilai absorban berarti
f= konsentrasi karbon yang tinggal dalam
0,73. darah mencit semakin sedikit. Hal ini
Pada penelitian ini dilakukan memperlihatkan bahwa terjadi
pengujian untuk melihat efek peningkatan aktivitas fagositosis pada
imunomodulasi ekstrak daun kemangi masing-masing kelompok variasi dosis.
terhadap respon imun spesifik dan non Dari hasil nilai density optik yang diperoleh
spesifik. Respon imun non spesifik tersebut dapat dihitung nilai konstanta
dilakukan dengan menggunakan metode fagositosis (Tabel 1) dan selanjutnya
carbon clearance dan menghitung ditentukan indeks fagositosis (Tabel 2).
persentase sel leukosit dengan metode
hapusan darah dan jumlah total leukosit Tabel I. Harga Perhitungan Fagositosis dari
yang menggunakan alat hemasitometer, Mencit Putih Jantan setelah
sedangkan respon imun spesifik dapat Pemberian Ekstrak Daun
dilihat dengan peningkatan bobot limpa Kemangi selama 6 hari
mencit yang digunakan. Metoda bersihan Waktu Konstanta Fagositosis
karbon merupakan pengujian kemampuan (menit)
I II III IV
fagositosis dengan menggunakan karbon
sebagai antigen yang diberikan secara
intravena. Karbon akan berkurang 3 0,042 0,035 0,124 0,360
jumlahnya dalam darah seiring 6 0,013 0,033 0,089 0,058
9 0,024 0,036 0,016 0,024
pertambahan waktu, karena adanya
12 0,021 0,029 0,046 0,029
peristiwa fagositosis oleh sel-sel leukosit
15 0,016 0,101 0,056 0,113
terutama neutrofil, monosit, makrofag dan
0,098 0,231 0,245 0,306
eosinofil (Baratawidjaya, 2009). Rata- 0,061 0,047 0,066 0,116

ISSN : 2087-5045 143


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

rata 6 2,538 6,846 4,462


SD 0,084 0,030 0,041 0,140 9 1,500 0,667 1,000
12 1,381 2,190 1,381
15 6,313 3,500 7,063
Efek pemberian ekstrak daun X 13,065 14,786 17,323
kemangi terhadap peningkatan aktifitas Rata-rata 2,514 3,229 4,479
fagositosis dapat terlihat pada nilai rata-rata SD 2,210 2.284 3,334
indeks fagositosis > 1 untuk semua
kelompok dosis, artinya ekstrak daun Pada penghitungan sel leukosit
kemangi ini memiliki kemampuan sebagai dengan metoda hapusan darah
imunostimulan, dimana daya tubuh akan menggunakan larutan Giemsa sebagai
semakin meningkat. Peningkatan indeks pewarna, kemudian menggunakan minyak
bersihan karbon (carbon clearence) emersi sebagai penjelas bentuk sel leukosit
mencerminkan peningkatan fungsi terlihat sel neutrofil batang, sel eusinofil,
fagositosis dari makrofag mononuklear dan sel monosit, sel neutrofil segmen, dan sel
systim imun non spesifik (Dashputre & limfosit. Sedangkan sel basofil yang
Naikwade, 2010). bersifat basa tidak dapat diamati karena sel
ini larut dalam pewarna Giemsa.
Tabel II. Hasil Perhitungan Indeks
Fagositosis dari Mencit Putih
Jantan setelah Pemberian Ekstrak
daun kemangi selama 6 hari

Waktu Indeks Fagositosis


(menit)
I II III
0,841 2,945 8,492
3

Gambar 1: Grafik hubungan antara dosis dengan sel leukosit dari hapusan darah mencit putih
jantan setelah pemberian ekstrak daun kemangi selama 6 hari.

Dari hasil uji statistik menggunakan berbeda secara nyata pada peningkatan
analisis variansi satu arah, terlihat bahwa jumlah eusinofi (P>0,05) , netrofil batang
efek dari perlakuan terhadap kontrol (P>0,05), netrofil segmen (P>0,05) dan

ISSN : 2087-5045 144


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

jumlah limfosit (P>0,05). Setelah di daun kemangi dapat meningkatlkan jumlah


lanjutkan dengan uji Duncan ternyata total sel leukosit (P<0,05). Hubungan dosis
semakin tinggi dosis yang diberikan maka dan jumlah total leukosit dapat dilihat
jumlah tersebut semakin tinggi dan masing Gambar 2. Analisis selanjutnya dilakukan
masing dosis memberikan efek yang dengan uji Duncan, terlihat masing masing
berbeda beda. dosis memberikan efek yang berbeda beda.
Selain itu juga dilakukan uji
leukosit total. Dengan uji anova satu arah
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak

30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Kontrol Dosis 10 mg/kg Dosis 50 mg/kg Dosis 100 mg/kg
BB BB BB

Gambar 2. Grafik jumlah total sel leukosit pada mencit putih jantan setelah pemberian ekstrak
daun kemangi

Kemudian dilakukan dengan merupakan organ pembentukan antibodi.


pengujian uji respon imun spesifik Hasil penimbangan bobot limpa dan bobot
dilakukan dengan menimbang bobot limpa limpa relatif beberapa variasi dosis ekstrak
dan penghitungan jumlah sel limfosit pada daun kemangi dapat dilihat pada Gambar
limpa mencit. Limpa merupakan tempat 3.
pembentukan limfosit yang digiatkan untuk
masuk ke dalam darah. Limpa bereaksi
terhadap antigen yang terbawa darah dan

ISSN : 2087-5045 145


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

0,8

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
Kontrol Dosis 10 mg/kg BB Dosis 50 mg/kg BB Dosis 100 mg/kg BB

Gambar 3. Grafik bobot limpa relatif setelah pemberian ekstrak daun kemangi selama 6 hari.

Dapat dilihat dari kenaikan nilai clearence dan penentuan jumlah sel
bobot limpa relatif dari tiap perlakuan leukosit pada mencit putih jantan dapat
dengan dosis yang berbeda. Ini berarti disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi
semakin tinggi bobot limpa maka semakin yang diberikan terhadap mencit putih jantan
tinggi sel limfosit yang dihasilkan dalam selama 6 hari pada dosis 10 mg/kg BB, 50
pembentukan antibodi. Berdasarkan data mg/kg BB, 100 mg/kg BB dapat
bobot limpa didapatkan peningkatan bobot memberikan efek imunostimulan karena
limpa yang optimal terjadi pada kelompok indeks fagositosisnya lebih dari 1 dan efek
dosis 100 mg/kg BB. Pada uji anova satu stimulannya tersebut juga didukung oleh
arah menunjukkan pengaruh yang sangat efek ekstrak dalam meningkatkan jumlah
signifikan dengan nilai (P <0,05). Analisis total sel leukosit, meningkatkan jumlah
selanjutnya dilakukan dengan uji Duncan, persentase sel eusinofil, netrofil batang,
dimana kontrol tidak berbeda nyata dengan netrofil segmen, limfosit, dan juga
dosis 10 mg/kg BB dan dosis 50 mg/kg BB, meningkatkan bobot limfa relatif dimana
tetapi kontrol sangat berbeda nyata dengan semakin tinggi dosis yang digunakan maka
dosis 100 mg/kg BB, dari hasil perhitungan efek imunostimulannya semakin besar.
bobot limpa relatif setiap dosis
menunjukkan adanya efek ekstrak daun
kemangi terhadap aktivitas imunostimulan. DAFTAR PUSTAKA
Dalam limpa, sel B menjadi aktif dan
menghasilkan sejumlah besar antibodi yang Baratawidjaja, K.G., 2006, Imunologi
terdiri dari sel-sel B, sel T, makrofag, Dasar Edisi ke-7, Fakultas
dendritik sel, sel-sel pembunuh alami dan Kedokteran Universitas Indonesia,
sel darah merah, yang menangkap benda Jakarta
asing (antigen) dari darah yang melewati Dashputre, L.N., Naikwade, S.N., 2010,
limpa (Nagarathna et al, 2013). Preliminary Immunomodulatory
Activity of Aqueous and Ethanolic
Leaves Extracts of Ocimum
KESIMPULAN basilicum Linn in Mice,
International Journal of
Berdasarkan penelitian yang telah PharmTech Research, 2(2), 1342-
dilakukan tentang uji immunomodulator 1349.
dari ekstrak daun kemangi (Ocimum Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
basilicum L.) dengan metode carbon 2000, Parameter Standar Umum

ISSN : 2087-5045 146


SCIENTIA VOL. 6 NO. 2, AGUSTUS 2016

Ekstrak Tumbuhan Obat. Depkes


Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


2008, Farmakope Herbal
Indonesia (Edisi I), Departemen
kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Harbone, J. B., 1987, Metoda Fitokimia,
Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan. (edisi ke-
2). Diterjemahkan oleh K.
Padmawinata danI. Soediro ITB,
Bandung
Maryati., Fauzia. R.S., dan Rahayu.T.,
2007, Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Daun Kemangi
(Ocimum basilicum L.) Terhadap
Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Jurnal Penelitian
Sains dan Teknologi, 8, (1), 30-38.
Nagarathna, P.K.M., Reena, K., Reddy, S.,
& Wesley, J., 2013, Review on
immunomodulation and
immunomodulatory activity of
some herbal plants. International
Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research. 22,
(1), 223-230.
Pitojo, S., 1996, Kemangi dan Selasih.
Ungaran: Trubus Agriwidya
Suhirman, S., Winart C., 2013, Prospek dan
Fungsi Tanaman Obat sebagai
Imunomodulator, Jurnal Penelitian
Sains Dan Teknologi.4(2),1-8.

ISSN : 2087-5045 147

Anda mungkin juga menyukai