Referat Neuro
Referat Neuro
2. Anamnesis
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau seluruh tanda dangejala, sebagai
berikut:
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan
neurologis normal. Temuan-temuan yang abnormal menunjukkansebab-sebab sekunder, yang
memerlukan pendekatan diagnostik dan terapiyang berbeda
4. Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaanfisik umum dan
neurologis.
Kriteria diagnosis Migren tanpa Aura.
a) Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
b) Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak diobati atautidak berhasil
diobati).
c) Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut :
o Lokasi unilateral
o Kualitas berdenyut
o Intensitas nyeri sedang atau berat
o Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau penderita menghindariaktivitas
fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga).
d) Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini :
o Nausea dan atau muntah
o Fotofobia dan fonofobia
e) Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient ischemic
attack harus dieksklusi.
5. Diagnosis Banding
Tension Type Headach
Nyeri kepala klaster
Nyeri kepala servikogenik
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untukmenyingkirkan penyebab
sekunder)
b. CT scan kepala / MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Neuroimaging
diindikasikan pada :
o Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
o Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
o Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
o Sakit kepala yang progresif atau persisten.
o Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migrentanpa aura atau hal-hal
lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
o Defisit neurologis yang persisten.
o Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengangejala-gejala
neurologis yang kontralateral.
o Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
o Gejala klinis yang tidak biasa.
7. Tatalaksana.
A. Terapi abortif migrain:
a. Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid(OAINS).
b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jikaanalgetik atau
OAINS tidak ada respon.
Risiko medication overuse headache (MOH) harus dijelaskan ke pasien,ketika memulai
terapi migrain akut
Kepustakaan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas PelayananKesehatan Primer, 2014.
2. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, KNI PPPerdossi,2015.
3. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri kepala, Konsensus Nasional V Pokdi Nyeri Kepala
Perdossi, 2016.
4. Hidayati, The Clinician’s Aprroach to the Management of Headache, MNJ, Vol.02, No.02, Juli
2016.