Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PANCASILA

KORUPSI MENGHANTUI PROYEK INFRASRTUKTUR

PENYUSUN :

Aprizal

Umar husin

DOSEN PEMBIMBING :

Abdullah M.Pd

AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Muara bungo, 29 oktober 2018

Penyusun
Dugaan suap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau 1 menambah panjang daftar
proyek infrastruktur yang menjadi bancakan para koruptor. Tidak hanya di pusat, korupsi di
bidang infrastruktur juga terjadi di daerah.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, pada tahun lalu ada sebanyak 241 kasus korupsi
dan suap yang terkait pengadaan sektor infrastruktur. Akibatnya, negara merugi Rp 1,5 triliun
dengan nilai suap mencapai Rp 34 miliar.

Jumlah perkara korupsi pengadaan infrastruktur tahun 2017 lebih tinggi dibandingkan tahun
2016. Ini terlihat dari nilai kerugian negara yang lebih tinggi tahun lalu. ICW mencatat kerugian
negara pada tahun 2016 akibat korupsi pengadaan infrastruktur hanya Rp 680 miliar.

Penelitian ICW juga menunjukkan, pada tahun 2017, sebanyak 27,4% korupsi terjadi pada sektor
infrastruktur. Itulah sebabnya korupsi pada sektor infrastruktur menempati posisi teratas dalam
ranking pengembangan kasus terbesar 2017. Dari sejumlah kasus itu, kasus suap proyek jalan di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menempati rangking teratas.

Korupsi proyek transportasi menempati tempat pertama dengan 38 kasus dan membuat kerugian
negara senilai Rp 575 miliar. Setelah itu diikuti oleh sektor pendidikan dengan nilai kerugian
negara Rp 43,4 miliar (14 kasus) dan korupsi pembangunan infrastruktur desa dengan nilai Rp
7,9 miliar dalam 23 kasus. "Dalam masalah PLTU Riau, hal tersebut terkait dengan korupsi pada
proses pengadaan di pemerintah," kata Wana Alamsyah, anggota Divisi Investigasi ICW, Selasa
(17/7).

Untuk mengatasi celah penyelewengan anggaran infrastruktur, Wana bilang, pemerintah perlu
menerapkan penggunaan sistem pencatatan secara terpusat. Caranya adalah dengan
memaksimalkan e-catalog dan e-purchasing, agar setiap proses pengadaan terpantau.
KESIMPULAN

Pentingnya untuk mengatasi celeh penyelewengan anggaran infrastruktur, oleh karena itu
pamerintah perlu menerapkan sistem pencatatan secara terpusat.

SARAN

Saran yang dapat kita ambil dari penjelasan diatas,masyarakat di indonesia supaya menanamkan
sejak dini pentingnya menjaga rukun antar sesama orang lain sehingga semua merasa aman,
nyaman dan sejaterah.

Anda mungkin juga menyukai