Anda di halaman 1dari 51

Webinar Series

ISLAM, KESEHATAN MASYARAKAT DAN


COVID-19: STUDI KASUS KONSUMSI
ROKOK DI INDONESIA
Rahmatina A. Kasri, Ph.D.
14 Mei 2020
Islam, Kesehatan Masyarakat dan
Covid-19: Studi Kasus Konsumsi Rokok
di Indonesia
Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D.
Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI

14 Mei 2020
Outline

Pendahuluan

Konsepsi Islam terhadap Kesehatan Masyarakat dan Perilaku Merokok

Konsumsi Rokok dan Beban Kesehatan di Indonesia

Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok di Mancanegara

Kesimpulan dan Saran


PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Dampak Covid-19 di Indonesia dapat dirasakan dalam hampir semua spek kehidupan masyarakat.

• Dampak Covid-19 terhadap aspek Kesehatan sangat besar


– Total Kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 14.000 kasus dengan eskalasi yang cepat dan
meluas di seluruh wilayah.
– Korban mencapai 1000 jiwa.

• Besarnya dampak ini dipengaruhi juga oleh rendahnya literasi dan kesadaran masyarakat, termasuk
terkait rokok.
– Secara umum, tingkat konsumsi rokok di Indonesia relatif tinggi.
– Padahal, perokok lebih beresiko terkena Covid-19 dibandingkan non-perokok.

• Tingginya konsumsi rokok dipengaruhi juga oleh kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia,
khususnya yang beragama Islam, mengenai perspektif/hukum Islam dan dampak rokok terhadap
kesehatan masyarakat (public health).
Total Kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai lebih
dari 14.000 dengan eskalasi yang cepat dan meluas di
seluruh wilayah…
KONSEPSI ISLAM TERHADAP
KESEHATAN MASYARAKAT DAN
PERILAKU MEROKOK
Konsepsi Islam terhadap Kesehatan Masyarakat

• Secara umum, ajaran Islam sangat menganjurkan perilaku hidup sehat


dan menghindarkan diri dari konsumsi barang-barang yang adiktif yang
berpotensi merusak kesehatan.

• Dalam perspektif maqasid al-shariah, melindungi jiwa (nafs) merupakan


salah satu tujuan utama syariat Islam.

• Namun demikian, dalam beberapa hal yang tergolong syubhat, memang


terdapat perbedaan pendapat antar ulama.
Maqashid Syariah dan Pola Konsumsi

Religion / Faith (din)


- Maqasid Shariah (tujuan
Syariah) adalah
melindungi 5 aspek (diin,
Life (nafs) nafs, nasl, aql & maal) dan
mewujudkan falah
Lineage / Progeny (nasl)
(kesejahteraan dunia dan
akhirat)

Intellect (‘aql) - Maqasid shariah


diwujudkan melalui
Property / Wealth (mal) pemenuhan 3 jenis
kebutuhan, dengan
prioritas pemenuhan
‘needs’ ketimbang ‘wants’.
Konsepsi Islam terhadap Kesehatan Masyarakat

Pandangan Ulama
Al Qur’an Sunnah
Klasik

Praktek
Masyarakat Kaidah Fikih
Muslim Terdahulu
Prinsip-Prinsip Dasar Islam terkait Kesehatan
Masyarakat (1/2)

• Al Quran dan Hadits telah • Dalam hal kesehatan masyarakat,


menunjukkan bahwa kesehatan manusia harus mengelolanya dengan
adalah hal yang penting yang sangat baik karena setiap satu nyawa
berasal dari Allah SWT. adalah penting untuk dipelihara (QS
• Manusia adalah makhluk yang 5:32)
diciptakan dengan sempurna dan • Pada masa awal Islam, Rasulullah SAW
dengan keseimbangan/kesehatan, mencontohkan berbagai macam cara
dimana Allah SWT memerintahkan untuk menjalani pola hidup sehat
manusia untuk menjaga keseimbangan • Dokter dan apoteker juga mulai tersedia
tersebut pada masa-masa perang.
• Menjaga keseimbangan dan • Dalam catatan sejarah, Islam adalah
kesempurnaan ciptaan Allah SWT salah satu pelopor utama pelayanan
adalah hal yang sangat penting, kesehatan pada publik dan ilmu
salah satunya adalah dengan menjaga kesehatan; Pakar kesehatan Islam
lingkungan hidup dan kesehatan antara lain Ibn Sina dan Abu Qasim al-
masyarakat. Zahrawi
Prinsip-Prinsip Dasar Islam terkait Kesehatan
Masyarakat (2/2)
• Al Quran dan Hadits telah menganjurkan
• Dalam catatan sejarah, Islam adalah beberapa prinsip dan praktek untuk menjaga
salah satu pelopor utama pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
kesehatan pada publik dan ilmu – Berwudhu dan membersihkan diri/mandi
kesehatan; Pakar kesehatan Islam – Menjalani pengobatan yang dianjurkan Nabi
antara lain Ibn Sina dan Abu Qasim al- – Menjauhi perbuatan-perbuatan yang merusak diri
Zahrawi sendiri dan masyarakat, termasuk tidak
mengkonsumsi barang adiktif
– Beradab dalam buang air kecil dan/atau besar
• Selanjutnya, para Ulama berpendapat – Memisahkan antara yang sakit dan yang sehat
bahwa menjaga kesehatan (hifzul nafs) – Beradab ketika ingin makan dan memperhatikan
apa yang dimakannya
adalah hal yang esensial dalam – Menjaga kelestarian lingkungan hidup
menjaga tujuan agama Islam (maqasid – Menjaga kesehatan keluarga, anak, kerabat, dan
al–shariah) tetangga
– Mengetahui kemampuan/kesehatan diri sendiri
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (1/6)
Manusia adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan sempurna
• (QS 87:1-2); (QS 82:6-7); (QS 13:17)
• “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS 95:4)

Allah SWT telah menciptakan keseimbangan supaya keseimbangan tersebut tidak dirusak
• “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan
tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS 55:7-9)

Menjaga keseimbangan dan kesempurnaan ciptaan Allah SWT adalah hal yang sangat penting, salah satunya ialah
menjaga lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Jangan justru merusaknya dengan tangan sendiri

• “…Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS 4:29)
• “….dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri…” (QS 2:195)
• (QS 2:204-205); (QS 33:58)
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (2/6)
Kesehatan adalah hal yang sangat penting
• "Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya,
dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya” (HR Ibnu
Majah)
• "Hal pertama yang harus dipertanggung jawabkan oleh setiap hamba Allah pada Hari Pengadilan adalah bahwa
Allah akan bertanya kepadanya:‘ Apakah aku tidak memberimu kesehatan?” (HR Tirmidzi)
• "Tidak seorang pun akan diizinkan untuk pindah dari posisinya pada Hari Pengadilan sampai dia ditanyai
bagaimana dia menghabiskan waktu hidupnya, bagaimana dia menggunakan pengetahuannya, bagaimana dia
mendapatkan dan menghabiskan uangnya, dan dalam kegiatan apa dia menggunakan kesehatannya" (HR
Tirmidzi)
• "Dua nikmat yang banyak dilalaikan manusia; kesehatan dan waktu luang." (HR Tirmidzi)
• “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa
luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim)

Kesehatan adalah dari Allah SWT


• “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,” (QS 26:80)
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (3/6)

Kesempurnaan yang Allah bentuk pada diri manusia adalah agar manusia sempurna
menjalankan amanahnya mengelola bumi sebagai khalifah di muka bumi
• Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi.” (QS 2:30)

Dalam hal kesehatan masyarakat, manusia harus mengelolanya dengan sangat baik karena
setiap satu nyawa adalah penting untuk dipelihara
• “….bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia….” (QS 5:32)

Dalam Islam, satu nyawa memiliki kualitas yang sama dengan seluruh umat manusia.
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (4/6)
Al Qur’an dan Sunnah telah mencontohkan beberapa cara pengelolaan kesehatan masyarakat (1/3)

Berwudhu dan membersihkan diri/mandi Menjalani pengobatan yang dianjurkan Nabi

•Maimunah binti Al Harist radhiyallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, •“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku
mengatakan, “Aku meletakkan air untuk mandi janabah bagi Rasulullah shallallahu mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’ Nabi berkata:
‘alaihi wa sallam, beliau lantas menuangkan (air) dengan tangan kanannya pada ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan
ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’
tangan kirinya sebanyak 2 atau 3 kali. Beliau lalu membasuh kemaluannya. Beliau
Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum
menepukkan tangannya pada tanah atau tembok-sebanyak 2 atau 3 kali- beliau sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut
lantas berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam hidung, membasuh wajah dan saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya
kedua lengannya. Beliau lantas mengguyur air di atas kepalanya, lantas membasuh pun sembuh.” (HR Bukhari Muslim)
anggota tubuh yang lainnya. Beliau lalu menjauh dan mencuci kedua kakinya.” •(QS 16: 69)
Maimunah berkata, “Aku lantas mendatangi beliau dengan membawa kain, akan •Saya pergi ke Rasulullah SAW bersama dengan putra saya yang lidah dan amandelnya saya tekan
tetapi beliau tidak menghendakinya. Beliau kemudian mulai mengusap air dengan dengan jari saya sebagai pengobatan untuk penyakit (tenggorokan dan amandel). Nabi saw
kedua tangannya.” (HR. Bukhari) berkata, “Mengapa kamu menyakiti anak-anakmu dengan menekan tenggorokan mereka!
•“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka Gunakan Ud Al-Hindi untuk menyembuhkan tujuh penyakit, salah satunya adalah radang selaput
dada. Ini digunakan sebagai tembakau untuk mengobati penyakit tenggorokan dan amandel dan
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
dimasukkan ke satu sisi mulut yang menderita radang selaput dada.” (HR Bukhari)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki….” (QS 5:6)
•Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.” Saya
•“Wajib bagi setiap muslim untuk mandi di setiap tujuh hari, sehari dia membasuh bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian” (HR Bukhari)
kepada dan badannya di dalamnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Bukhari). •“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak zaitun dibuat
•“Jikalau aku tidak memberatkan atas umatkau maka aku akan perintahkan mereka dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
untuk bersiwak setiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kali wudhu.” (HR •“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari
Ahmad) dan Muslim)
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (5/6)
Al Qur’an dan Sunnah telah mencontohkan beberapa cara pengelolaan kesehatan masyarakat (2/3)

Beradab ketika ingin makan dan


memperhatikan apa yang dimakannya
Menjauhi perbuatan-perbuatan Beradab dalam Buang air kecil Memisahkan antara yang sakit dan
yang merusak diri dan/atau besar yang sehat •“Tutuplah tempat-tempat makanan, tempat-
tempat minuman karena sesungguhnya di dalam
•“Mereka menanyakan kepadamu •“Saya sedang bersama Nabi dalam •Abu Hurairah berkata; saya setahun ada sebuah malam yang turun di
(Muhammad) tentang khamar perjalanan. Nabi harus buang air kecil, mendengar Rasulullah shallallahu dalamnya wabah penyakit tidak dia melewati
dan judi. Katakanlah, “Pada jadi dia pergi jauh. " (HR Tirmidzi) 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada sebuah tempat makanan atau yang tidak
•“Janganlah salah seorang dari kalian 'adwa (keyakinan adanya penularan tertutup, atau tidaminumank ada penghalang di
keduanya terdapat dosa besar
buang air kecil di air yang diam yaitu penyakit)." Abu Salamah bin atasnya melainkan turun di dalamnya dari wabah
dan beberapa manfaat bagi Abdurrahman berkata; saya penyakit tersebut.” (HR. Muslim).
manusia. Tetapi dosanya lebih air yang tidak mengalir kemudian ia
mandi di dalamnya.” (HR. Bukhari dan mendengar Abu Hurairah dari Nabi •“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah
besar daripada manfaatnya.”…..” Muslim) shallallahu 'alaihi wasallam beliau dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada
(QS 2:219) •“Jauhilah dua perkara yang bersabda: "Janganlah kalian kamu…” (QS 2:172)
•“Dan janganlah kamu mendekati mendatangkan laknat”, para shahabat mencampurkan antara yang sakit •“Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah
zina; (zina) itu sungguh suatu radhiyallahu ‘anhu bertanya: “Apakah dengan yang sehat." (HR Bukhari) Kami berikan kepadamu, dan janganlah
perbuatan keji, dan suatu jalan dua perkara yang mendatangkan •"Jika kalian mendengar wabah melampaui batas…” (QS 20:81)
yang buruk.” (QS 17:32) laknat, wahai Rasulullah?”, beliau menjangkiti suatu negeri, maka •“Tidaklah seorang manusia mengisi sebuah
bersabda:“Yang buang hajat di jalan janganlah kalian menuju ke sana, tempat yang lebih buruk daripada perut,
•(QS 5:90) manusia atau di tempat berteduh namun jika dia menjangkiti suatu cukuplah bagi seorang manusia beberapa suapan
mereka.” (HR. Abu Daud) negeri dan kalian berada di dalamnya, yang menegakkan punggungngya, dan jika hawa
•“Hindari tiga perkara buruk: buang air maka janganlah kalian keluar dan lari nafsunya mengalahkan manusia, maka 1/3 untuk
besar di sumber air, di jalan dan di darinya." (HR Bukhari) makan dan 1/3 untuk minum dan 1/3 untuk
tempat teduh” (HR Abu Daud) bernafas.” (HR. Ibnu Majah)
Al Qur’an, Hadits, dan Kesehatan Masyarakat (6/6)
Al Qur’an dan Sunnah telah mencontohkan beberapa cara pengelolaan kesehatan masyarakat (3/3)
Pendapat Ulama Klasik mengenai
Kesehatan Masyarakat (1/2)

• Al Ghazali :
– “Pemahaman yang tepat dan implementasi agama, dari sudut pandang
pengetahuan dan ibadah, hanya dapat dicapai melalui kesehatan fisik dan
pelestarian kehidupan".

http://nahdlatululama.id/wp-content/uploads/2018/01/cover-1.gif

• Imam Al-Shatibi:
– “Perlindungan kesehatan dijamin melalui dua hal berbeda. Yang pertama adalah
memperkuat strukturnya dan mengkonsolidasikan fondasinya, yang berarti
merawat dengan baik apa yang kita miliki terkait kesehatan kita, sedangkan yang
kedua adalah melindunginya terhadap perkembangan negatif, saat ini atau di
masa depan, yang berarti merawatnya agar jangan sampai layu.”
https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/51Jm-
IvhDsL.jpg
Pendapat Ulama Klasik mengenai
Kesehatan Masyarakat (2/2)

• Ibn Sina :
“Tujuh Doktrin Penjagaan Kesehatan
1. Keseimbangan temperamen
2. Pemilihan artikel makanan dan minuman
3. Menghindari hal-hal yang sia-sia
4. Menjaga komposit
5. Memelihara kemurnian udara yang dihirup
6. Menjaga dari bahaya luar
7. Moderasi dalam kaitannya dengan gerakan
https://www.researchgate. tubuh dan gerakan pikiran, yang dengannya dapat
net/profile/Hassan_Soleim
anpour2/publication/23633 dimasukkan "tidur dan bangun“
1515/figure/fig7/AS:299256
381493257@14483596893
44/Portrait-of-ibn-Sina-or-
Avicenna-980-1037-CE.png
Praktik Kesehatan Masyarakat di Masa Awal Islam:
Masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin

Pada masa Rasulullah saw, pengobatan belum berkembang dan penyakit masih dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Namun demikian, terdapat beberapa catatan bahwa Rasulullah saw mendorong pola hidup sehat dan semasa 63
tahun hidupnya hanya mengalami dua kali sakit

Di antara pola hidup sehat yang dipromosikan oleh Rasulullah saw bagi individu adalah tidak makan secara
berlebihan, rutin berolahraga, memiliki pola tidur yang teratur dan menjaga kebersihan. Secara keseluruhan,
pendapat dan sikap Rasulullah saw terkait dengan kesehatan didokumentasikan dalam Tibb an-Nabi (The Medicine
of the Prophet).

Dalam konteks yang lebih luas (kesehatan masyarakat), pada masa Rasulullah saw juga sudah mulai dikenal
penyakit yang bersifat epidemi dan indikasi bahwa Rasulullah memerintahkan untuk mencegah penularan
penyakit epidemi. Lebih dari itu, pengobatan oleh ahli juga sudah mulai dilaporkan dalam beberapa literatur.

Dalam Perang Khandaq juga mulai dikenal praktik kesehatan masyarakat dimana terdapat tenda terpisah yang
didirikan untuk mengobati para prajurit perang yang terluka. Pada masa Khulafaurrasyidin, tenda untuk
pengobatan ini dikembangkan menjadi klinik dan apotik keliling dengan dokter dan apoteker.
Praktik Kesehatan Masyarakat di Masa Awal Islam: Dinasti
Abbasiyah, Umayyah dan Ottoman (1/2)

Abad pertengahan yang merupakan periode keemasan bagi agama Islam telah melahirkan banyak ilmuwan termasuk di
bidang kesehatan (Abu Al-Qasim al-Zahrawi dikenal sebagai Bapak Operasi Modern, Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak
Kedokteran Modern, dan Rhazes Bapak Pediatri).

Era Dinasti Umayyah dalam kepemimpinan Al-Walid bin Abdul Malik menjadi era perubahan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat ketika Bimaristan pertama didirikan secara permanen.

Bimaristan – Rumah Sakit dalam peradaban Persia merupakan batu pijakan untuk kemajuan layanan kesehatan, struktur dan
organisasi rumah sakit, rekam medis, lisensi dokter dan apoteker, dan pendidikan medis modern. Bimaristan pada awalnya
banyak mendapatkan pengaruh dari peradaban Yunani kuno dan dalam perkembangannya kemudian menjadi pusat
pengembangan ilmu kesehatan bagi masyarakat Persia, Yunani, India, Zoroaster, Yahudi dan Nestorian.

Dalam pengembangannya, Bimaristan pada era peradaban Islam menjadi percontohan bagi rumah sakit dan pengembangan
kesehatan masyarakat di daerah-daerah Eropa kuno (Taheri, 2008)
Sumber: https://islamindonesia.id/wp-content/uploads/2018/02/Bimaristan-
Rumah-Sakit-Pertama-dalam-Peradaban-Islam-e1519411981860.png Sumber https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1a/The_Arab_hospital-Granada_Bimarstan.jpg

Bimaristan: Pusat Kesehatan


Masyarakat pada Masa Awal Islam

Sumber: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/bimaristan-
_160818145602-996.jpg
Praktik Kesehatan Masyarakat di Masa Awal Islam:
Dinasti Abbasiyah, Umayyah dan Ottoman (2/2)
Kontribusi terhadap pengembangan praktik kesehatan
masyarakat modern:
• Kitab al-Hawi fi al-Tibb (Liber Continents) karya al-Razi dan Al-Risalah al-Dhahabiah (The Golden Treatise)
karya Ali al-Ridha banyak membahas cara-cara untuk menjaga kesehatan melalui pembelajaran terhadap
anatomi tubuh manusia.
• Firdaus al-Hikmah (Paradise of Wisdom) karya Ali bin Sahl Rabban al-Tabari menjadi pionir pengembangan
psikoterapis.
• Kitab Tibb al-Muluki (Liber Regius) karya al-Razi yang membahas pencegahan penyakit dengan pola hidup
sehat dan bagaimana pola hidup tidak sehat (makan secara berlebihan) dapat berdampak buruk terhadap
kesehatan.

Dua karakter utama praktik kesehatan masyarakat pada


masa Dinasti Ottoman (Shefer-Mossensohn, 2010):
• Lebih menekankan pada langkah pencegahan (preventif) dibandingkan tindakan kuratif
• Tidak hanya fokus pada tindakan medis, tetapi juga aspek sosial (menjangkau masyarakat dari berbagai
kalangan dan kemampuan finansial yang berbeda).
Kaidah Fiqh
‫ﺢ‬ َ ‫ب اْﻟَﻣ‬
ِ ‫ﺻﺎِﻟ‬ ِ ‫دَْرُء اْﻟَﻣﻔَﺎِﺳِد أ َْوﻟَﻰ ِﻣْن َﺟْﻠ‬
“Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada
Mengambil sebuah kemaslahatan.”

• Dalam al-Dharūriyāt al-Khamsah (lima hal primer yang wajib dipelihara):


Agama, Jiwa, Akal, Keturunan, dan Harta, ditekankan bahwa
menghilangkan kemudharatan dalam arti menjaga kelima hal primer
tersebut lebih utama dibandingkan meningkatkan atau memperbaikinya.

• Dalam kata lain, menjaga kesehatan diri dan masyarakat lebih diutamakan
sehingga perilaku yang dapat merusak kesehatan sangat tidak dianjurkan.
Konsepsi Islam terhadap Perilaku Merokok

Hukum rokok menjadi sorotan dari banyak cendekiawan muslim dan peneliti kesehatan karena belum disebutkan
secara eksplisit dalam Al Quran dan Hadist (Haq, 1996)

Penentuan fatwa terkait rokok dilakukan dengan menganalisis karakteristik dari rokok seperti bahan, tujuan
konsumsi, dan dampak yang ditimbulkan

Secara umum, para ulama berbeda pendapat mengenai rokok. Beberapa ulama memberi fatwa haram pada
rokok, karena mengandung racun serta menimbulkan hilang akal, membahayakan kondisi fisik. Akan tetapi,
ulama lain berpendapat bahwa hukum merokok adalah mubah dan makruh, tergantung dari illat.
Pandangan Berbagai Mazhab
Sebagian besar ulama dari berbagai mazhab memberikan fatwa bahwa
hukum rokok haram.
Sheikh Shirnibali Melarang rokok dan kegiatan lain seperti menjual rokok.
Hanafi Sheikh Al Misairi Merokok tergolong haram
School Merokok adalah kegiatan tercela yang dekat dengan haram,
Sheikh Al Emadi
dan perokok adalah orang-orang yang fasiq
Maliki Sheikh Ibrahim Al-Laqqani Merokok tergolong haram
School Sheikh Salim Al-Sanhouri Merokok tergolong haram
Seluruh zat padat yang memiliki fungsi sebagai obat-obatan
Shafie Sheikh Shihab Al-Din Al-
dan dapat membuat otak mati rasa adalah haram karena
School Qayubi
efek yang dikandungnya
Hanbali Seluruh ulama mazhab Hambali secara explisit
Sheik Mustafa Al-Rahibani
School menggolongkan rokok sebagai haram
Sumber: Jamie, 1996
Pandangan Ulama Lainnya
• Sheikh Al Maghribi: Hukum merokok mubah, dan jual belinya sah.
• Sheik Nuruddin: Hukum merokok mubah, dan jual belinya sah.
• Sheikh Sulayman al Jamal: Hukum rokok halal, tapi jika menimbulkan
dampak buruk jadi haram
• Sheik an Nablusy: hukum rokok mubah, tapi bisa jadi wajib dan haram.
Wajib hukumnya jika tidak merokok menyebabkan pelupa dll. Tapi jika
membahayakan menjadi haram
• Sheikh Nawawi al Bantani (Indonesia): hukuk rokok mubah. Tapi, jika
pemerintah melarang, maka merokok menjadi haram.
• Sheikh Mahmout: Hukum rokok halal, tapi bisa menjadi mubah dan haram
• Wahbah Juhayli: Hukum rokok cenderung makruh
Perspektif Maqashid Al-Shariah
Agama (diin)
• Menimbulkan kerusakan di muka bumi (2:195)

Jiwa (nafs)
• Rokok membahayakan kesehatan pribadi dan kesehatan orang lain seperti passive smokers (4:29)

Akal (aql)
• Rokok mengandung zat adiktif dan mengandung unsur racun yang membahayakan (Hadist Nabi yang melarang
setiap perkara yang memabukkan dan melemahkan, 5:90)

Keturunan (nasl)
• Janin berpotensi tinggi mengalami kerusakan apabila terpapar konsumsi tembakau salah satu atau kedua orang
tuanya (2:233)

Harta (maal)
• Tidak diperbolehkan untuk menghambur-hamburkan uang karena uang pada dasarnya adalah milik Allah SWT
dan milik masyarakat yang membutuhkan (71:26-27)
KONSUMSI ROKOK DAN BEBAN
KESEHATAN DI INDONESIA
Konsumsi Rokok di Indonesia (1/2)
• Konsumsi rokok pada orang dewasa masih meningkat dari 33% (2016)
menjadi 34% (2018)
Prevalensi (%) Konsumsi Tembakau (Hisap dan Kunyah) pada
Penduduk Usia >= 15 tahun, 2007 - 2018
Laki-Laki Perempuan Total
65,6 65,8 66 66,1 62,9
• Laki-Laki: 63%
• Perempuan: 4.8%
34,2 34,3 36,3 32,8 33,8

5,2 4,1 6,7 4,8


2,5

Riskesdas 2007 Riskesdas 2010 Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016 Riskesdas 2018

Sumber: Riskesdas, 2018


Konsumsi Rokok di Indonesia (2/2)
• Konsumsi rokok pada orang dewasa masih meningkat dari 33% (2016)
menjadi 34% (2018)
Prevalensi Merokok pada Populasi Usia 10 -18 Tahun, 2018
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016 Riskesdas 2018

8,80% 9,10% • 2013: 7,2%


7,20% • 2016: 8,8%
• 2018: 9,1%

Target RPJMN 2019: 5,4%

Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016 Riskesdas 2018

Sumber: Riskesdas, 2018


Produksi Rokok di Indonesia
355 7,00%
350
348,10
345,89 344,52 6,00%
345 341,73 5,00% § Produksi rokok meningkat 9,47 miliar
340 336,34 4,00%
batang per tahun secara rata-rata antara
335 325,76 2011 – 2017
6,18% 3,00%
330
1,04% 2,00% § 2005 : 222,73 M
325
317,81 1,00% § 2017 : 336,34 M
320 2,50% -0,40%
315 0,00%
-1,83% -1,58% -1,00%
§ 2017-2005 è 336,34-222,73 : 113,61
310
M
305 -2,00%
300 -3,00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Produksi (Miliar btg) Growth

Sumber: Kementerian Keuangan, 2018


Beban Kesehatan Akibat Tembakau
• Tembakau membunuh hingga 225.720 jiwa tiap tahun (hampir 15% dari
rata-rata angka kematian) (WHO, 2018)

Distribusi Kematian Akibat Tembakau Persentase Kematian dari Penyakit CVD


berdasarkan Penyakitnya sebagai Akibat Penggunaan Tembakau
50% 45%
5% CVD 38%
10% 40%
30%
CMNND 30%
9%
CRD 20% 17%
11%
65% Kanker 10%
Lainnya 0%
30-44 45-59 60-69 70+
Sumber: WHO, 2018
Beban Kesehatan Akibat Tembakau
Kebijakan Pengendalian Rokok di Indonesia
No. Tobacco Control Policy Status Regulation
1. Framework Convention on Not Signed
Tobacco Control Not Ratified
2. National Tobacco Control Exist Ministry of Health Regulation No. 40 year 2013 on Roadmap of
Roadmap Target : Controlling Health Impact of Tobacco Use
- decreasing smoking prevalence by 1% per year (2015-2019)
- decreasing smoking prevalence by 10% in 2024 compared to 2013
level (from 36% to 26%)
3. Tobacco Tax - Multi-tiered excise system (10 tiered) based on type of product, Tobacco Excise:
production scale and price range. Ministry of Finance Regulation No. 146/PMK.010/2017 Tobacco Product
- It hinders the effectiveness of tobacco excise policy to reduce Excise Tariff
tobacco use because it encourages downward substitution.
- Beside tobacco excise, the government levied local tax and value Local Tax on Cigarette:
added tax. Law No. 28 year 2009 on Local Tax and Local Retribution
- The average excise tariff is 49% of retail price, compared to the
WHO recommendation of 70%. Value Added Tax:
- The local tax tariff is 10% of excise tariff (4.9% of retail price) Ministry of Finance Regulation No. 207/PMK.010/2016 on the calculation
- The value added tax is 9.1% of retail price and collection of VAT on the Delivery of Tobacco Products

4. Tobacco Advertising, - Limited ban on tobacco advertising in television. It allows Government Regulation No. 109 year 2012 on Health Protection of
Promotion and Sponsorship advertising from 9.30pm – when adolescents are still watching -- Addictive Substances in the form of Tobacco Use
(TAPS) Ban to – 5 am local time.
- Growing trend of local outdoor tobacco advertising ban. Several cities have issued local government regulation to ban outdoor
tobacco advertising for example Jakarta Province, Bogor City and
Pekalongan City etc.
5. Graphic Health Warning - 40% graphic health warning of the pack of cigarette implemented Government Regulation No. 109 year 2012 on Health Protection of
since 2014 Addictive Substances in the form of Tobacco Use
6. Smoke Free Area - It is mandatory for local government to implement making all Government Regulation No. 109 year 2012 on Health Protection of
public places smoke free by issuing local government regulation. Addictive Substances in the form of Tobacco Use
Sumber: WHO, 2018

PRAKTIK TERBAIK KEBIJAKAN


PENGENDALIAN ROKOK
Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok
di Berbagai Negara (1/2)
• Sejalan dengan kesadaran kesehatan yang semakin tinggi serta pengetahuan
mengenai dampak negatif dari perilaku merokok, beberapa negara mulai
secara tegas mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi konsumsi
rokok penduduknya.
• Diantara negara tersebut adalah:

Korea
Bangladesh Brazil Iran Kenya Madagaskar
Selatan

Pakistan Filipina Sri Lanka Turki Britania Raya Uruguay


Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok:
Bangladesh
Milestone:

Salah satu Bangladesh Diberlakukan Formulasi Pembentukan Amandemen


2003

2004

2005

2007

2013
2006 dan 2015
negara pertama meratifikasi nya UU Kebijakan National UU 2005
yang
WHO FCTC Pengendalian Pengendalian Tobacco
menandatanga
ni Framework Penggunaan Penggunaan Control Cell
Convention on Rokok dan Rokok dan (NTCC)
Tobacco Control Produk Produk
(FCTC) Tembakau Tembakau

Beberapa Capaian Penting:


Pada tahun 2014, prevalensi
Setidaknya 50% bagian atas merokok turun mencapai Produksi rokok telah
Pajak rokok mencapai 51%
kemasan rokok diwajibkan 24% di antara orang dewasa 1 pak harga kemasan rokok menurun dari 80 miliar
dari harga rokok (pada
memiliki peringatan dan 2,8% di antara mencapai US$ 2,50 batang menjadi 50 miliar
brand terkenal)
kesehatan bergambar penduduk usia 13 – 15 batang pada tahun 2014
tahun
Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok: Iran
Milestone:
Iran meratifikasi Implementasi Implementasi Privatisasi Iran
2005

2006

2009

2013

2014
WHO FCTC Komprehensif peringatan Perusahaan menandatangan
pada Undang- kesehatan Tembakau Iran i Protokol WHO
Undang Bebas bergambar pada (ITC) FCTC untuk
Rokok dan kemasan rokok menghapuskan
melarang segala dan produk Perdagangan
bentuk TAPS tembakau Produk
langsung dan Tembakau Ilegal
tidak langsung

Beberapa Capaian Penting:


Pada tahun 2013, Pada tahun 2015, Iran
Pajak mencapai 20%
penalti untuk mengimplementasikan
harga rokok dari brand
penyelundupan rokok 14% peningkatan pajak
rokok yang dijual secara
mencapai hingga tiga tembakau dalam
luas
kali dari nilai produk anggaran
Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok: Pakistan
Milestone:
Peraturan Pakistan Penerapan UU Tobacco Control Implementasi UU

2004

2005

2016

2010

2015
1979 dan 2002

Peringatan meratifikasi Cukai dan Cell (TCC) Peraturan mengamanatkan


Kesehatan Rokok 85% peringatan
Tercetak dan (1979) WHO FCTC Kebijakan Cukai didirikan untuk Larangan
mengkoordinasik Penjualan Rokok kesehatan
Amandemennya
bergambar pada
(Peraturan an implementasi bagi Anak di
Pelarangan bagian depan dan
WHO FCTC Bawah Umur belakang kemasan
Merokok dan
Perlindungan rokok
Kesehatan
Kelompok Non-
Perokok) (2002)

Capaian Penting:

Jumlah pajak pada


rokok mencapai
hampir 70%
Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok: Turki
Milestone:
WHO FCTC Satuan Nasional Peraturan baru Implementasi Protokol WHO Rencana Aksi
2005

2007

2008

2009

2013

2015 – 2018
diberlakukan Pengendalian yang dari pelarangan FCTC untuk Pengendalian
Tembakau mengamandeme rokok Menghapuskan Tembakau
didirikan oleh n UU Pencegahan komprehensif Perdagangan Nasional
Kementerian Bahaya Produk Produk memasukkan
Kesehatan Tembakau mulai Tembakau Ilegal rencana
diadopsi ditandatangani penerapan
kemasan polos
untuk produk
tembakau

Beberapa Capaian Penting:


Sejak tahun 2012, Satu tahun penerapan
18% penurunan pada
diberlakukan minimal 65% kebijakan bebas rokok
82,13% harga rokok yang 81,9% dari harga rokok penyakit bronchitis akut,
permukaan kemasan telah menghasilkan 32%
dijual secara luas pipa yang dijual 20% pada asma dan 21%
rokok harus dilengkapi penurunan kunjungan ke
merupakan pajak merupakan pajak pada penyakit paru
peringatan kesehatan unit darurat dan rumah
obstruktif kronik (COPD)
bergambar sakit secara umum
Praktik Terbaik Kebijakan Pengendalian Rokok di
Berbagai Negara (2/2)
Best practice kebijakan pengendalian rokok yang efektif di berbagai negara memiliki
beberapa pola yang sama di antaranya:

1. Pemerintah telah meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)


2. Pengendalian tembakau masuk ke dalam UU yang sebagian besar telah disahkan
3. 20% – 82% harga rokok yang diperjualbelikan secara luas merupakan pajak
4. Peringatan Kesehatan Bergambar setidaknya sudah lebih dari 40% dari kemasan
5. Penandatanganan Protokol WHO FCTC dan Pelarangan Perdagangan Produk Tembakau
Ilegal
6. Peraturan Pengendalian Tembakau yang Komprehensif yang meliputi Pemberlakuan
TAPS (Tobacco Advertising, Promotion and Sponsorship) Ban dan Pemberlakuan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tempat umum
KESIMPULAN DAN SARAN
• Islam sangat mementingkan kesehatan personal
dan kesehatan masyarakat. Ajaran Islam juga sarat
dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan
kesehatan masyarakat, antara lain dengan
menganjurkan pola hidup sehat dan menghindari
perilaku/konsumsi barang adiktif

Kesimpulan • Sebagian besar ulama berpendapat bahwa


merokok itu haram, karena kandungan zatnya,
tujuan dan dampaknya terhadap kesehatan
personal dan masyarakat

• Best practice pengendalian rokok sudah banyak


dilakukan dengan hasil yang menggembirakan,
termasuk oleh negara-negara Islam seperti Iran
dan Pakistan.
Saran
• Alternatif Kebijakan Pengendalian Rokok
– Ratifikasi dan penandatanganan protokol WHO FCTC
– Menaikkan cukai/pajak rokok
– Peraturan pengendalian tembakau yang lebih komprehensif, mulai dari UU pengendalian
tembakau yang lebih tegas dan baik pelaksanaannya (law enforcement) hingga TAPS ban yang
lebih efektif
– Mendirikan pusat rehabilitasi perokok
• Di Indonesia, advokasi pengendalian rokok sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan etika.
– Advokasi pengendalian rokok bisa dilakukan melalui pendekatan komunitas, khususnya
komunitas keagamaan
• Pandemi Covid-19 seharusnya bisa menjadi “momentum” untuk meningkatkan
kesadaran kesehatan masyarakat, tidak hanya mengenai bahaya merokok tapi juga
mengenai pentingnya menjaga Kesehatan diri dan masyarakat.
rahmatina@ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai