Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMERIKSAAN LCS
Disusun Oleh :
2020
Jl.Dr.Sitanala, Komplek SPK Keperawatan Tangerang, RT.002/RW.003, Karang Sari, Kec. Neglasari,
Kota Tangerang, Banten 11610
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Sholawat serta salam kita curahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Berkat rahmat dan limpahannya, Penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Kimia Klinik tentang “Liquor Cerebro Spinalis (LCS)”.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumber
pemikiran kepada pembaca.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan
kami terima dengan senang hati guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk penyusun maupun pembacanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Pengertian LCS ......................................................................................................... 2
2.2 Anatomi dan Fisiologi ............................................................................................... 2
2.3 Prosedur Pungsi Lumbal .......................................................................................... 5
BAB III PEMERIKSAAN TERHADAP LCS ...................................................................... 6
3.1 Macam Pemeriksaan ................................................................................................. 6
3.2 Makroskopis .............................................................................................................. 6
3.3 Mikroskopis ............................................................................................................... 8
3.3.1 Hitung Jumlah Sel.............................................................................................. 8
3.3.2 Hitung Jenis Sel .................................................................................................. 9
3.3.3 Bakterioskopi...................................................................................................... 9
3.4 Kimiawi .................................................................................................................... 11
3.4.1 Protein Kualitatif ............................................................................................. 11
3.4.2 Protein Kuantitatif ........................................................................................... 12
3.4.3 Glukosa Kunatitatif ......................................................................................... 13
3.4.4 Chloroda Kuantitatif ....................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 16
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 16
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada makalah ini akan dibahas secara khusus pemeriksaan laboratorium klinik terhadap
specimen cairan otak atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Pemeriksaan LCS ini berperan
penting dalam mendiagnosa adanya gangguan terhadap selaput otak/ meningia.
Pemeriksaan Terhadap LCS ini terbagi atas pemeriksaan Makroskpis, Mikroskopis, dan
Kimiawi. Tinjauan pustaka mengenai LCS akan dijelaskan lebih lanjut pada bab
selanjutnya.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, anatomi, dan fisiologi LCS
2. Untuk mengetahui cara pengambilan specimen LCS (Lumbal Pungsi)
3. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan LCS
4. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan-pemeriksaan LCS
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk
melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk
kearah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun
dan berguna pula setelah terjadi trauma. Secara makroskopi, mikroskopi, kimia,
bakteriologi, dan serologi.
2
sebelum diabsorpsi pada granulasi arachnoid yang terdapat pada hemisfer
serebral.Sekresi Pleksus Koroideus
Pleksus koroideus adalah pertumbuhan pembuluh darah seperti kembang kol yang
dilapisi oleh selapis tipis sel. Pleksus ini menjorok ke dalam kornu temporal dari setiap
ventrikel lateral,bagian posteror ventrikel ketiga dan atap ventrikel keempat.Sekresi
cairan oleh pleksus koroideus terutama bergantung pada transpor aktif dari ion natrium
melewati sel epitel yang membatasi bagian luar pleksus. Ion- ion natrium pada waktu
kembali positif akan menarik ion akan menarik sejumlah besar ion-ion klorida, karena
ion natrium yang bermuatan klorida yang bermuatan negatif. Keduanya bersama - sama
meningkatkankuantitas osmotis substansi aktif dalam cairan serebrospinal, yang
kemudian segera menyebabkan osmosis air melalui membran, jadi menyertai sekresi
cairan tersebut. Transpor yang kurang begitu penting memindahkan sejumlah kecil
glukosa ke dalam cairan serebrospinal dan ion kalium dan bikarbonat keluar dari cairan
serebrospinal ke dalam kapiler. Oleh karena itu, sifat khas dari cairan serebrospinal
adalah sebagai berikut: tekanan osmotik kira-kira sama dengan plasma; konsentrasi ion
natrium kira-kira sama dengan plasma; klorida kurang lebih 15% lebih besar dari
plasma; kalium kira-kira 40% lebih kecil; dan glukosa kira-kira 30% lebih sedikit.
Inhibitor carbonic anhidrase (acetazolamide) , kortikosteroid, spironolactone,
furosemide, isoflurane dan agen vasokonstriksi untuk mengurangi produksi CSS.
Telah dikemukakan bahwa lubang ini cukup besar untuk menyebabkan aliran yang
relatif bebas dari cairanserebrospinal, molekul protein, dan bahkan partikel - partikel
sebesar eritrosit dan leukosit ke dalam darah vena. Sebagian kecil diabsorpsi di nerve
root sleeves dan limfatik meningen. Walaupun mekanismenya belum jelas diketahui,
absorpsi CSS ini tampaknya berbanding lurus terhadaptekanan intra kranial (TIK) dan
berbanding terbalik dengan tekanan vena serebral (Cerebral Venous Pressure = CVP).
Karena otak dan medula spinalis sedikit disuplai oleh sistem limfatik, absorpsi melalui
CSS merupakan mekanisme utama untuk mengembalikan protein perivaskuler dan
interstitiilke dalam aliran darah .Ruang Perivaskuler dan Cairan Serebrospinal
Pembuluh darah yang mensuplai otak pertama-tama berjalan melalui sepanjang
permukaanotak dan kemudian menembus ke dalam, membewa selapis pia mater, yaitu
membran yangmenutupi otak. Pia mater hanya melekat longgar pada pembuluh darah,
sehingga terdapat sebuahruangan, yaitu ruang perivaskuler, yang ada di antara pia mater
dan setiap pembuluh darah. Oleh karena itu, ruang perivaskuler mengikuti arteri dan
3
vena ke dalam otak sampai arteriol dan venula, tapi tidak sampai ke kapiler. Fungsi
Limfatik Ruang Perivaskuler.
Sama halnya dengan di tempat lain dalam tubuh, sejumlah kecil protein keluar dari
parenkim kapiler ke dalam ruang interstitiil otak, karena tidak ada pembuluh limfe
dalam jaringan otak, protein ini meninggalkan jaringan terutama dengan mengalir
bersama cairan yang melalui ruangperivaskuler ke dalam ruang subarakhnoid. Untuk
mencapai ruang subarakhnoid, protein akan mengalir bersama cairan serebrospinal
untuk diabsorpsi melalui vili arakhnoidalis ke dlam vena-venaserebral. Ruang
perivaskuler, sebenarnya, merupakan sistem limfatik yang khusus untuk otak.. Selain
menyalurkan cairan dan protein, ruang perivaskuler juga menyalurkan partikel asing
dari otak ke dalam ruang subarakhnoid. Misalnya, ketika terjadi infeksi di otak, sel
darah putih dan jaringanmati infeksius lainnya dibawa keluar melalui ruang
perivaskuler.
4
setinggi 136 mm di atas tingkat jarum tersebut,tekanannya dikatakan 136 mm air atau,
dibagi dengan 13,6 yang merupakan berat jenis air raksa,kira-kira 10 mmHg.
Tata Cara :
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut
di tarik ke arah dahi ).
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis
potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara kedua spina
ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan
anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi.
3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan
larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di
mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah
memakai sarung tangan steril selama 15 – 30 detik yang akan menandai titik pungsi
tersebut selama 1 menit.
5. Tasukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan jarum
perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum
terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang
subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya
1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3 –5 tahun. Pada
remaja jaraknya 6 – 8 cm.
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan
yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil
cairan untuk pemeriksaan
7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
5
BAB III
PEMERIKSAAN TERHADAP LCS
3.2 Makroskopis
Pemeriksaan Makroskopis meliputi :
▪ Warna
▪ Kekeruhan
▪ pH
▪ Konsistensi (Bekuan)
▪ Berat Jenis
6
• Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.
b. Tes Berat Jenis
Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece
BJ.
❖ Interprestasi hasil :
- Warna
Diamati warna pada LCS dengan aquades sebagai pembanding.
- Kejernihan/Kekeruhan
▪ 0 = jernih
▪ + 1 = berkabut
▪ + 2 = kekeruhan ringan
▪ + 3 = kekeruhan nyata
▪ + 4 = sangat keruh
- Bekuan
Tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)
7
Keruh → ringan seperti kabut mulai tampak jika :
- lekosit 200-500/ul3
- eritrosit > 400/ml
- mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)
- aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi
- media kontras radiografi.
c. Konsistensi Bekuan
- Bekuan → banyak darah masuk
- Normal → tidak terlihat bekuan
- Bekuan → banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.
Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis
tuberkulosa. Jendalan sangat halus à LCS didiamkan di dalam almari es
selama 12-24 jam.
- LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak
dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam
darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
- Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan
terdiri atas benang fibrin.
3.3 Mikroskopis
▪ Syarat Pemeriksaan :
Dilakukan dalam waktu < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang
disebabkan:
- Sel mengalami sitolisis
- Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen
- Sel terperangkap dalam bekuan
- Sel cepat mengalami perubahan morfologi
8
-
Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
-
Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada
semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
❖ Perhitungan :
Ʃ Sel = Jumlah sel ditemukan x 1 x 1 x pengenceran
Jumlah kotak L T
= ……..sel/mm3 LCS
9
Dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi, sering sudah di dapatkan petunjuk
ke arah etiologi radang. Pemeriksaan yang paling diperlukan adalah pewarnaan
Gram dan Ziehl Neelsen. Specimen yang dipakai untuk pewarnaan ini sebaiknya
memakai sedimen dari LCS. Untuk pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik
juga dipakai specimen bekuan halus dekat permukaan LCS.
a. Pewarnaan Gram
▪ Cara Kerja :
- Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% steril.
- Dibuat apusan dari bahan sedimen LCS
- Difiksasi di atas api bunsen.
- · Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 3 menit,
dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir,
dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram C selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir,
dan dikeringanginkan.
- Kemudian ditetesi gram D selama 2 menit, dicuci dengan air mengalir,
dan dikeringanginkan.
- Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian
dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri.
b. Pewarnaan Zeihl Neelsen
▪ Cara Kerja :
- Letakan sediaan yang telah difiksasi pada rak dengan apusan
menghadap ke atas.
- Teteskan larutan carbol fuchsin 0,3% (ZN A) sampai menutupi seluruh
permukaan sediaan sputum.
- Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap selama 3-5 menit
(tidak boleh mendidih/kering).
- Singkirkan api spiritus, diamkan selama 5 menit.
- Bilas dengan air mengalir pelan sampai zat warna merah yang bebas
terbuang.
- Tetesi sediaan dengan larutan asam alcohol 3% (ZN B) sampai warna
merah fuchsin hilang.
- Bilas dengan air mengalir pelan.
- Teteskan larutan methylen blue 0,3% ( ZN C)pada sediaan sampai
menutupi seluruh permukaan.
- Diamkan 10 – 20 detik.
- Bilas dengan air mengalir pelan.
- Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000x, kemudian
dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri.
10
3.4 Kimiawi
Analisa kimia LCS → membantu diagnosis / menilai prognosis.
Pemeriksaan rutin yang dilakukan :
- Penetapan Protein Secara Kualitatif
- Kadar Protein
- Kadar Glukosa
- Kadar Klorida
A. Pandy Test
❖ Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein
(albumin dan globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal
tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.
❖ Alat dan reagensia :
- Tabung serologi (garis tengah 7 mm)
- Kertas putih
- Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air)
❖ Cara Pmeriksaan :
- Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy
- Tambahkan 1 tetes LCS
- Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan.
❖ Interpretasi hasil :
- Negatif : tidak ada kekeruhan
- Positif : terlihat kekeruhan yang jelas
• +1 : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut)
• +2 : keruh
• +3 : sangat keruh
• +4 : Kekeruhan seperti susu
❖ Nilai normal : (-) / (+1)
11
- Tabung serologi (garis tengah 7 mm)
- Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air)
❖ Cara Pemeriksaan :
- Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne
- Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk
2 lapisan,
- di mana lapisan atas adalah LCS. Diamkan selama 3 menit.
- Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar
belakang gelap.
❖ Interpretasi hasil :
- Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan
- +1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada
bekasnya).
- +2 : setelah dikocok terjadi opalesensi
- +3 : mengawan setelah dikocok
❖ Normal : (-)
12
❖ Perhitungan :
Total Protein = Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000 = ......mg/dL
❖ Nilai Normal : 15 – 45 mg/dl
13
❖ Pengamatan dan Pembacaan :
- Absorben blanko aquabidest : 0,000
- Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel
❖ Perhitungan :
Glukosa = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL)
Absorben standard
= ..............mg/dL
❖ Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL
❖ Perhitungan :
14
Chlorida = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L)
Absorben standard
= ..............mmol/L
❖ Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus
di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan
30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga
subarachnoid. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700
ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-
rata 104 ml)
dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra
sel maupun intra sel.
16
Lampiran
1. Bahan control
2. Sampel
3. Alat
17
4. Hasil
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Soal LCS
20
B. 7ml,2ml,1ml
C. 1ml,2ml,7ml
D. 7ml,1ml,2ml
E. 1 ml,7ml,2ml
21