Anda di halaman 1dari 16

1. Ny.

A, berusia 37 tahun, merasa terlambat 2 minggu, datang ke Poliklinik Kebidanan pada tanggal
5 maret 2015 dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi malam, pagi ini darahnya
bertambah banyak sebanyak 4 kali ganti pembalut. Darah berwarna merah segar disertai gumpalan
darah. Nyeri perut tidak ada.
2. HPHT 10 Januari 2015. Penderita belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan baik ke dokter
ataupun melalui urin. Penderita juga belum pernah minta pertolongan sebelumnya, langsung
datang ke Poliklinik Kebidanan.

3. Sekarang ini penderita mempunyai 2 orang anak, belum pernah mengalami keguguran. Anak
pertama berumur 9 tahun, anak kedua 7 tahun.

4. Selama ini, penderita tidak pernah menggunakan kontrasepsi cara apapun.

5. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran: compos mentis
Tanda Vital: N: 88x/menit isi tegangan cukup, TD:100/60mmHg, RR:20x/menit, T:36,00C
6. Pemeriksaan Khusus :
Kepala : konjungtiva tidak pucat, tidak anemis
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, simetris, tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal,
hepar lien sulit diraba
Ekstrimitas : edema (-)
7. Pemeriksaan Obstetri:
PL:
- TFU: 2 jari atas simfisis pubis
- Terdapat perdarahan pervaginam berwarna merah segar
Inspekulo:
- Portio: livide
- Fluxus (+) darah aktif keluar dari OUE
- Tampak jaringan di bawah OUE
- Polip, erosi, laserasi (-)
- Cavum Douglas tidak menonjol
PD (Toucher):
- Portio: lunak
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio
(-)
- Corpus uteri: sesuai kehamilan 8 minggu
- Cavum Douglas tidak menonjol

8. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 10,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 15.000/dl
9. Pemeriksaan Penunjang:
USG:
- Tampak uterus lebih besar dari normal
- Tampak kantong gestasi intrauterine, ireguler, fetal echo (-)
- Adneksa dalam batas normal
Plano test (Test Pack): (+)

Oogenesisdari

Merupakan proses pembentukan sel telur dari oogonia di dalam ovarium. Tediri atas 3
tahap :

1. Tahap perbanyakan :
Oogonia diperbanyak melalui pembelahan mitosis pada masa embrio. Lalu masing-masing
oogonium tumbuh menjadi oosit primer (I) > masak > pembelahan meiosis I > sebuah oosit
sekunder (II) & sebuah polosit I(badan polar II), polosit I membelah > 2 polosit II. Jadi
satu oosit I melalui pembelahan meiosis dihasilkan satu sel telur yang fungsional.
2. Tahap tumbuh
3. Tahap pematangan

Gb 1.9. Oogenesis

A. Bagaimana patofisiologi dari keluhan ?


Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desi dua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda
asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkan hasil konsepsi tersebut. pada kehamilan di
bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus
desi dua terlalu dalam. Oleh karena itulah terjadi perdarahan (Mochtar, 2013)
A. Apa hubungan riwayat belum melakukan pemeriksaan kehamilan dengan keluhan utama ?

kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi
patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini
yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil.
Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor
predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan
berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan
keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. (Kusmiyati, 2008)

a. Apa makna keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi malam, pagi ini darahnya bertambah banyak
sebanyak 4 kali ganti pembalut tetapi nyeri perut tidak ada?
Jawab :
Akibat terjadinya pendarahan di tempat implantasi, lama – kelamaan jaringan di sekitarnya
menjadi nekrosis dan akhirnya hasil konsepsi terlepas. Tempat implantasi tadi tetap terbuka, sehingga
darah terus keluar (Sarwono, 2010).
Keluar darah dari kemaluan : abortus (pendarahan kehamilan usia muda) dan jenis abortus adalah
inkompletus, karena adanya perdarahan berulang.

B. Apa makna Ny. A mengalami keluar darah segar disertai gumpalan darah ?
Menandakan bahwa Ny. A mengalami perdarahan pada kehamilan muda atau
disebut abortusn (Sarwono P, 2013)
b. Apa saja penyebab keluar darah dari kemaluan?
Jawab :
1. Perdarahan pada kehamilan muda ( < 22 minggu )
- Abortus
- Mola Hidatidosa
- Kehamilan Ektopik
2. Perdarahan pada kehamilan Lanjut ( >22 minggu )
- Plasenta Previa
- Solusio Plasenta
- Ruptura Uteri
3. Perdarahan post partum ( > 500 ml, 24 jam pasca persalinan )
- Atonia Uteri
- Retensi Plasenta
(Amru Sofian, 2011)

c. Bagaimana hubungan usia dengan keluar darah dari kemaluan?


Jawab :
Pengelolaan standar menyarankan untuk pemeriksaan genetik amniosentesis pada semua ibu
hamil dengan usia yang lanjut, yaitu di atas 35 tahun. Risiko ibu terkena zneuploidi adalah 1 : 80, pada
usia di atas 35 tahun karena angka kejadian kelainan kromosom/trisomi akan meningkat setelah usia 35
tahun (Sarwono, 2010).
Dan Usia lebih 35 tahun merupakan salah satu faktor risiko pada beberapa kasus kematian janin.
Hal ini kaitannya dengan peningkatan kejadian kelainan kromosom/trisomi (F. Gary Cunningham et al,
2012).

d. Bagaimana mekanisme keluar darah dari kemaluan?


Jawab :
FR : usia > 35 tahun  perdarahan desidua basalis  reaksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan
sekitar daerah yang mengalami perdarahan  konseptus lepas dari tempat implantasi  kontraksi
uterus  rangsangan semakin lama semakin kuat  dilatasi serviks  ekspulsi hasil konsepsi 
perdarahan (abortus) (Rustam, 2011).

1. HPHT 8 Januari 2018. Penderita belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan baik ke dokter ataupun
melalui urin. Penderita juga belum pernah minta pertolongan sebelumnya, langsung datang ke Poliklinik
Kebidanan.

a. Bagaimana cara menghitung kehamilan dan taksiran kelahiran berdasarkan HPHT (hari pertama pada
haid terakhir)?
Jawab :
Penentuan umur kehamilan menurut rumus Naegele
HPHT minggu Hari
8 januari 2018 3 3
Febuari – 20 maret 2015 6 5
9 8
Lama kehamilan 10 minggu 1 hari
Penentuan hari perkiraan lahir menurut Naegele
HPL= tanggal (+7) bulan (-3) tahun (+1)
Ctt: untuk bulan 4-12

HPL (hari perkiraan lahir)= tanggal (+7) bulan (+9) tahun


Ctt: untuk bulan 1-3
HPL= 8-1-2018 15-10-2018

TTP (tafsiran tanggal persalinan)


b. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada masa kehamilan?
Jawab :
 Pemeriksaan fisik:
 Keadaan umum:
 Tanda vital
 Pemeriksaan jantung dan paru
 Pemeriksaan payudara
 Kelainan otot dan rangka serta ukuran neurologik
 Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi
 Bentuk dan ukuran abdomen
 Perut bekas operasi
 Tanda-tanda kehamilan
 Gerakan janin
 Varises atau pelebaran vena
 Hernia
 Edema
 Palpasi
 Tinggi fundus
 Punggung bayi
 Presentasi
 Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk ke pintu atas panggul
 Auskultasi
 10 minggu dengan doppler
 20 minggu dengan fetoskop Pinard
 Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada Trimester I/II
 Pemeriksaan laboratorium
 Analisis urin rutin
 Analisis tinja rutin
 Hb, MCV
 Golongan darah
 Hitung jenis sel darah
 Gula darah
 Antigen Hepatitis B Virus
 Antibody Rubella
 HIV/ VDRL
 Pemeriksaan penunjang
 Ultrasonografi, rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk identifikasi kelainan janin.

2. Sekarang ini penderita mempunyai 2 orang anak, belum pernah mengalami keguguran. Anak pertama
berumur 9 tahun, anak kedua 7 tahun.
a. Apa hubungan tidak pernah kontrasepsi dan tidak pernah keguguran sedangkan anak terakhirnya sudah
berusia 7 tahun?
Jawab :
Anak terakhir usia 7 tahun:
Pada kasus ini kemungkinan telah terjadi infertilitas sekunder, karena seharusnya tanpa penggunaan
kontrasepsi akan memiliki peluang besar untuk terjadi kehamilan sementara pada kasus telah terjadi
jarak kehamilan selama 7 tahun.

b. Apa saja jenis abortus?


Jawaba :
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
Menurut terjadinya dibedakan atas:
a. Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, sematamata disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah.
b. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja tanpa indikasi medis, baik
dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:

1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
2) Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga
tradisional.
Pembagian abortus secara klinis adalah sebagai berikut :
1. AbortusIminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium
uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang
dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam.
Ostium uteri masih tertutup besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urir masih positif.
Untuk menentukan prognosis abortus iminens dapat dilakukan dengar melihat kadar hormon hCG pada urin dengan cara
melakukan tes urin kehamilai menggunakan urin tanpa pengenceran dan pengenceran 1/10. Bila hasil tes urin masil positif
keduanya maka prognosisnya adalah baik, bila pengenceran 1/10 hasilnya negati maka prognosisnya dubia ad malam.
Pengelolaan penderita ini sangat bergantung pac informed consent yang diberikan. Bila ibu ini masih menghendaki
kehamilan tersebut, maka pengelolaan harus maksimal untuk mempertahankan kehamilan ini.
Pemeriksaan USG diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui
keadaan plasenta apakah sudah terjadi pelepasan atau belum. Diperhatikan ukuran biometri
janin/kantong gestasi apakah sesuai dengan umur kehamilan berdasarkan HPHT. Denyut
jantung janin dan gerakan janin diperhatikan di samping ada tidaknya hematoma retroplasenta
atau pembukaan kanalis servikalis. Pemeriksaan USG dapat dilakukan baik secara
transabdominal maupun transvaginal Pada USG transabdominal jangan lupa pasien harus
tahan kencing terlebih dahulu untuk mendapatkan acoustic window yang baik agar rincian hasil
USG dapat jelas.
Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan berhenti. Bisa diberi
spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormon progesteron atau
derivatnya untuk mencegah terjadinya abortus. Obat-obatan ini walaupun secara statistik
kegunaannya tidak bermakna, tetapi efek psikologis kepada penderita sangat menguntungkan.
Penderita boleh dipulangkan setelah tidak terjadi perdarahan dengan pesan khusus tidak boleh
berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu.
2. AbortusInsipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri
telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Penderita akan merasa mulas karena kontraksi yang sering dan kuat, perdarahannya bertambah
sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan. Besar uterus masih sesuai dengan umur
kehamilan dengan tes urin kehamilan masih positif. Pada pemeriksaan USG akan didapati pembesaran
uterus yang masih sesuai dengan umur kehamilan, gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas
walau mungkin sudah mulai tidak normal, biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau
pembukaannya. Perhatikan pula ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus.
Pengelolaan penderita ini harus memperhatikan keadaan umum dan perubahan keadaan
hemodinamik yang terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusul
dengan kuretase bila perdarahan banyak. Pada umur kehamilan di atas 12 minggu, uterus biasanya
sudah melebihi telur angsa tindakan evakuasi dan kuretase harus hati-hati, kalau perlu dilakukan
evakuasi dengan cara digital yang kemudian disusul dengan tindakan kuretase sambil diberikan
uterotonika. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya perforasi pada dinding uterus. Pascatindakan
perlu perbaikan keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.
3. AbortusKompletus

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, osteum uteri telah menutup, uterus sudah mengecil
sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan, Pemeriksaan USG
tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah memadai Pada pemeriksaan tes urin
biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus. Pengelolaan penderita tidak memerlukan
tindakan khusus ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberi roboransia atau hematenik bila keadaan
pasien memerlukan. Uterotonika tidak perlu diberikan.
4. AbortusInkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.
Batasan ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus di mana pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau
menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak
atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok
hemoraeik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan. Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian
terhadap keadaan umum dan mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan
tindakan kuretase. Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar
uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit dikenali, di kavum uteri
tampak massa hi~ perekoik yane bentuknya tidak beraturan.
Bila terjadi perdarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara
manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus
dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti Selanjurnya dilakukan tindakan kuretase. Tindakan
kuretase harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan besarnya uterus. Tindakan
yang dianjurkan ialah dengan karet vakum menggunakan kanula dari plastik. Pascatindakan perlu
diberikan uterotonika parenteral ataupun per oral dan antibiotika.

5. MissedAbortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan
20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
Pascatindakan kalau perlu dilakukan pemberian infus intravena cairan oksitosin dan pemberian
antibiotika.
6. AbortusHabitualis
Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut
Penderita abortus habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil kembali, tetapi
kehamilannya berakhir dengan keguguran/abortus secara berturut-turut. Bishop melaporkan kejadian
abortus habitualis sekitar 0,41 % dari seluruh kehamilan.
Diameter ini melebihi 8 mm. Untuk itu, pengelolaan penderita inkompetensia serviks dianjurkan
untuk periksa hamil seawal mungkin dan bila dicurigai adanya inkompetensia serviks harus dilakukan
tindakan untuk memberikan fiksasi pada serviks agar dapat mtntrima beban dengan berkembangnya
umur kehamilan, Operasi dilakukan pada umur kehamilan 12 14 minggu dengan cara SHIRODKAR
atau McDONALD dengan melingkari katmlis servikalis dengan benang sutera/MERSILENE yang
tebal dan simpul baru dibuka setelah umur kehamilan aterm dan bayi siap dilahirkan.
7. AbortusInfeksious,AbortusSeptik
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia. Abortus septik ialah
abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikemia atau
peritonitis),
Kejadian im merupakan salah satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apalagi
bila dilakukan kurang memperhatikan asepsis dan antisepsis,
Pengelolaan pasien ini harus mempertimbangkan keseimbangan cairan tubuh dan perlunya
pemberian antibiotika yang adekuat sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas kuman yang diambil dari
darah dan cairan fluksus/fluor yang keluar pervaginam. Untuk tahap pertama dapat diberikan Penisilin
4 x 1,2 juta unit atau Ampisilin 4 x 1 gram ditambah Gentamisin 2 x 80 mg dan Metronidazol 2 x 1
gram, Selanjutnya antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur.
Tindakan kuretase dilaksanakan bila keadaan tubuh sudah membaik minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat
diberikan. Jangan lupa pada saat tindakan uterus dilindungi dengan uterotonika.
Antibiotik dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam dan bila dalam waktu 2 hari pemberian tidak memberikan respons
harus diganti dengan antibiotik yang lebih sesuai. Apabila ditakutkan terjadi tetanus, perlu ditambah dengan injeksi ATS
dan irigasi kanalis vagina/uterus dengan larutan peroksida (H2O2) kalau perlu histerektomi total secepatnya.
8. KehamilanAnembrionik(BlightedOvum)
Kehamilan anembrionik merupakan kehamilan patologi di mana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun
kantong gestasi tetap terbentuk. Di samping mudigah kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk. Kelainan ini
merupakan suara kebm-an kehamilan yang baru terdeteksi setelah berkembangnya ultrasonografi. Bila
tidak dilakukan tindakan, kehamilan ini akan berkembang terus walaupun tanpa ada janin di dalamnya.
Biasanya sampai sekitar 14 - 16 minggu akan terjadi abortus spontan. Sebelum alat USG ditemukan,
kelainan kehamilan ini mungkin banyak dianggap sebagai abortus biasa. Diagnosis kehamilan anembrionik
ditegakkan pada usia kehamilan 7-8 minggu bila pada pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak
berkembang atau pada diameter 2,5 cm yang tidak disertai adanya gambaran mudigah. Untuk itu, Ma pada
saat USG pertama kita mendapatkan gambaran seperti ini perlu dilakukan evaluasi USG 2 minggu
kemudian. Bila tetap tidak dijumpai struktur mudigah atau kantong kuning telur dan diameter kantong
gestasi sudah mencapai 25 mm maka dapat dinyatakan sebagai kehamilan anembrionik. Pengelolaan
kehamilan anembrionik dilakukan terminasi kehamilan dengan dilatasi dan kuretase secara elektif
(Sarwono, 2010).

3. Selama ini, penderita tidak pernah menggunakan kontrasepsi cara apapun.


a. Apa saja jenis kontrasepsi? (cara, indikasi dan kontra indikasi)
Jawab :
1. Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, berbentuk tablet.
Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang
mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen.
 Indikasi:
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki anak, Ibu yang
menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat
kehamilan ektopik.
 Kontra indikasi:
pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi,
diabetes berat dengan komplikasi, depresi berat dan obesitas.
2. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone dan ekstrogen,
kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntik yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan
sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik
sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.

 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak, ibu yang menyusui,
ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan
kontrasepsi pil.
 Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan yang belum jelas
penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai
komplikasi.

3. Kontrasepsi Susuk

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang memiliki
keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek
perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung estrogen.

 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin kontrasepsi jangka
panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
 Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan depresi.

4. Kontrasepsi IUD

IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung
tembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.

 Indikasi
indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang, multigravida, wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
 Kontra indikasi
Wanita yang sedang hamil, Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia, perdarahan
vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD, wanita
yang menderita PMS, wanita yang pernah menderita infeksi rahim, wanita yang pernah
mengalami pedarahan yang hebat.

5. Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini melibatkan
pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup
lama.
 Indikasi

Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita yang tidak
menginginkan anak lagi.

 Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan,
penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko saat operasi.

b. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak pasangan.
Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran yang mengangkut
sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
 Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi, tiadak
didukung oleh pasangan (Rustam, 2011).

4. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran: compos mentis
Tanda Vital: N: 88x/menit isi tegangan cukup, TD:100/60mmHg, RR:20x/menit, T:36,00C
a. Bagaimana interpretasi meknisme dari pemeriksaan fisik?
Jawab :
NO Interpretasi
1 Keadaan umum: tampak Abnormal
sakit sedang
kesadaran: compos
mentis

2 N: 88x/menit isi tegangan 60-100 x/menit : Normal


cukup
3 TD: 100/60 mmHg Sistol : 100-120 mmHg
Diastol 60-80 mmHg
Normal
4 RR: 20x/menit 16-24 x/menit
Normal
5 T: 36,0ºC 36ºc – 37,5 ºc
Normal

5. Pemeriksaan Khusus :
Kepala : konjungtiva tidak pucat, tidak anemis
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, simetris, tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal, hepar lien
sulit diraba
Ekstrimitas : edema (-), akral dingin dan pucat
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan khusus?
Jawab : Semua hasil dari pemeriksaan khusus dalam batas normal
6. Pemeriksaan Obstetri:
PL:
- TFU: 2 jari atas simfisis pubis
- Terdapat perdarahan pervaginam berwarna merah segar
Inspekulo:
- Portio: livide
- Fluxus (+) darah aktif keluar dari OUE
- Tampak jaringan di bawah OUE
- Polip, erosi, laserasi (-)
- Cavum Douglas tidak menonjol
PD (Toucher):
- Portio: lunak
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio
(-)
- Corpus uteri: sesuai kehamilan 8 minggu
- Cavum Douglas tidak menonjol
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan obstetri?
Jawab :
PL:
- TFU: 2 jari atas simfisis pubis
Interpretasi: Tanda kehamilan berusia <20 minggu
- Terdapat perdarahan pervaginam berwarna merah segar
Interpretasi : pengeluaran hasil konsepsi
mekanisme:
Perdarahan desidua basalis à reaksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan à konseptus lepas dari tempat implantasi à kontraksi uterus à rangsangan
semakin lama semakin kuat à dilatasi serviks à ekspulsi hasil konsepsi à perdarahan
Inspekulo:
- Portio: livide
Interpretasi: tanda kehamilan ditandai perubahan warna vagina menjadi biru/ungu (Chadwick)
mekanisme: terjadi peningkatan vaskular dan hiperemia pada kulit dan otot di perineum dan vulva.
disertai dengan penipisan mukosa dan jaringan ikat serta phipertrofi sel sel otot polos.
- Fluxus (+) darah aktif keluar dari OUE
Interpretasi : pengeluaran hasil konsepsi

Mekanisme: Perdarahan desidua basalis à reaksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan sekitar daerah
yang mengalami perdarahan à konseptus lepas dari tempat implantasi à kontraksi uterus à rangsangan
semakin lama semakin kuat à dilatasi serviks à ekspulsi hasil konsepsi à perdarahan

- Tampak jaringan di bawah OUE


Interpretasi : Jaringan hasil konsepsi yang keluar tidak sempurna (inkomplit)
Mekanisme :
Perdarahan desidua basalis à reaksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan à konseptus lepas dari tempat implantasi namun tidak sempurna karena
sebagian sudah tertanam ke dalam desiduaà kontraksi uterus à Pengeluaran sebgaian hasil konsepsià
Tampak jaringan di OUE
- Cavum Douglas tidak menonjol
Interpretasi : tidak terdapat cairan dalam cavum douglas
PD (Toucher):
- Portio: lunak
Interpretasi : tanda kehamilan (Tanda Hegar)
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio (-)
Interpretasi : Jaringan hasil konsepsi yang keluar tidak sempurna (inkomplit)
Mekanisme :
- Perdarahan desidua basalis à reaksi inflamasi dan nekrosis pada jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan à konseptus lepas dari tempat implantasi namun tidak sempurna karena
sebagian sudah tertanam ke dalam desiduaà kontraksi uterus à Pengeluaran sebgaian hasil
konsepsià Tampak jaringan di OUE
- Cavum Douglas tidak menonjol
Interpretasi : tidak terdapat cairan dalam cavum douglas
7. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 10,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 15.000/dl
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab :
Darah rutin:
Hb: 10,8 mg/dl
Interpretasi:
Normal wanita hamil 10-15 mg/dl
Trombosit: 250.000/ml
Interpretasi:
Nilai normal 170- 380x103 ml
Leukosit: 15.000/dl
interpretasi: 6000-17.000/dl

8. Pemeriksaan Penunjang:
USG:
- Tampak uterus lebih besar dari normal
- Tampak kantong gestasi intrauterine, ireguler, fetal echo (-)
- Adneksa dalam batas normal
Plano test (Test Pack): (+)
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan penunjang?
Jawab :
USG:
- Tampak uterus lebih besar dari normal
Interpretasi : Tanda terjadinya kehamilan
- Tampak kantong gestasi intrauterine, ireguler, fetal echo (-)
Interpretasi:
Tampak kantong gestasi intrauterine, ireguler : menjunjukan kehamilan intrauterin, yang dapat
dideteksi pada usia kehamilan 4minggu
fetal echo (-) : Tanda kehidupan janin, menunjukan bahwa janin telah meninggal

- Adneksa dalam batas normal : tidak terdapat tumor atau kista pada adneksa
Plano test (Test Pack): (+) : menunjukan terjadinya peningkatan Kadar HCG yang dapat dinilai melalui uji
urine, yang menunjukan terjadinya kehamilan

9. Apa saja diagnosis banding pada kasus ini?


Jawab :
Diagnosis Banding
- Abortus Insipiens
- Abortus Imminens
- Mola Hidatidosa
- KET
- Abortus Inkompletus
Gejala dan Abortus Abortus Mola Kehamilan Abortus
Tanda
Insipiens Imminens Hidatidosa Ektopik Inkompletus
Terganggu

Vagina + + + + +
Bleeding

Riwayat + +/- +/- - -


Infeksi

Pembesaran Sesuai Usia Sesuai Usia Tidak sesuai Sesuai Usia Sesuai Usia
Kehamilan Kehamilan usia kehamilan Kehamilan Kehamilan
Uterus (>besar)

Portio Livide + + + + +

OUE terbuka + - - - +

Laserasi cervix - - - - -

Beta HCG + + + + +

Demam - - - - -

Leukositosis +/- +/- - - +

Vaginal - - - - -
Discharge

Nyeri tekan +/- - + - +/-


Uterus

Parametrium Normal Normal Normal Ada Janin Normal


dan Adneksa
10. Bagaimana pemeriksaan tambahan pada kasus ini?
Jawab :
USG:
- Tampak uterus lebih besar dari normal
- Tampak kantong gestasi intrauterine, ireguler, fetal echo (-)
- Adneksa dalam batas normal
Plano test (Test Pack): (+)

11. Apa diagnosis pasti pada kasus ini?


Jawab:
Abortus Inkompletus

12. Bagaimana pentalaksanaan pada kasus ini?


Jawab :
1. Bila terjadi perdarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi
secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan,
kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti Selanjurnya dilakukan tindakan
kuretase. Tindakan kuretase harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan
besarnya uterus. Tindakan yang dianjurkan ialah dengan karet vakum menggunakan kanula dari
plastik. Pascatindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun per oral dan antibiotika
(Sarwono, 2010).
2. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai pendarahan hingga ukuran sedang,
dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi pendarahan :
 Pendarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K (Pilihan
tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks, dan keberadaan bagian – bagian janin)
 Bila terjadi infeksi, beri ampicilin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam (Sarwono,
2011).

13. Bagaimana komplikasi pada kasus ini?


1. Perdarahan
2. Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang tidak dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli
seperti bidan atau dukun
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
a. Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik (Amru Sofian, 2011).

14. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini?


Abortus spontan Inkomplit
3B. Gawat darurat

15. Bagaimana pandangan islam terhadap kasus ini?


“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian
kami jadkan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik (14). Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati (15). (Al-
Mu’minun: 12-15)

1.3.1 Kesimpulan
Ny. A, 37 tahun, G3P2A0, dengan kehamilan 8 minggu mengeluh keluar darah dari kemaluan yang
disebabkan oleh abortus inkompletus.
A. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan obstetri?
 Fluxus (+) hanya sedikit, keluar dari OUE
Mekanisme: lepasnya vili korialis dari desidua basalis → konsepsi lepas
dari tempat inflamasi → perdarahan pada desidua basalia → merangasang
uterus untuk berkontraksi → rangsangan semakin lama semakin kuat →
dilatasi serfiks → keluarnya hasil konsepsi perdarahan (fluksus +)

 Tampak jaringan di muara OUE


Mekanisme: lepasnya vili korialis dari desidua basalis → konsepsi lepas
dari tempat inflamasi → perdarahan pada desidua basalia → reaksi
inflamasi nekrosis pada jaringan sekitar yang mengalami perdarahan

 OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio (+)
Mekanisme:
OUE terbuka: lepasnya vili korialis dari desidua basalis → konsepsi lepas
dari tempat inflamasi → perdarahan pada desidua basalia → ada bagian
yang masih tersisa melekat pada uterus → OUE terbuka

 Teraba jaringan di muara OUE:


lepasnya vili korialis dari desidua basalis → konsepsi lepas dari tempat
inflamasi → perdarahan pada desidua basalia → reaksi inflamasi nekrosis
pada jaringan sekitar yang mengalami perdarahan

1. Bagaimana tatalaksana pada kasus ?


 Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
 Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan
hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunum ovum.
Setelah itu evaluasi perdarahan :
 Bila perdarahan berhenti, beri ergometri 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral.
 Bila perdarahan terus berlangsung, evalusai sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D
& K (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-
bagian janin )
 Bila tidak ada tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis (ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin
100 mg)
 Bila terjadi infeksi, beri ampisislin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam
 Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi
dengan AVM
 Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia
sedang) atau transfusi darah (anemia berat)

Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu
perhatiakan hal-hal berikut ini :
 Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cidera intra-abdomen
(mual, muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut
tegang, nyeri ulang lepas)
 Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lainnya dari regio
genitalis
 Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis
servisis dan pasien pernah diimunisasi
 Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit IM
diikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu
 Konseling untuk kotrasepsi pasca keguguran dan pematauan lanjut.
(sarwono, 2011)

2. Bagaimana komplikasi pada kasus ?


 Perdarahan (Hemorrhage)
 Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan atau dukun
 Infeksi dan tetanus
 Syok, pada abortus yang disebabkan oleh :
 perdarahan yang banyak disebut syok hemorragik
 infeksi berat atau sepsisdisebut syok septik atau endoseptik

Anda mungkin juga menyukai