Anda di halaman 1dari 11

RESUME

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

A. Definisi Psikologi Pendidikan


Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” (psukhe) yang
maknanya “berdarah panas” yang berarti Hidup, jiwa, hantu dan Logos yang berarti
ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu kejiwaan, prilaku dan tingkah laku
manusia.
Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1991), pengertian psikologi adalah ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung
maupun yang yang tidak dapat dilihat secara langsung.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu
pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
Sedangkan pengertian psikologi menurut ahli psikologi asal Indonesia, Muhibbin
Syah pada tahun 2001, Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam
hubungannya dengan lingkungan.
a) Pengertian Psikologi Pendidikan menurut para ahli
1. Wherington (1978)
Menurut Wherington (1978), menerangkan bahwa psikologi pendidikan berfungsi
sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan pendidikan manusia.
2. Sumadi Suryabrata (1984)
Menurut Sumadi Suryabrata (1984), menjelaskan bahwa psikologi pendidikan
sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan.
3. Elliot (1999)
Menurut Elliot (1999), menuturkan bahwa psikologi pendidikan adalah
penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi,
pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
4. Anita Woolfolk Hoy (2007)
Menurut Anita Woolfolk Hoy (2007), definisi psikologi pendidikan adalah ilmu yang
memfokuskan perhatiannya pada proses belajar dan pembelajaran, menerapkan metode
dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teori secara berkesesuaian.
5. Santrock (2007)
Sedangkan menurut ahli psikologi Santrock (2007), pengertian dan definisi psikologi
pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman
tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.
6. Abu (2003)
Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan
gejala gejala jiwa manusia.
7. Muhibin Syah (2003)
psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah
psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
8. Whiterington (1982)
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor
yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
9. Djiwandono (2002)
Mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan
pengalaman manusia.
10. Arthur S.Reber
Psikologi pendidikan adalah sub ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan
masalah pendidikan.
11. Barlow
Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berdasar pada riset psikologis
yang menyedikan berasal dari sumber-sumber yang digunakan membantu melaksanakan
tugas-tugas guru dalam sebuah proses belajar mengajar agar dapat berjalan lancar dan
efektif.
12. Aristoteles
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan dan jiwa juga adalah
unsur kehidup. Ia membagi jiwa dalam 3 macam yaitu:
 Anima Vegetative yaitu jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai
kemampuan untuk makan, minum dan berkembangbiak.
 Anima Sensitive yaitu jiwa yang terdapat pada kalangan hewan yang disamping
mempunyai kemampuan seperti vegetativa juga mempunyai berpindah tempat,
mempunyai nafsu dan dapat mengamati hal-hal yang terdapat pada anima vegetativa.
 Anima Intelectiva yaitu jiwa yang terdapat pada manusia, selain mempunyai
kemampuan-kemampuan seperti yang terdapat pada anima sensitive juga mempunyai
kemampuan yang lain yaitu kemampuan berfikir dan berkemauan.

B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan


Psikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau
yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto,
ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain
 Pengetahuan
Pendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan
pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara
pengetahuan (kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang
diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode
pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta
didik. Pengetahuan tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter
individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas,
motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus
dalam pengajaran dan pendidikan.
 Pembawaan
Proses pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon
positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang
pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas.
Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
 Proses – proses tingkah laku
Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup
perubahan perilaku seperti :
1. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perubahan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan
memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti
berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik
dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih
aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang
positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat
merupakan hasil proses pendidikan yang berkualitas.
 Hakikat dan ruang lingkup belajar
Hakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang
lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan
kepada siswa.
 Perkembangan siswa
Guru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika
di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan
ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara,
interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses
pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya
maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik.
 Faktor yang mempengaruhi belajar
Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti
tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu
mempengaruhi kualitas belajar mengajar. Kondisi ruangan dari kebersihan, sirkulasi
udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan,
dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga
semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat
juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya
mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi
belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan
diri menyesuaikan dengan lingkungan belajar.
 Pengukuran pendidikan
Pengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik
setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur
perkembangan pendidikan yang telah didapat.
 Aspek praktis pengukuran
Aspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran.
 Transfer belajar
Pembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi
yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu
yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada
siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang
negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh
siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa
berpakaian rapi menjadi berseragam dengan rapi.
 Kesehatan mental
Kesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya
dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun
berkelompok.
 Pendidikan karakter
Karakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran
di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas
dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah.
 Kurikulum pendek
Kurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Dan adapun menurut Samuel Smith, seperti yang dikutip oleh Sumadi
Suryabrata “1984” ada 16 topik bahasan yang termasuk dalam ruang lingkup psikologi
pendidikan yaitu:
1) Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan “the science of educational
psychology”.
2) Karakteristik pembawaan sejak lahir “heredity”.
3) Lingkungan fisik “physical structure”.
4) Perkembangan siswa “growth”.
5) Semua proses tingkah laku “behavior process”.
6) Hakikat dan ruang lingkup belajar “nature and scope of learning”.
7) Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar “factor that condition learning”.
8) Semua hukum dan teori-teori belajar “laws and theoris of learning”.
9) Pengukuran yaitu semua prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran atau evaluasi
“measurement: basic principles and definitions”.
10) Tranfer belajar, meliputi bidang studi “transfer of learning subject matters”.
11) Semua sudut pandang praktis tentang pengukuran “practical aspects of
measurement”.
12) Ilmu statistik dasar “element of statistics”.
13) Kesehatan rohani/mental “mental hygiene”.
14) Pendidikan yang membentuk karakter “character educations”.
15) Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah menengah “psychology of
secondary school subjects”.
16) Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah dasar “psychology of
elementary school subjects”.

C. Peran Dan Konstribusi Psikologi Pendidikan


Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan ialah
bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-
masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia
dalam proses pendidikan dan dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam
dunia pendidikan banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, perumusan
kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar. Psikologi berperan
memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan masalah-masalah sebagai berikut:
a) Perubahan yang terjadi pada peserta didik selama dalam proses pendidikan.
b) Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
c) Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
d) Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu.
e) Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para pendidik.
f) Pengaruh interaksi antara pendidik dan peserta didik dan antara peserta didik dengan
peserta peserta didik.
g) Hambatan, kesulitan,ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh peserta didik
selama proses pendidikan.
h) Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu lain dalam batas kemampuan
belajar.
Kontribusi psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia
pendidikan memang sangat besar karena menyangkut semua aspek di bidang pendidikan,
bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri, akan tetapi juga
menyangkutmasalah-masalah di luar proses belajar mengajar. Berikut beberapa
kontribusi psikologi dalam dunia pendidikan, diantaranya:
 Membekali pengetahuan dan pemahaman kepada para pendidik tentang aktivitas
umum jiwa peserta didik dalam proses pendidikan.
 Membentuk pendidik yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang
mengapa dan bagaimana peserta didik serta memahami perubahan kondisi yang
memungkinkan belajar lebih efektif. Mengingat begitu besarnya kontribusi psikologi
dalam dunia pendidikan, maka sudah barang tentu dapat dikatakan bahwa psikologi
sebagai landasan pengembangan kurikulum pendidikan.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari ilmu psikologi. Sumbang psikologi
terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan
formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan
layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam
pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai
suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik,
pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar
tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang
terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku
individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi
para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku
dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku
peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang
psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara
pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan
psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan -
pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1) Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat
lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai
tujuan pembelajaran.
2) Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
    Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar
dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3) Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
      Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya
diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui
proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4) Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
     Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat.Sedangkan memotivasi dapat diartikan
berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu,
khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator
maupun motivator belajar siswanya.
5) Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
     Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru
dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6) Berinteraksi secara tepat dengan siswanya
     Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya
interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang
menyenangkan di hadapan siswanya.
7) Menilai hasil pembelajaran yang adil.
    Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis
penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Teropong Post, Tangsel-Dalam rangka membangun perkembangan sumber daya manusia
dilingkungan akademi pendidikan perlu adanya faktor pendukung untuk mengembangkan
minat serta kreatifitas yang ada dalam diri mereka faktor yang paling penting yang harus
dimiliki tenaga pendidik adalah ketika calon-calon para tenaga pendidik setidaknya
memahami tentang psikologi pendidikan, pengalaman saya yang dilihat dapat
berbagi. Ilmu selama saya mengajar disalah satu sekolah swasta tepat nya di daerah
Parung Jawa Barat tentang faktor pendukung di dunia pendidikan saat ini.
Konstribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Dunia pendidikan Dan Peserta Didik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sudah sejak lama ilmu psikologi pendidikan telah digunakan
sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah
memberikan konstribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap
pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian. Konstribusi
psikologi pendidikan terhadap pengembangan kurikulum.
Konstribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum.
Dalam kajian psikologi pendidikan kaitannya dengan pengembangan kurikulum
pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks
belajar mengajar. pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap
bagaimana input proses dan output pendidikan dapat berjalan dengan efisien.
Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya
memperhatikan kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-
karakteristik individu lainnya.Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan
kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum
yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya
menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar .
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pem-
belajaran. Kita mengenal adanya beberapa teori dalam pembelajaran, teori tersebut antara
lain: Teori Pengkondisian klasik/ classical conditioning, adalah Teori-teori klasik yang
dipelapori oleh sosiolog Rusia Ivan Pavlo pada awal tahun 1900-an. Untuk menghasilkan
teori ini Ivan Pavlov melakukan suatu eksperimen secara sistimatis dan saintifik, dengan
tujuan mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu organisme.
Teori Connectionism adalah Dari eksperimen diketahui bahwa supaya tercapai hubungan
antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat
serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan dan kegagalan-kegagalan terlebih
dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah «trial and error learning atau selecting
and connecting learning» dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena
itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar
koneksionisme atau teori asosiasi.
Teori Pengondisian operant atau operant conditi-oning. Pengkondisian operan
adalah jenis pengondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan menghasilkan
penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Kecenderungan untuk mengulang perilaku
seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi
yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akan memperkuat sebuah
perilaku dan meningkatkan kemungkian perilaku tersebut diulangi.Teori Gestalt, Teori
ini merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian
komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi
kesatuan.
Teori daya yakni belajar ialah mengesah/melatih daya-daya jiwa seperti, berfikir, ingatan,
fantasi, agar berfungsi secara tajam. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting
dalam pendidikan guna keberhasilan pendidikan. Dengan memahami psikologi
pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Memilih
strategi atau metode pembelajaran yang sesuai, Memberikan bimbingan atau bahakan
memberikan konseling, memfasilitaskan dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
peserta didik, seperti bakat, kecerdasan, dan minat. Menciptakan iklim belajar yang
konduktif, berinteraksi secara tepat dengan pesertanya. Pemahaman guru tentang
psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-
prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Dari apa yang di-kemukakan di atas me-rupakan faktor-faktor penting dalam
menjalankan kurikulum untuk men-cerdaskan peserta dan generasi didik di bangsa
kita, karena psikologi merupakan konsep dasar yang ada dalam individu manusia. Dari
konsep Psikologi ini dapat memberikan perubahan yang sangat besar terhadap dunia
pendidikan,peserta didikan kita di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai