Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyche” (psukhe) yang maknanya “berdarah panas” yang berarti Hidup, jiwa, hantu dan Logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu kejiwaan, prilaku dan tingkah laku manusia. Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1991), pengertian psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang yang tidak dapat dilihat secara langsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan (KBBI). Sedangkan pengertian psikologi menurut ahli psikologi asal Indonesia, Muhibbin Syah pada tahun 2001, Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan. a) Pengertian Psikologi Pendidikan menurut para ahli 1. Wherington (1978) Menurut Wherington (1978), menerangkan bahwa psikologi pendidikan berfungsi sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. 2. Sumadi Suryabrata (1984) Menurut Sumadi Suryabrata (1984), menjelaskan bahwa psikologi pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam situasi pendidikan. 3. Elliot (1999) Menurut Elliot (1999), menuturkan bahwa psikologi pendidikan adalah penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan. 4. Anita Woolfolk Hoy (2007) Menurut Anita Woolfolk Hoy (2007), definisi psikologi pendidikan adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada proses belajar dan pembelajaran, menerapkan metode dan teori psikologi dan menjadikannya menjadi teori secara berkesesuaian. 5. Santrock (2007) Sedangkan menurut ahli psikologi Santrock (2007), pengertian dan definisi psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan. 6. Abu (2003) Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia. 7. Muhibin Syah (2003) psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. 8. Whiterington (1982) Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan. 9. Djiwandono (2002) Mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia. 10. Arthur S.Reber Psikologi pendidikan adalah sub ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah pendidikan. 11. Barlow Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berdasar pada riset psikologis yang menyedikan berasal dari sumber-sumber yang digunakan membantu melaksanakan tugas-tugas guru dalam sebuah proses belajar mengajar agar dapat berjalan lancar dan efektif. 12. Aristoteles Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan dan jiwa juga adalah unsur kehidup. Ia membagi jiwa dalam 3 macam yaitu: Anima Vegetative yaitu jiwa yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk makan, minum dan berkembangbiak. Anima Sensitive yaitu jiwa yang terdapat pada kalangan hewan yang disamping mempunyai kemampuan seperti vegetativa juga mempunyai berpindah tempat, mempunyai nafsu dan dapat mengamati hal-hal yang terdapat pada anima vegetativa. Anima Intelectiva yaitu jiwa yang terdapat pada manusia, selain mempunyai kemampuan-kemampuan seperti yang terdapat pada anima sensitive juga mempunyai kemampuan yang lain yaitu kemampuan berfikir dan berkemauan.
B. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain Pengetahuan Pendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan (kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta didik. Pengetahuan tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pendidikan. Pembawaan Proses pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Proses – proses tingkah laku Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti : 1. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan. 2. Perubahan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran. Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang berkualitas. Hakikat dan ruang lingkup belajar Hakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswa. Perkembangan siswa Guru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik. Faktor yang mempengaruhi belajar Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar mengajar. Kondisi ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan belajar. Pengukuran pendidikan Pengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah didapat. Aspek praktis pengukuran Aspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran. Transfer belajar Pembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan rapi. Kesehatan mental Kesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun berkelompok. Pendidikan karakter Karakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah. Kurikulum pendek Kurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dan adapun menurut Samuel Smith, seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata “1984” ada 16 topik bahasan yang termasuk dalam ruang lingkup psikologi pendidikan yaitu: 1) Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan “the science of educational psychology”. 2) Karakteristik pembawaan sejak lahir “heredity”. 3) Lingkungan fisik “physical structure”. 4) Perkembangan siswa “growth”. 5) Semua proses tingkah laku “behavior process”. 6) Hakikat dan ruang lingkup belajar “nature and scope of learning”. 7) Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar “factor that condition learning”. 8) Semua hukum dan teori-teori belajar “laws and theoris of learning”. 9) Pengukuran yaitu semua prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran atau evaluasi “measurement: basic principles and definitions”. 10) Tranfer belajar, meliputi bidang studi “transfer of learning subject matters”. 11) Semua sudut pandang praktis tentang pengukuran “practical aspects of measurement”. 12) Ilmu statistik dasar “element of statistics”. 13) Kesehatan rohani/mental “mental hygiene”. 14) Pendidikan yang membentuk karakter “character educations”. 15) Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah menengah “psychology of secondary school subjects”. 16) Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah dasar “psychology of elementary school subjects”.
C. Peran Dan Konstribusi Psikologi Pendidikan
Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah- masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam dunia pendidikan banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar. Psikologi berperan memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan masalah-masalah sebagai berikut: a) Perubahan yang terjadi pada peserta didik selama dalam proses pendidikan. b) Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar. c) Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar. d) Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu. e) Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para pendidik. f) Pengaruh interaksi antara pendidik dan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta peserta didik. g) Hambatan, kesulitan,ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh peserta didik selama proses pendidikan. h) Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu lain dalam batas kemampuan belajar. Kontribusi psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia pendidikan memang sangat besar karena menyangkut semua aspek di bidang pendidikan, bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri, akan tetapi juga menyangkutmasalah-masalah di luar proses belajar mengajar. Berikut beberapa kontribusi psikologi dalam dunia pendidikan, diantaranya: Membekali pengetahuan dan pemahaman kepada para pendidik tentang aktivitas umum jiwa peserta didik dalam proses pendidikan. Membentuk pendidik yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang mengapa dan bagaimana peserta didik serta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan belajar lebih efektif. Mengingat begitu besarnya kontribusi psikologi dalam dunia pendidikan, maka sudah barang tentu dapat dikatakan bahwa psikologi sebagai landasan pengembangan kurikulum pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari ilmu psikologi. Sumbang psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan - pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat : 1) Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. 2) Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. 3) Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. 4) Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat.Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya. 5) Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. 6) Berinteraksi secara tepat dengan siswanya Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. 7) Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. Teropong Post, Tangsel-Dalam rangka membangun perkembangan sumber daya manusia dilingkungan akademi pendidikan perlu adanya faktor pendukung untuk mengembangkan minat serta kreatifitas yang ada dalam diri mereka faktor yang paling penting yang harus dimiliki tenaga pendidik adalah ketika calon-calon para tenaga pendidik setidaknya memahami tentang psikologi pendidikan, pengalaman saya yang dilihat dapat berbagi. Ilmu selama saya mengajar disalah satu sekolah swasta tepat nya di daerah Parung Jawa Barat tentang faktor pendukung di dunia pendidikan saat ini. Konstribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Dunia pendidikan Dan Peserta Didik. Tidak bisa dipungkiri bahwa sudah sejak lama ilmu psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan konstribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian. Konstribusi psikologi pendidikan terhadap pengembangan kurikulum. Konstribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum. Dalam kajian psikologi pendidikan kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap bagaimana input proses dan output pendidikan dapat berjalan dengan efisien. Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik- karakteristik individu lainnya.Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar . Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pem- belajaran. Kita mengenal adanya beberapa teori dalam pembelajaran, teori tersebut antara lain: Teori Pengkondisian klasik/ classical conditioning, adalah Teori-teori klasik yang dipelapori oleh sosiolog Rusia Ivan Pavlo pada awal tahun 1900-an. Untuk menghasilkan teori ini Ivan Pavlov melakukan suatu eksperimen secara sistimatis dan saintifik, dengan tujuan mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu organisme. Teori Connectionism adalah Dari eksperimen diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan dan kegagalan-kegagalan terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah «trial and error learning atau selecting and connecting learning» dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Teori Pengondisian operant atau operant conditi-oning. Pengkondisian operan adalah jenis pengondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akan memperkuat sebuah perilaku dan meningkatkan kemungkian perilaku tersebut diulangi.Teori Gestalt, Teori ini merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori daya yakni belajar ialah mengesah/melatih daya-daya jiwa seperti, berfikir, ingatan, fantasi, agar berfungsi secara tajam. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna keberhasilan pendidikan. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai, Memberikan bimbingan atau bahakan memberikan konseling, memfasilitaskan dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta didik, seperti bakat, kecerdasan, dan minat. Menciptakan iklim belajar yang konduktif, berinteraksi secara tepat dengan pesertanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip- prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. Dari apa yang di-kemukakan di atas me-rupakan faktor-faktor penting dalam menjalankan kurikulum untuk men-cerdaskan peserta dan generasi didik di bangsa kita, karena psikologi merupakan konsep dasar yang ada dalam individu manusia. Dari konsep Psikologi ini dapat memberikan perubahan yang sangat besar terhadap dunia pendidikan,peserta didikan kita di sekolah.