Anda di halaman 1dari 3

ALFIN CAESAR SIAHAAN

XII MIA/2
Ulangan Agama

1. Tulislah kembali pasal dan ayat Alkitab yang penggalan kalimatnya: “apa yang
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Dan jelaskan maksud Firman ini!
 Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
 Maksudnya adalah pasangan yang menikah telah dipersatukan oleh Allah. Pernikahan
tidak berasal dari manusia, melainkan dari Allah dan merupakan bagian dari
rancangan Allah bagi kehidupan umat manusia. Dengan berkata, "tidak boleh
diceraikan manusia," Yesus mengajar bahwa perceraian bukanlah bagian dari rencana
Allah. Ketika pasangan telah menikah, mereka telah dipersatukan oleh Allah Sendiri,
dan persatuan itu dimaksudkan seumur hidup. Prinsip ini berlaku baik pasangan itu
beriman atau tidak. Ketika dua orang ateis menikah, mereka telah dipersatukan oleh
Allah, baik mereka mengakuinya atau tidak. Jika Allah telah mempersatukan mereka,
tidak ada satupun manusia yang berhak menceraikan persatuan mereka.
2. Tulis dan jelaskan pandangan perkawinan menurut Yuridis, Sosiologis, Antropologis!
A. Yuridis:
Dari segi Yuridis, perkawinan sering dipandang sebagai suatu “perjanjian”. Dengan
perkawinan, seorangpria dan seorang wanita saling berjanji untuk hidup bersama, di
depan masyarakat agama atau masyarakatNegara, yang menerima dan mengakui
perkawinan itu sebagai perkawinan yang sah.
B. Sosiologis:
Secara Sosiologis, perkawinan merupakan suatu “persekutuan hidup” yang
mempunyai bentuk, tujuan, danhubungan yang khusus antaranggota. Ia merupakan
suatu lingkungan hidup yang khas. Dalam lingkunganhidup ini, suami dan istri dapat
mencapai kesempurnaan atau kepenuhannya sebagai manusia, sebagaibapak dan
sebagai ibu.
C. Antropologis:
Perkawinan dapat pula dilihat sebagai suatu “persekutuan cinta”. Pada umumnya,
hidup perkawinandimulai dengan cinta. Ia ada dan akan berkembang atas dasar cinta.
Seluruh kehidupan bersama sebagaisuami istri didasarkabn dan diresapi seluruhnya
oleh cinta.
3. Tulislah dokumen Gereja yang menjadi dasar Ajaran Gereja tentang perkawinan!
 Perkawinan adalah sebuah istilah yang tidak jarang kita dengar ataupun dibaca dalam
berbagai media massa. Berikut beberapa sumber dan tokoh mencoba mendefenisikan
apa itu perkawinan antara lain:
 Menurut Purwadarminta (1976) kawin = penjodohan laki-laki dan perempuan menjadi
suami-isteri; nikah; perkawinan = pernikahan. Menurut Hornby (1957) Mariariage: the
union of two person as husband and wife. Ini berarti bahwa perkawinan itu adalah
bersatunya dua orang menjadi suami-isteri. Menurut Undang-Undang Perkawinan
yaitu Undang-Undang no. 1 tahun 1974, perkawinan adalah ikatan batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.[1]
 Menurut Kitab Hukum Kanonik (KHK)1983, yaitu dalam kanon 1055 1 menyebutkan
secara mendasar dan ringkas mengenai perkawinan katolik sebagai berikut:
1. Dengan perjanjian nikah pria dan wanita membentuk antara mereka kebersamaan
seluruh hidup; dari sifat kodratinya perjanjian itu terarah pada kesehateraan suami-
isteri serta kelahiran dan pendidikan anak, oleh Kristus Tuhan perjanjian perkawinan
antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen”.
4. Sebut dan jelaskan Ajaran Gereja Katolik tentang sifat perkawinan dalam Gereja Katolik!
A. Monogami:
Perkawinan katolik bersifat monogami, artinya bahwa perkawinan itu dilakukan oleh
seorang laki-laki dan seorang perempuan.
B. Tidak dapat diceraikan:
Sebetulnya ini berkaitan erat dengan sifat monogami dari perkawinan katolik tadi.
Sebab, kalau perjanjiannya itu sah, hanya maut yang bisa memisahkan. Jadi tidak ada
kuasa apapun yang boleh dan dapat memisahkan atau memutuskan ikatan
perkawinan itu. Di dalam ikatan Perkawinan ini, kesepakatan suami dan istri yang
telah dibaptis untuk saling memberi dan saling menerima,telah dimetiraikan oleh
Allah sendiri. Atas dasar inilah, maka Perkawinan Katolik yang sudah diresmikan dan
dilaksanakan melalui perjanjian yang layak dan legitim tidak dapat diceraikan.
C. Seumur hidup:
Perkawinan katolik, yang monogami dan tak terceraikan itu mengisyaratkan ikatan
kebersamaan antara suami dan istri selama hidup. Batas akhir dari ikatan itu ada pada
batas hidup salah satu di antara mereka. Maka dikatakan bahwa ikatan itu tetap ada
sampai ketika maut memisahkan mereka. Dan ketika maut memisahkan mereka
secara otomatis segala ikatan formal baik secara hukum maupun tanggungjawab
moral, menjadi tidak ada lagi. Tentu saja karena tidak ada lagi ikatan perkawinan
dengan yang sudah meninggal, maka yang masih hidup tidak terhalang lagi jika ingin
mengadakan ikatan perkawinan baru dengan orang lain.
5. Sebut dan jelaskan 3 Sumber Iman Kristiani yang dihayati dan diajarkan dalam Gereja
Katolik!
A. Tradisi Suci
Tradisi suci merupakan urutan pertama dari dasar iman Katolik karena sekalipun
dimasa awal Gereja Katolik bertumbuh belum ada satu kesatuan Alkitab seperti
sekarang, berbagai tantangan gereja masa kini pada zaman terutama serangan iman
kepada Gereja Katolik sudah gencar dilancarkan, namun dengan tradisi suci Gereja
dapat dimasukkan salah satu pengertian liturgi dalam Gereja. Tradisi Suci adalah
ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam Kisah Para Rasul 2:4, 1
Korintus 15:3; 2 Tesalonika 2:15; Yohanes 21:25, 16:12-13). Tradisi suci ini terjamin
kebenarannya secara tidak tertulis karena dipelihara oleh Gereja yang adalah tiang
Pondasi kebenaran. Contoh Tradisi Suci adalah orang Katolik memegang tanda Salib
Katolik.
B. Kitab Suci
Kitab Suci atau pendalaman Alkitab Katolik menurut doktrin Katolik adalah
penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam
Gereja dan berkarya di dalamnya (Kolose 3:16). Sesuai dengan kehendak Allah,
terjadilah pengalihan Kitab Suci sebagai Injil dalam dua cara, sebagai berikut:
Secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta
penetapan dalam meneruskan apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan
karya Kristus sendiri atau dorongan peranan Roh Kudus dalam Gereja’’.
secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh para rasul, yang atas ilham Roh Kudus itu
juga telah membukukan Amanat Keselamatan atau melakukan Amanat Agung’’
(Matius 28:20).
Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya
mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi
satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Demikian gereja sebagai tubuh Kristus,
yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, bukan hanya melalui
Kitab Suci maupun tradisi suci.
C. Magisterium
Magisterium adalah wewenang kuasa mengajar Gereja Katolik. Salah satu produk dari
Magisterium adalah Katekismus Gereja Katolik (KGK). Magisterium juga adalah
sebuah tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan
itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang
kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus. Wewenang mengajar hanya
dipegang teguh oleh Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik agar tidak terjadi
salah tafsir yang menyebabkan 39.000 lebih denominasi Kristen menyebar di seluruh
dunia yang tak jelas apa dasarnya membuat denom tersebut. Inilah mengapa Gereja
Katolik yang hanya berhak menjadi pengajar mengenai iman (2 Petrus 1:20-21; Lukas
10:16).

Anda mungkin juga menyukai