BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Restorasi Meiji merupakan suatu gerakan pembaruan yang dipelopori oleh Kaisar
Mutsuhito, atau Kaisar Meiji. Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,
Revolusi, atau pembaruan. Restorasi Meiji merupakan suatu rangkaian kejadian yang
menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada
tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan Awal zaman
Meiji. Restorasi Meiji bisa dikatakan sebagai jaman “pencerahan” Jepang setelah selama 200
tahun lebih menutup diri dari hubungan luar di bawah kepemimpinan rezim Tokugawa.
Dengan adanya Restorasi Meiji ini masa dimana Jepang akan menjelma menjadi negara yang
maju pun dimulai. Sejalan dengan arti dari kata meiji sendiri, yaitu ”yang berpikiran cerah”.
Bangsa Jepang kemudian mulai berbenah diri dan berusaha mengejar
ketertinggalannya dari bangsa Eropa Barat. Restorasi Meiji berhasil menjadikan bangsa
Jepang menjadi bangsa yang modern pada waktu itu. Jepang yang seperti diketahui saat itu
merupakan negara ‘kuno’ dan miskin dengan sakokunya(isolasi) menjelma menjadi salah
satu kekuatan yang disegani di Asia Timur.Banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam
dibidang industri, pemerintahan, pendidikan maupun militer akibat dari Restorasi Meiji.
Kemajuan-kemajuan tersebut dicapai hanya dalam kurun waku kurang dari 50 tahun.
Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pengaruh
Restorasi Meiji terhadap modernisasi yang terjadi di Negeri Matahari Terbit tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab timbulnya Restorasi Meiji?
2. Bagaimana proses terjadinya Restorasi Meiji?
3. Bagaimana pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi masyarakat Jepang?
4. Mengapa masyarakat Jepang mengalami kemajuan pesat setelah terjadi Restorasi Meiji?
5. Apa hubungan antara Restorasi Meiji dengan Imperialisme Jepang.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab timbulnya Restorasi Meiji.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya Restorasi Meiji.
3. Untuk mengetahui pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi masyarakat Jepang.
4. Untuk mengetahui penyebab masyarakat Jepang mengalami kemajuan pesat setelah terjadi
Restorasi Meiji.
5. Untuk mengetahui hubungan antara Restorasi Meiji dengan Imperialisme Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji
Pada masa menjelang terjadinya Restorasi Meiji Jepang dipimpin oleh Kesyogunan
Tokugawa. Kesyogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir
di Jepang setelah Kesyogunan Kamakura dan Kesyogunan Muromachi. Ketika Kesyogunan
Tokugawa memerintah, Jepang melaksanakan politik isolasi terhadap dunia luar (politik
Sakoku). Artinya, Jepang menyatakan menutup diri bagi orang asing, agama asing dan
pengaruh asing. Orang-orang jepang dilarang berpergian ke luar negeri. Orang-orang yang
berasal dari luar Jepang diusir.
Kekuasaan Tokugawa memang mampu menciptakan ketentraman. Namun, seiring
pertambahan penduduk yang melaju dengan cepatnya membuat Pemerintah Tokugawa tidak
mampu mengatasi kesulitan ekonomi. Lantas Jepang meninggalkan politik isolasi. Hal ini
ditandai dengan perjanjian Syimoda pada tanggal 30 Maret 1854. Isi dari perjanjian tersebut
pelabuhan Syimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Pembukaan
tersebut merupakan awal saja karena terjadi lagi tahapan kedua di tahun 1858 dalam
Townsend Harris Agreement, yang isinya: Jepang Menyetujui pangangakatan duta Amerika
di Yedo dan konsul-konsul dikota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing;
Jumlah pelabuhan yang dibuka ditambah; Diadakan perdagangan bebas dan warga Negara
Amerika Serikat dibolehkan diam di Yedo, Osaka dan kota-kota lainnya yang telah dibuka
untuk perdagangan asing; Penetapan peraturan bea impor; dan pertukaran mata uang dengan
bebas.
Akibat dari perjanjian ini berarti jepang telah terbuka lebar dan politik isolasinya
sudah berakhir. Hal ini menjadi latar belakang terjadinya Restorasi Meiji. Masyarakat jepang
kecewa dengan pemerintahan Syogun Tokugawa yang mulai membuka terhadap pengaruh
dari bangsa asing. Syogun dianggap lemah karena meninggalkan politik isolasi. Peristiwa
inilah menjadi awal dari gerakan Restorasi Meiji.
B. Proses Terjadinya Restorasi Meiji
Pembukaan Jepang bagi bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi
bangsa Jepang terutama kekuasaan syogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan
munculnya perasaan anti-Syogun, Syogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya kepada
bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno juga semakin kuat di mana Komei
Tenno (Kaisar Osyahito) yang menolak untuk menandatangani perjanjian shimoda dianggap
sebagai orang kuat dan Syogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan itu ditambah dengan semakin kuatnya gerakan anti Syogun di bawah
pimpinan daimyo (gubernur militer) Satsyuma dan Cosyu. Ternyata Syogun Tokugawa tidak
mampu mengembalikan ketertiban dalam negeri. Tentara yang dikirim untuk membasmi
gerakan anti Syogun dapat dikalahkan. Tidak ada pilihan lain bagi Pemerintahan Syogun
Tokugawa kecuali untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Tenno.
C. Masa Restorasi Meiji
Masa-masa menjelang peralihan kekuasaan tersebut telah menimbulkan ketegangan
tersendiri di Jepang yaitu antara Tenno yang didukung Satsyuma dan Syogun, bangsa asing
(Inggris, Perancis) berusaha ikut campur tangan untuk melemahkan Jepang dengan
mengobarkan perang saudara. Inggris ingin mendukung Tenno dan Perancis Syogun. Tetapi
baik Tenno maupun syogun menolaknya. Pada tahun 1867 Kaisar Osyahito ( Komei
Tenno) digantikan oleh Kaisar Mutsuhito yang juga terkenal dengan Kaisar Meiji. Meiji
Tenno (Mutsuhito 1867-1912 pada waktu itu baru berusia 14 tahun) akhirnya memegang
tampuk pemerintahan Jepang pada tanggal 14 Desember dan membuka zaman baru yang
gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas dikenal dengan sebutan “Restorasi Meiji”. Tenno memakai sebutan
nama masa pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan yang berfikiran cerah dan fikirannnya
diterangi. Langkah awal yang dilakukan Tenno yang baru ialah memindahkan ibukota dari
Kyoto ke Tokyo (1869), menciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama
Hinomaru didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan kimigayo
berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya diresmikan sebagai
agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kekokohan kebangsaan Jepang yang
akan dijadikan dasar modernisasi Jepang. Pada tanggal 8 April 1868 merupakan saat yang
bersejarah bagi Jepang. Pada hari itu Kaisar Meiji mengeluarkan proklamasinya yang berisi:
1. Akan dibentuk parlemen.
2. Harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
3. Semua jabatan terbuka untuk semua orang.
4. Akan dibentuk tentara nasional.
5. Tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
6. Adat-istiadat kolot yang menghalang-halangi kemajuan harus dihapuskan.
7. Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan Negara.
(Abdul Hamid dkk, 1979 : 219).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara yang
modern dan imperialis. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir
secara drastis berubah menjadi masyarakat modern yang setaraf dengan masyarakat di Eropa
Barat. Upaya-upaya yang dilakukan Kaisar Meiji terbilang sangat efektif dan efisiaen. Hal ini
ditunjukan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai.
Restorasi Meiji membawa pengaruh yang sangat besar dalam upaya merubah masyarakat
Jepang menjadi masyarakat modern. Kemajuan-kemajuan yang dicapai setelah Restorasi
Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja
yang baik dari masyarakat Jepang sendiri. Kemajuan dalm segal bidang secara tidak langsung
membuat bangsa Jepang melancarkan gerakan imperialism.
Dalam pembaruan-pembaruan yang dilakukan, Jepang membuat suatu catatan penting
yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua. Hal yang menarik dari Restorasi Meiji
adalah bahwa antara unsur-unsur baru dan unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara
bersama-sama. Jadi bisa kita katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai
bidang dan sektor. Nilai-nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang.
Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan
tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.
Daftar Pustaka
Dasuki, Achmad dan Rochiati Wiraatmadja. 1976. Sejarah Asia Timur. Bandung: IKIP.
Hamid, Abdul, dkk. Sejarah Umum. 1979. Jakarta: PT. Sumber Bahagia
Ishii, Ryosuke. 1989. Sejarah Institusi Politik Jepang. Jakarta: PT. Gramedia.
Soebantardjo. 1958. Sari Sedjarah; Jilid 1: Asia-Australia. Yogyakarta: Bopkri
Suradjaja, I Ketut.1984. Pergerakan Demokrasi Jepang. Jakarta: Karya Unipress.
http://blog.andiarahman.com/era-tokugawa-dan-restorasi-meiji/.html
http://erakas.blogspot.com/2011/03/restorasi-meiji-awal-jepang-jadi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan-Satsuma.html
http://nasdemjatim.wordpress.com/2011/02/28/restorasi-meiji-sebuah-pembelajaran-bagi-
indonesia/.html
Diposkan oleh Muhammad Hartanto di 06.55
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
1.
Balas