Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pondasi Tiang


Pondasi tiang adalah pondasi yang berbentuk tiang, tunggal maupun
kelompok yang monolit antara tiang dan kepala tiangnya, yang berfungsi untuk
menyalurkan beban yang berasal dari struktur atas ke lapisan tanah keras
(Nakazawa,1994). Menurut Hardiyatmo, pemilihan pondasi tiang sebagai sub-
struktur didasarkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Ketika lapisan atas tanah tidak mampu untuk menyokong beban yang
bekerja dari struktur atas
2. Ketika beban horisontal yang bekerja terlalu besar sehingga pondasi tiang
dapat mereduksi momen yang terjadi

2.1.1 Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal


Menurut Nakazawa (1994), daya dukung tiang untuk menahan gaya tekan
aksial diperoleh dari jumlah daya dukung ujung tiang dan tahanan geser pada
dinding tiang seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, dan besarnya daya dukung
yang diijinkan (Ptunggal) diperoleh dari persamaan di bawah ini.
1
Ptunggal = Pu
FK _ tunggal

=
1
 Pp  Ps 
FK
Dimana,
Ptunggal = Daya dukung ijin aksial tiang tunggal
FK = Faktor keamanan
Pu = Daya dukung ultimit aksial tiang tunggal
Pp = Daya dukung aksial ujung tiang
Ps = Daya dukung selimut tiang

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
4
LAPORAN AKHIR

Gambar 2.1 Mekanisme Daya Dukung Tiang

Menurut Hardiyatmo (2001), kapasitas tiang dapat dihitung secara empiris


dari nilai sondir, dimana persamaannya telah diberikan oleh Mayerhof (1956)
yang dapat digunakan baik untuk tiang yang terletak pada tanah pasir jenuh
ataupun pada lempung kaku adalah sebagai berikut.
Pu_tunggal = (Ap x qc) + (As x fs)

Dimana,
Pu = Daya dukung ultimit aksial tiang (kg)
qc = Nilai tekanan konus sondir (kg/cm2)
fs = Nilai hambatan lekat (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang (cm2)
As = Luas selimut tiang (cm2)

Menurut Mayerhof (1976), faktor keamanan dalam perhitungan daya


dukung ujung tiang adalah sebesar 3 (tiga), dan faktor keamanan untuk daya
dukung selimut tiang adalah 1,5, sehingga dengan memasukan faktor keamanan,
daya dukung ijin aksial tekan tiang tunggal adalah sebagai berikut.
Ptunggal = (Ap x qc) /3 + (As x fs)/1,5

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
5
LAPORAN AKHIR

Faktor keamanan dalam perencanaan daya dukung tiang dimaksudkan


untuk:
1. Memberikan keamanan terhadap ketidak pastian metode perhitungan yang
digunakan
2. Memastikan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban
yang bekerja
3. Meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang masih
dalam batas-batas toleransi

2.1.2 Daya Dukung Kelompok Tiang


Bowles, Jika beberapa tiang pancang digabungkan pada bagian pelat yang
disebut sebagai pilecap menjadi satu kelompok, untuk memastikan bahwa
kelompok tiang itu bekerja secara kelompok yang secara teoritikal daya dukung
tiang kelompok merupakan hasil perkalian antara daya dukung aksial tiang
tunggal dengan jumlah tiang, maka efisiensi tiang kelompok perlu dihitung.
Efisiensi tiang kelompok merupakan faktor yang dapat dimasukan kedalam
perhitungan daya dukung tiang kelompok, artinya daya dukung kelompok tiang
merupakan hasil perkalian jumlah tiang dengan daya dukung aksial tiang tunggal
dengan efisiensi kelompok tiang.
P = m x n x Ptunggal x Eff

AASHTO Bridge Spesification, menyarankan untuk menggunakan efisiensi


kelompok tiang dengan menggunakan persamaan yang telah dikeluarkan
Moorhouse dan Sheehan (1985) sebagai berikut.
( n  1 )m  ( m  1 )n
Eff = 1 
90 mn
 = tan-1 D/s dalam derajat
Dimana,
Eff = Efisiensi tiang kelompok
D = Diameter tiang
s = Jarak antar tiang

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
6
LAPORAN AKHIR

n = Jumlah susunan baris tiang


m = Jumlah susunan kolom tiang

2.1.3 Daya Dukung Lateral Tiang


2.1.3.1 Kriteria Jenis Tiang Penahan Beban Lateral
Dalam analisis gaya lateral, tiang perlu dibedakan menurut model
ikatannya dengan pelat penutup tiang, model ikatan tersebut sangat mempengaruhi
kelakuan tiang dalam mendukung beban lateral (Hardiyatmo, 2001). Sehubungan
dengan hal tersebut, tiang-tiang dibedakan menurut dua tipe, yaitu:
1. Tiang ujung jepit (fixed end pile)
2. Tiang ujung bebas (free end pile)

McNulty (1956) mendefinisikan tiang ujung jepit sebagai tiang yang


ujungnya terjepit (tertanam) dalam pelat penutup (pile cap) paling sedikit sedalam
60 cm, jika tertanam kurang dari 60 cm, maka tiang tersebut termasuk kedalam
tiang ujung bebas.
Selain model ikatan dengan kepala tiang, jenis tiang dapat
diklasifikasikan berdasarkan faktor kekakuan R dan T (Hardiyatmo, 2001). Faktor
kekakuan tersebut diyatakan dipengaruhi oleh kekakuan (EI) dan kompresibilitas
tanah yang dinyatakan dalam modulus tanah. Jika tanah berupa tanah lempung
kaku terkonsolidasi berlebihan (stiff over consolidated clay), faktor kekakuan
untuk modulus tanah konstan (R) dinyatakan oleh persamaan berikut ini.

4
R = EP I p / K

Dimana,
Ep = Modulus elastis tiang
Ip = Momen inersia tiang
K = khd = k1/1,5 = Modulus tanah
d = diameter tiang

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
7
LAPORAN AKHIR

Nilai-nilai k1 yang disarankan oleh Terzaghi (1955), ditunjukan dalam


tabel 2.1. Faktor kekakuan untuk modulus tanah (T) yang tidak konstan pada
kebanyakan lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) dan tanah
granuler dinyatakan oleh persamaan di bawah ini.
5
T = EI / n h

Dimana,
K = nh z
kh = nh z/d

Nilai nh untuk tanah granuler disarankan oleh Terzaghi (1955) dapat dilihat
pada tabel 2.2, dalam tabel tersebut dicantumkan pula nilai nh yang disarankan
oleh Reese dkk. (1956). Nilai nh untuk tanah lempung dapat dilihat pada tabel 2.3.
Dari nilai kekakan R dan T yang telah dihitung, Tomlinson (1977) mengusulkan
kriteria tiang pendek dan tiang panjang berdasarkan kriteria pada tabel 2.4.

Tabel 2.1 Hubungan Modulus Subgrade (k1) dengan Kuat Geser Undrainage
untuk Lempung Kaku Terkonsolidasi Berlebih (Terzaghi, 1955)
Konsistensi Kaku Sangat kaku Keras
Kohesi undrainage (C u )
2
kN/m 100-200 200-400 > 400
2
kg/cm 1-2 2-4 >4
k1
3
MN/m 18-36 36-72 > 72
3
kg/cm 1,8-3,6 3,6-7,2 > 7,2
k 1 Direkomendasikan
3
MN/m 27 54 > 108
3
kg/cm 2,7 5,4 > 10,8

Sumber : Buku Teknik Pondasi II, Hary Christady Hardiyatmo, 2001

Tabel 2.2 Nilai-nilai nh untuk tanah granuler (c = 0)

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
8
LAPORAN AKHIR

Kerapatan relatif (D r ) Tidak padat Sedang Padat


Interval nilai A 100-300 300-1000 1000-2000
Nilai A dipakai 200 600 1500
n h , Pasir kering atau lembab 2425 7275 19400
3
(Terzaghi) (kN/m )
3
n h , Pasir terendam air (kN/m )
Terzaghi 1386 4850 11779
Reese dkk. 5300 16300 3400

Sumber : Buku Teknik Pondasi II, Hary Christady Hardiyatmo, 2001

Tabel 2.3 Nilai-nilai nh untuk tanah kohesif (Poulos dan Davis, 1980)
3
Tanah n h (kN/m ) Referensi
Lempung terkonsolidasi 166-3518 Reese dan Matlock (1956)
lunak
277-554 Davisson dan Prakash (1963)

Lempung terkonsolidasi normal 111-277 Peck dan Davisson (1962)


organik
111831 Davisson (1970)

Gambut 55 Davisson (1970)

27,7-111 Wilson dan Hilts (1967)

Loose 8033-11080 Bowles

Sumber : Buku Teknik Pondasi II, Hary Christady Hardiyatmo, 2001

Tabel 2.4 Kriteria Tiang Kaku dan Tiang Tidak Kaku (Tomlinson, 1977)
Modulus Tanah Bertambah
Tipe Tiang Modulus Tanah Konstan
dengan Kedalaman
Kaku (Tiang Pendek) L  2T L  2R
Tidak Kaku (Tiang Panjang) L  4T L  3,5R

Sumber : Buku Teknik Pondasi II, Hary Christady Hardiyatmo, 2001

2.1.3.2 Analisa Daya Dukung Lateral Tiang

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
9
LAPORAN AKHIR

Banyak metode yang dapat digunakan dalam analisa daya dukung lateral
tiang, salah satunya adalah metode broms. Pada penulisan tiang diasumsikan
sebagai tiang jepit karena menyatu dengan kaki abutment, sehingga dalam
analisanya hanya menggunakan persamaan untuk tiang jepit saja.

1. Tiang dalam tanah kohesif


Menurut Broms, momen yang terjadi pada tubuh tiang (ujung jepit) yang
tertanam di dalam tanah sama dengan momen yang terjadi oleh pelat
penutup tiang (pile cap) dalam kasus ini terjadi pada kaki abutment.
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung tahanan tiang ultimit
terhadap beban lateral pada tipe tiang pendek adalah sebagai berikut:
Hu = 9 x cu x d (L-3d/2)
Mmaks = Hu (L/2 + 3d/4)
Untuk tiang panjang nilai Hu dan My diplot dari grafik pada gambar 2.2 di
bawah ini

Gambar 2.2 Tahanan Lateral Ultimit Tiang dalam Tanah Kohesif


(Broms’64)
Dimana My adalah momen tahanan tiang (kN.m)
2. Tiang dalam tanah granuler
Untuk tiang jepit dalam tanah granuler, keruntuhan tiang akan berupa
translasi, beban lateral ultimit dinyatakan sebagai berikut.
Hu = (3/2) x x d x L2 x Kp
Momen negatif pada kepala tiang dihitung dengan persamaan.
Mmaks =  x d x L3 x kp

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
10
LAPORAN AKHIR

2.2 Metodologi Evaluasi

MULAI

MENGUMPULKAN

 DATA
As Built Drawing
 Laporan Penyelidikan Tanah

MENGHITUNG PEMBEBANAN

ANALISA STRUKTUR STATIS


TAK TENTU PADA STRUKTUR
RANGKA BATANG JEMBATAN

BEBAN PADA PIER:

 BEBAN VERTIKAL (Rv)


 BEBAN HORISONTAL (Rh)

MENGHITUNG DAYA DUKUNG PONDASI:


DAYA DUKUNG AKSIAL (P)
DAYA DUKUNG LATERAL (H)

MEMBUAT KESIMPULAN

SELESAI

Evaluasi dan Perencanaan Detail Pengembangan Jembatan Pipa Distribusi Utama


Sungai Cisadane dan Relokasi Jalur Pipa Distribusi Utama Jalan Teuku Umar – Cikokol
PT. CATUR KARSA GEMILANG
11

Anda mungkin juga menyukai