Nim : 1902140032
Mata kuliah : Filsafat Ilmu
Prodi : Hukum Tata Negara
Pemikiran
Ujian kebenaran yang di dasarkan atas teori korespondensi paling diterima secara luas
oleh kelompok realis. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesetiaan kepadarealita
obyektif (fidelity to objective reality). Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang
fakta dan fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan (judgement) dan situasi yang dijadikan
pertimbangan itu, serta berusaha untuk melukiskannya, karena kebenaran mempunyai hubungan
erat dengan pernyataan atau pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu.
Teori ini menganggap. Teori kebenaran korespondensi adalah “teori kebenaran yang
menyatakan bahwa suatu pernyataan itu benar kalau isi pengetahuan yang terkandung dalam
pernyataan tersebut berkorespondensi (sesuai) dengan objek yang dirujuk oleh pernyataan
tersebut.”
Biografi
Baruch de Spinoza (24 November 1632 – 21 Februari 1677)
(adalah filsuf keturunan Yahudi Portugis berbahasa Spanyol yang lahir dan besar
di Belanda. Pikiran Spinoza berakar dalam tradisi Yudaisme. Pemikiran Spinoza yang terkenal
adalah ajaran mengenai Substansi tunggal Allah atau alam. Hal ini ia katakan karena baginya
Tuhan dan alam semesta adalah satu dan Tuhan juga mempunyai bentuk yaitu seluruh alam
jasmaniah. Oleh karena pemikirannya ini, Spinoza pun disebut sebagai penganut panteisme-
monistik.
Pemikiran
Teori kebenaran Koherensi. Tokoh teori ini adalah Spinosa, Hegel dan Bradley. Suatu
pengetahuan dianggap benar menurut teori ini adalah “bila suatu proposisi itu mempunyai
hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang terdahulu yang bernilai benar”. Jadi, kebenaran dari
pengetahuan itu dapat diuji melalui kejadian-kejadian sejarah, atau melalui pembuktian logis
atau matematis. Pada umumnya ilmu-ilmu kemanusiaan, ilmu sosial, ilmu logika, menuntut
kebenaran koherensi.
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan fakta
atau realita, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri, dengan kata lain kebenaran
ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah
kita ketahui dan kebenarannya terlebih dahulu.
Teori ini menganggap bahwa“ "Suatu pernyataan dapat dikatakan benar apabila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
di anggap benar".
Jadi menurut teori ini, “putusan yang satu dengan putusan yang lainnya saling
berhubungan dan saling menerangkan satu sama lain. Maka lahirlah rumusan kebenaran adalah
konsistensi, kecocokan.”
Teorikebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria
koheren atau konsistensi. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada
pernyataan yang lain. Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi
oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada peran fungsi dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya dalam
lingkup ruang dan waktu tertentu. Teori ini juga dikenal dengan teori problem solving, artinya
teori yang dengan itu dapat memecahkan segala aspek permasalahan. Kebenaran suatu
pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Proposisi dikatakan benar
sepanjang proposisi itu berlaku atau memuaskan. Apa yang diartikan dengan benar adalah yang
berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para
pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan
akibat atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequences). Teori ini tidak mengakui
adanya kebenaran yang tetap atau mutlak.
Sumber
http://rizkie-library.blogspot.com/2015/12/teori-teori-kebenaran.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bertrand_Russell
https://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_de_Spinoza
http://goedangbiografi.blogspot.com/2016/05/biografi-dan-pemikiran-charles-sanders.html