Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat tugas presentasi


mata kuliah Informasi manajemen

Disusun oleh:
Kelompok 4

Dzaki Sagita Rusmansyah 1912070022


Shafira Nabila 1912070024
Putri Damayanti 1912070025

Program Studi S1 Manajemen Kelas Lanjutan


Perbanas Institute
2020
I. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
sebuah perusahaan, semakin pesat perkembangan suatu perusahaan maka
sistem informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan
keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan
perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah,
perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi. Persaingan bisnis yang
ketat mengharuskan manajemennya untuk selalu berpikir bagaimana untuk
menyediakan produk dan layanan yang unggul dan berkualitas tinggi dengan
biaya yang rendah.
Pengembangan Sistem Informasi perlu dilakukan. Hal ini bertujuan
untuk menghindari adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem
yang lama. Pengembangan sistem informasi juga dilakukan untuk meraih
kesempatan-kesempatan yang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh perusahaan.
Terkadang pengembangan sistem informasi ini dilakukan karena adanya
instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah
Membangun sebuah sistem informasi yang baru merupakan salah satu
jenis dari perubahan organisasi yang terencana. Karena dalam membuat suatu
sistem informasi yang baru membutuhkan lebih dari software dan hardware.
Ketika kita merancang sebuah sistem informasi yang baru maka kita juga
mendesain ulang suatu organisasi tersebut. Seorang percancang sistem harus
benar-benar memahami bagaimana sebuah sistem akan mempengaruhi proses
bisnis secara spesifik dan organisasi itu sendiri.
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap,
dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap
sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan
mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana
stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan
kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk
periode 3(tiga) sampai 5 (lima) tahun.

II. Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi


Teknologi informasi dapat mendorong perubahan organisasi. Gambar 1
menunjukan 4 macam perubahan struktur organisasi yang dapat dipengaruhi
oleh teknologi informasi: 1) automation, 2) rationalization, 3) business process
redesign, dan 4) paradigm shifts. Masing-masing mempunyai resiko dan
penghargaan yang berbeda. Semakin tinggi manfaat yang didapat maka akan
semakin tinggi juga resiko kegagalannya.
a. Yang paling umum dari teknologi informasi yang dapat mempengaruhi
perubahan organisasi adalah automation (otomatisasi). Otomasi ini pada
dasarnya berkaitan dengan penerapan sistem mekanis, elektronik dan sistem
informasi berbasis komputer untuk mengoperasikan dan mengendalikan
produksi. Penerapan pertama dari teknologi informasi yaitu membantu
pekerja dalam menjalankan tugas mereka agar lebih efektif dan efisien.
Contoh : penerapan teknologi otomasi ini salah satunya ketika kita
memesan tiket di Online Travel Agent, dalam proses pembayaran, kita akan
diberikan nominal unik di total pembayaran, misalnya kita membeli tiket
seharga Rp 100.000, maka ketika check out nominal yang tertera adalah Rp
100.416, tiga angka terakhir adalah merupakan identifier, sehingga system
akan secara otomatis melakukan verifikasi pembayaran tepat setelah
dilakukan transfer. Jika yang melakukan pembayaran sebesar Rp 100.000
ada ribuan orang, maka operator membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mencari nama pengirim, mengecek nominal dan lain-lain. Dengan
diterapkannya teknologi tersebut maka operator tersebut akan menjadi lebih
efektif dan efisien.
Gambar 1 Jenis perubahan organisasi struktural

b. Bentuk yang lebih dalam dari perubahan organisasi yang mengikuti


automation adalah rationalization of procedures (prosedur rasionalisasi).
Prosedur Rasionalisasi adalah pelurusan prosedur standar operasi. Prosedur
Rasionalisasi biasanya ditemukan dalam program untuk pembuatan seri
perbaikan kualitas yang berkelanjutan dalam produk.
Contoh : Upgrade sistem dari yang lama menjadi yang lebih baru dengan
fitur yang lebih canggih dan waktu pemrsesan yang lebih singkat sehingga
mempermudah proses bisnis. Employee Self Service PT Jamkrindo
diupgrade dalam versi yang lebih dengan fitur checking location, waktu dan
pengambilan selfie saat absensi masuk dan pulang kantor.
c. Tipe yang lebih kuat dari perubahan organisasi adalah business process
redesign (rancangan ulang proses bisnis), dimana proses bisnis adalah
menganalisis, menyederhanakan, dan merancang ulang. Prosedur
rasionalisasi dan rancangan ulang proses bisnis terbatas pada bagian
spesifik dari sebuah bisnis. Sistem informasi yang baru pada akhirnya dapat
meempengaruhi rancangan dari sebuah organisasi dengan merubah
bagaimana organisasi tersebut keluar dari bisnis tersebut atau bahkan sifat
dari bisnis itu sendiri.
Contoh : Bank Perkreditan mengurangi waktu untuk memberikan kredit
dari 4 minggu menjadi satu minggu, dengan mengubah alur kerja secara
radikal dan dokumen prosedur manajemen. Agar reka ulang proses bisnis
ini berjalan sesuai target yang diharapkan maka BPR ini kemudian
menggunakan system agar mengurangi risiko human error.
d. Terakhir adalah bentuk perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut
sebagai paradigm shift (pergeseran paradigma). Sebuah pergeseran
paradigma melibatkan pemikiran ulang sifat dari bisnis dan organisasi
tersebut. Pergeseran paradigma dan rekayasa ulang biasanya gagal karena
perubahan organisasi secara luas itu sangat sulit.
Contoh : PT. Sido Muncul (produksi jamu), organisasi yang selalu
menjaga imagenya dihadapan konsumen yang menginginkan kualitas dan
produksi yang bersih dan sehat. Belajar dari hal ini PT. Sido Muncul
selalu menampilkan dalam layanan iklannya yang berkaitan dengan
pemilihan bahan jamu yang berkualitas dan produksi yang hiegenis, di
samping itu PT. Sido Muncul mengubah paradigma konsumen yang selama
ini bentuk jamu itu serbuk dan pahit maka PT. Sido Muncul memproduksi
jamu berbentuk cair dengan rasa mint dan madu.
Selain itu PT. Bakrie Telecom TBk juga melakukan paradigma dengan
malakukan beberapa terobosan guna merubah paradigma lama, dimana
operator yang menentukan segalanya menjadi paradigma baru dimana
pelanggan diberi keleluasaan untuk dapat menentukan produk atau layanan
telekomunikasi mereka sesuai selera masing-masing.

III. Perancangan Ulang Proses Bisnis


Manajemen proses bisnis menyediakan berbagai alat dan metodologi
untuk menganalisis proses yang ada, merancang proses yang baru dan
mengoptimalkan proses tersebut. Perusahaan melakukan manajemen proses
bisnis melalui langkah-langkah berikut:
1) Mengidentifikasi proses untuk perubahan
Salah satu penetapan strategi yang paling penting dimana sebuah
perusahaan dapat membuat untuk tidak memutuskan bagaimana
menggunakan komputer untuk memperbaiki proses bisnis, tapi memahami
bisnis apa yang butuh untuk diperbaiki.
2) Menganalisis proses yang ada
Proses bisnis yang ada harus termodel dan terdokumentasi, memperhatikan
input, output, sumber daya, dan urutan aktivitas.
3) Merancang proses yang baru
Suatu proses yang ada dipetakan dan diukur dalam kurun waktu dan biaya,
tim perancang proses akan mencoba memperbaiki proses yang ada dengan
merancang yang baru.
4) Mengimplementasikan proses yang baru
Suatu proses yang telah termodel dan dianalisis, harus diterjemahkan ke
dalam sebuah kesatuan prosedur dan aturan kerja yang baru.
5) Pengukuran yang berlanjut
Suatu proses yang telah diimplementasikan dan dioptimalkan,
membutuhkan pengukuran yang berlanjut. Karena proses mungkin akan
memburuk.

IV. Ringkasan Pengembangan Sistem

Sebuah sistem informasi dibentuk sebagai solusi bagi perusahaan untuk


menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Pengembangan system adalah
kegiatan yang menghasilkan solusi terstruktur dengan aktivitas-aktivitas yang
berbeda. Aktivitas tersebut terdiri dari analisis sistem, perancangan sistem,
pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
Gambar 2 Alur Pengembangan Sistem

1. Analisis Sistem
Analisis system adalah analisis masalah yang diselesaikan oleh
perusahaan menggunakan system informasi. Pada tahap ini terdiri dari
pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan
indentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatuu system
pemecahan masalah.
Analisis sistem juga meliputi studi kelayakan untuk menentukan apakah
solusi tersebut layak atau dapat dicapai secara keuangan, teknis, dan sudut
padang organisasi, dapat dijadikan sebagai investasi bagi perusahaan, serta
apakah teknologi yang dibutuhkan dan para ahli yang dapat menangani sistem
ini tersedia. Contoh : membuat sebuah laporan rinci dari kebutuhan informasi
yang harus dipenuhi oleh sistem yang baru
2. Perancangan Sistem
Analisis sistem akan menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh
system untuk memenuhi kebutuhan sistemnya, dan perancang sistem akan
menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat memenuhi sasaran. Spesifikasi
pada sistem tersebut harus terstruktur dan dapat mengatasi semua komponen
manajerial, organisasi, dan teknologinya. Contoh : Pengguna harus memiliki
kontrol yang cukup atas proses desain untuk memastikan bahwa sistem
mencerminkan prioritas bisnis dan kebutuhan informasi pengguna
3. Pemograman
Spesifikasi sistem yang telah dirancang lalu diterjemahkan ke dalam
software kode program.
4. Pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil sistem ini benar
atau bebas dari kesalahan. Langkah yang harus dilakukan :
• Pengujian unit (unit testing)
Dilakukan pengujian setiap program secara terpisah agar dapat menjamin
bahwa program bebas dari kesalahan, tapi mustahil hal tersebut terwujud.
• Pengujian sistem (system testing)
Dilakukan pengujian pada fungsi sistem informasi secara keseluruhan. Hal
tersebut dilakukan untuk menentukan apakah seluruh bagian dapat
berfungsi bersama-sama.
• Penerimaan dalam pengujian (acceptance testing)
Memberikan kepastian bahwa sistem siap untuk digunakan dalam situasi
produksi.
5. Konversi
Konversi merupakan proses perubahan dari sistem lama menjadi sistem
baru. Terdapat empat strategi utama, yaitu :
• Strategi Paralel (parallel strategy)
Pengaplikasian secara serempak antara sistem lama dan calon sistem baru
selama kurun waktu tertentu sampai fungsi yang baru telah diyakini telah
berjalan dengan baik
• Strategi Pindah Langsung (direct cutover)
Mengganti seluruh sistem lama dengan sistem baru dihari yag sudah
ditentukan
• Strategi Studi Percontohan (pilot study)
Menjalankan sistem yang baru pada area yang telah ditentukan perusahaan,
seperti hanya pada satu departemen.
• Strategi Pendekatan Bertahap (phased approach)
Menjalankan sistem baru secara bertahap, baik berdasarkan fungsi maupun
unit organisasional.
6. Produksi dan pemeliharaan
Pada tahap produksi ini, system akan ditinjau oleh pengguna dan
spesialis teknis untuk menentukan dan memutuskan apakah system ini perlu
direvisi atau modifikasi. Biasanya, disiapkan dokumen pemeriksaan pasca-
implementasi resmi. Perubahan hardware, software, dokumentasi, atau
prosedur untuk system produksi yang berfungsi memperbaiki kesalahan,
memenuhi persyaratan baru, atau meningkatkan efisiensi pengolahan, maka
disebut Pemeliharaan.

V. Pemodelan dan Perancangan Sistem


Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasikan,
menganalisa, dan merancang sistem informasi sejak tahun 1970an. Terstruktur
mengacu pada fakta bahwa tekniknya selangkah demi selangkah, dengan setiap
langkah membangun pada yang sebelumnya. Metodologi terstruktur bersifat
top-down, maju dari tingkat tertinggi dan paling abstrak ke tingkat detail paling
rendah – dari yang umum sampai yang spesifik. Metode pengembangan
terstruktur berorientasi pada proses, terutama berfokus pada pemodelan proses,
atau tindakan yang menangkap, menyimpan, memanipulasi, dan
mendistribusikan data sebagai aliran data melalui suatu sistem. Metode ini
memisahkan data dari proses. Prosedur bertindak berdasarkan data yang
dikirimkan program kepada mereka.
Pengembangan berorientasi objek menggunakan objek sebagai unit
dasar analisis dan perancangan sistem. Objek menggabungkan data dan proses
spesifik yang beroperasi pada data tersebut. Data yang dienkapsulasi dalam
suatu objek dapat diakses dan dimodifikasi hanya oleh operasi, atau metode,
yang terkait dengan objek itu. Alih-alih mengirimkan data ke prosedur,
program mengirim pesan agar suatu benda melakukan operasi yang sudah
tertanam di dalamnya. Sistem ini dimodelkan sebagai kumpulan benda dan
hubungan di antara mereka. Karena logika pemrosesan berada di dalam objek
daripada di program perangkat lunak terpisah, objek harus berkolaborasi satu
sama lain untuk membuat sistem bekerja.

VI. Pendekatan Alternatif Sistem Pembangunan

1.Siklus Hidup Sistem Tradisional


Siklus hidup sistem adalah metode tertua untuk membangun sistem
informasi. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk
membangun sebuah sistem, membagi pengembangan sistem menjadi tahap
formal. Metodologi siklus hidup sistem mempertahankan pembagian kerja
formal antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Pakar teknis,
seperti analis sistem dan pemrogram, bertanggung jawab atas sebagian besar
analisis, desain, dan pelaksanaan sistem. Siklus hidup sistem tradisional masih
digunakan untuk membangun sistem kompleks yang besar yang memerlukan
analisis persyaratan yang ketat dan formal, spesifikasi yang telah ditentukan,
dan kontrol yang ketat terhadap proses pembuatan sistem. Namun, pendekatan
siklus hidup sistem tradisional bisa mahal, menyita waktu, dan tidak fleksibel.
2.Purwarupa
Purwarupa terdiri dari membangun sistem eksperimen dengan cepat dan
murah agar pengguna akhir bisa mengevaluasi. Dengan berinteraksi dengan
purwarupa, pengguna bisa mendapatkan gagasan yang lebih baik mengenai
kebutuhan informasi mereka. Purwarupa yang didukung oleh pengguna dapat
digunakan sebagai template untuk menciptakan sistem akhir. Purwarupa ini
adalah versi kerja dari sistem informasi atau bagian dari sistem, namun model
ini hanya merupakan model pendahuluan. Setelah beroperasi, purwarupa akan
disempurnakan lebih lanjut sampai sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setelah
disain selesai, purwarupa tersebut dapat dikonversi menjadi sistem produksi
yang dipoles. Seperti dilihat pada gambar 3, proses membangun desain awal,
mencoba keluar, menyempurnakannya, dan mencoba lagi telah disebut proses
berulang dari pengembangan sistem karena langkah-langkah yang diperlukan
untuk membangun sebuah sistem dapat diulang berulang-ulang.

Gambar 3 Proses Purwarupa


3.Pengembangan Pengguna Akhir
Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna
akhir dengan sedikit atau tanpa bantuan formal dari spesialis teknis. Fenomena
ini disebut pengembangan pengguna akhir. Serangkaian perangkat lunak yang
dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat ini menjadi mungkin.
Bahasa generasi keempat adalah perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna akhir membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat
lunak dengan sedikit atau tanpa bantuan teknis. Beberapa alat generasi keempat
ini juga meningkatkan produktivitas pemrogram profesional. Bahasa generasi
keempat cenderung nonprocedural, atau kurang prosedural, daripada bahasa
pemrograman konvensional. Bahasa prosedural memerlukan spesifikasi urutan
langkah, atau prosedur, yang memberitahu komputer apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya Bahasa nonprosedur hanya perlu menentukan
apa yang harus dilakukan daripada memberikan rincian tentang bagaimana
melaksanakan tugas.
4.Paket Aplikasi Perangkat Lunak
Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem telah dibangun di
sebuah aplikasi pondasi paket perangkat lunak. Banyak aplikasi umum untuk
semua organisasi bisnis – misalnya, daftar gaji, piutang, buku besar, atau
pengendalian persediaan. Untuk fungsi universal seperti itu dengan proses
standar yang tidak banyak berubah seiring berjalannya waktu, sistem umum
akan memenuhi persyaratan banyak organisasi. Jika paket perangkat lunak
dapat memenuhi sebagian besar persyaratan organisasi, perusahaan tidak perlu
menulis perangkat lunaknya sendiri. Perusahaan dapat menghemat waktu dan
uang dengan menggunakan program perangkat lunak prewritten, predesigned,
pretested dari paket. Ketika sebuah sistem dikembangkan dengan menggunakan
paket perangkat lunak aplikasi, analisis sistem akan mencakup upaya evaluasi
paket. Kriteria evaluasi yang paling penting adalah fungsi yang disediakan oleh
paket, fleksibilitas, keramahan pengguna, sumber daya perangkat keras dan
perangkat lunak, persyaratan database, upaya pemasangan dan pemeliharaan,
dokumentasi, kualitas vendor, dan biaya. Proses evaluasi paket sering
didasarkan pada Request for Proposal (RFP), yaitu daftar pertanyaan terperinci
yang diajukan ke vendor perangkat lunak paket.
5.Alih Daya
Jika perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya
untuk membangun atau mengoperasikan sistem informasi, perusahaan tersebut
dapat mengalihkan pekerjaan ke organisasi eksternal yang mengkhususkan diri
dalam menyediakan layanan ini. Dalam bentuk outsourcing yang lain,
perusahaan bisa menyewa vendor eksternal untuk merancang dan membuat
perangkat lunak untuk sistemnya, namun perusahaan itu akan mengoperasikan
sistem di komputernya sendiri. Vendor outsourcing mungkin berada di dalam
negeri atau di negara lain. Pengalihan dalam negeri terutama didorong oleh
fakta bahwa perusahaan outsourcing memiliki keterampilan, sumber daya, dan
aset yang tidak dimiliki klien mereka. Menginstal sistem manajemen rantai
pasokan baru di perusahaan yang sangat besar mungkin memerlukan
mempekerjakan 30 sampai 50 orang tambahan dengan keahlian khusus dalam
perangkat lunak manajemen rantai pasokan, yang dilisensikan dari vendor.
Daripada mempekerjakan pegawai baru permanen, kebanyakan membutuhkan
pelatihan ekstensif dalam paket perangkat lunak, dan kemudian melepaskannya
setelah sistem baru dibangun, lebih masuk akal, dan seringkali lebih murah,
untuk melakukan outsourcing pekerjaan ini selama 12 bulan. periode.

VII. Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital


Di lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu menambahkan,
mengubah, dan menunda kemampuan teknologinya dengan sangat cepat untuk
merespons peluang baru. Perusahaan mulai menggunakan proses pengembangan
yang lebih pendek dan informal yang memberikan solusi cepat. Selain
menggunakan paket perangkat lunak dan penyedia layanan eksternal, bisnis lebih
mengandalkan teknik siklus cepat seperti pengembangan aplikasi yang cepat,
desain aplikasi gabungan, pengembangan tangkas, dan komponen perangkat
lunak standar yang dapat digunakan ulang yang dapat digabungkan menjadi satu
rangkaian layanan lengkap untuk E-commerce dan ebusiness.
1.Rapid Application Development (RAD)
Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk
menggambarkan proses pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat
singkat. RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan alat
lainnya untuk membangun antarmuka pengguna grafis, pengarsipan berulang
elemen sistem kunci, otomasi pembuatan kode program, dan kerja sama tim
yang erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Terkadang
sebuah teknik yang disebut joint application design (JAD) digunakan untuk
mempercepat pembangkitan kebutuhan informasi dan untuk mengembangkan
desain sistem awal. Dirancang dengan benar dan difasilitasi, sesi JAD dapat
mempercepat fase desain secara signifikan dan melibatkan pengguna pada
tingkat yang tinggi. Setiap proyek mini dikerjakan oleh tim seolah-olah
merupakan proyek yang lengkap, termasuk perencanaan, analisis kebutuhan,
desain, pengkodean, pengujian, dan dokumentasi. Perbaikan atau penambahan
fungsi baru terjadi dalam literasi berikutnya karena pengembang memperjelas
persyaratan. Ini membantu meminimalkan risiko keseluruhan, dan
memungkinkan proyek untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lebih cepat.
Metode tangkas menekankan komunikasi tatap muka atas dokumen tertulis,
mendorong orang untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan cepat
dan efektif.
2.Pembangunan Berbasis Komponen dan Layanan Web
Untuk lebih mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek
telah dirakit untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi
umum seperti antarmuka pengguna grafis atau kemampuan pemesanan online
yang dapat digabungkan untuk membuat aplikasi bisnis skala besar. Pendekatan
pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan berbasis komponen,
dan ini memungkinkan sebuah sistem dibangun dengan merakit dan
mengintegrasikan komponen perangkat lunak yang ada. Semakin banyak,
komponen perangkat lunak ini berasal dari layanan cloud. Bisnis menggunakan
pengembangan berbasis komponen untuk membuat aplikasi e-commerce
mereka dengan menggabungkan komponen yang tersedia secara komersial
untuk keranjang belanja, autentikasi pengguna, mesin telusur, dan katalog
dengan perangkat lunak untuk kebutuhan bisnis unik mereka sendiri.
3.Layanan Web dan Service-Oriented Computing
Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web
dapat digunakan sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru
atau meningkatkan sistem yang ada. Karena layanan perangkat lunak ini
menggunakan seperangkat standar universal, mereka berjanji untuk menjadi
lebih murah dan kurang sulit untuk menenun bersama daripada komponen
proprietary. Layanan web dapat melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka
juga dapat melibatkan layanan Web lainnya untuk menyelesaikan transaksi
yang lebih kompleks, seperti memeriksa kredit, pengadaan, atau memesan
produk. Layanan Web dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan
dalam membangun sistem sambil membuka peluang baru untuk kolaborasi
dengan perusahaan lain.

VIII. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Pengembangan Sistem Informasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang
lama dan untuk menyempurnakan system yang sudah ada. Pengembangan
sistem informasi juga dilakukan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang
berpotensi untuk dimanfaatkan oleh perusahaan.
Saran
Perlu dilakukan identifikasi dan analisis dari berbagai aspek tentang
pengembangan system informasi dalam perusahaan dan yang terpenting
diseuaikan dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Jika memang dianggap
perlu dilakukan pengembangan system informasi harus disertai pula dengan
tersedianya perangkat keras dan lunak sebagai pendukung pelaksanaan
pengembangan system informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai