Anda di halaman 1dari 12

Nama : Micha Aminatul Khasanah

Tingkat : 1B/P032014401061

MK : Gizi dan Diet

Dosen Pembimbing : Yessi Alza,SST, M.Biomed

KESEIMBANGAN NUTRISI

1. Sistem Metabolisme Tubuh

Metabolisme adalah eraksi kimiawi yang terjadi di dalam sel seluruh organisme di
bumi. Reaksi metabolisme membutuhkan bantuan enzim tertentu untuk mengubah
suatu senyawa kimia. Reaksi metabolisme membutuhkan bantuan enzim tertentu
untuk mengubah suatu senyawa kimia. Reaksi metabolisme termasuk dalam reaksi
bikomia yang terdiri dari reaktan dan produk. Reaktan adalah senyawa yang akan
di reaksikan, sedangkan produk adalah hasil dari reaksi. Berdasarkan kebutuhan
energinya, reaksi metabolisme dapat di bagi menjadi dua :

a) Katabolisme
Merupakan proses metabolisme yang mengubah senyawa yang lebih kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Reaksi katabolisme menghasilkan energi.
Dalam sel makhluk hidup, hasil akhir dari proses katabolisme adalah
senyawa kimia berenergi tinggi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). Akan
tetapi, tidak semua reaksi katabolisme berakhir sebagai ATP. Ada juga reaksi
metabolisme yang memiliki hasil akhir berupa panas atau gerakan, seperti pada
flagela bakteri. Dalam sel eukariot, katabolisme yang paling umum terjadi adalah
katabolisme yang paling umum terjadi adalah katabolisme karbohidrat. Reaksi
metabolisme ini akan mengubah karbohidrat seperti glukosa menjadi senyawa
yang sangat sederhana, seperti karbon dioksida.
Selain katabolisme karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat juga dapat
menjalani proses metabolisme. Senyawa ini awalnya memiliki metabolisme
khusus tersendiri, akan tetapi akan masuk pada jalur katabolisme karbohidrat
ketika sampai di siklus Krebs. Secara umum, reaksi katabolisme dari senyawa-
senyawa yang didapatkan dari makanan (karbohidrat, lipid, protein) disebut
sebagai respirasi seluler. Semua kehidupan seluler melakukan respirasi agar dapat
hidup

 Glikolisis

Glikolisis adalah gerbang menuju respirasi seluler. Semua sel, baik itu
eukariot maupun prokariot pasti melalui glikolisis terlebih dahulu apabila akan
menjalani katabolisme karbohidrat. Glikolisis terjadi di dalam sitosol.
Glikolisis berperan mengubah glukosa menjadi piruvat. Glikolisis dapat
digunakan oleh seluruh organisme karena glikolisis tidak membutuhkan
oksigen. Oleh karena itu, glikolisis mengawai runtutan reaksi respirasi aerobik
(yang butuh oksigen) maupun reaksi anaerobik (yang tidak membutuhkan
oksigen). Untuk setiap 1 molekul glukosa, glikolisis menghasilkan 2 ATP dan
2 NADH.

 Oksidasi Piruvat dan Siklus Krebs

Piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan melalui reaksi


oskidasi piruvat. Piruvat akan dioksidasi menjadi senyawa asetil-CoA.
Oksidasi ini disertai dengan proses dekarboksilasi sehingga reaksi oksidasi
piruvat juga akan melepaskan karbon dioksida. Asetil-CoA kemudian akan
masuk ke dalam siklus Krebs. Reaksi ini tidak memiliki produk akhir karena
berupa siklus yang selalu berputar. Akan tetapi, siklus Krebs menghasilkan
molekul kaya energi seperti ATP dan NADH yang nantinya akan digunakan
dalam proses fosforilasi oksidatif. Proses ini bertujuan untuk memanen ATP
lebih bayak lagi. Untuk setiap 1 molekul glukosa, siklus Krebs menghasilkan
6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP. Sedangkan oksidasi piruvat menghasilkan 2
NADH. Kedua proses ini terjadi di dalam matriks mitokondria.

 Fosforilasi Oksidatif

Fosforilasi oksidatif adalah tahap akhir dari respirasi seluler aerobik.


Pada tahap inilah oksigen akan digunakan sebagai akseptor elektron terakhir.
NADH dan FADH2yang dihasilkan dari proses-proses metabolisme
sebelumnya akan dioksidasi oleh protein-protein pembawa elektron yang ada
di dalam membran dalam mitokondria. Proses ini menyebabkan protein
pembawa elektron memompa ion hidrogen ke arah ruang antarmembran
sehingga menyebabkan ruang antarmembran menjadi asam. Dengan demikian,
terjadi sebuah ketidakseimbangan konsentrasi ion hidrogen dan ini berbahaya
bagi sel. Untungnya, di dalam membran dalam mitokondria terdapat protein
ATP sintase yang akan menyalurkan ion hidrogen dari ruang antar membran
menuju matriks mitokondria. Proses ini menghasilkan energi dalam bentuk
ATP.

b) Anabolisme

Anabolisme merupakan proses metabolisme yang mengubah senyawa


yang lebih sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Reaksi anabolisme membutuhkan energi agar dapat berjalan. Dalam sel, energi
ini biasanya berupa ATP. Oleh karena itu, proses anabolisme ini menggunakan
ATP yang tersimpan dalam sel. Reaksi yang termasuk anabolisme diantaranya
fotosintesis dan kemosintesis.

 Fotosintesis

Ialah proses anabolisme yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai


sumber energi. Fotosintesis mengubah senyawa-senyawa yang sangat
sederhana seperti air dan karbon dioksida menjadi senyawa yang kompleks
dan berenergi tinggi seperti glukosa. Fotosintesis dilakukan oleh sel-sel yang
memiliki klorofil, seperti sel Cyannobacteria, sel alga, dan tentu saja
tumbuhan. Organisme yang melakukan fotosintesis disebut sebagai
fotoautotrof.

 Kemosintesis

Kemosintesis adalah proses anabolisme yang mirip seperti


fotosintesis. Bedanya, kemosintesis tidak dilakukan oleh tumbuhan atau
organisme berklorofil lainnya, melainkan oleh bakteri-bakteri tertentu. Bakteri
yang melakukan kemosintesis disebut dengan bakteri kemoautotrof. Selain
jenis organisme, perbedaannya juga terletak pada sumber energi yang
digunakan. Pada kemosintesis, sumber energi utamanya bukanlah sinar
matahari layaknya fotosintesis, tapi berasal dari reaksi kimia berupa oksidasi.
Kemosintesis biasanya dilakukan oleh organisme yang tidak tersentuh oleh
cahaya matahari, misalnya bakteri yang hidup di laut dalam.

Contoh bakterinya adalah bakteri sulfur (Thiobacillus), bakteri nitrit


(Nitrosomonas, Nitrosococcus), serta bakteri nitrat (Nitrobacter). Bakteri-
bakteri ini kemudian akan memproses senyawa organik di sekitarnya untuk
menghasilkan energi kimia. Misalnya Thiobacillus yang menghasilkan sulfur
dengan cara mengoksidasi hidrogen sulfida. Energi kimia yang dihasilkan dari
oksidasi inilah yang kemudian digunakan untuk pembentukan karbohidrat.

a) Proses Metabolisme Pada Manusia

 Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme karbohidrat merupakan proses dalam tubuh untuk merombak karbohidrat


menjadi energi. Karbohidrat ini akan diubah menjadi glukosa agar mudah diserap oleh
tubuh. Glukosa tersebut akan disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati.

 Katabolisme Protein

Katabolisme protein dalam tubuh manusia meliputi beberapa reaksi, yaitu reaksi


deaminasi, dekarboksilasi, dan transaminasi. Katabolisme protein berkaitan dengan
siklus urea, biosintesis asam amino, dan metabolisme karbohidrat serta
lemak. Nantinya, asam amino akan diubah menjadi asetil CoA dan bergabung dengan
metabolisme karbohidrat di siklus krebs.
 Anabolisme Protein

Selain memecah protein menjadi asam amino dan mengubahnya menjadi energi,
tubuh manusia juga melakukan proses anabolisme protein dalam bentuk sintesis
protein. Reaksi ini dilakukan oleh ribosom. Sintesis protein termasuk ke dalam
ekspresi gen.
 Anabolisme Lemak

Katabolisme lemak merupakan cara yang dilakukan oleh tubuh untuk mendapatkan


energi dengan memecah lemak. Lemak yang masuk ke dalam tubuh tidak serta merta
dapat digunakan sebagai sumber energi. Melainkan harus
melalui proses katabolisme terlebih dahulu hingga akhirnya terbentuk energi.
Nantinya, lemak akan diubah menjadi asetil CoA dan bergabung dengan metabolisme
karbohidrat di  siklus Krebs.

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Pada Manusia

 Hormon

Hormon dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh. Terdapat beberapa


kondisi yang akan menghambat proses metabolisme tubuh. Misalnya seperti pada
penderita tiroid, kondisi hormon tiroksin yang rendah akan menurunkan metabolisme
tubuh. Demikian halnya pada kondisi stres, hormon kortisol akan menghambat proses
metabolisme.

 Usia

Faktor usia tentu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme. Seiring


bertambahnya usia menjadi usia lanjut, tubuh akan kehilangan otot sedangkan massa
tubuh semakin bertambah. Pada umumnya di usia lanjut akan mengalami penurunan
metabolisme. Sebab, kalori yang dibutuhkan tubuh semakin sedikit jumlahnya.

 Asupan Makanan

Asupan makanan yang dikonsumsi tentu mempengaruhi laju metabolisme. Nutrisi-


nutrisi yang terkandung dalam makanan akan meningkatkan metabolisme tubuh.
Sehingga jika kamu mengonsumsi makanan yang mengandung gizi tinggi,
metabolisme tubuh akan lebih cepat.
 Konsumsi Obat-Obatan
Kondisi kesehatan sudah pasti sangat mempengaruhi semua proses dalam
tubuh,Termasuk juga metabolisme. Ketika tubuh mengonsumsi obat-obatan tertentu
maka akan memicu perlambatan proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.
 Aktivitas Tubuh

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dan teratur akan mempengaruhi proses
metabolisme tubuh. Sebab, aktivitas tubuh dapat meningkatkan massa otot dan
memicu pembakaran lemak menjadi lebih cepat. Sehingga, hal itu dapat menaikkan
laju proses metabolisme tubuh.
 Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita juga termasuk faktor yang
mempengaruhi proses metabolisme. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa proses
metabolisme pada pria lebih cepat dibandingkan pada wanita. Sebab, pada umumnya
pria memiliki postur tubuh yang lebih besar dibandingkan wanita.

c) Gangguan Metabolisme

 Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang identik dengan kegagalan metabolisme


karbohidrat. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula yang terkandung
dalam darah. Penyebabnya ialah terhambatnya sekresi hormon insulinsehingga
glukosa dalam darah akan sulit terkontrol dan terus mengalami peningkatan.
 Galaktosemia

Galaktosemia merupakan kondisi dimana tubuh mengalami ketidakmampuan dalam


mencerna galaktosa. Kelainan ini tergolong langka, sebab diturunkan secara autosom
resesif. Kelainan ini juga menyebabkan beberapa enzim yang diperlukan dalam proses
metabolisme mengalami defisiensi.

 Xanthoma
Xanthoma merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan karena tingginya
kadar lemak dalam darah. Kadar lemak yang tidak terproses oleh tubuh ini tentu akan
menjadi menumpuk di dalam tubuh. Xanthoma ini ditandai dengan munculnya
penumpukan lemak di bawah permukaan kulit.

 Penyakit Gaucher

Penyakit Gaucher merupakan penyakit yang disebabkan karena tubuh tidak mampu
melakukan metabolisme terhadap lemak. Lemak yang masuk ke dalam tubuh akan
menumpuk di dalam organ seperti hati, kelenjar limpa, dan sumsum tulang. Penyakit
ini akan memicu pembesaran organ yang tertimbun lemak di dalamnya sehingga
fungsi organ menjadi terganggu.

2. Sistem Pencernaan Zat Gizi Makro (Karbohidrat, Lemak dan Protein)

a) Pengertian Zat Gizi

Zat gizi adalah zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk
mempertahankan kegiatan metabolisme tubuhnya. Kegiatan metabolisme pada
manusia dan hewan lainnya termasuk penyediaan energi, pertumbuhan,
pembaruan jaringan, dan reproduksi. Beberapa bahan kimia yang berperan sebagai
zat gizi adalah karbohidrat, protein, asam lemak, vitamin dan mineral. Bahan
kimia seperti serat makanan dan metabolit sekunder tanaman merupakan bagian
dari makanan tetapi tidak diklasifikasikan sebagai zat gizi. Zat gizi adalah
senyawa dari makanan yang digunakan tubuh untuk fungsi fisiologis normal.
Definisi yang luas ini mencakup senyawa yang digunakan langsung untuk
produksi energi yang membantu dalam metabolisme (koenzim), untuk
membangun struktur tubuh atau untuk membantu dalam sel tertentu. Suatu zat gizi
sangat penting untuk organisme dalam kelangsungan siklus hidup dan terlibat
dalam fungsi organisme. Dalam pengelompokannya, zat gizi dibagi berdasarkan
fungsi dan jumlah yang dibutuhkan. Berdasarkan fungsinya zat gizi digolongkan
kedalam “Triguna Makanan”. yaitu sebagai berikut:
1) Sumber zat tenaga, yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan,
seperti beras, jagung, ubi-ubian, kentang, sagu, roti, dan makanan yang
mengandung sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

2) Sumber zat pengatur, yaitu sayuran dan buah-buahan. Zat pengatur


mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ tubuh.

3) Sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil


olahannya. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan makanan sumber zat pembangun
yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil
olahannya. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.

b) Zat Gizi Makro

Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi ke dalam dua
golongan, yaitu sebagai berikut:

1) Zat Gizi Makro adalah makanan utama yang membina tubuh dan memberi
energi. Zat gizi makro dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram
(g). Zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein.
2) Zat Gizi Mikro adalah komponen yang diperlukan agar zat gizi makro dapat
berfungsi dengan baik. Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil atau
sedikit, tetapi ada di dalam makanan. Zat gizi mikro terdiri atas mineral dan
vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan miligram (mg) untuk sebagian
besar mineral dan vitamin.

 Karbohidrat

Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan
serat. Gula dan pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber
energi utama untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat,
plasenta dan janin. Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk
glikogen dalam hati dan otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika
energi dalam tubuh berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang
cepat dicerna dan diserap dalam aliran darah sehingga dapat langsung
digunakan tubuh sebagai energi. Pati termasuk jenis karbohidrat yang
lama dicerna dan diserap darah, karena perlu dipecah dulu oleh enzim
pencernaan menjadi gula, sebelum dapat digunakan tubuh sebagai
energi, tetapi ada beberapa jenis pati yang tahan terhadap enzim
pencernaan.

Sementara serat adalah jenis karbobidrat yang tidak dapat dicerna,


sebab tidak dapat dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif utuh
ketika melewati usus besar. Serat membantu memberikan perasaan
kenyang, penting untuk mendorong buang air besar yang sehat, dan
menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil olahnya,
serta dapat dijumpai dalam bentuk ditambahkan pada makanan. Pati
secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung
beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta,
sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering.
Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.

 Protein

Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan


berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain.
Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-
asam amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber
energi. Karena menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh,
protein disebut zat pembangun.
Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila asam-asam amino
tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat, kemampuan
tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika asam-asam
amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh dapat
memecah protein tubuh untuk memperoleh asam-asam amino yang
dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas
tinggi yang memadai untuk kesehatan. Kualitas protein sangat
bervariasi dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan
daya cerna (digestibility).

Protein hewani yang diperoleh dari telur, ikan, daging, daging unggas
dan susu, pada umumnya adalah protein berkualitas tinggi. Adapun
protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan kacang-kacangan,
pada umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali
kedelai dan hasil olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya
cerna proteinnya (>95%) ialah telur, daging sapi (98%), susu sapi dan
kedelai (95%). Narnun, bila kacang-kacangan dan padipadian
dikonsumsi secara kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein
lebih lengkap.

 Lemak

Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan
trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram)
sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat
badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-
vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak
berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih
menyukai makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat
asam lemak omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat
yang esensia1.

3. Hubungan Zat Gizi Makro dalam Menghasilkan Energi (ATP)


Pada sistem metabolisme terbagi menjadi 2 jenis reaksi yaitu katabolisme dan
anabolisme, dimana pada proses katabolisme ini menghasilkan energi berupa
atp, melalui rangkaian proses glikolisis dan siklus krebs. Pada proses
katabolisme ini terdapat 2 proses yang menggunakan zat gizi makro untuk
menghasilkan atp yakni nya katabolisme karbohidrat dan protein. Jadi adanya
hubungan antara zat gizi makro dalam menghasilkan atp itu sebagai pemberi
bahan baku atau pokoknya, jika tidak ada zat gizi makro maka tidak dapat
berlangsung proses penghasilan energi berupa ATP.
DAFTAR REFERENSI

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf

https://blog.edukasystem.com/metabolisme-tubuh-kelas-12/

https://tirto.id/arti-fotosintesis-dan-kemosintesis-apa-saja-perbedaannya-f8iq

Anda mungkin juga menyukai