Anda di halaman 1dari 16

HALAL DAN HARAM

MAKANAN DALAM ISLAM

Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati


Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Perintah untuk mengkonsumsi makanan halal telah jelas


terdapat di kedua sumber rujukan bagi umat Islam, yaitu Al Quran
dan Hadis. Namun kenyataanya umat Islam di Indonesia
khususnya belum memiliki kesadaran yang tinggi menyangkut
makanan halal ini. Padahal apa yang masuk dalam darah daging
seorang muslim akan berpengaruh pada perilaku mereka dalam
keseharian. Sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada
segumpal daging, apabila ia baik
maka baiklah seluruh tubuhnya dan jikalau ia rusak, maka rusaklah
seluruh tubuhnya, tidak lain dan tidak bukan itulah yang
dikatakan hati. Segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya
berarti halal, dengan demikian semua makanan dan minuman
diluar yang diharamkan adalah halal.

Kata Kunci: Makanan, halal dan haram, Islam

PENDAHULUAN produk makanan, baik makanan siap


Berbagai jenis makanan dapat santap
kita peroleh di pasaran, dari makanan
yang manis hingga makanan yang
masam semuanya dikemas dan
disajikan dalam bentuk menarik.
Tidak dapat dinafikkan lagi bahwa
penyajian dan penampilan suatu
makanan memegang peranan yang
penting dalam pemasaran suatu
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 1
maupu makanan dalam kemasan. penampilan yaitu halal atau haram
Sehing- ga ada yang mengatakan suatu makanan. Umat Islam
manusia memakan dengan mata diajarkan untuk makan makanan
bukan dengan mulut. Bagi umat yang bersih dan selamat. Islam
Islam ada satu faktor yang jauh lebih sangat memperhatikan sekali sumber
penting dari sekedar rasa dan dan kebersihan makanan,
cara memasak, cara menghidangkan, a. Bukan terdiri atau mengandung
ca- ra makan sampai pada cara bahan-bahan dari binatang yang
membuang sisa makanan ( Rajikin, bagi orang Islam dilarang menurut
dkk, 1997). hukum syarak untuk memakannya
Haramnya sesuatu makanan atau tidak disembelih menurut
mem- punyai hikmah tersembunyi. hukum syariah.
Contohnya, darah adalah haram untuk b. Tidak mengandung bahan-bahan
dimakan. Hal ini karena darah yang hukumnya najis menurut
merupakan suatu media yang kaya hukum syariah.
dengan nutrien dan turut berperan c. Tidak disiapkan atau diproses
sebagai sistem pengangkut utama menggunakan bahan-bahan atau
dalam tubuh hewan hidup. Darah
berperan mengangkut oksigen dan
berbagai nutrien ke seluruh tubuh.
Darah juga berperan untuk
mengangkut toksik dan sisa
metabolisme makanan. Oleh karena
itu jika suatu hewan tersebut
mempunyai penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme
patogen pastinya mikroorganisme
patogen ini akan mem- bahayakan
manusia yang memakannya. Al Quran
dan Hadis dijadikan pe- doman oleh
umat Islam dalam menen- tukan
sesuatu makanan termasuk halal atau
haram. Istilah halal dan haram
keduanya berasal dari bahasa Arab,
halal yang artinya dibenarkan atau
dibolehkan, sedangkan haram berarti
tidak dibenar- kan atau dilarang
(Sakr, 1991). Maka-
nan dikatakan halal apabila :
2 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
peralatan yang tidak terbebas makanan yang halal dan baik saja,
dari najis menurut hukum syariah. suatu kesatuan yang tidak bisa
d. Dalam proses pengadaan, dipisahkan, yang dapat diartikan
pengo- lahan dan halal dari segi syariah dan baik dari
penyimpanannya tidak segi kesehatan, gizi, estetika dan
bersentuhan atau berdekatan lain seba- gainya.
dengan bahan-bahan yang tidak Dalam sebuah hadis, dari Abu
memenuhi point a,b dan c atau Hurairah ra, Rasulullah saw
bahan–bahan yang hukumnya bersabda yang artinya, “
najis sesuai hukum syarak. SesungguhnyaAllah Ta’ala itu baik dan
tidak menerima kecuali yang baik, dan
PERINTAH MAKAN YANG HA- sesungguhnyaAllah Ta’ala telah
LAL memerintahkan kaum mukmin
Allah SWT berfirman dalam dengan apa yang telah Ia
al Qur’an surat Al-Maaiddah : 88 ; perintahkan kepada para rasul, maka
“ dan makanlah yang halal lagi baik Allah SWT berfirman yang artinya,
dari apa yang Allah telah rezkikan “Wahai para rasul makanlah dari yang
kepadamu, dan bertakwalah kepada baik dan beramal salehlah”. Allah
Allah yang kamu beriman kepada- berfirman yang artinya.” Hai orang-
Nya. Ayat tersebut diatas jelas-jelas orang yang beriman, makanlah di
telah menyuruh kita hanya memakan antara rezki yang baik-baik yang
Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah merupakan anjuran kepada kita untuk
kepada Allah, jika benar-benar makan yang halal dan mening- galkan
kepada- Nya saja kamu yang haram.
menyembah”. ( Qs. Al- Baqarah : Makanan halal maupun haram
172). Kemudian Rasulullah sama-sama memiliki pengaruh besar
menyebutkan “ ….. seorang laki-laki dalam kehidupan seseorang, dalam
menempuh perjalanan jauh, kusut akhlak, kehidupan hati, dikabulkan
rambutnya lagi berdebu, dia doa, dan sebagainya. Orang yang
menenga- dahkan kedua tangannya senantiasa memenuhi dirinya dengan
seraya berdoa, “Ya Rabku ! Ya makanan yang halal, maka akhlaknya
Rabku ! sedang maka- nanya haram, akan baik, hatinya akan hidup dan
minumannya haram, dan bajunya doanya akan dikabulkan. Sebaliknya,
dari yang haram, maka bagai- orang yang memenuhi dirinya
manakah mungkin doanya akan dengan makanan yang haram maka
dikabul- kan”. (HR. Muslim). Hadis ini akhlaknya akan buruk, hatinya akan
disamping merupakan prinsip Islam sakit, dan doanya tidak dikabulkan.
dan bangunan hukum, juga Dan, seandainya saja akibatnya itu
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 3
hanya tidak dikabulkannya doa. Maka yang menjaga keselamatan jiwa,
itu sudah merupakan kerugian yang raga dan akal. Makanan yang halal
besar. Sebab, seorang hamba tidak diper- bolehkan karena bermanfaat
terlepas dari kebutuhan berdoa bagi akal dan badan. Sebaliknya,
kepada Allah SWT meskipun hanya makanan yang buruk tidak
sekejap mata. diperbolehkan karena akan merusak
Konsep Islam dalam makanan akal dan badannya.
sesungguhnya sama dengan konsep Bersyukur kepada Allah
Islam dalan hal lainnya, yaitu artinya hati mengakui bahwa rezeki
konsep itu dariAllah semata, lisan
mengucapkan syukur dan memohon
pertolongan kepada Allah agar
dirinya senantiasa dapat melakukan
ketaatan kepada Allah. Bila
seseorang dapat merealisasikan
syukur, niscaya akan hilanglah
akhlak buruk dan kufur nikmat dari
dirinya. Sehingga nikmat Allah itu
menjadi penegak kehidupan
bahagia. Namun bila tidak, nikmat
itu justru menjadi istidraj.
Sesuatu yang halal itu sudah
jelas, demikian pula yang haram,
namun diantara keduanya ada perkara
syubhat. Rasulullah saw.
bersabda,”Sesungguhnya yang halal itu
jelas dan yang haram itu jelas.
Diantara keduanya ada perkara yang
syubhat yang kebanyakan manusia
tidak mengetahuinya. Barang siapa
yang menjaga dari yang syubhat,
berarti dia telah menjaga din dan
kehormatannya dan barang siapa
yang terjerumus dalam syubhat
berarti dia terjerumus kepada yang
haram. Sebagaimana seorang
penggembala menggembala di
sekitar larangan, maka lambat laun
akan masuk ke dalamya. Ketahuilah
4 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
bahwa setiap raja memiliki daerah Nya.” (HR Bukhari & Muslim).
larangan. Adapun daerah larangan Maknanya adalah yang halal itu
Allah adalah apa yang diharamkan-
jelas, tidak meragukan, sebagaimana Rasulullah, berdoalah kepada Allah
yang haram juga jelas, tidak agar menjadikan doaku mustajab.
meragukan. Di antara keduanya ada Rasulullah saw. menjawab, “
barang yang syubhat yang Perbaikanlah maka- nanmu, niscaya
kebanyakan manusia terjerumus ke doamu mustajab. Demi yang jiwa
dalamnya dan mereka tidak tahu Muhammad ada di tangan- Nya
apakah itu halal atau haram. seorang yang memasukkan sesuatu
Maka, sikap seorang muslim
ada di antara tiga hal ini, mengambil
yang halal, meninggalkan yang haram
dan berdiam diri dari yang syubhat
sampai jelas hukumnya. Hal ini dalam
rangka menjaga diri dari kehormatan,
karena mengambil sesuatu yang akan
menjadikan ia meng- ambil sesuatu
yang haram secara ber- tahap,
sebagaimana juga orang yang
meremehkan dosa-dosa kecil
lambat- laun ia akan terjerumus ke
dalam dosa besar. Pada hadis di atas,
ada dua hal yang menunjukkan secara
tegas bahaya barang haram. Pertama
Rasulullah menuntut agar
meninggalkan yang syubhat karena
takut terjerumus ke dalam yang
haram. Kedua, Rasulullah
mengabarkan bahwa hal-hal yang
haram adalah daerah larangan Allah
yang tidak boleh didatangi atau
didekati. Ibnu Abbas r.a berkata, “
Tatkala aku membaca ayat di
hadapan Rasulullah , yang artinya, , “
Wahai manusia makanlah apa-apa yang
ada di bumi yang halal dan baik.”
Tiba-tiba berdirilah Sa’ad bin Abi
Waqqas kemudian berkata , “ Ya
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 5
yang haram ke dalam perutnya, upah tatkala aku menjadi dukun.”
maka tidak diterima dari amal- Maka, Abu bakar memasukkan
amalnya 40 hari. Dan seorang hamba tangannya ke mulut dan
yang dagingnya tumbuh dari yang memuntahkannya segala isi perutnya.”
haram dan riba maka neraka lebih Diriwayatkan oleh Imam
layak baginya.” Ahmad, Rasulullah saw bersabda, “
Dalam Shahih Bukhari Allah tidak menerima sedekah
disebut- kan Aisyah r.a berkata, seseorang yang mencari penghasilan
‘’Abu Bakar r.a mempunyai seorang berupa harta yang haram dan tidak
pembantu yang menyiapkan makanan memberkahi apa yang ia belanjakan
baginya. Suatu hari dia datang dengan dan tidak meninggalkannya di
membawa makanan untuk Abu belakang punggungnya, kecuali itu
bakar r.a. maka beliau merupakan bekalnya di neraka.
memakannya, kemudian pembantu Sesung- guhnya Allah Ta’ala tidak
itu bertanya, “Tahukan Anda dari menghapus keburukan dengan
manakah makanan itu ?” Beliau keburukan, akan tetapi mengapus
menjawab,” Makan apa ini ?,” keburukan dengan kebaikan.
Pembantu itu berkta. Dahulu aku Sesungguhnya yang kotor tidak
menjadi dukun bagi manusia, padahal dapat menghapus yang kotor”.
saya tidak pandai dalam masalah ini, Rasulullah saw, bersabda,
kecuali saya sekedar membohongi- “Akan datang pada manusia suatu
nya dan makanan yang kamu zaman,
makan adalh hasil pemberian atau
seseorang tidak peduli terhadap apa mengambil riba, dan masih banyak
yang diambil apakah yang halal atau lagi. Dan tampaknya hanya sedikit saja
yang haram “. (HR Bukhari). Bila orang yang mencari nafkah dari yang
kita men- cermati, zaman sebagaimana halal. Marilah kita tingkatkan rasa
disabdakan Rasulullah di atas, hari ini takut kita kepada Allah, denagn
telah terjadi dan boleh jadi sudah mengambil dari yang halal dan
sejak lama. Betapa banyak orang- meninggalkan dari yang haram.
orang mencari nafkah tidak
mempedulikan apakah pekerjaanya MASALAH HALAL DAN
halal atau haram. Di antara mereka HARAM DALAM MAKANAN
ada yang mencari dari jual beli barang Dalam memproses suatu ma-
haram, bekerja di perusahaan yang kanan, kita tidak bisa lepas dari
mengusaha- kan barang yang haram, pemilihan bahan makanan dan
bekerja di perusahaan yang penggunaan bahan- bahan makanan
mengusahakan barang yang haram, tambahan. Bahan makanan
bekerja di perusahaan yang tambahan ini dibuat dari berbagai
6 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
sumber baik dari binatang maupun mungkin akan menimbulkan
tumbuhan. Jika dari tumbuhan status keraguan bagi umat Islam, karena
halal jarang diragukan, akan tetapi status halal makanan tersebut
bagaimana apabila bahan tambahan tergantung pada cara penyembelihan
makanan ini berasal dari binatang ? yang dilakukan. Berikut ini beberapa
jika binatang tersebut dari golongan makaanan dan bahan makanan
binatang yang diharamkan untuk tambahan yang biasa digunakan
dimakan maka statusnya jelas. Untuk untuk memproses suatu makanan:
bahan makanan tambahan yang
berasal dari dari binatang 1. Berasal dari binatang
Dalam syariat Islam perkara
ini sudah jelas dikatakan. Binatang
atau hewwan yang halal dimakan
adalah binatang yang disembelih
mengikuti hukum syarak. Selain itu
terdapat kelompok-kelompok
binatang yang tidak dibenarkan untuk
dimakan menurut mazhab imam
Syafi’i seperti khinzir, anjing,
binatang yang bertaring dan
bergading, binatang yang beracun,
binatang yang hidup dalam dua
alam, bangkai binatang yang
memakan najis semata-mata, dan
sebagainya. Dua faktor utama yang
perlu dijadikan pedoman dalam
menentukan status makanan halal
yaitu pertama dalam penyembelihan
binatang wajib menyebut nama Allah,
kedua jenis binatang yang disembelih
harus halal menurut hukum syarak.
Ayat Al Qur’an berikut ini jelas
menunjukkan kepada kita jenis
binatang yang diharamkan untuk
dimakan. Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah hanya


meng- haramkan atasmu
(memakan) bang-kai, darah,
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 7
daging babi dan apa yang disembelih dengan me-
nyebut nama selain Allah; tetapi b. Darah, sering pula diistilahkan
barang siapa yang terpaksa me- dengan darah yang mengalir (Al-
makannya dengan tidak meng- An’am: 145), yang dimaksud
aniaya dan tidak pula adalah segala
melampaui batas, maka
sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang” ( Al Nahl : 115 ).

Dalam surat yang lain Allah


ber- firman, ‘“Sesungguhnya Allah
hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih)
disebut nama Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan
terpaksa (mema- kannya) sedang
ia menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesung- guhnya
Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”. (Al-Baqarah:173).

Dari dua ayat diatas jelaslah


bahwa makanan yang diharamkan
pada pokok- nya ada empat :
a. Bangkai : yang termasuk
kedalam kategori bangkai ialah
hewan yang mati dengan tidak
disembelih, ter- masuk
kedalamnya hewan yang matinya
tercekik, dipukul, jatuh, ditanduk
dan diterkam oleh hewan buas,
kecuali yang sempat kita
menyembelihnya (Al-Maaidah :
3). Bangkai yang boleh dimakan
ber- dasarkan hadis yaitu ikan
dan belalang ( Hamka,1982).
8 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
macam darah termasuk yang tersebut sebagai salah satu bahan
keluar pada waktu bakunya. Hal ini misalnya tersirat
penyembelihan (meng- alir), dalam Keputusan Fatwa MUI
sedangkan darah yang tersisa bulan september 1994 tentang
setelah penyembelihan yang ada keharaman memanfaatkan babi
pada daging setelah dibersihkan dan seluruh unsur-unsurnya
dibolehkan (Sabiq, 1987). Dua (Majelis Ulama Indonesia, 2000).
macam darah yang dibolehkan d. Binatang yang ketika disembelih
yaitu jantung dan limpa, disebut nama selain Allah.
kebolehannya didasarkan pada Menurut Hamka (1984) ini
hadis (Hamka, 19982). berarti juga binatang yang
c. Daging babi. Kebanyakan disembelih untuk selain Allah.
ulama sepakat menyatakan Tentu saja semua bagian bahan
bahwa semua bagian babi yang yang dapat dimakan dan produk
dapat dimakan haram, sehingga turunan dari bahan ini juga haram
baik dagingnya, lemaknya, untuk dijadikan bahan pangan
tulangnya, termasuk produk- seperti berlaku pada bangkai dan
produk yang mengandung bahan babi.
tersebut. Serta semua bahan
yang dibuat dengaan Disamping keempat kelompok
menggunakan bahan-bahan makanan yang diharamkan diatas,
terdapat pula kelompok makanan pencengkraman dari burung. Sebuah
yang diharamkannn karena sifatnya hadis lagi sebagai contoh, dari Abu
yang buruk seperti dijelaskan dalam Tsa’labah : Tiap-tiap yang bersaing
surat Al-A’raaf dari binatang buas, maka
: 157, “……. Dan menghalalkan memakannya adalah haram (perawi
bagi mereka segala yang baik dan hadis sama dengan hadis sebelumnya).
meng- haramkan bagi mereka segala Hewan-hewan lain yang haram
yang buruk dimakan berdasarkan keterangan hadis-
….. “. Apa-apa yang buruk tersebut hadis adalah himar kampung, bighal,
agaknya dicontohkan oleh burung gagak, burung elang, kala-
Rasulullah dalam beberapa hadis, jengking, tikus, anjing, anjing gila,
diantaranya hadis Ibnu Abbas yang semut, lebah, burung hud-hud, burung
dirawikan oleh Imam Ahmad dan shard (Sabiq,1987). Selain itu, ada lagi
Muslim dan Ash Habussu- nan: binatang yang tidak boleh dimakan
Telah melarang Rasulullah saw yaitu yang disebut jallalah. Jallalah
mema-kan tiap-tiap binatang buas adalah binatang yang memakan
yang bersaing (bertaring), dan tiap- kotoran, baik unta, sapi, kambing,
tiap yang mempunyai kuku ayam, angsa, dll sehingga baunya
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 9
berubah. Jika binatang itu 2. Berasal dari tumbuhan
dijauhkan dari kotoran (tinja) dalam Pada umumnya semua
waktu lama dan diberi makanan tumbuh- tumbuhan adalah halal
yang suci, maka dagingnya menjadi selagi ia tidak diracuni atau tidak
baik sehingga julukan jallalah hilang, diniatkan untuk digunakan dalam
kemudian dagingnya halal ( Sabiq, membuat makanan yang haram,
1987). seperti menanam anggur untuk
membuat bir atau minuman keras.
Kebolehan untuk memakan tumbuh-
tumbuhan dan buah-buahan jelas
seperti terdapat dalam Al Quran.
Allah SWT berfirman :

“ Dan Dialah yang menjadikan


kebun-kebun yang berjunjung
(menjalar tanamannya) dan yang
tidak berjunjung (tidak menjalar
tanamannya), pohon kurma, ta-
nam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk da
warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makan- lah dari
buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir
miskin); dan jangan- lah kamu
berlebih-lebihan. Sesung- guhnya
Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan“. ( Al
An’am : 141 ).

3. Minuman
Dari semua minuman yang
tersedia hanya satu kelompok saja
yang di- haramkan yaitu khamar.
Yang dimaksud dengan khamar yaitu
10 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
minuman yang memabukkan sesuai berdasarkan hadis yang
dengan penjelasan Rasullulah saw
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu pengetahuan dapat diartikan sifat
Daud dari Abdullah bin Umar : memabukkan terse- but yaitu suatu sifat
setiap yang memabukkan adalah dari suatu bahan yang menyerang
khamar (termasuk khamar) dan setiap syaraf yang mengakibatkan ingatan
khamar adalah diha- ramkan (semua yang terganggu.
hadis-hadis yang diguna- kan dalam Keharaman khamar ditegaskan
pembahasan minuman yang dalam Al-Quran surat Al-Maaidah
diharamkan diperoleh dari Sabiq, ayat
1987). Dari penjelasan Rasulullah
tersebut jelas bahwa batasan khamar
didasarkan atas sifatnya, bukan jenis
bahnnya, bahannya sendiri dapat apa
saja.
Mengenai sifat memabukkan
sen- diri dijelaskan lebih rinci lagi
oleh Umar bin Khattab oleh Bukhari
dan Muslim sebagai berikut:
Kemudian daripada itu, wahai
manusia! sesungguhnya telah
diturunkan hukum yang
mengharamkan khamar. Ia terbuat
dari salah satu lima unsur, yaitu :
anggur, korma, madu, jagung dan
gandum. Khamar itu adalah sesuatu
yang mengacaukan akal. Jadi sifat
mengacaukan akal itulah yang jadi
patokan. Sifat megacau-kan akal itu
diantaranya dicontohkan dalamAl-
Quran yaitu menbuat orang menjadi
tidak mengerti lagi apa yang
diucapkan. Hal ini dapat dilihat pada
surat An-Nisa : 43 : “Hai orang-orang
yang beriman ! Jangan- lah kamu
sholat sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan”. Dengan
demikian berdasarkan ilmu
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 11
90-91 :Hai orang-orang yang khamar. Sayangnya, banyak orang
beriman: “Sesungguhnya mengasosiasikan minuman keras ini
meminum khamar, berjudi, dengan alkohol saja yang diharamkam
berkorban untuk berhala dan berkembang menjadi alkohol
mengundi nasib dengan panah (etanol), padahal tidak ada yang
adalah perbuatan-perbuatan yang sanggup memi- num etanol dalam
keji yang termasuk perbuatan bentuk murni karena akan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan- menyebabkan kematian. Walaupun
perbuatan itu agar kamu mendapat bukan etanol yang diharamkan,
keberuntungan. Sesung- guhnya tetapi minuman beralkohol, akan
syaitan itu bermaksud hendak tetapi peng- gunaan etanol untuk
menumbuhkan permusuhan dan pembuatan bahan pangan harus
keben- cian diantara kamu lantaran dibatasi, untuk menghindari
meminum khamar dan berjudi itu penyalahgunaan dan menghindari
dan menghalangi kamu dari peru- bahan sifat bahan pangan dari
mengingat Allah dan sembah- yang. tidak memabukkan menjadi
Maka berhentilah kamu menger- memabukkan. Etanol dapat
jakan perbuatan itu “. digunakan dalam proses ekstraksi,
Dengan berpegang pada pencucian atau pelarutan, akan tetapi
definisi yang sangat jelas tersebut sisa etanol pada produk akhir harus
diatas maka kelompok minuman dihilangkan sedapat mungkin,
yang disebut dengan minuman keras sehingga hanya tersisa sangat sedikit
atau minuman beralkohol termasuk sekali. Etanol
tidak boleh digunakan sebagai untuk bahan- bahan yang
solven akhir suatu bahan, misalnya mengandung minyak atau lemak.
digunakan sebagai pelarut bahan Bahan ini banyak digunakan dalam
flavor dan pe- warna. pembuatan biskuit, pie, pitza,
pudding, krim dan sebagainya ( Sakr,
4. Bahan makanan yang diproses 1991)
atau bahan makanan tambahan Sumber minyak paling banyak
a. Lemak dan minyak berasal dari tumbuhan, sedangkan
Lemak dan minyak sumber lemak banyak berasal dari
mempunyai berbagai kegunaan dalam hewan atau binatang. Oleh karena itu
pemprosesan suatu makanan. perlu dipastikan apakah shortening
Keberadaan lemak dalam makanan dalam suatau makanan dibuat dari
membuat sesuatu ma- kanan hewan atau tumbuhan.
menjadi lebih gurih dan sedap.
Istilah shortening adalah suatu b. Bahan pengemulsi
istilah komersial yang digunakan Bahan pengemulsi digunakan
12 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
untuk menyatukan globula lemak yang terpisah pada bahan makanan
yang tersebar di dalam air atau tetesan tersebut. Bahan yang dijadikan
air yang tersebar dalam lemak . penge- mulsi adalah lesitin,
Beberapa bahan makanan yang digliserida dan monogliserida.
dalam proses pembu- atannya Sumber pengemulsi bisa
memerlukan bahan pengemulsi adalah berasal dari tumbuhan maupun dari
; mayonis, ice cream, cokelat dan hewan. Dari ketiga bahan pengemulsi
margarin. Jika tidak ada bahan diatas yang paling banyak digunakan
penge- mulsi ini akan terbentuk adalah lesitin. Bahan ini biasanya
suatu lapisan terbuat dari kuning telur atau kacang
kedelai. Oleh karena- nya tidak
menjadi masalah. Akan tetapi apabila
pengemulsi yang digunakan adalah
digliserida atau monogliserida ma- ka
sebagai seorang muslim kita harus ta-
hu pasti bahan dasar yang
digunakannya.

c. Bahan penstabil dan pemekat


Bahan-bahan yang termasuk
dalam bahan pestabil atau pemekat
adalah gum, pati atau kanji, dekstrin,
pektin, amilosa, gelatin,dan
karagenan. Bahan-bahan ini
memberikan kestabilan dan kepekatan
pada makanan, termasuk pembentukan
gel seperti pada agar-agar. Makanan
yang memerlukan bahan- bahan ini
diantaranya adalah pie, puding, jeli ,
salad dresing dan sebagainya.
Kelompok gelatin mungkin
memerlukan perhatian lebih. Sumber
gelatin bisa berasal dari tumbuh-
tumbuhan maupun hewan. Gelatin ini
diperoleh sari pema- nasan kolagen
yaitu bagian dari tulang dan tendon
hewan di dalam air. Gelatin ini
sangat luas penggunaannya dalam
industri makanan, oleh karena itu
Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 13
pengguna atau konsumen makanan makanan yang mempu- nyai gelatin
harus berhati-hati dalam membeli pada labelnya. Konsumen
harus tahu pasti jenis hewan atau KESIMPULAN
binatang yang dijadikan bahan dasar Sebenarnga halal atau haram
pembuatan gelatin ini. suatu makanan adalah suatu yang
sangat objektif. Hukum syariah yang
d. Renet/Renin ( Kimosin ) berland- askan Al-Quran dan
Renet atau renin adalah Sunnah telah menetapkan halal atau
sejenis enzim protein yang haram sesuatu makanan. Dalam
digunakan dalam pembuatan keju. mengkonsumsi ma- kanan umat
Ia berfungsi untuk menggumpalkan Islam haruslah selektif dalam
susu dan membantu pembentukan pemilihannya terhadap status halal
tekstur dalam pembuatan keju. atau haramnya. Penentuan status halal
Sumber renet atau renin adalah suatu makanan atau bahan makanan
perut anak sapi atau mikroba seperti tambahan makanan yang diproses,
Mucor miehei atau Mucor pusillus. umat Islam harus melihat atau
Oleh karena itu konsumen yang ber- mencari tahu dengan pasti sumber
agama Islam perlu memastikan bahan yang digunakan apakah dari
sumber renet yang digunakan hewan atau tumbuhan. Allah berfirman
supaya status halalnya diketahui. ,” Maka hendaklah manusia itu
Selain harus memperhatikan memperhatikan makanannya,
ba- han-bahan diatas, dalam sesungguh- nya Kami benar-benar
mengkonsumsi makanan jadi yang telah mencurah- kan air (dari langit),
tersebar di pasaran, umat Islam juga kemudian kani belah bumi dengan
harus memperhatikan adanya sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan
sertifikasi halal dari lembaga yang biji-bijian di bumi itu anggur dan
berwenang seperti MUI denagn cara sayur-sayuran, zaitun dan pohon
melihat label halal pada kemasan ma- kurma, kebun-kebun (yang ) lebat
kanan tersebut, sehingga kesalahan dan buah-buahan serta rumput-rumput
pemilihan makanan dapt diperkecil untuk kesenanganmu dan untuk
binatang- binatang ternakanmu (
Abasa : 24-32)

DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A. Penentuan Kehalalan Produk Pangan Hasil Bioteknologi :


14 SUHUF, Vol. XVII, No. 01/Mei 2005: 25-
35
Suatu Tantangan. http://www.indohalal.com/doc_halal3.html. Diakses
tanggal 02 Agustus 2005
Depag RI. 1989. Al Quran dan Terjemahannya. CV. Toha Putera.
Semarang Hamka. 1982. Tafsir Al Ashar Juz VI. Panji Masyarakat.
Jakarta

Halal dan Haram Makanan dalam Islam (Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati) 15
Hamka. 1984. Tafsir Al Ashar Juz VIII. Panji Masyarakat. Jakarta
Perintah Makan Halal. http://www.unissula.ac.id/alkhair/078.htm. Diakses tanggal
25 Juli 2005
Rajikin, M.H. Dkk. 1997. Pemakanan dan Kesehatan. Dewan Bahasa
Pustaka.
Kuala Lumpur
Saarani, S.M. Halal dan Haran dalam Makanan, http://www.ums.edu.my/ssmp/
mhalal.htm. Diakses tanggal 25 Juli 2005
Sabiq, S. 1987. Fikih Sunnah. Alih bahasa M. Syaf. Al-MaAArif, Bandung
Sakr,A.H, 1991. Ramuan Makanan Islam. Dewan Bahasa Pustaka. Kuala
Lumpur

Anda mungkin juga menyukai