Anda di halaman 1dari 17

INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA

OLEH KELOMPOK 6 (ENAM)


 DEVIYANA
 ANGELIA MUSTAANA
WKIRIWANG
 ELLEN IRMAWATI
 DESI NATALIA
 CICI FINDRIANI
 ADRIAN PRASETYO

AKADEMI KEPERAWATAN BALA


KESELAMATAN PALU
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan taufik
dan hidayah-Nya dan memberi kenikmatan tiada henti, baik nikmat jasmani, dan nikmat
rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang insya Allah sesuai yang
diharapkan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah membantu, dosen dan teman – teman yang sudah memberi dukungan
dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dalam pemahaman dan penulisan. Olehnya sangat besar harapan kami ada saran atau
kritik dari dosen – dosen di Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu, teman – teman
dan pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah yang
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis, Amin.

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
C. TUJUAN.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PosisiNegara Dalam Era Global..............................................................3
B. Pengertian Perdamaian Dunia...............................................................6
C. Mewujudkan Perdamaian Dunia............................................................7
D. Partisipasi Indonesia bagi Perdamaian Dunia........................................12
E. Keamanan dan Pertahanan Negara........................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu
sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau
komponen yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta
ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya
keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah
hubungan yang baik. Salah satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara
indonesia dengan negara-negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai
adanya saling ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam
suatu kompetisi dan dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh
antar bangsa, baik lingkup regional, ataupun lingkup global.

Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan


antara negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan
terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah
dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya
konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti
antara satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan
membahas mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri,
cara mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi indonesia dalam
perdamaian dunia.

ii
B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana posisi negara dalam era global?

B. Apakah pengertian dari perdamaian dunia?

C. Bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia?

D. Lembaga apa yang membantu dalam mewujudkan perdamaian dunia?

E. Bagaimana sistem pertahanan dan keamanan negara?

C. Tujuan

A. Mengetahui bagaimana posisi negara dalam era global.

B. Mengetahui yang dimaksud perdamaian dunia. .

C. Mengetahui bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia.

D. Mengetahui lembaga-lembaga yang membantu dalam mewujudkan perdamaian

dunia.

E. Mengetahui sistem pertahanan dan keamanan negara.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Posisi Negara Dalam Era Global

Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional,


ketahanan nasional merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melalui
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek
pendidikan. Kemampuan nasional yang dikembangkan diharapkan mampu
menghadapi ancaman yang dapat membahayakan

kelangsungan hidup bangsa dan negara.


Dalam membahas ketahanan nasional, sekarang ini kita tidak dapat melepaskan
diri dari pengaruh seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini karena
globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari
kemajuan dan inovasi tekhnologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.

Namun, sebagai sebuah proses, globalisasi memiliki karakteristik sebagai berikut


:

1) Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi, dan komunikasi lintas

batas negara.

2) Tidak dapat dilepaskan dari adanya akumulasi kapital, tingginya arus investasi,

keuangan, dan perdagangan global.

3) Berkaitan dengan semakin tingginya intesitas perpindahan manusia, barang, jasa,

dan pertukaran budaya yang lintas batas negara.

4) Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat keterkaitan dan ketergantungan

tidak hanya antar bangsa / negara tetapi juga antar masyarakat.

Globalisasi abad XXI diyakini berpengaruh besar terhadap kehidupan suatu


bangsa. Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang ditengarai bisa
berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun, disisi lain globalisasi memberikan
peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, dalam era seluruh ini perlu kita ketahui macam-macam
ancaman atau tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi negara-
bangsa. Perlu disadari bersama bahwa globalisasi menghadirkan fenomena-fenomena
baru yang sebelumnya belum pernah dihadapi oleh negara-bangsa. Fenomena baru itu
misalnya hadirnya perusahaan multinasional, semakin luasnya perdagangan seluruh,
dan persoalan lingkungan hidup.

Dalam mengahadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons


atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan

keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.

b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai

bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat

transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.

c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat

perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap

akibat negatif globalisasi.

Tampaknya bagi negara-negara Indonesia, globalisasi merupakan sesuatu yang


tidak bisa ditolak. Berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia
menyiratkan bahwa Indonesia ikut serta dalam arus global. Misalnya dengan ikut serta
dalam forum WTO, APEC, dan AFTA. Globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan
sikap arif bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya
nilai-nilai materialistik pada masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai solidaritas
sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah
dianggap sebagai kekuatan kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin
pudar. Sisi negatif ini dimungkinkan karena masuknya nilai-nilai global. Inilah yang
menyebabkan krisis pada jati diri bangsa.

Dalam naskah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2004-2009 telah dimunculkan Program Pengembangan Nilai Budaya. Program ini
bertujuan untuk memperkuat jati diri bangsa ( identitas nasional ) dan memantapkan
budaya nasional. Tujuan tersebut dicapai antara lain melalui upaya memperkokoh
ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang
bernilai negatif dan memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai
positif dan produktif.
Disamping itu, diupayakan pula pembangunan moral bangsa yang
mengedepankan nilai-nilai kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos
kerja, gotong royong, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, dan tanggung jawab.
Tujuan tersebut dilaksanakan pula melalui

pengarusutamaan nilai-nilai budaya pada setiap aspek pembangunan.

Kegiatan pokok yang akan ditempuh antara lain adalah :

1) Aktualisasi nilai moral dan agama.

2) Revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal yang bernilai luhur termasuk didalamnya

pengembangan budaya maritim.

3) Transformasi budaya melalui adopsi dan adaptasi nilai-nilai baru yang positif untuk

memperkaya dan memperkokoh khazanah budaya bangsa, seperti orientasi pada

peningkatan kinerja, budaya kritis, akuntabilitas dan penerapan iptek.

B. Pengertian Perdamaian Dunia

Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian. Pertama,


perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan.
Kedua, perdamaian adalah transformasi konflik kreatif nonkekerasan. Dari dua definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika
transformasi konflik yang kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian
selain merupakan sebuah keadaan, juga merupakan suatu proses kreatif tanpa
kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik.
Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang
dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung. Batasan seperti ini
terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik
semata.

Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ.


Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti
kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian
keadilan dan kemajuan. Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran
penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan tidak diminimalisir.
Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-kekerasan terhadap setiap
bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang
dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama
sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya
kekerasan,

kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.


C. Mewujudkan Perdamaian Dunia

Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan,
mungkin saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih
berfungsi tentu akan memilih perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan
lebih memberikan harapan? Mengapa harus kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit
yang kita bayangkan, andai saja semua orang dan seluruh Negara di dunia ini mau
bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus
menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah saatnya kini kita hapuskan paradigma bahwa mewujudkan sebuah
perdamaian itu sulit. Paradigma bahwa mewujudkan perdamaian itu sulit hanya akan
terus membelenggu fikiran kita dan menjadi batu sandungan yang menjegal segala
upaya perdamaian itu sendiri. Penulis terkadang merasa miris, mengapa begitu
mudahnya kita serukan konflik dan peperangan? Sementara itu begitu sulit hanya
untuk sebuah perdamaian yang mana demi kehidupan bangsa juga seluruh Negara
yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia khususnya dan seluruh
Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.

Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-
benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah mengubah
keadaan. Harus ada upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di
seluruh penjuru dunia. Selama ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan
pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian dunia. Pada akhirnya yang
dihasilkan seperti biasa yaitu butirbutir kesepakatan atau semacam perjanjian bersama
yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.

Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan
demi mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:

1. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)

Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiaptiap


masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya
kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka
kita bisa memahami karakteristik dari masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar
budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu Negara, kita bisa mengambil
langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan perdamaian disana.
Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam mewujudkan
perdamaian di masyarakat

Indonesia serta dunia.

2. Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi


Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait
masalah kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut
berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya
kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di dalamnya.
Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan “tidak perduli” atas
isu dan seruan perdamaian. “Jangankan memikirkan perdamaian dunia, buat
makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah”, begitu fikir mereka yang kurang
sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang
harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan
seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.

3. Melalui Pendekatan Politik

Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif
untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perlu adanya campur tangan politik, dalam
artian ada agenda politik yang menekankan dan menyerukan terwujudnya
perdamaian dunia. Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya yang
memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara maju pada saat-saat
tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan sedikit
penekanan” pada Negara-negara yang saling

berkonflik agar bersedia berdamai kembali. Bukan justru membuat situasi semakin
panas, dengan niatan agar persenjataan mereka terus dibeli.

4. Melalui Pendekatan Religius (Agama)

Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan


adanya perdamaian. Sebab saya kira tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan,
kekerasan ataupun peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang
diantaranaya kepedulian dan perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang mengaku
beragama dan ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam turut serta
mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia. Para tokoh
agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di masyarakat harus
ikut serta aktif menyerukan perdamaian.

Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-


masalah yang terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat
yang kurang memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi perdamaian
dunia adalah kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan yang tidak semena-
mena agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah
masyarakat.

Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu
dan berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah,
tidak egois dan selalu menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk
kepentingan kita sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain,
kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan tersebut,
akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah terbentuknya
kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah kita
dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita. Contohnya dengan :

• Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.

• Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.

• Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku,

adat-istiadat, agama, ras, dan status sosial.

• Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri

Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama
dengan baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.

D. Partisipasi Indonesia bagi Perdamaian Dunia

Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia


antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang
lainnya, Indonesia juga peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian
merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Disisi lain, konstelasi perubahan dunia akan selalu berpengaruh terhadap
kelangsungan bangsa negara Indonesia. Dunia yang aman dan damai tentu saja
menjadi harapan semua umat manusia termasuk bangsa Indonesia. Sebagai negara
dengan jumlah penduduk yang termasuk lima besar dunia, sudah sepantasnya bangsa
Indonesia turut memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dunia. Peran serta
Indonesia dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia memang sudah bukan hal
yang baru. Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal kemerdekaan, Indonesia sudah
mengirimkan personelnya untuk terlibat aktif melaksanakan ketertiban dunia melalui
berbagai misi perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia telah mengalami
transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis serta
komitmen bangsa untuk lebih proaktif dalam menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah
dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung dalam Kontingen
Garuda maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia
telah mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak
mengurangi apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini
bertugas di misi PBB, tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI
dalam keterlibatan dan dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap
menuju

peacekeeper kelas dunia.

Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi
sebagian bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin
yang ditandai pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia
bebas dari konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS dengan
US – memang tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-
mana. Di wilayah Balkan, Baltik dan bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang
dan berbagai jenis konflik lain terus berkecamuk.

Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang
serius diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa), sebagai organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan
yang dinamakan Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di
PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian dan keamanan antar negara.

Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB membentuk pasukan


perdamaian dalam rangka Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh
pasukan perdamaian tersebut, sebagai berikut :

a. ICCS (International Commission For Control and Supervision), yaitu pasukan

perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.

b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu pasukan perdamaian

PBB sebagai pengawas pertikaian senjata.

c. UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk

Timur Tengah, Korea Utara, dan Korsel.

d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu pasukan

perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.

e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and Pakistan), yaitu

pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian India dan Pakistan.

f. UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan perdamaian PBB

untuk Kongo.
g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In Palestine), yaitu pasukan

perdamaian PBB untuk Palestina.

h. UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation), yaitu pasukan

perdamaian PBB di Kroasia.

i. UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan perdamaian PBB di

Bosnia Herzegovina.

j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian PBB di

FYROM (Macedonia).

k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan perdamaian

PBB di Liberia.

Peran aktif Indonesia di dunia Internasional dalam upaya pemeliharaan


perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan politik, bantuan
kemanusiaan maupun peranannya baik dalam bentuk sebagai pengamat militer, staf
militer atau Kontingen Satgas operasi pemeliharaan perdamaian sebagai duta bangsa
di bawah bendera PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia
adalah dengan menjadi anggota pasukan

perdamaian. Keikutsertaan Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian sudah


dimulai sejak tahun 1957. Pasukan perdamaian dari Indonesia dikenal dengan nama
Kontigen Garuda atau Konga. Sejak tahun 1967 sampai saat ini Garuda Indonesia telah
diterjunkan keberbagai kawasan konflik bergabung dengan pasukan perdamaian PBB.

Kontigen Garuda 1 diterjunkan ke Mesir pada tanggal 8 Januari 1957. Adapun


samapai sekarang ini Kontigen Garuda XIIA terakhir kali diterjunkan ke Libanon sebagai
bagian dari UNFIL ( Pasukan Perdamaian PBB di

Libanon ) pada September 2006.

Selain keikutsertaan melalui Kontingen Garuda dalam operasi pemeliharaan


PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Sampai
saat ini, Indonesia sudah 3 (tiga) kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, yaitu :

1. Keanggotaan Pertama Periode 1973 – 1974.


2. Keanggotaan Kedua Periode 1995 – 1996.

3. Keanggotaan Ketiga Periode 2007 – 2008.

Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini


merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan Indonesia selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan
perdamaian baik pada tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia
tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di berbagai misi
penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya perdamaian di kawasan seperti
Kamboja dan Filipina Selatan, dalam konteks ASEAN ikut serta menciptakan tatanan
kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif diberbagai forum
pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.

Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban


kepercayaan masyarakat internasional untuk berpatisipasi menjadi Dewan Keamanan
sebagai badan yang efektif untuk menghadapi tantangan – tantangan global dibidang
perdamaian dan keamanan saat ini.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya
dibidang diplomasi untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, yang
memandatkan Indonesia untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

E. Keamanan dan Pertahanan Negara

Sistem Pertahanan dan Keamanan negara adalah suatu sistem pertahanan dan
keamanan yang komponennya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan
nasional untuk mewujudkan kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan
negara dalam mencapai tujuan nasional.

Komponen kekuatannya terdiri dari berikut ini:

1. Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.

2. Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas).

3. Komponen pendukung, yaitu sumber daya dan prasarana nasional.

Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul "Pertahanan dan Keamanan


Negara". Dalam bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan kewajiban tiap
warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2)
menyebut "usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung".
Keterlibatan pasukan TNI dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia sesuai
dengan ketentuan hukum nasional. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara menyebutkan bahwa salah satu tugas TNI adalah melaksanakan
kebijakan pertahanan negara yang salah satunya ikut serta secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Selanjutnya, Undang-Undang
No.34 Tahun 2004 tentang TNI lebih mempertegas lagi dimana disebutkan bahwa
salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer.

Selain Perang adalah Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia. Tentunya


pelaksanaan dari penugasan tersebut selalu dilakukan sesuai dengan kebijakan politik
luar negeri Indonesia serta ketentuan yang berlaku dalam hukum nasional.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta,


yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Penyelenggaraan Pertahanan dan
Keamanan Negara berdasarkan prinsip-

prinsip seperti berikut:

1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan

negara.

2. Bahwa upaya pembelaan negara tersebut merupakan tanggung jawab dan

kehormatan setiap warga negara yang dilandasi asas:

a. keyakinan akan kekuatan dan kemampuan sendiri

b. keyakinan akan kemenangan dan tidak kenal menyerah (keuletan)

c. tidak mengandalkan bantuan atau perlindungan negara atau kekuatan asing.

3. Pertentangan yang timbul antara Indonesia dengan bangsa lain akan selalu

diusahakan dengan cara-cara damai. Perang adalah jalan terakhir yang dilakukan

dalam keadaan terpaksa.

4. Pertahanan dan keamanan keluar bersifat defensif-aktif yang mengandung

pengertian tidak agresif dan tidak ekspansif, ke dalam bersifat preventifaktif yang

mengandung pengertian sedini mungkin mengambil langkah dan tindakan guna

mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman.


5. Bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam membela serta mempertahankan

kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi negara dalam era
global dipengaruhi seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal ini
karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul
sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi teknologi serta perkembangan informasi dan
komunikasi.

Perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya


konflik antar negara di seluruh dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia
dilakukan dalam pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan
politik dan pendekatan kebudayaan. Lembaga yang membantu dalam perwujudan
perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan
masih banyak yang lainya. Selain itu, dengan melaksanakan amanat Pembukaan UUD
1945 Alenia IV Indonesi berpartisipasi dalam perdamaian dunia.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Mardoto. 2009. WNI NOMOR 1. Online http://wninomor1.wordpress.com, diakses pada


tanggal 6 Desember 2013

Yunita, Irma. 2010. Indonesia dan Perdamaian Dunia. Online


http://irmayunita.blogspot.com, diakses pada tanggal 25 September 2013

Anda mungkin juga menyukai