1. Pendahuluan
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan
manusia. Dimana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga disitu pasti ada
pendidikan (Driyarkara, 1980: 32). Pendidikan selalu berkaitan dengan dinamika
kehidupan suatu masyarakat dan bangsa. Ilmu merupakan obyek utama dari
pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan baik. Suatu
bangsa dikatakan semakin maju apabila sumber daya manusianya memiliki
kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan memiliki kualitas pendidikan yang tinggi.
Dalam menyambut pelaksanaan MEA pada akhir tahun 2015 yang tidak lama lagi
akan berlangsung, maka Indonesia sebagai salah satu negara tergabung dalam
MEA harus siap menghadapi pasar ekonomi ASEAN tersebut. Kesepakatan ini tak
hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga sektor-sektor lainnya tak
terkecuali “pendidikan” sebagai modal membangun sumber daya manusia yang
kompetitif. Era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh dunia pendidikan
dengan cepat, agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi persaingan
yang semakin ketat dengan negara-negara lain. Oleh karenanya pemerintah harus
mampu meningkatkan kualitas, mutu sekolah dan perguruan tinggi melalui sertifikasi,
akreditasi, standarisasi, peningkatan gaji dan kesejahteraan pendidik dan rekrutmen
pendidik yang profesional.
1. Pembahasan
2. Masyarakat Ekonomi ASEAN
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah
pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini dilakukan
agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk
menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan
mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan
semakin ketat.
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang didalamnya terjadi adanya
sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan negara-
negara di wilayah ASEAN telah menyepakati perjanjian MEA atau AEC. Tahun 2015,
telah disepakati untuk pembentukan komunitas ekonomi ASEAN dan mengubah
ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga
kerja .
Semakin dekatnya era MEA tidak memberikan tawaran lain bagi Indonesia selain
harus menghadapinya baik dalam kondisi siap atau tidak siap. Hal ini menuntut
perhatian dari semua sektor terlebih sektor pendidikan yang menempati garda
terdepan upaya pembangunan SDM Indonesia. Pemberlakuan MEA menjadi
momentum yang baik untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada sektor pendidikan
Indonesia agar mampu menghasilkan SDM yang memiliki daya saing tinggi.terampil,
dan aliran modal yang lebih bebas.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan
pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan
jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600
juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa
permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara
permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta,
sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini
memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang
terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan
pendidikan profesi.
Terlepas dari pandangan itu semua, sebenarnya pendidikan adalah sesuatu hal yang
luhur.di mana suatu pendidikan tak hanya sebatas dalam lembaga formal saja tetapi
pendidikan juga ada dilingkungan informal, karena hakikatnya kita lahir sampai akhir
hayat. Belajar adalah bagaimana kita berkembang untuk terus menjadi baik menjadi
pemimpin di bumi ini.
Berkelanjutan
Mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk
sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari
kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau
kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan
dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan
dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui
pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka.
Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.
Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan goal ending dari sebuah proses
pendidikan. Karakter adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada
moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran.
Moral memberikan petunjuk, pertimbangan, dan tuntunan untuk berbuat dengan
tanggung jawab sesuai dengan nilai, norma yang dipilih. Dengan demikian,
mempelajari karakter tidak lepas dari mempelajari nilai, norma, dan moral.
Pertumbuhan ekonomi yang disebut oleh Bank Dunia sebagai the East Asian Miracle
di negara-negara yang disebut “Macan Asia”, justru disebabkan mereka berhasil
dalam investasi human capitalnya. Karenanya, pembangunan sumber daya manusia
Indonesia diarahkan pada potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga yang
dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan
umum, pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan Iptek. Dalam penyelenggaran
pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan nilai tambah
pembangunan dan kesejahteraan rakyat senantiasa memperhatikan bahwa setiap
warga negara berhak atas taraf kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut
serta dalam uapaya mewujudkan kemakmuran rakyat. Sebagaimana visi
pembangunan nasional, yaitu “terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong” diarahkan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan Iptek yang terus
meningkat.
Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang kompetitif dalam mencapai kesuksesan di era
globalisasi. Maka pendidikan harus menjadi prioritas bagi pembangunan, dengan
tidak mengenyampingkan sektor lain. Untuk memajukan pendidikan tidak hanya
dengan merubah kurikulum dan melengkapi sarana dan prasarana saja, melainkan
juga memperhatikan pembangunan sumber daya manusia yang akan mengemban
pendidikan tersebut. Karena itu untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dimasa
datang, yang menjadi prioritas utama untuk hal ini adalah pembenahan sumber daya
manusia melalui pendidikan yang berkualitas serta merata ke seluruh lapisan
masyarakat, dan yang paling utama adalah menumbuhkan kesadaran bagi setiap
elemen masyarakat serta pemerintah maupun pihak-pihak yang bersangkutan untuk
berbenah diri menuju MEA.
1. Daftar Pustaka
http://harianhaluan.com/mobile/detailberita/44248/manifestasi-pendidikan-menuju-
mea
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/06/29/mengembalikan-tonggak-
pendidikan-sebagai-pembangunan-bangsa-berdasarkan-ide