Anda di halaman 1dari 152

PENGARUH PENGUNGKAPAN BALANCE SCORECARD DAN

PENILAIAN VALUE RELEVANCE BAGI INVESTOR TERHADAP


KINERJA KEUANGAN (FINANCIAL PERFORMANCE) DENGAN
COST OF EQUITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Jasa Transportasi Se-Asia Tenggara pada
tahun 2008-2019 )

DRAFT SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna


memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Ahmad Fadhila Pinayani
144020308

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
PENGARUH PENGUNGKAPAN BALANCE SCORECARD DAN
PENILAIAN VALUE RELEVANCE BAGI INVESTOR TERHADAP
KINERJA KEUANGAN (FINANCIAL PERFORMANCE) DENGAN
COST OF EQUITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI

DRAFT SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi


Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan

Bandung, Oktober 2020


Mengetahui,

Pembimbing,

Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., CA

Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Atang Hermawan, SE., M.SIE. Ak., Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., CA
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, seberapa besar
pengaruh moderasi Cost of Equity dalam pengungkapan Balance
Scorecard terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
verifikatif. Populasi dari penelitian ini adalah Sektor Transportasi
penerbangan Asia Tenggara yang terdaftar di SKYTRAX periode
2008-2019 sebanyak 4 perusahaan. Metode penelitian sampel
menggunakan teknik purposive sampling dengan total 4 perusahaan
yang memenuhi kriteria.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi
berganda, , moderating regresion analysis, pengujian hipotesis
menggunakan uji t, dan koefeisien determinasi. Pengolahan data
menggunakan E-Views 11 student version.
Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa Balance
Scorecard berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
dengan hasil uji dengan pengaruh yang positif , dan moderasi Cost of
Equity hubungan Balance Scorecard terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan juga setelah di ujikan berpengaruh positif walaupun tidak
signifikan dalam beberapa variabel.
Kata Kunci:Non Financial Measures, Balance Scorecard, Value Relevance,
Capital Asset Pricing Methods, Cost of Equity dan Return on Assets (Kinerja
Keuangan).
ABSTRACT

This study aims to determine how much influence profitability has on firm value, how
much is the moderation effect of Cost of Equity in the disclosure of the Balance
Scorecard on the Company's Financial Performance.

The research method used is descriptive analysis and verification. The population of
this study is the Southeast Asian aviation transportation sector which is registered
in SKYTRAX for the period 2008-2019 as many as 4 companies. The sample research
method using purposive sampling technique with a total of 4 companies that meet
the criteria.
Data analysis was performed using multiple regression tests, moderating regression
analysis, hypothesis testing using the t test, and the coefficient of determination. Data
processing using E-Views 11 student version.

Based on this research, it shows that the Balance Scorecard has a positive effect on
the Company's Financial Performance with test results with a positive influence, and
moderation.

Keywords: Non Financial Measures, Balance Scorecard, Value Relevance, Capital


Asset Pricing Methods, Cost of Equity and Return on Assets (Financial
Performance).
KATA PENGANTAR

Assalammu’laikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

usulan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard

Terhadap Kinerja Keuangan (Financial Performance) dengan Cost Of Equity

sebagai Variabel moderasi Studi Kasus Perusahaan Sektor Jasa Transportasi

Penerbangan Se-Asia Tenggara Pada Tahun 2008 - 2019”, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan.

Dalam penyusunan penelitin ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda. Penulis menghaturkan ucapan terima

kasih yang tentunya penulis belum mampu membalas pengorbanan Ayahanda

Bapak Ani Pinayani , dan Ibunda Ibu Lina Marlina Susana yang telah

membesarkan, mendidik dan akan selalu memberikan doa restu, perhatian, kasih

sayang, serta dukungan yang tidak ternilai harganya demi kelancaran dan

keberhasilan penulis dalam segala hal. Serta kepada yang terhormat Ibu Isye Siti

Aisyah, SE., M.Si, Ak., CA selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan, arahan, saran, dan pemikirannya, serta bersedia

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan usulan

penelitian ini. Tidak lupa dalam kesempatan ini pula, perkenankanlah penulis

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Yusuf, Sp., M.Si., M.Kom. Selaku Rektor

Universitas Pasundan.

2. Dr. Atang Hermawan, SE., M.SIE. Ak., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Pasundan.

3. Isye Siti Aisyah, SE., M.Si, Ak., Selaku Ketua Program studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan.

4. Mochammad Ridwan, S.E., Ak., M.Si., CA. Selaku Sekertaris Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pasundan.

5. Budi Septiawan, SE., M.Ak.selaku Dosen Wali.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Pasundan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama

proses perkuliahan. Dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pasundan.

7. Saudara dan orang-orang terdekat keluarga yang selalu mendukung dan

memberikan penulis pembelajaran hidup.

8. Teman – teman kelas AK-F 2014 yang mendukung dan membantu dalam

perkuliahan Rizal, Restu, Rully, Razi, Trisna, Herdanang, dan semua

mahasiswa Akuntansi UNPAS 2014.


Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif

bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT membalas semua

amal dan kebaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

usulan penelitian ini. Amin.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, November 2020


Penulis

Ahmad Fadhila Pinayani

8
9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian .................................................................. 11
a. Identifikasi Masalah...................................................................................................... 11
b. Rumusan Masalah......................................................................................................... 11
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 12
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................................................ 13
1.4.1. Kegunaan Teoristis................................................................................................ 13
1.4.2. Kegunaan Praktis .................................................................................................. 14
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ................ 16


2.1. Kajian Pustaka ................................................................................................................ 16
2.1.1. Teori Sinyal (Signaling Theory) ............................................................................... 16
2.1.2. Teori Agen (Agency Theory) ................................................................................... 16
2.1.3. Pengungkapan Balance Scorecard ........................................................................... 17
2.1.4. Performance Perusahaan .......................................................................................... 18
2.1.5. Cost of Equity........................................................................................................... 18
2.1.6. SKYTRAX .............................................................................................................. 19
2.2. Kerangka Pemikiran ...................................................................................................... 20
2.2.1. Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Performance Perusahaan ....... 20
2.2.2. Peran Cost of Equity memoderasi Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard
terhadap Performance Perusahaan ............................................................................ 20
2.3. Hipotesis ....................................................................................................................... 22
BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................................... 23
3.1. Pendekatan Penelitian ..................................................................................................... 23
3.2. Variabel Penelitian.......................................................................................................... 23
3.3. Unit Analisis dan Unit Observasi .................................................................................... 24
3.3.1. Unit Analisis ............................................................................................................ 24
3.3.2. Tempat Penelitian..................................................................................................... 25
3.4. Definisi Variabel dan Pengukurannya ............................................................................. 25
3.4.1. Variabel Independen ................................................................................................ 25
1. Balance Scorecard .................................................................................................... 26
3.4.2. Variabel Moderasi .................................................................................................... 30
1. Definisi Cost of Equity .............................................................................................. 32
2. Pengukuran Cost of Equity ........................................................................................ 31
3.4.3. Variabel Dependen ................................................................................................... 32
1. Definisi Kinerja ........................................................................................................ 32
10
2. Pengukuran Kinerja .................................................................................................. 33
3.5. Operasional Variabel ...................................................................................................... 34
3.6. Populasi dan Sample ....................................................................................................... 37
3.6.1. Populasi ................................................................................................................... 38
3.6.2. Sample ..................................................................................................................... 39
3.6.3. Teknik Sampling ..................................................................................................... 39
3.7. Kriteria Penilaian Variabel .............................................................................................. 41
3.7.1. Kriteria Balance Scorecard ...................................................................................... 41
3.7.2. Kriteria Capital Assets Pricing Model ...................................................................... 41
3.7.3. Kriteria Penilaian Earning Return on Assets ............................................................. 42
3.8. Analisis Assosiatif (Verifikatif)....................................................................................... 45
3.8.1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................................... 46
1. Uji Normalitas ..................................................................................................... 46
2. Uji Multikolinearitas ............................................................................................ 47
3. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................................... 48
4. Uji Autokorelasi ................................................................................................... 50
3.8.2. Uji Hipotesis ............................................................................................................ 50
3.8.4. Analisis Regresi Moderasi ........................................................................................ 53
3.9. Model Penelitian ............................................................................................................. 55
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................................... 57
4.1. Hasil Penelitian............................................................................................................... 57
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................................. 57
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia .................................................................. 57
4.1.1.2 Sejarah Singkat AirAsia Berhad ........................................................................... 60
4.1.1.3 Sejarah Singkat Singapore Airlines ........................................................................ 63
4.1.1.4 Sejarah Singkat Thai Airways ............................................................................... 64
4.1.2. Penjelasan Balance Scorecard PT. Garuda Indonesia ................................................ 66
4.1.3. Penjelasan Balance Scorecard AirAsia Berhad ........................................................ 72
4.1.4. Penjelasan Balance Scorecard Singapore Airlines .................................................... 78
4.1.5. Penjelasan Balance Scorecard Thai Airways ............................................................ 84
4.1.6. Penjelasan Cost Of Equity pada perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad,
Singapore Airlines dan Thai Airways ....................................................................... 90
4.1.7. Penjelasan Return On Assets pada perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad,
Singapore Airlines dan Thai Airways ....................................................................... 91
4.2. Pembahasan .................................................................................................................. 95
2.2.1. Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial Performance
Perusahaan PT Garuda Indonesia, AirAsia, Singapore Airlines dan Thai Airways .... 95
2.2.2. Pengaruh Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard terhadap
Financial Performance Perusahaan PT Garuda Indonesia, AirAsia, Singapore Airlines
dan Thai Airways ................................................................................................... 100
BAB V : Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 104
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 104
5.2. Saran .......................................................................................................................... 105
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... ix
Lampiran-lampiran .................................................................................................................. xii

11
DAFTAR GAMBAR
1.1. Earning After Tax Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines (dalam
USD) ................................................................................................................................... 8
1.2. Biaya Operasional Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines (dalam
USD) .................................................................................................................................. 8
2.1. Model Penelitian .............................................................................................................. 56
3.1. Logo PT. Garuda Indonesia .............................................................................................. 58
3.2. Logo AirAsia Berhad ....................................................................................................... 61
3.3. Logo Singapore Airlines .................................................................................................. 64
3.4. Logo Thai Airways ........................................................................................................... 64
3.5. Perhitungan Regresi Linear Berganda ............................................................................... 96
3.6. Perhitungan Uji Mulkolinearitas ....................................................................................... 97
3.7. Perhitungan Uji Heterokedastisitas ................................................................................... 98
3.8. Perhitungan Uji Autokorelasi ........................................................................................... 99
3.9. Grafik Uji Tabel Durbin-Watson ............................................................................... 100
3.10 Perhitungan MRA ......................................................................................................... 101

12
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tabel Operasional Variabel Independen, Moderasi dan Dependen ............................. 37
Tabel 1.2. Populasi Industri Penerbangan di Asia Tenggara terdaftar di SKYTRAX .................. 39
Tabel 1.3. Tabel Scale Balance Scorecard ................................................................................. 43
Tabel 1.4. Kriteria Earning Ratio .............................................................................................. 49
Tabel 1.5. Uji Statistik Durbin-Watson ...................................................................................... 50
Tabel 2.1. Perhitungan Retensi Pelanggan PT. Garuda Indonesia ............................................... 66
Tabel 2.2. Perhitungan Akuisisi Pelanggan PT. Garuda Indonesia .............................................. 67
Tabel 2.3. Perhitungan Pangsa Pasar Pelanggan PT. Garuda Indonesia ...................................... 68
Tabel 2.4. Perhitungan AETR Pelanggan PT. Garuda Indonesia ................................................ 69
Tabel 2.5. Perhitungan Turnover Pegawai PT. Garuda Indonesia ............................................... 70
Tabel 2.6. Perhitungan Produktivitas Karyawan PT. Garudaa Indonesia ..................................... 71
Tabel 2.7. Perhitungan Retensi Pelanggan AirAsia Berhad ........................................................ 72
Tabel 2.8. Perhitungan Akuisisi Pelanggan AirAsia Berhad ...................................................... 73
Tabel 2.9. Perhitungan Pangsa Pasar Pelanggan AirAsia Berhad ............................................... 74
Tabel 2.10. Perhitungan AETR Pelanggan AirAsia Berhad ....................................................... 75
Tabel 2.11. Perhitungan Turnover Karyawan AirAsia Berhad ................................................... 76
Tabel 2.12. Perhitungan Produktivitas Karyawan AirAsia Berhad ............................................. 77
Tabel 2.13. Perhitungan Retensi Pelanggan Singapore Airlines.................................................. 78
Tabel 2.14. Perhitungan Akuisisi Pelanggan Singapore Airlines ............................................... 79
Tabel 2.15. Perhitungan Pangsa Pasar Pelanggan Singapore Airlines ........................................ 80
Tabel 2.16. Perhitungan AETR Pelanggan Singapore Airlines .................................................. 81
Tabel 2.17. Perhitungan Turnover Karyawan Singapore Airlines .............................................. 82
Tabel 2.18. Perhitungan Produktivitas Karyawan Singapore Airlines ........................................ 83
Tabel 2.19. Perhitungan Retensi Pelanggan Thai Airways .......................................................... 84
Tabel 2.20. Perhitungan Akuisisi Pelanggan Thai Airways ........................................................ 85
Tabel 2.21. Perhitungan Pangsa Pasar Pelanggan Thai Airways ................................................ 86
Tabel 2.22. Perhitungan AETR Pelanggan Thai Airways ........................................................... 87
Tabel 2.23. Perhitungan Turnover Karyawan Thai Airways ...................................................... 88
Tabel 2.24. Perhitungan Produktivitas Karyawan Thai Airways ................................................ 89
Tabel 2.25. Perhitungan Cost of Equity pada masing-masing maskapai ..................................... 90

13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan industri pesawat terbang komersial yang semakin meningkat pasca-

Perang Dunia ke-2 itu dimanfaatkan oleh para negara yang mempunyai maskapai

penerbangan nasional, termasuk juga negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung

dalam ASEAN. Maskapai-maskapai itu memainkan peranan penting sebagai penyambung

antar-wilayah dan antar-pulau, sebagai penyambung antara satu negara dengan negara

lainnya, sebagai transportasi diplomatik, dan juga transportasi pariwisata yang

mendatangkan keuntungan ekonomis bagi maskapai-maskapai tersebut.

Salah satunya Indonesia yang merupakan negara yang berpenduduk besar terdiri dari

beberapa pulau yang potensi ditiap pulau berbeda-beda. Sehingga ada perusahaan-

perusahaan maskapai penerbangan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

banyak dengan tujuan yang berbeda-beda. Adapun definisi perusahaan sesuai dengan

Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 adalah Setiap bentuk usaha yang berbadan

hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum,

baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja buruh dengan

membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Namun seiring berjalannya perusahaan tersebut setiap adanya konsumen yang

membutuhkan jasa tersebut pasti ada biaya dan beban yang membutuhkan modal. Adapun

Modal menurut Munawir (2006:19) adalah hak kekayaan perusahaan yang terdiri atas

kekayaan yang disetor atau yang berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu hasil

aktivitas usaha itu sendiri. Dengan nilai jual yang ditawarkan perusahaan berbeda-beda

maka permodalan pasti berbeda dalam kinerja perusahaan mampu memenuhi kebutuhan

konsumen tersebut ada kalanya perusahaan meningkatkan biaya operasional yang melebihi

kekuatan modal dimilikinya maka dari itu setiap perusahaan memerlukan investor jangka
14
panjang.

Investasi adalah penanaman modal untuk salah satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan

biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa

yang akan datang berdasarkan kutipan dari Sunariyah (2011:4). Namun setiap investor

yang menanamkan sahamnya berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

maka dari itu Investor memerlukan laporan perusahaan. Laporan perusahaan berupa

informasi akuntansi dan berkelanjutan (Sustainability reporting) Karena menilai kinerja

tidak hanya finansialnya saja karena non financial juga berpengaruh terhadap kinerja

financial.

Maka dari itu berdasarkan penelitian Beaver 2002 (dalam Puspitaningtyas, 2010; 2012)

pengungkapan non finansial merupakan informasi penting bagi investor semakin banyak

informasi yang di terima investor dapat melihat prospek dari perusahaan yang akan

diberikan modal dan pengukuran penilaian relevansi yang mampu menjelaskan

(explanatory power) nilai suatu perusahaan berdasarkan informasi akuntansi akan

mempermudah investor dalam membaca dan mengukur pantas atau tidaknya perusahaan

tersebut diberikan dana dari sang investor. Adapun fenomena yang terjadi di PT. Garuda

Indonesia , AirAsia dan Singapore Airlines dari 2008-2019 sebagai berikut :

Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada perdagangan Kamis

(13/11/2014), ditutup melemah 24 poin atau 4,81 persen ke level Rp 475 per saham

Saham GIAA di perdagangan hari ini (13 November 2014) sempat menyentuh level

tertinggi di angka Rp 499 per saham dan terendah di posisi Rp 473 per saham. Adapun

volume transaksi saham GIAA sebanyak 5,60 juta lot, dengan frekuensi 856 kali senilai Rp

2,78 miliar

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia yang belum diaudit

(unaudited), sepanjang kuartal III 2014, Garuda Indonesia menderita kerugian sebesar

15
219,54 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,67 triliun (kurs tengah BI, Rp 12.191 per dolar AS).

Sementara pada kuartal III 2013, Garuda juga sempat menelan kerugian hingga 15,01 juta

AS atau sekitar Rp 183,04 miliar

Laporan Keuangan Garuda Indonesia juga menyebutkan, pendapatan usaha perseroan

tercatat naik menjadi 2,81 miliar dolar AS dari sebelumnya hanya 2,68 miliar dolar AS.

Kendati pendapatan usaha naik, beberapa pos beban perseroan, seperti beban usaha, dan

beban keuangan sepanjang periode tersebut terus mengalami peningkatan.

(TRIBUNNEWS.COM, 13 November 2014). Menurut Supriyono (2011:14) expense

(beban) adalah biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh

pendapatan (revenue) dalam suatu periode akuntansi tertentu. Adapun beban perseroan

adalah segala beban biaya yang timbul akibat pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

perseroan sepanjang periode tersebut.

PT Garuda Indonesia (Persero) disarankan mencari solusi komprehensif agar tidak terus

merugi. Hal itu dikatakan Ketua Bidang Organisasi Badan Pengurus Pusat Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira.

Saran itu bercermin dari hasil laporan keuangan Garuda Indonesia yang mencatatkan

kerugian sebesar 283,7 juta USD atau sekitar Rp 3,8 triliun. Angka itu meningkat hingga

200 % dari kerugian pada kuartal pertama sekitar 99,0 juta USD atau setara Rp 1,319

triliun.

“HIPMI sebelumnya sudah memberikan early warning kepada Garuda Indonesia karena

terus merugi. Ke depan perlu ada solusi yang komprehensif agar maskapai penerbangan

kebanggaan kita ini bisa survive,” ujar Anggawira dalam keterangan persnya, Kamis

(10/8/2019) di Jakarta.

Kerugian Garuda, imbuhnya, disinyalir akibat peningkatan biaya operasional dan

pembelian bahan bakar avtur.

16
Ongkos operasional penerbangan Garuda Indonesia, disebutkan Anggawira mencapai lebih

dari dari Rp 16 triliun lebih tinggi dari kuartal pertama sebesar Rp 8 triliun.

“Hingga saat ini, kami melihat biaya bahan bakar merupakan sumber terbesar biaya

operasional dengan presentase diatas 50 % kemudian disusul dengan biaya pembelian

pesawat, reparasi, pembayaran asuransi yang semua dihitung menggunakan kurs dollar

USD sementara produk jasa penerbangan domestiknya dijual dengan nilai rupiah,” kata

Anggawira.

Tingginya ongkos operasional rupanya juga berpengaruh pada utang Garuda Indonesia

yang nilainya cukup besar.

Untuk hutang jangka pendek di kuartal kedua total hutang mencapai 1,891 juta USD

sedangkan hutang jangka panjang sebesar 1,163 juta USD.

Sementara di kuartal sebelumnya tercatat 1,798 juta USD untuk hutang jangka pendek dan

1,174 juta USD untuk hutang jangka panjang.

“Utang yang membelit Garuda Indonesia harus menjadi konsen pemerintah,” ujar

Anggawira.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat kerugian bersih (net loss) selama semester

pertama 2019 sebesar US$ 283,8 juta. Di luar non-recurring expense, total kerugian bersih

perseroan mencapai US$ 138 juta.

(Sumber : TRIBUNJABAR.CO.ID,10 Agustus 2019)

Adapun Kasus yang menimpa AirAsia sebagai berikut:

AirAsia melaporkan biaya unit tidak berubah untuk kuartal ini meskipun kenaikan harga

bahan bakar rata-rata 9 persen menjadi $ 83 per barel dan biaya pemeliharaan yang lebih

tinggi selama kuartal tersebut, dibantu oleh pemanfaatan pesawat yang lebih tinggi dan

rasionalisasi rute. Untuk mengurangi tekanan biaya, kelompok itu mengatakan mendorong

lebih banyak penjualan tambahan dan memastikan kinerja yang lebih baik oleh semua

17
maskapai rekanan.

Volume penumpangnya naik 16 persen tetapi tertinggal peningkatan 19 persen

dalam kapasitas, mengetuk faktor muatannya sebesar 2 poin persentase menjadi 87 persen,

sesuai dengan harapan untuk musim ini. AirAsia juga memproyeksikan faktor muatan rata-

rata 87 persen untuk kuartal kedua.

“Untuk melayani dengan lebih baik permintaan yang meningkat di kawasan itu,

grup ini juga berencana untuk menambah bersih tiga pesawat tambahan melalui sewa

operasi pada kuartal kedua,” kata maskapai itu. CEO Grup Tony Fernandes mengatakan

dalam sebuah pernyataan bahwa grup tersebut akan menjalani latihan daftar sekunder

untuk operasi di Indonesia tahun ini. “Kami juga berada di jalur yang benar untuk

mendaftarkan AirAsia Filipina pada paruh kedua 2019.”

Fernandes, yang membangun AirAsia dari operasi dua pesawat pada 2002, kini

menargetkan ekspansi cepat di pasar intinya di Asia Tenggara. Grup ini juga memisahkan

bisnisnya menjadi transportasi penerbangan dan divisi digital untuk memberikan kejelasan

dan fokus bisnis yang lebih baik di setiap divisi.

Pekan lalu, Fernandes menuduh regulator industri, Komisi Penerbangan Malaysia

menekan maskapai untuk membatalkan penerbangan yang dimaksudkan untuk

mengangkut para pemilih pulang ke pemilihan umum baru-baru ini yang melihat kekalahan

koalisi berkuasa lama Malaysia.

Regulator telah membantah tuduhan tersebut dan mengajukan pengaduan polisi terhadap

Fernandes. Saham AirAsia ditutup turun 1,2 persen pada Kamis, sementara pasar saham

lokal turun 1,6 persen.

(Sumber : CEO Grup AirAsia Tony Fernandes berbicara selama konferensi pers di kantor

pusat AirAsia di Sepang, Malaysia 13 Desember 2019).

Dan kasus yang menimpa Singapore Airlines sebagai berikut:

18
Pendapatan Singapore Airlines (SIA) FY16 telah menurun 2,2% menjadi S $ 15,2

miliar yang disebabkan oleh hasil yang lebih rendah di maskapai induk dan bisnis kargo.

Seandainya biaya bahan bakar tidak turun secara signifikan, penurunan pendapatan bisa

lebih besar.

Biaya bahan bakar bersih SIA untuk 2016 turun 18,9% menjadi S $ 4,5b

meskipun harga rata-rata bahan bakar jet turun 41,3%, karena sebagian diimbangi oleh

kenaikan kerugian lindung nilai sebesar 107,4%. OCBC Investment Research

memperkirakan bahwa melucuti item-item non-operasi satu-off tertentu, FY16 core

PATMI naik 95,0% menjadi S $ 701,6 juta tetapi masih berada di bawah ekspektasi jalanan.

Ke depan, faktor utama yang dikatakannya adalah apakah penurunan biaya unit SIA dari

bahan bakar jet yang lebih murah mampu melampaui prospek hasil yang lemah.

(Sumber : Business Singapore Review Publikasi 16 Mei 2016)

Earning After Tax


2,500,000,000

2,000,000,000

1,500,000,000

1,000,000,000

500,000,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-500,000,000

-1,000,000,000

Garuda Indonesia Air Asia Singapore Airlines Thai Airways

Gambar 1.1 Earning After Tax Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines (dikonversi dalam USD)

19
Total Expense
14,000,000,000

12,000,000,000

10,000,000,000

8,000,000,000

6,000,000,000

4,000,000,000

2,000,000,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Garuda Indonesia AirAsia Singapore Airlines Thai Airways

Gambar 1.2 Biaya Operasional Garuda Indonesia, AirAsia dan Singapore Airlines(dalam USD)

Dari kasus diatas terlihat bahwa kinerja keuangan yang terus menurun tidak

sebanding dengan biaya yang terus meningkat akibatnya mempangaruhi perusahaan

tersebut dalam menjalankan usahanya. Maka dampaknya investor akan menjadi memilih

yang biaya operasionalnya lebih rendah karena menjadi ragu untuk menginvestasikan dana

sehingga membuat pergerakan saham melemah bisa dilihat di tahun 2017 perusahaan

AirAsia menjadi kinerja perusahaan tertinggi bahkan trennya terus naik sampai akhir 2019

diantara perusahaan PT. Garuda Indonesia, Thai Airways dan Singapore Airlines.

Pada penelitian sebelumnya penemuan yang ditemukan oleh Ludovicus Sensi

Wondabio (2007) menunjukkan bahwa pengungkapan NFM (NFMD) terbukti

berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA). Bersamaan juga

dengan secara statistik terbukti signifikan. Dari hasil pengujian penelitiannya, dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengungkapan NFM dalam laporan tahunan.

Terlihat bahwa luasnya pengungkapan NFM berhubungan positif dengan ERC

dengan tingkat signifikansi 5 % (nilai koefisien regresi adalah 1,375). investor cukup yakin

dengan pengungkapan NFM, sehingga investor menggunakan informasi yang terkandung

20
dalam NFM sebagai signal positif dalam menilai persistensi earning suatu perusahaan.

Namun menurut penelitian Esna dan Chandra (2016) Luas pengungkapan Non

Finansial Measures (NFM) yang diukur dengan indeks ternyata tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan

Price Book Value (PBV) melalui biaya modal yang diukur dengan Cost Of Equity (COE),

artinya luas pengungkapan NFM tidak membantu investor untuk mengestimasi resiko yang

timbul dari ketidakpastian prospek perusahaan. Ketidakmampuan mengukur resiko

tersebut membuat pengungkapan tersebut tidak menjadi faktor yang menentukan besaran

biaya modal. Sebagai akibat tidak dipengaruhinya biaya modal, maka kinerja perusahaan

baik kinerja keuangan maupun kinerja pasar tidak dipengaruhi oleh pengungkapan

tersebut.

Maka dari itu, dalam penelitian ini akan mencari kebenarannya dengan

diujicobakan terhadap sektor jasa transportasi penerbangan 4 makapai penerbangan dengan

tujuan mengetahui perkembangan perusahaan maskapai tersebut selama 2008 – 2019

terutama PT. Garuda Indonesia sebagai maskapai dalam negeri serta sebagai BUMN

sehingga dengan adanya 4 maskapai penerbangan yang luar negeri dijadikan perbandingan.

Dengan kinerja sebagai variabel independennya perusahaan dapat terlihat secara jelas

bahwa aset merupakan salah satu indikator profitabilitas perusahaan sebagai tolak ukur

investor untuk menginvestasikan dananya agar tidak beresiko dalam pengambilan

keputusannya.

Dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Kinerja Keuangan

(Financial Performance) melalui Cost of Equity sebagai variabel moderasi Studi

Kasus Sektor Transportasi Jasa Penerbangan Se-Asia Tenggara dari tahun 2008-

2019”

21
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

a. Identifikasi Masalah

Keterjadian Berdasarkan pada uraian fenomena diatas,penulis mengidentifikasikan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines

pada tahun 2008-2019 dalam pengeluaran operasionalnya mengalami kenaikan

sehingga menjadi tambahan biaya dalam menjalankan bisnisnya.

2. Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines

pada tahun 2008-2019 banyak mengeluarkan modal aktivitas usahanya yang harus

membeli avtur menjadi 50% dari biaya operasional yang beriringan dengan

meningkatnya piutang usaha .

3. Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan

menginformasikan membengkaknya beban operasional sehingga bagi investor akan


22
menimbulkan kerugian yang mengakibatkan akan menurunkan saham modalnya

terhadap perseroan karena menurunnya permintaan saham.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi penelitian di atas, penulis merumuskan masalah tentang

Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial Performance melalui Cost

of Equity sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini akan dibahas mengenai :

1) Bagaimana Pengungkapan Balance Scorecard pada PT. Garuda Indonesia,

AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019.

2) Bagaimana Cost of Equity pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways

dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019.

3) Bagaimana Financial Performance pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai

Airways dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019.

4) Seberapa besar pengaruh pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial

Performance pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore

Airlines pada tahun 2008-2019.

1.3.Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui Pengungkapan Balance Scorecard pada PT. Garuda

Indonesia, AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines pada tahun 2008-

2019.

2) Untuk mengetahui Cost of Equity pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai

Airways dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019.

3) Untuk mengetahui Financial Performance pada PT. Garuda Indonesia,

AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019

23
4) Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh Balance Scorecard terhadap

Financial Performance pada PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai Airways

dan Singapore Airlines pada tahun 2008-2019

1.4.Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teori berupa bukti

empiris dalam bidang Akuntansi Biaya khususnya tentang pengaruh pengungkapan

Balance Scorecard terhadap Financial Performance Perusahaan serta diharapkan dapat

memberikan tambahan informasi, wawasan, dan referensi di lingkungan akademis serta

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan seperti:

1. Memberikan tambahan informasi mengenai pengungkapan Balance Scorecard

meningkatkan Financial Performance Perusahaan.

2. Memberikan tambahan informasi mengenai Cost of Equity meningkatkan Financial

Performance Perusahaan.

3. Memberikan informasi bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk upaya

meningkatkan Financial Performance Perusahaan.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang

bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi penulis

a. Memberikan gambaran, menambah wawasan, dan pengalaman mengenai

Pengungkapan Balance Scorecard dan Pengaruhnya terhadap Financial

Performance Perusahaan.

24
b. Memberikan gambaran, menambah wawasan, dan pengalaman mengenai pengaruh

Cost of Equity sebagai variabel moderasi terhadap Financial Performance bagi

Perusahaan.

c. Memberikan gambaran, menambah wawasan, dan pengalaman mengenai

pengungkapan Balance Scorecard melalui Cost of Equity untuk meningkatkan

Financial Performance perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk perusahaan terkait

tentang pengaruh pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial

Performance Perusahan.

b. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk perusahaan terkait

tentang pengaruh Cost of Equity terhadap Financial Performance Perusahaan.

c. Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi untuk perusahaan terkait tentang

upaya untuk menigkatkan kinerja manajerial.

d. Sebagai bahan kajian bagi para investor atau calon investor untuk menanamkan

modalnya.

3. Bagi pihak lain

a. Memberikan informasi mengenai upaya meningkatkan Financial performance

Perusahaan melalui pengungkapan Non Financial Measures.

b. Memberikan informasi mengenai upaya meningkatkan Financial performance

Perusahaan dengan diungkapnya Balance Scorecard dan mengontrol Cost of

Equity.

c. Memberikan informasi mengenai upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk

meningkatkan Financial performance Perusahaan.

1.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

25
Penelitian dilakukan pada Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai

Airways dan Singapore Airlines tahun 2008-2019 yang di informasikan dalam website

masing-masing maskapai yaitu

 https://www.garuda-indonesia.com/other-countries/en/investor-relations/index,

 http://investor.thaiairways.com/en,

 https://ir.airasia.com/ar.html/,

 https://www.singaporeair.com/en_UK/sg/about-us/investors-relations/

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2020 sampai dengan selesai.

26
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Menurut Jama’an dalam Suryani (2015:30) Teori Sinyal adalah

“Sinyal yang berupa informasi mengenai mengenai apa yang sudah dilakukan oleh

perusahaan untuk merealisasikan keinginan pemilik .”

Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena

pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut

penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa

yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada

perusahaan.

2.1.2. Teori Agen


Menurut Jensen dan Meckling dalam Ningtias (2015:40) adalah

“Teori agensi akan terjadi apabila proporsi kepemilikan manajer atas saham kurang
dari 100%, sehingga manajer bisa mengejar kepentingannya sendiri dan tidak
berdasarkan memaksimalkan nilai perusahaan dalam pengambilan keputusan
khususnya kepurusan pendanaan.
Hubungan kontrak kerja sama tersebut berupa pemberian wewenang oleh principal

kepada agent untuk bekerja demi pencapaian tujuan principal. Manager diangkat oleh

pemilik untuk menjalankan operasional perusahaan karena pemegang saham memiliki

keterbatasan dalam mengelola perusahaan.

Pemegang saham menilai kinerja berdasarkan kemampuan manajer dalam

menghasilkan laba perusahaan. Sebaliknya, manajer berusaha memenuhi tuntutan

pemegang saham untuk menghasilkan laba yang maksimal agar mendapatkan kompensasi

atau insentif yang diinginakan. Namun, manajer seringkali melakukan manipulasi saat

melaporkan kondisi perusahaan kepada pemegang saham agar tujuannya dapat tercapai.

Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai dengan apa yang

sebenarnya terjadi atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal
27
ini disebabkan karena perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer dengan pemegang

saham. Sebagai pengelola, manajer lebih mengetahui keadaan yang ada dalam perusahaan

dari pada pemengang saham.

2.1.3. Pengungkapan Balanced Scorecard


a. Definisi
Menurut definisi Norton dan Kaplan dalam Sumarsan (2013:219) Balanced
Scorecard adalah :
“Sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan
secara luas baik dalam organisasi yang berorientasi laba maupun dalam
organisasi nirlaba di seluruh dunia dalam kegiatan-kegiatan usaha untuk
menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi
internal dan eksternal, dan mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan
tujuan strategik perusahaan. ”
Menurut Mulyadi (2014:3) menjelaskan definisi Pengungkapan Balance
Scorecard sebagai berikut:
“Balance Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang di
desain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
melipatgandakan Kinerja Keuangan luar biasa secara berkesinambungan.”

2.1.4. Performance Perusahaan


Menurut Amstrong dan Baron dalam Irham Fahmi (2013:2) Kinerja adalah:
“Kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi atau perusahaan, kepuasan konsumen dan

memberikan kontribusi ekonomi.”

Menurut Ismail Nawawi Uha (2013:21) mendefinikan bahwa:


“Kinerja didefinisikan berdasarkan 2 segi, yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja perseorangan dalam
organisasi. Dan kinerja organisasi adalah hasil kerja keseluruhan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan.
Dan menurut Hery (2016:222) menjelaskan bahwa:
“Pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen penting di dalam
sistem pengendalian manajemen untuk mengetahui tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang.”
2.1.5. Cost Of Equity
Menurut Sutrisno, (2011:150):
“Biaya modal adalah semua biaya yang secara rill dikeluarkan oleh

perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana yang digunakan untuk

investasi perusahaan.”
28
Menurut I made sudana (2013:133) pengertian biaya modal (Cost Of Equity)

sebagai berikut :

“Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan


pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana,
tingkat pendapatan yang disyaratkan tersebut merupakan biaya atas dana
yang diperoleh perusahaan. Besar kecilnya biaya modal suatu perusahaan
tergantung pada sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai
investasi, khususnya sumber dana yang bersifat jangka panjang”.
2.1.6. SKYTRAX

Skytrax adalah perusahaan konsultan Britania Raya yang melakukan riset mengenai

maskapai penerbangan. Perusahaan ini melakukan survei untuk menentukan maskapai,

bandar udara, hiburan dalam pesawat, staff, dan elemen perjalanan udara terbaik lainnya.

Selain survei ini, Skytrax juga memiliki forum maskapai penerbangan tempat penumpang

pesawat dapat memberikan ulasan untuk dilihat oleh calon penumpang lain. Skytrax juga

dikenal dengan Penghargaan Maskapai Dunia dan Penghargaan Bandar Udara Dunia

Tahunan.

Maskapai dengan awak kabin terbaik sedunia:

 Garuda Indonesia (2014,2015 dan 2016) Posisi ke-1

Maskapai dengan awak kabin, kelas ekonomi dan hiburan terbaik sedunia:

 Singapore Airlines Awak kabin posisi ke-3, Kelas Ekonomi Posisi ke-2 dan

Hiburan Posisi ke-3 pada tahun 2016

Maskapai berbiaya hemat terbaik dunia dan maskapai berbiaya hemat terbaik Asia:

 Airasia Group Posisi ke-1 (2008-2015)

2.2. Kerangka Pemikiran

29
2.2.1. Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Performance
Perusahaan
Menurut sahiti (2016), Balance Scorecard telah berkontribusi untuk
meningkatkan Kinerja Perusahaan. Dan menurut penelitian Fajar M.,Kamal dan
Tresani, Nurahma (2019:54-59) pengaruh pengungkapan Balance Scorecard dengan
3 perspektif Pelanggan, Bisnis Internal dan Pembelajaran & Pertumbuhan (Customer,
Internal Business Process and Learning &Growth) semua variabel secara simultan
56,2 % berpengaruh terhadap kinerja termasuk dalam penelitian Yassin, Aqli et al.
(2016) 3 perspektif tersebut berpengaruh signifikan terhadap kinerja pengaruh
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ludovicus Sensi Wondabio (2007)
menemukan hubungan yang positif signifikan antara Pengungkapan Balance
Scorecard dengan Financial Performance Perusahaan.

2.2.2. Peran Cost of Equity memoderasi Pengaruh Pengungkapan Balance


Scorecard terhadap Performance Perusahaan
Dan didalam penelitian Ainurani, Mirza et al (2014:2) Biaya modal yang minimum
mencerminkan nilai perusahaan yang maksimum sehingga meningkatkan kinerja
perusahaan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Esna Muriana Hutabarat dan Chandra
Situmeang (2017) menemukan hubungan yang negatif secara statistic meskipun tidak
signifikan hal ini disebabkan oleh hal yang diungkapkan perusahaan bukan hanya
peluang – peluang perusahaan tetapi juga resiko – resiko yang ada dalam perusahaan
sehingga menyebabkan turunnya respon pasar meskipun tidak signifikan antara
Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial Performance melalui Cost Of
Equity.

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

(X)
30
Customer Perspektif
Pelanggan Setia (x1)
Pengungkapan
Pelanggan Baru (x2)
Balance Scorecard
Pangsa Pasar (x3)
(Y)
Menigkatnya
Internal Business Process Financial
Pelayanan kepada Performance
pelanggan (x4)
Perusahaan
Sahiti (2016)
Learning and Growth
Perspektif (M)
Produktifitas Karyawan (x5)
Perputaran Karyawan (x6) Resiko-resiko
Cost Of Equity
perusahaan

Ainurani, Mirza
Biaya Modal (2014:2)
Fajar M.,Kamal dan Tresani, Minimum
Nurahma (2019:54-59)

2.3. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Balance Scorecard berpengaruh signifikan terhadap Performance

Perusahaan

Hipotesis 2 : Balance Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap

Performance Perusahaan

Hipotesis 3 : Peran Cost of Equity terhadap Balance Scorecard berpengaruh

signifikan terhadap Performance Perusahaan

Hipotesis 4 : Peran Cost of Equity terhadap Balance Scorecard tidak berpengaruh

signifikan terhadap Performance Perusahaan

31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan pemecahan

masalah atas apa yang diteliti untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,

dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2017:2-3), metode penelitian adalah: “… cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan data tertentu. Cara

ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu

adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.

Tujuan dan kegunaan penelitian secara umum yaitu bersifat penemuan,

pembuktian, dan pengembangan.”

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah

deskriptif kualitatif. (Teori Metode Kualitatif), Menurut Mukhtar (2013: 10)

metode penelitian deskriptif kualitatif adalah

“Sebuah metode yang digunakan peneliti untuk menemukan

pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu waktu tertentu.

3.2 Variabel Penelitian

Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan di analisis. Menurut

Sugiyono (2016:38), objek penelitian adalah: “… suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Pengukuran

Balance Scorecard sebagai variabel independen. Financial Performance

Perusahan sebagai variabel dependen. Dengan Cost of Equity sebagai Variabel

32
Moderasi. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan PT. Garuda Indonesia, PT.

AirAsia, Thai Airways dan Singapore Airlines periode 2008-2019.

3.3 Unit Analisis dan Unit Observasi

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Transportasi

Jasa Penerbangan Se-Asia Tenggara dengan menganalisis perusahaan yang

sudah memenuhi kriteria penelitian PT. Garuda Indonesia, AirAsia, Thai

Airways dan Singapore Airlines 2008-2019.

3.3.2 Tempat Penelitian

Unit observasinya adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang

meliputi laporan posisi keuangan (total aset dan total liabilitas) ,laporan laba

rugi (laba bersih) dan Catatan atas Laporan Keuangan yang diperoleh dari

investor relations bersumber dari website resmi masing-masing maskapai

penerbangan dan laporan tahunan serta pengungkapan sustainability report

yang diperoleh dari website perusahaan dan database.globalreporting.org.

3.4 Definisi Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiyono (2017:38), variabel penelitian adalah: “… segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”

3.4.1 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2017:39), variabel independen adalah: “… variabel

yang sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam

33
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel

independen dalam penelitian ini diantaranya:

1. Balance Scorecard (X1)

Menurut definisi Norton dan Kaplan dalam Sumarsan (2013:219) Balanced


Scorecard adalah :
“Sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan
secara luas baik dalam organisasi yang berorientasi laba maupun dalam
organisasi nirlaba di seluruh dunia dalam kegiatan-kegiatan usaha untuk
menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi
internal dan eksternal, dan mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan
tujuan strategik perusahaan. ”
Menurut Mulyadi (2014:3) menjelaskan definisi Pengungkapan Balance
Scorecard sebagai berikut:
“Balance Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang
di desain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
melipatgandakan Kinerja Keuangan luar biasa secara
berkesinambungan.”
Alat pengukuran pengungkapan Balance Scorecard :

 Balance Scorecard ( menggunakan 3 perspektif )

Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2001:7) Balance

Scorecard (BSC) merupakan Suatu metode penelitian yang mencakup

empat perspektif untuk mengukur Kinerja Perusahaan, yaitu Perspektif

Keuangan, Perspektif Pelanggan, Prespektif Proses Bisnis Internal dan

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Balance Scorecard (BSC) menekankan bahwa pengukuran kinerja

keuangan dan non keuangan harus merupakan bagian dari informasi

bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan bagi organisasi.

A. PERSPEKTIF PELANGGAN (Customer Perspective)

Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan

34
atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction. Perspektif

ini merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka

mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan

mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan

jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan

terlihat baik.

Mengukur kinerja Perspektif Pelanggan (Amin Widjaja:2009) yang

paling dominan pada setiap perusahaan adalah tolok ukur ditinjau dari

sudut pandang pelanggan berikut , yaitu:

Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian

yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang

meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit

penjualan. Pengukurannya:

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
o X 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana

perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒎𝒂


o X 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏

Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di

mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau

memenangkan bisnis baru.

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒖


o X 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏

B. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL (Internal Business

Process Perspective)

Proses bisnis internal merupakan serangkaian aktivitas yang


35
digunakan untuk memberikan kepuasan pelayanan pada konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar tingkat kualitas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen, yang diukur dengan
rumus AETR (Administrative Expanse to Total Revenue) untuk
mengukur seberapa besar tingkat kualitas pelayanan yang diberikan
kepada konsumen.
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏𝒊𝒔𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊
AETR=
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏
(Sumber : Rangkuti 2017:105)
C. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN & PERTUMBUHAN (Learning

& Growth Perspective)

Hasil dari pengukuran ketiga perspektif balanced scorecard


sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara
kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Inilah alasan
mengapa perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor
tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi
pembelajar (learning organization). Maka dari itu salah satu
bergeraknya organisasi adanya perputaran karyawan menjadi penting
dengan terus berputarnya karyawan yang akan selalu menjadi
pembelajar akan meningkatkan pelayanan yang kurang maksimal
sehingga akan berdampak terhadap produktifitas dan kinerja. Adapun
pengukurannya sebagai berikut:
1. Tingkat Perputaran Karyawan
Kepuasan kinerja yang lebih tinggi berkaitan dengan rendahnya
tingkat perputaran karyawan. Tingkat perputaran karyawan
menunjukkan dengan kepuasan yang diperoleh oleh karyawannya, jika
karyawan merasa puas maka kemungkinan besar mereka akan bertahan
lebih lama, dan sebaliknya jika karyawan kurang puas maka biasanyya
menunjukkan tingkat perputaran yang dialami oleh perusahaan akan
lebih tinggi.
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
TingkatPerputaran Karyawan=
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏

36
(Sumber : Yuwono. S, dkk, 2002: 113-114)
2. Tingkat Produktivitas Karyawan
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas
karyawan Perusahaan yang diteliti.
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊
Tingkat Produktifitas Karyawan=
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
(Sumber: Kaplan dan Norton, 2000: 113)

Dari ketiga perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang

merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masing-masing

perspektif. Hubungan berbagai sasaran strategic yang di hasilkan dalam

perencanaan strategic dengan kerangka Balanced Scorecard

menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

kinerja keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan

yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.

3.4.2. Variabel Moderasi


Menurut Jogiyanto (2012:169) mendefinisikan variabel moderasi yaitu:
“Suatu Variabel Independen lainnya yang dimasukkan ke dalam model

karena mempunyai efek kontingensi dari hubungan variabel dependen dan

variabel independen sebelumnya.”

Menurut Sugiyono (2013:64) variabel moderasi adalah


“...variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan

antara variabel independen dan dependen.”

Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Cost Of Equity.


1. Definisi Cost of Equity
Menurut Sutrisno (2011:150) mendefinisikan Cost of Equity adalah:
“Biaya modal adalah semua biaya yang secara rill dikeluarkan oleh

perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana yang digunakan untuk

investasi perusahaan.”

Menurut I made sudana (2013:133) pengertian biaya modal (Cost Of Equity)


37
sebagai berikut :

“Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan


pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana,
tingkat pendapatan yang disyaratkan tersebut merupakan biaya atas dana
yang diperoleh perusahaan. Besar kecilnya biaya modal suatu perusahaan
tergantung pada sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai
investasi, khususnya sumber dana yang bersifat jangka panjang”.

Dan didalam penelitian Esna M dan Chandra (2017) menghasilkam bahwa Cost
Of Equity (Biaya Ekuitas) sebagai pengukur meningkatnya perusahaan
2. Pengukuran Cost of Equity
Menurut (Jogiyanto 2013:207) menjelaskan rumus Capital Assets Pricing
Model (CAPM) sebagai berikut :
Rumus E (Ri) = Rf +βi {E(Rm) - Rf}
Keterangan :
E (Ri) : Tingkat pengembalian yang diharapkan metode CAPM
Rf : Tingkat pengembalian bebas risiko
Rm : Tingkat pengembalian pasar
β : Risiko beta
Fungsi utama Capital Assets Pricing Model (CAPM) menurut Zubir (2011),
yaitu:
1. Sebagai tolok ukur (benchmark) dalam mengevaluasi tingkat
pengembalian (rate of return) suatu investasi
2. Membantu dalam menduga atau memprediksi expected return suatu aset
yang atau belum diperdagangkan di pasar.
Asumsi-asumsi yang mendasari standar CAPM sahi Tandelilin (2010 : 187),
yaitu sebagai berikut :
1. Semua investor mempunyai distribusi profitabilitas tingkat return di
masa depan yang identik, karena mereka mempunyai harapan atau
ekspektasi yang hampir sama. Semua investor menggunakan sumber
informasi seperti tingkat return, varians return, dan matriks korelasi yang
sama dalam kaitannya dengan pembentukan portofolio yang efisien.
2. Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama, misalnya satu
tahun.
3. Semua investor dapat meminjam (borrowing) atau meminjamkan
(lending) uang pada tingkat return yang bebas risiko (risk-free rate of
return)
4. Tidak ada biaya transaksi
5. Tidak ada pajak penghasilan
6. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak suka ada satu pun investor
yang dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. Semua investor adalah
price-taker
7. Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).
3.4.3. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2016:39), Variabel Dependen/Variabel Terikat adalah
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
38
bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen yang akan diteliti adalah
Performance Perusahaan (Kinerja Perusahaan).
1. Definisi Kinerja

Menurut Helfert (1996) mendefinisikan Kinerja Perusahaan sebagai berikut:


“Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas
perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi
yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki. “

Menurut Ceacilia Srimindarti (2004:53) mendefinisikan Kinerja Perusahaan


sebagai berikut:
“Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada
suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biaya-biaya
masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,
pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya”
Menurut Ismail Nawawi Uha (2013:212), kinerja didefinisikan berdasarkan 2
segi, yaitu:
“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja
perseorangan dalam organisasi. Dan kinerja organisasi adalah hasil kerja
keseluruhan suatu organisasi dalam mencapai tujuan.”
2. Pengukuran Kinerja

Dan menurut Hery (2016:222) adalah Pengukuran kinerja merupakan salah


satu komponen penting di dalam sistem pengendalian manajemen untuk
mengetahui tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
di tetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
- Pengukuran Kinerja di tinjau dari kinerja akuntansi
Return Of Assets (Accounting Based Variabel) sebagai proxy kinerja
keuangan perusahaan
Menurut Kasmir (2012:201):
“ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang
digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas
manajemen dalam menggunakan asset untuk memperoleh pendapatan.”
Indikator profitabilitas yang berdasarkan ROA memiliki keunggulan yaitu
menurut (Antony dan Govindarajan, 2002:349) :
1. Merupakan indikator pengukuran yang komprehensif untuk melihat keadaan
suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang ada.
2. Mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam tingkat absolute.
3. Merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi
yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
39
Return On Asset (ROA) dapat dihitung menurut Kasmir (2012:202) yaitu :

𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙


ROA =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

3.5 Operasionalisasi Variabel


Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel
penelitian ke dalam konsep indikator yang bertujuan untuk memudahkan
pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian ini.
Operasional variabel independen dalam penelitian ini adalah Balance Scorecard
Maesures Sedangkan operasional variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Financial Performance dan operasional variabel moderasi dalam penelitian ini
adalah Cost of Equity yang dapat dilihat dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1
Tabel Operasionalisasi Variabel Independen, Moderasi & Dependen
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala
Variabel Pengukuran
Pengungkap “Balance 1. Perspektif
an Balance Scorecard pelanggan - Retensi pelanggan (x1):
Scorecard menerjemah (Customer
(X) kan misi dan perspective) 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒎𝒂 Rasio
X
strategi ke 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏
dalam 100%
berbagai
tujuan dan -Akuisisi Pelanggan (x2):
ukuran.” Rasio
(Robert S. 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒖
X 100%
Kaplan and 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏
David P.
Norton -Pangsa Pasar (x3)
2001:22) 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 Rasio
X 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
(Sumber:Amin Widjaja:2009)

40
2. Perspektif AETR (x4)= Rasio
proses bisnis 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏𝒊𝒔𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊
internal
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏
(internal
(Sumber : Rangkuti 2017:105)
bussines
perspective)

3. Perspektif Tingkat Perputaran Karyawan Rasio


pembelajaran (x5)=
dan 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓
pertumbuhan 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏
(learning and (Sumber : Yuwono. S, dkk, 2002:
growth 113-114)
perspective)
(Sumber: Tingkat Produktifitas Karyawan
Robert S. (x6) =
Kaplan and 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊
David P. 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏
Norton yang (Sumber: Kaplan dan Norton,
dialihbahasak 2000: 113)
an oleh Peter
R Yoso Pasla
2000:43-95)

Cost Of Biaya modal CAPM =


Equity adalah
(M) semua biaya E (Ri) = Rf +βi {E(Rm) - Rf}
yang -
secara rill (Jogiyanto 2013:207)
dikeluarkan Keterangan :
oleh E (Ri) : Tingkat pengembalian Rasio
perusahaan yang diharapkan metode CAPM
dalam Rf : Tingkat pengembalian
rangka bebas risiko
mendapatkan Rm : Tingkat pengembalian
sumber dana pasar
yang β : Risiko beta
digunakan
untuk
investasi
perusahaan
(Sutrisno,
2011:150)

41
Kinerja “ROA Penilaian Kinerja Akuntansi: Rasio
(Performanc adalah rasio Rasio
e) (Y) yang Profitabilitas ROA
menunjukan -Return Of 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙
hasil (return) Assets =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
atas jumlah ( Kasmir, 2012:202)
aset yang
digunakan
dalam
perusahaan.
Selain itu,
ROA
memberikan
ukuran yang
lebih baik
atas
profitabilitas
perusahaan
karena
menunjukan
efektifitas
manajemen
dalam
menggunaka
n asset untuk
memperoleh
pendapatan.”
Kasmir
(2012:201)

3.6. Populasi dan Sample.

3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80) mendefinisikan populasi sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah 6 perusahaan pada industri
penerbangan daerah Asia Tenggara yang terdaftar di SKYTRAX selama periode tahun
2008-2019 berturut-turut.

42
Tabel 1.2.
Populasi Jasa Transportasi Penerbangan di Asia Tenggara
terdaftar di SKYTRAX
PERINGKAT DI SKYTRAX BERDASARKAN TAHUN
Nama
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perusahaan
Singapore
1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2
Airlines
Garuda
42 26 19 11 8 7 8 11 10 9 9 12
Indonesia
Air Asia 27 25 20 22 24 31 25 23 26 28 26 20
Thai
24 17 13 9 15 14 19 13 11 10 10 10
Airways
Bangkok
35 26 32 27 31 20 23 20 21 21 21 17
Airways
Malay
15 17 14 10 14 18 24 34 31 34 31 36
Airways
Sumber : Website SKYTRAX Peringkat Dunia

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81) mendefinisikan sampel adalah sebagai

berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah
untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam
melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan besarnya
sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi
penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau
dapat menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya, dengan
istilah lain harus representatif (mewakili).”
Dalam penelitian ini yang menjadi Sampel adalah 4 perusahaan (4 x 12

tahun= 48) perusahaan industri penerbangan yang terdapat di SKYTRAX

dari tahun 2008-2019. Jumlah tersebut cukup sedikit, hal ini dapat

43
disebabkan karena di Asia Tenggara sendiri masih banyak industri

penerbangan yang belum mempublikasikan laporan keuangannya. Untuk

indusrti penerbangan yang kami sample merupakan perusahaan terbaik Se-

Asia Tenggara (Singapore Airlines), perusahaan dengan low-cost terbaik Se-

Asia Tenggara bahkan Sedunia (AirAsia, Thai Airways) yang dibandingkan

dan Thai airways menjadi populasi juga karena ketersediaan data dari 2008-

2019 dengan PT. Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan di

Indonesia.

3.6.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2016:82) terdapat dua teknik sampling yang dapat

digunakan, yaitu:

“1. Probability Sampling


Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (Anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi,
simple random sampling, proportionate stratifed random sampling,
disproportionate stratifies random sampling, sampling area (cluser).
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh,
snowball.”

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability

sampling dengan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2016:85) bahwa:

“purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu.”


44
Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidaksemua

sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti.

Olehkarena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang

menetapkanpertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang

harus dipenuhioleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel yaitu perusahaan yang memenuhi

kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian

yaitu:

1. Perusahaan Jasa Penerbangan Asia Tenggara yang terdaftar di

SKYTRAX dan bursa di negara setempat secara berurut-turut selama

periode tahun 2008-2019

2. Perusahaan Jasa Penerbangan daerah Asia Tenggara yang berprestasi

selama periode tahun 2008-2019 di SKYTRAX

3. Perusahaan Jasa Penerbangan yang menyediakan sustainability report dan

annual report secara berturut-turut selama periode tahun 2008-2019.

4. Perusahaan Jasa Penerbangan yang menyediakan data yang terkait dengan

variabel peneilitian.

3.7. Kriteria Penilaian Variabel

3.7.1. Kriteria Penilaian Balance Scorecard

Cara pengukuran dalam Balance Scorecard adalah mengukur secara

seimbang antara perspektif yang lainnya dengan tolok ukur masing-masing

perspektif, menurut Mulyadi (2001), Kriteria keseimbangan digunakan

untuk menunjukan sampai sejauhmana sasaran strategik kita capai

seimbang di semua perspektif.

Skor dalam tabel kriteria adalah skor standar, jika kinerja semua
45
aspek dalam perusahaan adalah “baik”. Skor diberikan berdasarkan Rating

Scale berikut :

Tabel 1.3.

Rating Scale Balance Scorecard

Score Nilai

-1 Kurang

0 Cukup

1 Baik

Sumber : Mulyadi (2001)

3.7.2. Kriteria Penilaian CAPM

Capital Asset Pricing Model (CAPM) Langkah-langkah dalam melakukan

analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga penutup saham harian dari saham perusahaan maskapai

penerbangan melakui website www.duniainvestasi.com selama Sepuluh

tahun Desember 2008 – Desember 2019.

2. Gunakan indeks harga JII/IHSG/ISSI sebagai pasar dan carilah datanya

www.duniainvestasi.com.

3. Mencari data suku bunga SBI bulanan melalui website www.bi.go.id

4. Tingkat pengembalian saham individu (Ri). Menggunkan program MS

Excel, rumus untuk menghitung Ri adalah:

𝑅𝑖 = Pt − Pi−1 Pt−1

Keterangan :

Ri = actual return saham

46
Pt = harga pada waktu t

Pt−1 = harga waktu sebelumnya

Analisis dengan melakukan pengelompokan saham yang efisien berdasarkan

CAPM. Menurut Jogiyanto (2013) saham yang efisien adalah saham-saham

dengan tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian

yang diharapkan [(Ri) > E(Ri)]. Keputusan investasi terhadap saham yang

efisien maupun tidak efisien adalah sebagai berikut:

a. Saham efisien.

Keputusan yang diambil oleh investor adalah mengambil atau membeli

saham. Keadaan saham efisien menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian saham individu (Ri) lebih besar daripada tingkat

pengembalian yang diharapkan [E(Ri)].

b. Saham tidak efisien.

Keputusan yang diambil oleh investor adalah menjual saham sebelum

harga saham turun. Keadaan saham tidak efisien menunjukkan bahwa

tingkat pengembalian individu (Ri) lebih kecil daripada tingkat

pengembalian yang diharapkan [E(Ri)].

Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan

untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data

sampel tersebut (Ghozali, 2016).

3.7.4. Kriteria Penilaian Earning ROA


Untuk dapat melihat peniliaian atas variabel tersebut, dapat dibuat dengan
tabel distribusi di bawah ini. Berikut langkah-langkahnya:

47
a. Menentukan laba sebelum pajak pada laporan keuangan di perusahaan
yang diteliti.
b. Menentukan total assets pada laporan keuangan di perusahaan yang
diteliti.
c. Menghitung return on assets dengan cara membagi laba sebelum pajak
dengan total assets.
d. Menentukan jumlah kriteria, yaitu 5 kriteria.
e. Menghitung nilai rata-rata (mean) perubahan dari variabel penelitian
tersebut.
f. Menentukan nilai maksimum dan nilai minimun pada variabel penelitian
tersebut. Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia adalah 1,5%.
g. Mencari range (jarak interval kelas) dengan cara menghitung selisih
nilai maksimum dan minimum kemudian dibagi 5 kriteria.
h. Kriteri kesimpulan.

Tabel 1.4.
Kriteria Earning Rasio
Rasio Kriteria
ROA > 1,5% Sangat tinggi
1,25% < ROA ≤ 1,5% Tinggi
0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup tinggi
0% < ROA ≤ 0,5% Rendah
ROA ≤ 0% Sangat rendah

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004


3.8. Analisis Assosiatif (Verifikatif)

Analisis asosiatif digunakan untuk mencari kebenaran dari hipotesis yang

diajukan. Menurut Sugiyono (2017: 36), penelitian asosiatif adalah:

“… penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau


lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.”
Dalam penelitian ini analisis asosiatif digunakan untuk mengetahui ada
48
tidaknya pengaruh Balance Scorecard terhadap Financial Performance serta

seberapa besar pengaruh Cost of Equity memoderasi pengaruh Balance Scorecard

terhadap Financial Performance Perusahaan.

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus

terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik agar penelitian tidak bias dan untuk

menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Uji asumsi

klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolineritas, dan

uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel

dependen untuk setiap nilai variabel independen tertentu berdistribusi

normal atau tidak dalam model regresi linear, asumsi ini ditunjukkan oleh

nilai error (ε) yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal,

sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Menurut Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Persamaan regresi

dikatakan baik jika mempunyai variabel independen dan variabel

dependen berdistribusi normal.

Menurut Singgih Santoso (2012:393), dasar pengambilan

keputusan bisa dilakukan berdasarkan pada probabilitas (Asymptotic


49
Significance), yaitu:

1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah

tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105), uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen (bebas). Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat

pada besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Dasar

pengambilan keputusan dengan tolerance value atau variance inflation

factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF ˂ 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

2) Jika nilai tolerance ˂ 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

Menurut Singgih Santoso (2012:236), rumus yang digunakan


adalah sebagai berikut:
50
1 1

VIF= Tolerance
atau Tolerance =
VIF

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk menguji heteroskedastisitas salah satunya dengan melihat

penyebaran dari varians dengan menggunakan grafik scatterplot antara

lain nilai prediksi variabel dependen (terikat) yaitu ZPRED dengan

residualnya SPERSID, dimana sumbu X adalah yang diprediksi dan

sumbu Y adalah

residual. Menurut Imam Ghozali (2012:139), dasar pengambilan

keputusan yang diambil adalah sebagai berikut:

1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Autokolerasi

51
Menurut Winarno (2015: 29) autokorelasi adalah: “Hubungan

antara residual satu dengan residual observasi lainnya”, salah satu asumsi

dalam penggunaan model OLS (Ordinary Least Square) adalah tidak ada

autokolerasi yang dinyatakan E (ei,ej) 0 dan i≠j, sedangkan apabila ada

autokolerasi maka dilambangkan E (ei,ej) ≠ 0 dan I ≠ j. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan Uji Durbin-Watson untuk menguji

autokolerasinya. Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang

banyak digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokolerasi (baik

negatif atau positif). Berikut adalah tabel Uji Durbin-Watson dalam

Winarno (2015: 531), dapat dilihat dalam tabel 3.13 di bawah ini:

Tabel 1.5.
Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil

0<d<DL Ada autokolerasi positif

dL<d<du Ragu-ragu

Du<d<4-du Tidak ada kolerasi positif/negatif

4-du<d<4-Dl Ragu-ragu

4-dL<d<4 Ada kolerasi negatif

3.8.3. Uji Hipotesis (Uji t)


Menurut Sugiyono (2010:250), uji t (t-test) melakukan pengujian

terhadap koefisien regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui signifikan peran secara parsial antara variabel independen

terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel

independen lain dianggap konstan.

Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan


52
variabel dependen. Peneliti menetapkan uji signifikan, dengan penetapan

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).

Hipotesis nol (H0) adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis

yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan uji statistik t adalah sebagai


berikut:
Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial
Performance Perusahaan

Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh signifikan terhadap Financial Performance


Perusahaan

Cost of Equity tidak memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard tidak berpengaruh


signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan

Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard berpengaruh


signifikan terhadap Financial Performance Perusahaan

H01: (β1 = 0)

Ha1: (β1 ≠ 0)
Kriteria untuk penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0) yang

H02: (β2 = 0) digunakan adalah sebagai berikut:

Ha2: (β2 ≠ 0)
• H0 diterima apabila : H0 : βj = 0

• H0 ditolak apabila : H0 : βj ≠ 0

Apabila Ho diterima, maka hal ini diartikan bahwa pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dinilai tidak

signifikan dan sebaliknya apabila Ho ditolak, maka hal ini diartikan bahwa

pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen

dinilai berpengaruh secara signifikan.

53
3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Menurut Sugiyono
(2014:277) bahwa:
“Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis
regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2”.

Keterangan:
Y = Variabel Dependen
α = Koefisien konstanta
β1,β2 = Koefisien regresi
X1X2= Variabel Independen
ε = Error, variabel gangguan

3.8.4. Analisis Regresi Moderasi (Moderate Regretion Analysis)

Menurut Ghozali (2013:229) moderated regression analysis (MRA) adalah

pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk

mengontrol pengaruh variabel moderator. Moderated regression analysis dinyatakan dalam

bentuk model persamaan sebagai berikut :

Y=α+β1X1+ β2X2+ β3X1X2+ε

Keterangan :

Y : Variabel dependen

α : Konstanta (intercept)

β1,β2 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

X1X2 : Variabel Independen

Β3 : Koefisien regresi dari interaksi X1 dan X2

X1*X2 : Interaksi antara variabel X1 dan X2

ε : Error Term

3.9. Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penggunaannya, koefisien

54
determinasi menurut Wiratma Sujarweni (2012: 188) ini dinyatakan dalam rumus

persentase (%) dengan rumus sebagai berikut:

Kd = r x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi yang dikuadratkan

Koefisien Determinasi (Kd) merupakan kuadrat dari koefisien kolerasi sebagai

ukuran untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel yang digunakan dalam

penelitian. Nilai Kd yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen

yaitu pengaruh Balance Scorecard terhadap variabel dependen yaitu Financial

Performance Perusahaan serta seberapa besar pengaruh variabel moderasi yaitu Cost of

Equity dalam memoderasi pengaruh Balance Scorecard terhadap Financial Performance

Perusahaan dinyatakan dalam persentase. Proses pengolahan data dalam penelitian ini akan

dilakukan dengan bantuan E-Views versi 11 Student Version.

3.10 Model Penelitian


Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena yang sedang diteliti. Model

penelitian menggambarkan hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dan variable moderasi yang mempengaruhi kedua variabelnya dalam bentuk

gambar.

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh Pengungkapan

Balance Scorecard terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan melalui Cost of Equity sebagai

Variabel Moderasi, maka hubungan antar variabel dapat digambarkan dalam model

55
penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1.
Model Penelitian

Pengungkapan Balance
Scorecard (X)
-Retensi Pelanggan (x1)
-Akuisisi Pelanggan
(x2) H1 Performance (Y)
-Pangsa Pasar (x3) Sahiti (2016)
Return On Asset (ROA)
Amin Widjaja (2009) Kasmir (2012:202)
-Perspektif Bisnis
Internal H2
Administrative Expanse Ainurani, Mirza
to Total Revenue (x4) (2014:2)
Rangkuti (2017:105)
- Perspektif Cost Of Equity (M)
Pertumbuhan Capital Assets Pricing Model
Fajar M.,Kamal
Turnover Employee dan
(x5)Tresani, (CAPM)
Yuwono. Nurahma
S, dkk(2019:54-59)
(2002: Jogiyanto (2013:207)
113-114)
Productivity Employee
(x6)
Kaplan dan Norton
(2000: 113)
56
57
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian.
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan.
4.1.1.1. Sejarah Singkat PT Garuda Indonesia
Sejarah penerbangan komersial di Indonesia tidak dapat dipisahkandari masa-masa
perjuangan rakyat Indonesia dalam usahamempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah
ini dimulai ketika padatahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahan,
PresidenSoekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untukmenghimpun dana
guna pembelian pesawat terbang. Terkumpulahsejumlah uang untuk membeli pesawat tipe
Douglas DC-3 Dakota yangkemudian diberikan registrasi R1-001 diberi nama “Seulawah”
yangberarti “Gunung Emas”. Adapun nama “Garuda” diberikan oleh PresidenSoekarno
sendiri yang mengutip bahasa Belanda “Ik ben Garuda ,Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog boven uw einladen”, yangartinya “Aku adalah Garuda, burung milik Wishnu
yang membentangsayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”.
Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakotadengan registrasi PK-DPD
dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta
untuk menjemput pertama kali dengan “Garuda Indonesian Airways”. Garuda Indonesia
kemudian resmi menjadi Perusahaan Negara pada tahun 1950. Pada saat itu Garuda Indonesia
memiliki 38 buah pesawat yang terdiri 22 jenis DC-3, 8 pesawat laut Catalina, dan 8 pesawat
jenis Convair 240. Armadaperusahaan terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun 1956,
untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke
Mekkah.Sepanjang tahun 1980an, armada Garuda Indonesia dan operasionalnya mengalami
resrtukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang
menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan
Karyawan, GarudaIndonesia Training Centre (GITC) yang terletak di Jakarta Barat. Selain
pusat pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun Pusat Perawatan Pesawat, Garuda
Maintenance Facility (GMF) di bandara internasional Soekarno-Hatta di masa itu. Di awal
masa 1990an, strategi jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga melampaui tahun
2000. Armada jugaterus ditingkatkan sehingga di masa itu, Garuda Indonesia termasuk dalam
30 besar maskapai di dunia.Sejak awal tahun 2005 tim manajemen yang baru mulai
membuatperencanaan bagi masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru,
Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh
dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan
keuangan, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang
terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat Garuda Indonesia. Bagi
perusahaan, pelayanan dalam kegiatan operasional.
1. Logo Perusahaan
58
Gambar 3.1. Logo PT. Garuda Indonesia
Sumber : www
Artinya :
a) Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara RepublikIndonesia.
b) Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila.
c) Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.
2. Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk secara konsisten mengarahkanstrategi dan inisiatifnya
untuk mencapai tujuan perusahaan danmewujudkan misinya menjadi perusahaan penerbangan
pembawa benderabangsa. Berikut adalah visi, misi, nilai dan tujuan perusahaan :

Visi Perusahaan :
• Menjadi perusahaan penerbangan yang handal denganmenawarkan layanan yang
berkualitas kepada masyarakatdunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan :
• Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi
nasionaldengan memberikan pelayanan yang profesional.
Nilai Perusahaan :
Tata nilai perusahaan yang disebut sebagai“ FLY-HI ”(eFficient & effective Loyalty,
customer centricitY, Honesty &openness,Integrity):
a.eFficient & effective:
Insan Garuda Indonesia senantiasa melakukan tugas yang diembannya secara teliti, tepat,
dan akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan tenaga serta biaya seefisien mungkin tanpa
mengorbankan kualitas. Hal ini didasari keyakinanbahwa Garuda Indonesia berupaya
menjamin pelanggan memperoleh layanan yang berkualitas.
b.Loyalty:
59
Insan Garuda Indonesia dapat melaksanakan setiap tugas yang didelegasikan kepadanya
dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan disiplin. Hal ini didasari keyakinan bahwa
GarudaIndonesia berupaya menjamin konsistensi kualitas layananyang diberikan kepada
pelanggan.
c. customer centricitY:
Insan Garuda Indonesia senantiasa penuh perhatian, siapmembantu dan melayani. Hal ini
didasari keyakinan bahwaGaruda Indonesia berupaya menempatkan pelanggan
sebagaipusat perhatian.
d. Honesty & openness:
Insan Garuda Indonesia harus jujur , tulus dan ikhlas dalammenjalankan seluruh
aktivitasnya dan melakukan komunikasidua arah yang jelas dan transparan dengan
memperhatikanprinsip kehati-hatian, serta tetap menjaga kerahasiaan. Hal inididasari
keyakinan bahwa Garuda Indonesia berupayamenjamin keamanan, keselamatan dan
kenyamanan pelanggan.
e. Integrity:
Insan Garuda Indonesia harus menjaga harkat dan martabatserta menghindarkan diri dari
perbuatan tercela yang dapatmerusak citra profesi dan perusahaan. Hal ini
didasarikeyakinan bahwa Garuda Indonesia berupaya menjaminlayanan dan relasinya
dengan pelanggan berjalan bersih secarahukum dan moral.
Tujuan Perusahaan :
• Untuk mencapai visi perusahaan maka tujuan perusahaan adalah menjadi maskapai
penerbangan terkemuka dengan reputasi yang sejajar dengan maskapai kelas dunia
lainnya.Sedangkan sasaran perusahaan yang hendak dicapai adalah menciptakan
perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan keuntungan yang berkelanjutan.
4.1.1.2. Sejarah Singkat AirAsia Berhard
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh konglomerat Malaysia pada tahun 1993
dan mulai beroperasi pada tahun 1996. Namun pada bulan Desember 2001, maskapai
penerbangan memiliki hutang yang sangat besar, Air Asia dibeli Toni Fernandes dari Tune
Air Sdn. Bhd dengan harga simbolik RM 1. Sebagai bagian dari pembelian, Tony juga
melunaskan mengambil alih hutang RM 40 juta. Di bawah kepemimpinan Tony Fernandes,
maskapai ini terbang tinggi pada tahun 2002 dan sukses meluncurkan berbagai rute baru
pada tahun itu. Pada tahun 2003, pusat kedua dibuka di Bandara Internasional Senai, Johor
Bahru, serta penerbangan internasional pertama maskapai penerbangan ke Bangkok.
Setelah itu ditetapkan anak perusahaan Air Asia Thailand dan Indonesia serta
dimulainya penerbangan ke Indonesia, Macau, China, Filipina, Vietnam dan Kamboja pada
tahun 2005. AirAsia sekarang terbang ke semua negara ASEAN, dan sebagian besar
negaranegara Asia yang mencakup India, Iran, Sri Lanka dan Bangladesh, serta ke Jepang,
Korea dan Australia melalui AirAsiaX. Pada tahun 2011, Air Asia mendirikan cabang pusat
lain di Filipina dan sedang dalam proses dalam mendirikan pusat serupa lainnya di tempat
lain di wilayah ini segera setelahnya. Dan akhirnya, saat ini Air Asia telah memiliki cabang
pusat perusahaan lain di Indonesia, Thailand, Filipina, dan India.
1. Logo Perusahaan
60
Gambar 3.2. Logo AirAsia Berhad
Artinya :
1. Slogan “now everyone can fly” yang terdapat dalam logo perusahaan Air Asia
merupakan salah satu strategi perusahaan dalam memberikan sentuhan emosional
dalam benak konsumen, yang memiliki arti yaitu maskapai Air Asia ingin
menyampaikan kepada masyarakat bahwa Air Asia ingin memberikan kesempatan
untuk seluruh orang yang memiliki mimpi maupun keinginan untuk menggunakan
jasa penerbangan untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, dimana
biasanya alasan masyarakat merasa khawatir dan tidak mampu untuk berpergian
menggunakan jasa penerbangan karena pada umumnya membutuhkan biaya yang
tinggi, sehingga Air Asia hadir dengan tiket yang lebih murah dibandingkan maskapai
lainnya, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan untuk semua orang dari
semua kalangan untuk mewujudkan mimpi maupun keinginan menggunakan pesawat
sebagai sarana transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Air Asia menggunakan jenis font (tulisan) yang sederhana dan ramah dengan tujuan
untuk menciptakan persepsi dalam benak para konsumennya bahwa Air Asia
merupakan maskapai penerbangan yang sangat dekat dengan para konsumennya.
3. Air Asia menggunakan merah sebagai warna logo perusahaannya dengan tujuan untuk
mengingatkan semua orang akan budaya asia, warna merah dikaitkan dengan
keberuntungan dan kebahagiaan yang artinya Air Asia berharap bisa menjadi bagian
dari keberuntungan dan kebahagiaan dari para konsumennya melalui pemberian
pelayanan terbaik selama konsumen menggunakan Air Asia sebagai sarana jasa
penerbangan mereka.

2. Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan


Visi dari perusahaan Air Asia adalah menjadi maskapai penerbangan berbiaya
hemat terbesar di Asia dan melayani 4,4 milliar orang yang sekarang dilayani dengan
konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.
Adapun misi dari perusahaan Air Asia antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai
anggota keluarga besar.
61
2. Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global.
3. Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia.
4. Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk mengurangi
pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan.
Selain itu, Air Asia memiliki nilai-nilai perusahaan antara lain sebagai berikut:
1. SENANG, yang artinya menikmati hidup. Tertawa riang, tersenyum lebar, dan dapat
menjadi diri sendiri. Karyawan Air Asia adalah sekelompok orang yang senang
bersosialisasi dan menikmati berbagi ide dan solusi untuk membuat segalanya lebih
baik. Lagipula, kesenangan memang sebaiknya disebarkan.
2. PEDULI, yang mana adalah perasaan yang hangat dan ramah, maka Air Asia
memanjakan tamu dengan berbagai cara supaya mereka merasa nyaman.
3. BERSEMANGAT, yang artinya melangkah lebih jauh untuk mencapai tujuan yang
lebih besar daripada tujuan Air Asia sekarang ini. Katanya, orang yang bersemangat
dapat mengubah dunia dan itulah yang Air Asia pegang teguh dalam hati.
4. PENUH INTEGRITAS, yaitu Air Asia percaya bahwa segala hal yang patut dilakukan,
lakukanlah dengan serius. Intinya bertindak hal yang benar setiap saat.
5. SADAR SELAMAT, yaitu dimana penerbangan yang aman adalah yang
membahagiakan. Keselamatan penumpang adalah prioritas, sehingga Air Asia bekerja
dengan hati-hati. Karena setiap kali ada hal yang menyangkut keselamatan, semua hal
kecil akan Air Asia perhatikan.
6. BEKERJA KERAS, artinya dalam satu tim, bekerja bersama untuk mencapai tujuan
utama. Baik memenuhi waktu pertukaran penerbangan 25 menit atau memastikan
penumpang membayar tiket penerbangan termurah ke tempat tujuan, segalanya Air Asia
lakukan sebagai tim. Semua untuk satu. Satu untuk semua.
4.1.1.3. Sejarah Singkat Singapore Airlines
Singapore Airlines adalah salah satu maskapai terbaik dan tersukses di Asia
dengan penerbangan ke Eropa, Amerika Utara, serta Asia dan Australia. Penerbangan ke
beberapa kota Asia Tenggara, Republik Rakyat Tiongkok, dan India ditangani oleh SilkAir
sedangkan kargonya ditangani oleh Singapore Airlines Cargo. Mengikuti tren pesawat
dengan tarif murah (low-cost carrier), Singapore Airlines membuka Tiger Airways yang
juga bermarkas di Bandara Internasional Changi Singapura.
Perkembangan pesat terjadi pada tahun 1970-an saat Singapore Airlines
menghadirkan Boeing 747 dalam armadanya. Pada 1980-an, Amerika Serikat, Kanada, dan
Eropa ditambahkan pada jaringan rute Singapore Airlines. Tahun 2004, Singapore Airlines
memulai perjalanan langsung dari Singapura ke Los Angeles dan New York (Bandara
Internasional Newark Liberty). Maskapai ini juga sudah mempromosikan diri sebagai
pengguna pertama pesawat Airbus A380 yang digunakan pada akhir 2006 untuk
penerbangan antara Singapura, London, dan Sydney
1. Visi, Misi, Nilai & Tujuan Perusahaan
Singapore Airlines memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk menjadi
perusahaan yang sangat baik, tetapi juga untuk menjadi warga negara yang tertinggi di
dunia dengan meningkatkan kehidupan orang yang kita sentuh. Dengan tujuan dalam
pikiran, kami telah membuat banyak komitmen untuk seni dan pendidikan, untuk
masyarakat kita, dan kesehatan dan kesejahteraan warga negara kita yang negara, dan
mereka di negara-negara kami terbang ke. With this goal in mind, we've also made a strong
commitment to preserving the environment - and our world for future generations. Dengan
tujuan dalam pikiran, kita juga telah membuat komitmen yang kuat untuk melestarikan
lingkungan - dan dunia kita untuk generasi mendatang.

2. Logo Perusahaan

62
Gambar 3.3. Logo Singapore Airlines
Artinya :
 Singapore Airlines, dengan logo merpati yang melambangkan pesawat terbang
dengan pelayanan yang baik dan setia melayani konsumen dengan baik.

4.1.1.3. Sejarah singkat Thai Airways


Thai Airways International adalah maskapai penerbangan nasional Thailand yang
awalnya didirikan dengan kerjasama dengan maskapai Skandinavia yang kemudian diikuti
dengan pengakuan dari pemerintah Thailand dengan kepemilikan sepenuhnya dimiliki dan
merupakan anggota pendiri dari Star Alliance. Setelahnya, maskapai ini semakin
berkembang baik armada maupun tujuan yang diterbangi. Tahun 1990an, maskapai ini
masuk dan memperdagangkan sahamnya di Bursa Saham Bangkok.
1. Logo Perusahaan

Gambar 3.4. Logo Thai Airways


 Kelopak bunga anggreknya yang melambangkan keindahan pemandangan di
Thailand dengan andalan bunga anggreknya.

2. Visi dan Misi Perusahaan


Sebagai maskapai penerbangan nasional, kami mengumumkan visi kami untuk
menetapkan tujuan kami kepada publik dan menggunakannya sebagai pedoman bagi
semua unit untuk mencapai tujuan yang sama “Maskapai Premium Nasional dengan
Sentuhan THAI dan Manajemen Efektif untuk Profitabilitas Berkelanjutan”. Sambil
berfokus pada membangun nilai bersama untuk meningkatkan nilai utama mis. fokus
pada membangun kepuasan pelanggan, menawarkan layanan kelas dunia dan
memastikan penciptaan nilai untuk menciptakan pertumbuhan yang kuat dan
berkelanjutan serta untuk memungkinkan Perusahaan bersaing dengan sukses dalam
lingkungan bisnis yang terus berubah. Kami mengumumkan misi kami untuk
menunjukkan tekad kami dan meminta semua konfederasi untuk melakukan sebagai
berikut:
• Untuk menyediakan layanan transportasi udara domestik dan internasional yang
komprehensif dengan fokus pada standar keselamatan, kenyamanan, dan layanan

63
berkualitas tinggi dengan sentuhan Thailand, untuk memberikan produk bernilai
tinggi dan kredibilitas serta menciptakan kesan dan hubungan yang baik dengan
pelanggan.
• Untuk meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik untuk memenuhi
standar internasional, sehingga memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan
pengembalian investasi yang tinggi bagi pemegang saham.
• Untuk membangun kekuatannya sebagai organisasi pembelajaran yang
mendorong karyawan untuk bekerja pada kapasitas tertinggi mereka, menyadari
pentingnya pelanggan dan meningkatkan kapabilitas, keterampilan, tanggung
jawab dan komitmen mereka terhadap organisasi.
• Memberikan dukungan dan bantuan serta menunjukkan tanggung jawab kepada
masyarakat dan lingkungan, sebagai maskapai penerbangan nasional.

4.1.2. Penjelasan Balance Scorecard Perusahaan PT. Garuda Indonesia

Retensi Pelanggan PT. Garuda Indonesia

64
(Sumber: Annual Report PT. Garuda Indonesia 2008-2019 diolah)
Tabel 2.1 Perhitungan Retensi Pelanggan PT. Garuda Indonesia
Berdasarkan tabel 2.1, dari tahun 2008 sampai dengan 2019 retensi pelanggan yang
menunjukkan loyalitas pelanggan lama sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
pelanggan yang keluar di tahun 2008 tidak ada sama sekali bahkan sampai akhir 2019
pelanggan yang loyal terus bertambah walau belum signifikan diatas 100%.

Akuisisi Pelanggan PT. Garuda Indonesia

65
(Sumber: Annual Report PT. Garuda Indonesia 2008-2019 diolah)
Tabel 2.2
Berdasarkan tabel 2.2 , dapat dilihat bahwa tiap tahunnya ada penambahan jumlah di tahun 2009
ke 2010 namun dari 2011 sampai 2019 pelanggan yang memakai jasa PT. Garuda Indonesia
cenderung menurun hanya naik di 2013 dan seterusnya menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
penawaran jasa yang ditawarkan kepada pelanggan belum mulai diminati pelanggan baru.

Pangsa Pasar PT. Garuda Indonesia

66
Tabel 2.3
Dari tabel 2.3 meski pada 2009 menurun namun setelah tahun itu terlihat bahwa untuk penguasaan
pangsa pasar menunjukkan kenaikan yang cukup bagus. Meskipun kenaikannya sedikit, tetapi hal
ini menunjukkan keberhasilan bagian pemasaran dalam menjalankan tugasnya. Terlihat di tahun
2011, berhasil memasarkan produknya di Asia Tenggara.

Adminitration Earning To Revenue PT. Garuda Indonesia

67
Tabel 2.4
Dari tabel 2.4 meski pada 2009 menurun namun setelah tahun itu terlihat bahwa untuk penguasaan
pangsa pasar menunjukkan kenaikan yang cukup bagus. Meskipun kenaikannya sedikit, tetapi hal
ini menunjukkan keberhasilan bagian pemasaran dalam menjalankan tugasnya. Terlihat di tahun
2011, berhasil memasarkan produknya di Asia Tenggara.

Perputaran Pegawai PT. Garuda Indonesia

68
Tabel 2.5
Dari tabel 2.5, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya
cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan nilai persentase yang semakin lama semakin menurun
bahkan 0. Namun pada 2016 sampai 2019 cukup banyak yang keluar.

Produktifitas Karyawan PT. Garuda Indonesia

69
Tabel 2.6
Tolok ukur ini menunjukkan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan layanan,
keahlian pekerja, inovasi, dan kepuasan pelanggan. Ukuran produktivitas pekerja antara lain
adalah pendapatan per pekerja. Semakin efektifnya pekerja dalam lebih banyak pelanggan
semakin banyak pendapatan lain yang meningkat, pendapatan per pekerja juga meningkat. Tabel
2.6 menunjukan produktivitas seluruh karyawan yang cenderung stabil dari tahun ke tahun.
Namun pada 2 tahun terakhir pada 2018 dan 2019 mengalami penurunan pendapatan per pekerja
sehingga dirasa tidak maksimal.

4.1.3. Penjelasan Balance Scorecard AirAsia Berhad


Retensi Pelanggan AirAsia Berhad

70
Tabel 2.7
Berdasarkan tabel 2.7, dari tahun 2008 sampai dengan 2019 retensi pelanggan yang menunjukkan
loyalitas pelanggan lama sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan yang keluar di
tahun 2008 tidak ada sama sekali namun pada akhir 2017 pelanggan yang loyal mulai menurun
namun tidak sampai 30% penurunannya sisanya terus bertambah walau belum signifikan diatas
100%.

Akuisisi Pelanggan AirAsia Berhad

71
Tabel 2.8

Berdasarkan tabel 2.8 , dapat dilihat bahwa tiap tahunnya selalu mengalami penurunan sampai di
2014 dan setelah itu naik di 2017 dan kembali turun di 2018 dan 2019 menandakan bahwa AirAsia
kurang konsisten dalam menarik pelanggan baru.

Pangsa Pasar AirAsia Berhad

72
Tabel 2.9

Dari tabel 2.9 sudah cukup terlihat bahwa pangsa pasar yang di incar AirAsia sudah cukup stabil
dalam bersaing di pasar Sektor Jasa Transportasi Se-Asia Tenggara walaupun tidak mencapai 10 %
nya namun sudah cukup bersaing dengan kekonsistenannya.

Adminitration Earning To Revenue AirAsia Berhad

73
Tabel 2.10

Dari tabel 2.10 menunjukkan bahwa pelayanan yang diterapkan AirAsia belum cukup stabil
sehingga kenaikan dan penurunannya cukup signifikan

Turnover Employee

74
Tabel 2.11
Dari tabel 2.11, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya
sangat baik. Hal itu ditunjukkan dengan nilai persentase yang hanya 0% yang berarti semua
karyawan yang bekerja di AirAsia sangat puas dan nyaman dengan sistem bekerja yang ada di
AirAsia.

Produktifitas Karyawan

75
Tabel 2.12

Tabel 2.12 menunjukan produktivitas seluruh karyawan yang cenderung stabil dari tahun ke
tahun. Namun pada dari 2015 sampai 2019 mengalami penurunan pendapatan per pekerja
sehingga dirasa tidak maksimal bahkan tidak effisien semakin bertambah karyawannya namun
pendapatannya tidak sebanding.

4.1.4. Penjelasan Balance Scorecard Singapore Airlines


Retensi Pelanggan Singapore Airlines

76
Tabel 2.13
Berdasarkan tabel 2.13, dari tahun 2008 sampai dengan 2019 retensi pelanggan yang
menunjukkan loyalitas pelanggan lama sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
pelanggan yang stabil bahkan sampai akhir 2019 pelanggan yang loyal terus bertambah
walau belum signifikan diatas 100%.

Akuisisi Pelanggan Singapore Airlines

77
Tabel 2.14
Berdasarkan tabel 2.14 , menunjukkan bahwa Singapore Airlines belum mampu untuk menarik
perhatian pelanggan agar mendapatkan pelanggan baru. Grafiknya yang cenderung stabil dibawah
sehingga belum mampu menyaingi pasar yang ada.

Pangsa Pasar Singapore Airlines

78
Tabel 2.15
Dari tabel 2.15 terlihat bahwa Singapore Airlines merupakan Sektor Jasa Transportasi Penerbangan
yang banyak digunakan oleh pelanggan dalam cakupan luasnya adalah Pasar Se-Asia Tenggara
walaupun untuk menarik pelanggan baru kurang, namun Singapore Airlines tetap eksis di Pasar
Transportasi Penerbangan .

Administration Earning To Revenue Singapore Airlines

79
Tabel 2.16
Dari tabel 2.4 menunjukkan penilaian pelayanan terhadap pelanggan cukup stabil sehingga didalam
grafik tidak ada penurunan dan kenaikan yang signifikan hanya pada tahun 2014 saja mengalami
peningkatan drastis .

Turnover Employee Singapore Airlines

80
Tabel 2.17

Dari tabel 2.17, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya
cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan nilai persentase yang semakin lama semakin menurun
bahkan 0. Hanya pada 2010 sampai 2011 cukup banyak yang keluar dan pada tahun 2016.

Produktifitas Karyawan Singapore Airways

81
Tabel 2.18
Tabel 2.18 menunjukan produktivitas seluruh karyawan yang kurang maksimal terlihat dari tahun
2010 yang turun drastis dan pada tahun-tahun selanjutnya cenderung stabil namun tidak seperti
saat 2008 dan 2009

4.1.5. Penjelasan Balance Scorecard Thai Airways


Retensi Pelanggan Thai Airways

82
Tabel 2.19
Berdasarkan tabel 2.19, dari tahun 2008 sampai dengan 2019 retensi pelanggan yang
menunjukkan loyalitas pelanggan lama sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
pelanggan yang secara stabil bergantian naik dan turun.

Akuisisi Pelanggan Thai Airways

83
Tabel 2.20
Berdasarkan tabel 2.20 , dapat dilihat bahwa tiap tahunnya ada penambahan dan penurunan
sehingga cenderung tidak stabil dalam menggaet pelanggan baru bahkan peningkatannya tidak
sampai 50 % naumn penurunan ada yang sampai -174% yang berarti kurangnya kemenarikan Thai
Airways untuk para pelanggan baru.

Pangsa Pasar Thai Airways

84
Tabel 2.21
Dari tabel 2.3 meski pada 2009 menurun namun setelah tahun itu terlihat bahwa untuk penguasaan
pangsa pasar menunjukkan kebersaingan bagus. Meskipun kenaikannya sedikit namun untuk
besaran 25% cukup besar besaing di pasar.

Administration Earning To Revenue Thai Airways

85
Tabel 2.22
Dari tabel 2.22 meski pada 2009 menurun namun setelah tahun itu terlihat bahwa untuk penguasaan
pangsa pasar menunjukkan kenaikan yang cukup bagus. Meskipun kenaikannya sedikit, tetapi hal
ini menunjukkan keberhasilan bagian pemasaran dalam menjalankan tugasnya. Terlihat di tahun
2011, berhasil memasarkan produknya di Asia Tenggara.

Turnover Employee Thai Airways

86
Tabel 2.23

Dari tabel 2.23, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya
dinilai baik. Hal itu ditunjukkan dengan nilai persentase yang hanya pada tahun 2015 saja
banyaknya karyawan yang keluar. Namun pada tahun-tahun selanjutnya tidak sebanyak pada
tahun 2015 karyawan yang keluarnya

Produktifitas Karyawan Thai Airways

87
Tabel 2.24
Tabel 2.24 menunjukan produktivitas seluruh karyawan yang cenderung stabil dari tahun ke
tahun.

4.1.6. Penjelasan Cost Of Equity Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhard,
Singapore Airlines.

88
Tabel 2.25
Perhitungan COE di masing-masing perusahaan (Data diolah Terlampir)

Dari tabel 2.25 , dapat dilihat Cost of Equity dari masing-masing maskapai Thai Airways
merupakan maskapai yang paling stabil di bawah namun tidak mengalami penurunan signifikan
, sangat berbeda dengan Singapore Airlines yang memiliki trand paling stabil diatas walaupun
tidak terlalu signifikan kenaikannya namun konsisten untuk tetap positif dan untuk AirAsia dan
Garuda Indonesia walaupun merupakan maskapai yang trand naik yang cukup signifikan namun
seperti Garuda Indonesia saat ada penurunan bisa sampai anjlok .

4.1.7. Penjelasan Financial Performance Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia


Berhard, Singapore Airlines dan Thai Airways.
Return Of Assets PT. Garuda Indonesia

Tabel 2.26
Dari tabel 2.26, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan assetnya dalam
usaha masih kurang baik dengan trend yang cenderung menurun dengan adanya 3 tahun dengan
ROA sangat rendah karna dibawah 0% adapun peningkatan yang tidak signifikan.

89
Return Of Assets AirAsia Berhard

Tabel 2.27
Dari tabel 2.27, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan assetnya cukup
ada progress dari awal yang di bawah 0% sampai akhir 2019 masih bisa diatas 0% yang berarti
penilaian atas ROA untuk perusahaan AisAsia Berhad rata-rata sangat tinggi diatas 1,5 %.

Return Of Assets Singapore Airllines

90
Tabel 2.28
Dari tabel 2.28, menunjukkan bahwa dari 2008 mengalami penurunan sampai 2010 walau begitu
dalam penilaian masih dinilai cukup tinggi baik karena masih diatas 1,25% dan di tahun
selanjutnya mengalami naik turunnya assets dan pada tahun 2018 rebound mencapai 12,41%
namun pada tahun berikutnya di 2019 menurun sangat rendah sampai dibawah 0% .

Return Of Assets Thai Airways

91
Tabel 2.29
Dari tabel 2.29, dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan assetnya dalam
usaha masih kurang baik dengan trend yang cenderung menurun sampai rata-rata dibawah 0%
adapun peningkatan yang tidak signifikan.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pengungkapan Balance Scorecard terhadap Financial Performance pada
Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhard, Singapore Airlines.

4.2.1.1. Analisis Statistik Assosiatif (Verifikatif).


1. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis
data, baik dari perusahaan yang terkontrol, maupun dari observasi tidak terkontrol. Pengujian
hipotesis ini dimaksudkan untuk megetahui kebenaran dan relevansi antara variabel
independen yang diusulkan terhadap variabel dependen serta untuk mengetahui kuat lemahnya
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:93) hipotesis adalah:
92
“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori-teori relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

Persamaan Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Retensi Pelanggan (X1), Akuisisi Pelanggan
(X2), Pangsa Pasar (X3), Administrative Expanse to Total Revenue (AETR) (X4) ,
Turnover Karyawan (X5) dan Produktifitas Karyawan (X6). Sedangkan variabel
dependennya adalah Return Of Assets (ROA) sebagai indikator dari Financial
Performance (Y).

Gambar 3.5. Perhitungan Regresi Linear Berganda


Berdasarkan hasil riset perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistik
tabel di atas maka didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai
berikut :
Y = -0,045 + 0,001 X1 + 0,014 X2 + 0,110 X3 + 0,002 X4 + 0,320 X5 + 6,090 X6
Keterangan :
Y = ROA X1 = Retensi Pelanggan X2 = Akuisisi Pelanggan
X3 = Pangsa Pasar X4 = AETR X5 = Turnover Karyawan
X6 = Produktifitas Karyawan
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:
Nilai koefisien regresi X1 memiliki hubungan positif 0,001 untuk variabel Retensi
Pelanggan, artinya setiap perubahan 1% rasio keuangan profitabilitas ROA, maka
Retensi Pelanggan akan mengalami penurunan sebesar 0,001 satuan. Dalam hal ini
93
faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi X2 memiliki hubungan positif 0,014 untuk variabel Akuisisi
Pelanggan yang artinya setiap kenaikan 1 % mengakuisisi Pelanggan, maka ROA akan
mengalami kenaikan sebesar 0,014 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi X3 memiliki hubungan positif 0,110 untuk variabel Pangsa
Pasar artinya setiap kenaikan 1% Pangsa Pasar , maka ROA akan mengalami kenaikan
sebesar 0,11 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi X4 memiliki hubungan positif 0,002 untuk variabel AETR (),
artinya setiap kenaikan 1% AETR, maka ROA akan mengalami kenaikan sebesar
0,002 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi X5 memiliki hubungan positif 0,320 untuk variabel Turnover
Karyawan, artinya setiap kenaikan 1% Turnover Karyawan, maka ROA akan
mengalami kenaikan sebesar 0,32 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi X6 memiliki hubungan positif 6,090 untuk variabel
Produktifitas Karyawan, artinya setiap kenaikan 1% Produktifitas Karyawan, maka
Produktifitas Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 6,090 satuan. Dalam hal ini
faktor lain dianggap tetap.

Gambar 3.6. Perhitungan Uji Multikolinearitas


Dan dalam perhitungan Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa Hasil uji
multikolinearitas menunjukkan tidak terdapat nilai korelasi yang tinggi berdasarkan
rata-rata antar variabel bebas tidak melebihi 0,90 (Ghozali, 2013:83) sehingga
disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.

Gambar 3.7. Perhitungan Uji Heterokedastisitas


Pada gambar 3.7, diketahui bahwa probabilitas pada variabel Retensi Pelanggan dan
94
Pangsa pasar hasilnya lebih kecil dari 0.05% (alpha). Namun pada variabel yang lain
hasilnya lebih besar dari 0.05% (alpha) sehingga kecenderungan akan hasil
keputusan yang diambil adalah Terima Ha yang artinya terjadi gejala
heterokedastisitas.

Gambar 3.8. Perhitungan Uji Autokorelasi


Berdasarkan gambar 3.8. nilai Durbin-Watson (DW) menunjukkan sebesar 1.358271.
Berdasarkan tabel Durbin-Watson (DW) yang menggunakan signifikasi sebesar 5%
dengan jumlah (n) sebanyak 48 dan jumlah variabel independen (k) sebanyak 6, maka
didapat nilai batas atas (Durbin Upper) berdasarkan tabel sebesar 1,8265 dan nilai
batas bawah (Durbin Lower) berdasarkan tabel sebesar 1,2709.

Tabel 2.30 Tabel Durbin Watson, α = 5%


Sehingga diketahui data-data sebagai berikut:
DW = 1.358271
DU = 1.8265
DL = 1.2709
4 – DU = 2.1735
4 – DL = 2.7291

95
DW

1.8265 2.1735
1.2709
2.7291
1.358271
Gambar 3.9. Grafik Uji Tabel Durbin-Watson
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson posisi DW berad diantara DL dan DU yang
menghasilkan bahwa Uji Autokorelasi dinyatakan Tidak dapat disimpulkan.
4.2.2. Pengaruh Cost of Equity memoderasi Pengungkapan Balance Scorecard terhadap
Financial Performance pada Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhard,
Singapore Airlines
4.2.2.1. Analisis Regresi Moderasi (Moderate Regretion Analysis)
Menurut Ghozali (2013:229) moderated regression analysis (MRA) adalah
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan
dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Moderated regression
analysis dinyatakan dalam bentuk model persamaan sebagai berikut :

Y=α+β1X1+ β2X2+ β3X1X2+ε

Keterangan :
Y : Variabel dependen
α : Konstanta
X : Variabel independen
b1,b2,b3 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen dan
variabel moderasi
ε : Variabel pengaruh lain
Persamaan di atas memperlihatkan bagaimana perubahan variabel M sebagai
akibat adanya perubahan variabel X dan Y, tetapi hal ini tidak menjamin adanya
hubungan antara kedua variabel tersebut. Setelah mendapatkan persamaan regresi
dari tahap analisis moderasi maka selanjutnya dilakukan pengujian korelasi dan
koefisien determinasi atau goodness of fit.

96
Gambar 3.10. Perhitungan MRA
Berdasarkan hasil riset perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistik
tabel di atas maka didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai
berikut :
Y = -0,045 + 0,011 X1 + 0,0009 X2 + 0,10 X3 + 0,0026 X4 - 0,195 X5 + 2,23 X6 + ε
Keterangan :
Y = ROA X1 = Retensi Pelanggan X2 = Akuisisi Pelanggan
X3 = Pangsa Pasar X4 = AETR X5 = Turnover Karyawan
X6 = Produktifitas Karyawan
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:
Nilai koefisien regresi Retensi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,011 untuk
variabel Retensi Pelanggan, artinya setiap perubahan 1,1% rasio keuangan
profitabilitas ROA, maka Retensi Pelanggan akan mengalami pertumbuhan sebesar
0,011 satuan yang berarti variabel moderator mempengaruhi retensi pelanggan atas
menigkatkan ROA. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi Akuisisi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,0009 untuk
variabel Akuisisi Pelanggan yang artinya setiap kenaikan 0,09 % mengakuisisi
Pelanggan, maka variabel moderator mempengaruhi akuisisi pelanggan atas ROA
akan mengalami kenaikan sebesar 0,0009 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap
tetap.
Nilai koefisien regresi Pangsa Pasar memiliki hubungan positif 0,10 untuk variabel
Pangsa Pasar artinya setiap kenaikan 10% Pangsa Pasar , maka ROA akan mengalami
kenaikan sebesar 0,10 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi AETR memiliki hubungan positif 0,0026 untuk variabel AETR
(), artinya setiap kenaikan 0,26% AETR, maka ROA akan mengalami kenaikan
sebesar 0,0026 satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.
Nilai koefisien regresi Turnover Karyawan memiliki hubungan negatif 0,195 untuk
variabel Turnover Karyawan, artinya setiap penurunan 19,5% Turnover Karyawan,
maka ROA akan mengalami penurunan sebesar 0,195 satuan. Dalam hal ini faktor lain
dianggap tetap.
97
Nilai koefisien regresi Produktifitas Karyawan memiliki hubungan positif 2,23 untuk
variabel Produktifitas Karyawan, artinya setiap kenaikan 223% Produktifitas
Karyawan, maka Produktifitas Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 2,23
satuan. Dalam hal ini faktor lain dianggap tetap.

98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian skripsi ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Balance Scorecard pada perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad, Thai Airways
dan Singapore Airlines meninjau dari seluruh indikator yang diujikan rata-rata
mempengaruhi positif berdasarkan nilai koefisien yang di ujikan oleh E-Views dari setiap
variabel sehingga berdasarkan uji tersebut saya sebagai peneliti, menilai bahwa Balance
Scorecard yang di uraikan indikatornya untuk diujikan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan PT. Garuda Indonesia, AirAsia Berhad, Thai Airways dan Singapore Airlines
menghasilkan uji yang berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

2. Cost of Equity mempengaruhi Return of Assets pada perusahaan PT. Garuda Indonesia,
AirAsia Berhad, Thai Airways dan Singapore Airlines berdasarkan hasil uji berpengaruh
positif .

3. Cost of Equity mempengaruhi Balance Scorecard pada perusahaan PT. Garuda Indonesia
AirAsia Berhad, Thai Airways dan Singapore Airlines memiliki pengaruh besar terhadap
peningkatan Return of Assets yang ditandai dengan Retensi Pelanggan memiliki
hubungan positif 0,011 Akuisisi Pelanggan memiliki hubungan positif 0,0009
Pangsa Pasar memiliki hubungan positif 0,10 AETR memiliki hubungan positif
0,0026 Turnover Karyawan memiliki hubungan negatif 0,195 Produktifitas
Karyawan memiliki hubungan positif 2,23 yang membuktikan bahwa Cost of
Equity memoderasi secara positif terhadap Balance Scorecard yang mempengaruhi
terhadap Return of Assets sebagai indikator dari Kinerja Keuangan Perusahaan.

5.2. SARAN
Saran dari peneliti terkait Pengaruh Balance Scorecard dan penilaian Value Relevance bagi
Investor terhadap Financial Performance dengan Cost of Equity sebagai variabel moderator adalah
:
1. Cukup signifikannya pengaruh kinerja non keuangan yang diukur dengan Balance
Scorecard dengan menggunakan indikator Retensi Pelanggan (x1), Akuisisi Pelanggan
(x2), Pangsa Pasar (x3), Administation Earning To Revenue (AETR)(x4), Perputaran
Karyawan (x5), Produktifitas Karyawan (x6) yang diujikan untuk mempengaruhi kinerja
keuangan sehingga peneliti menyarankan agar setiap indikator yang mempengaruhi dalam
penilaian Balance Scorecard itu lebih diperhatikan dan menjadi bahan evaluasi untuk
kemajuan perusahaan masing-masing maskapai apalagi PT. Garuda Indonesia yang
notabene adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang menjadi harapan satu-
satunya maskapai di Indonesia yang eksis di Internasional.

2. Tingginya kebutuhan informasi kepada Investor akan mempengaruhi terhadap besar


kecilnya saham yang akan ditanamkan maka dari itu usahakan secepat mungkin pihak
terkait atau perusahaan yang mempunyai tanggung jawab untuk sesegera mungkin
melaporkannya dan memastikan informasi yang disampaikan sudah relevan antara yang
dibuat diperusahaan dengan yang dilaporkan sehingga akan meningkatkan saham
perusahaan itu sendiri.

99
3. Pihak masing-masing maskapai selalu melakukan dan meminta saran dan kritik kepada
pelanggan agar dari masing-masing maskapai secara cepat dapat merespon dan
menindaklanjuti keluhan langsung dari pelanggan bisa secara manual (dengan
memberikan quisioner kepada setiap penumpang dan dikumpulkan saat turun dari
pesawat) ataupun secara online melalui sistem.

4. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menilai seluruh sample perusahaan terbaik di
SKYTRAX sebagai bahan uji statistik untuk mempertegas akan pengaruh antar variabel.

100
Daftar Pustaka
Buku
Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.
Edisi
Kedelapan Buku 2. Erlangga, Jakarta.
Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPF Yogyakarta
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah
dan. Pengalaman-pengalaman. Edisi 5. BPFE-Yogyakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Kaplan R.S. dan Norton D.P., (2000), Balanced Scorecard Menerapkan
Strategi Aksi, Erlangga, Jakarta.
Mulyadi.2001. Balanced scorecard Alat Manajemen Kontemporer
Untuk Melipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. PT.
Salemba Empat Patria, Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan
Rekayasa. Edisi 3.
Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2014. “ Sistem Terpadu Pengelilaan Kinerja Personel Berbasis
: Balance Scorecard, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Munawir. 2006. Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor.
Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sudana , I Made.(2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan
Praktek. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif,
dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT.
Alfabeta, Bandung.
101
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta,
Bandung.
Sunariah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keenam. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. PT Refika Aditama,
Bandung.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.
BPFE, Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama.
Kanisius, Yogyakarta.
Thomas Sumarsan. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi 2, PT Indeks, Jakarta.
Winarno, Wahyu Wing. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi
empat. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Zalmi Zubir. 2011. Manajemen portofolio : Penerapannya dalam Investasi Saham.
Salemba Empat, Jakarta.

Jurnal

Ball, R. dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers.


Journal of Accounting Research.No. 46: 159-78.

Bloomfield, R. J., & Wilks, T. J. (2000), “Disclosure Effects in the Laboratory :


Liquidity, Depth and the Cost of capital”, The Accounting Review, vol. 75
(1), hal. 13-41.
F. Fauziah, and I. Marissan. 2014. "PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING," JURNAL AKUNTANSI
DAN AUDITING”, vol. 11, no. 1, pp. 39-61.

Jensen, M., C. dan Meckling, W., H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 pp. 305-
360.

Komalasari, Puput Tri dan Baridwan, Zaki. 2002. Asimetri Informasi dan Cost of Equity
Capital. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 1 (4), 64.

Situmeang, Chandra dan Hutabarat, Esna Muriana. 2017. Analisis Pengaruh Non
Financial Measures Disclosure, Corporate Governance Dan Kualitas Audit
Terhadap PerformanceMelalui Cost Of Equity Perusahaan. Jurnal Akuntansi,
Keuangan dan Perpajakan, Hal 1-16.

Wondabio, Ludovicus, Sensi. 2007. Pengungkapan Non Financial Measures: Penilaian


Value Relevance Bagi Investor dan Pengaruhnya Terhadap Cost of Equity dan
102
Performance Bagi Perusahaan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Vol. 4 No. 1 Juli : 47-76.

103
Website

https://www.garuda-indonesia.com/other-countries/en/investor-
relations/index/
https://ir.airasia.com/ar.html/
https://www.singaporeair.com/en_UK/sg/about-us/investors-relations/
https://jabar.tribunnews.com/2017/08/10/garuda-terus-merugi-hipmi-
sebut-perlu-solusi-komprehensif
https://www.hindustantimes.com/business-news/flying-licence-bribery-
case-airasia-ceo-tony-fernandes-fails-to-appear-before-cbi-fresh-
summons-soon/story-5Tme5RLwfvHNiFRecGI10L.html
https://sbr.com.sg/search/google?query=singapore+airlines&op=%EF%
80%82&form_build_id=formP9wFIeUFFxzK6IBV3qIxSkOTpBbSwhV
P_iS0DlMwJgc&form_id=google_cse_searchbox_form
https://id.wikipedia.org/wiki/Skytrax
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2008/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2009/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2010/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2011/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2012/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2013/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2014/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2015/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2016/
https://www.worldairlineawards.com/the-worlds-top-100-airlines-2017/
https://www.worldairlineawards.com/worlds-best-low-cost-airlines-
2019/
https://www.worldairlineawards.com/worlds-top-10-airlines-2019/

104
SAHAM PT. GARUDA
INDONESIA (GIAA)
PERIODE 2008 – 2019

105
106
107
108
109
SAHAM AIRASIA
BERHAD
PERIODE 2008 – 2019

110
111
112
113
114
SAHAM SINGAPORE
AIRLINES
(SIAL)
PERIODE 2008 – 2019

115
116
117
118
119
SAHAM THAILAND
AIRWAYS
(TA)
PERIODE 2008 – 2019

120
121
122
123
124
Perhitungan Cost Of Equity
PT. Garuda Indonesia
AirAsia Berhad
Singapore Airlines
Thai Airways

125
Perhitungan COE PT. Garuda Indonesia (GIAA)

Perhitungan COE AirAsia Berhad


126
Perhitungan COE Singapore Airlines

127
Perhitungan COE Thai Airways

128
FINANCIAL HIGHLIGHT
PT GARUDA INDONESIA

129
130
131
132
133
134
135
136
137
FINANCIAL HIGHLIGHT
AIRASIA BERHAD

138
139
140
FINANCIAL HIGHLIGHT
THAI AIRWAYS

141
142
143
144
145
FINANCIAL HIGHLIGHT
SINGAPORE AIRLINES

146
147
148
149
150
151
152

Anda mungkin juga menyukai