Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan

(ASKEP) pada Tn. Z dengan kasus “Diabetes Melitus”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala ruangan RPDP dan

sesama teman sejawat yang telah membantu merawat pasien sehingga Askep ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Asuhan Keperawatan (ASKEP) ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Askep ini. Semoga Askep ini dapat memberikan informasi bagi

masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu

pengetahuan bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Bireuen, 05 April 2020

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus sebagai salah satu gangguan sistem endokrin disebabkan

oleh adanya ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan insulin. Ada

beberapa jenis DM, tetapi umumnya hanya dua kategori yang dikenal yaitu

Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM, Tipe I) dan Non Insulin Independent

Diabetes Melitus) (NIDDM, Tipe II). Kemajuan ilmu dan teknologi telah

memberikan dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia. Salah satu

dampak negatif tersebut adalah meningkatnya jumlah klien dengan DM akibat

perubahan pola hidup. Di USA, jumlah klien DM telah meningkat tajam dimana

terdapat 8 juta orang mengalami NIDDM, dan 1 juta orang mengalami IDDM

serta kemungkinan lebih dari 4 juta orang yang belum terdiagnosa (Golemon dan

Gurin 1993). Menurut Black dan Matassarin Jacob (1997) jumlah keseluruhan

klien dengan DM adalah 114 juta, tetapi separuh dari jumlah itu belum

terdiagnosa. Peningkatan ini juga diyakini telah terjadi di Indonesia.

Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit yang dapat menurun, jika

dalam sebuah keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita Diabetes

Mellitus maka kemungkinan besar akan menurun, kurangnya pengetahuan

keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius karena keluarga tidak

dapat menjalankan 5 tugas keluarga, misalnya keluarga tidak mengerti

bagaimana cara melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, tidak membuat keputusan dan

mengambil keputusan yang tepat, tidak mampu memberikan lingkungan yang

2
tepat, sehingga pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang

memiliki penyakit Diabetes Mellitus harus mendapatkan perhatian yang cukup

agar Keluarga memahami konsep dasar Diabetes Mellitus serta mencegah

komplikasi dari Diabetes Mellitus (dalam jurnal,rifkirochm)

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Tn.Z dengan kasus Diabetes

Mellitus.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Mellitus.

b. Untuk mengetahui etiologi Diabetes Mellitus.

c. Untuk mengetahui tanda dan gejala Diabetes Mellitus.

d. Untuk mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus.

e. Untuk mengetahui terapi Diabetes Mellitus.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Diabetes mellitus adalah kelainan metabolism karbohidrat,dimana

glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik,sehingga menyebabkan

keadaan hiperglikemia. Dengan kata lain,diabetes mellitus adalah penyakit

yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi melebihi batas-batas

normal (Anik maryunani,2008).

Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara

genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes

mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis

dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia & Lorrain, 2006).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Diabetes Mellitus adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan kadar

gula dalam darah yang mengakibatkan gangguan metabolisme dan

berkembang menjadi gangguan multisistem karena keterbatasan insulin di

dalam tubuh seseorang

Berdasarkan pengertian diatas, DM dapat dibedakan menjadi 3 yaitu

1. Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin (insulin dependent diabetes

mellitus [IDDM]).

2. Tipe II : Diabetes melitus tidak tergantung pada insulin (non insulin

dependent diabetes mellitus).

3. Diabetes melitus gestasional (gestasional diabetes mellitus [GDM])

4
B. .Etiologi

1. Diabetes tipe I

a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah

terjadinya DM tipe I.

b. Faktor-faktor imunologiAdanya respons otoimun yang merupakan

respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh

dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya

seolah-olah sebagai jaringan asing.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkan destruksi selbeta.

2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.

Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi

insulin. Faktor-faktor resiko : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga

C. Tanda dan Gejala

Menurut Anik maryunani (2008) tanda dan gejala diabetes mellitus adalah :

1. Gejala khas

Terdapat beberapa keluhan yang sangat dikenali sejak zaman dahulu kala

dan dianggap keluhan yang khas yaitu :

a) Banyak buang air kecil/kencing (poliuria)

5
b) Banyak minum (polidipsia)

c) Banyak makan (poliphagia)

d) Berat badan yang menurun dengan cepat

2. Gejala tidak khas

Selain keluhan-keluhan yang khas diatas,masih banyak keluhan (yang

sebenarnya tidak khas) yang dihubungkan dengan penyakit diabetes

mellitus. Misalnya :

a) Pandangan kabur padahal baru mengganti kacamata (retinopati)

b) Cepat mengalami lelah,kurang tenaga dan sering mengantuk

c) Terjadi penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi sehingga luka

sulit sembuh

d) Infeksi yang berat dikaki mempunyai resiko amputasi dan cacat

e) Bayi lahir dengan berat lebih dari empat kilogram

f) Diabetes merusak jaringan syaraf dan pembuluh darah pada bagian

kemaluan dan kaki (kesemutan dan baal).

D. Komplikasi

Penderita diabetes mellitus dapat mengalami berbagai komplikasi khususnya

bagi mereka yang kadar gulanya tidak terkontrol

a) Komplikasi akut

Komplikasi msetabolic diabetes merupakan akibat perubahan yang relative

akut pada konsentrasi glukosa plasma,yang terdagi dalam beberapa macam

bebtuk komplikasi,yaitu :

1. Hipoglikemia

6
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula dalamdarah

kurang dari 60mg/100mg,bias disebabkan karena minum obat tablet

atau suntik insulin terlalu banyak,makan terlalu sedikit,olahraga

terlalu berat. Dalam keadaan hipoglikemik ini,penderita akan

mengalami keadaan seperti : badan lemas,rasa

lapar,gemetar,pucat,keringat dingin, gelisah,detak jantung

cepat/berdebar-debar sampai pada keadaan penurunan

kesadaran/pingsan.

2. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah peningkatan gula darah melebihi 120mg/100mg.

keadaan ini disebabkan karena gula tidak bisa ditrasportasi ke sel-sel

karena kurangnya insulin. Dalam keadaan ini,penderita memerlukan

tindakan segera apabila penderita merasakan: poliuria (sering

kencing),kehausan,bibir kering,kepanasan,kulit memerah sampai pada

keadaan mual-muntah,kelemahan,paralise,nafas cepat dan hipotensi.

3. Ketoasidosis

Diabetic Ketoasidosis (DKA) dikenal sebagai asidosis diabetes dan

koma diabetes merupakan komplikasi yang cukup serius,dalam

keadaan darurat hal ini dapat menyebabkan kematian. Keadaan ini

disebabkan karena kadar gula darah terlalu tinggi,kurang hormon

insulin sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai energy yang

menghasilkan benda keton didarah dan urin.

7
b) Komplikasi kronik

Penyakit ini tidak dapat disembunkan,tetapi gula darah dapat dikontrol.

Jika kadar gula darah tetap tinggi akan timbul komplikasi yang mengenai :

1. Makrovaskular,yang disebut makropathi,adalah penyakit pembuluh

darah besar dan sedang,pada :

1. Pembuluh darah otak

2. Pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner) Terjadi

peningkatan kolestrol,trigliserida,perubahan pada rekaman EKG.

3. Tungkai kaki (thrombus/gangren)

Penderita akan merasakan keringat berlebihan,kesemutan dan

boal,lemah lengan dan tungkai sehingga kemungkinan untuk

mengalami perlukaan terutama pada kaki semakin membesar. Hal

ini disebabkan karena jaringan tungkai dan kaki rusak lalu mati

akibat syaraf dan pembuluh darahnya kurang berfungsi. Luka

ditungkai dan kaki jadi sukar sembuh. Lama-lama luka menjadi

memborok/membusuk,lalu jaringannya mati,kulit berwarna ungu

kehitaman menjadi gangrene/kematian jaringan menjalar terus

sampai ke lutut dan pada keadaan ini bisa terjadi indikasi untuk

amputasi.

2. Mikrivaskuler,yang disebut mikroangiopathi,adalah penyakit yang

terjadi pada pembuluh darah kecil,merupakan lesi spesifik diabetes

yang menyerang :

1. Kapiler dan arteriol retina (retinopati diabetik)

8
Sering ganti kaca mata,cepat katarak,dan terserang glaukoma

(tekanan bola mata meninggi dan bisa berakhir kebutaan).

Manifestasi dini retinopati berupa adanya mikroaneurisme

(pelebaran sakulor yang kecil) dari arterial retina.

2. Glomerulus ginjal (netropathi diabetik)

Penderita akan mengalami manifestasi dini berupa protemeria

(protein dalam urin meningkat) dan hipertensi.

3. Syaraf-syaraf perifer (neuropathi diabetik)

Bisa mengenai saraf simpatik,yang dapat menyebabkan :

a) Gangguan motorik disertai dengan menurunnya reflek-reflek

tendon dalam,kelemahan otot dan atrofi

b) Gangguan sensori bisa terjadi :

1. Hipersensoriktimbul rasa kesemutan

2. Hipersensorik penderita tidak bisa merasakan panas dingin

E. Terapi

1. IVFD RL 20 tetes/menit.

2. Inj cefotaxime 1gram/12 jam.

3. Inj Ranitidin 1 amp/12 jam

4. Metoformin 3x1

5. Paracetamol 3x1

F. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi

9
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe

diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

a) Diet

b) Latihan

c) Pemantauan

d) Terapi (jika diperlukan)

e) Pendidikan

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Z
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 52 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jaromah Mee
Tanggal masuk rumah sakit : 12 Juni 2020
No. Register : 360923
Ruang/kamar : jeumpa 1
Golongan darah :o
Tanggal pengkajian : 13 Juni 2020
Diagnosa medis : Diabetes Melitus
B. Penangguang jawab
Nama : Ny.R
Hubungan dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jaromah Mee
II. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan lemas (+), pasien juga mengeluh sering BAK di
malam hari, sering lapar dan haus, riwayat DM (+).
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien mengeluh masih lemas, penglihatan kabur, cepat haus dan lapar
terutama di malam hari.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami

11
DM “Diabetes Mellitus”.

B. Pengobatan / Tindakan yang dilakukan

Berobat kedokter

C. Pernah dirawat / dioperasi

Tidak Pernah

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Klien mengatakan orang tuanya tidak menderita penyakit seperti yang
dideritanya.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan saudara kandungnya tidak ada yang menderita
penyakit seperti yang dideritanya
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal
E. Penyebab meninggal
Klien tidak ada yang meninggal.
F. Genogram

G.

44 tahun

Gambar genogram keluarga

Perempuan hidup

Laki- laki meninggal

12
Laki- laki hidup

Klien

----- tinggal serumah

Garis keturunan

VI. RIWAYAT / KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Bahasa yang di gunakan sehari-hari
Pasien menggunakan Bahasa Aceh
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien berharap cepat sembuh
C. Konsep diri:
1. Body image : pasien menyukai seluruh
anggota tubuhnya
2. Ideal diri : Klien berharap agar cepat
sembuh dan bias beraktifitas seperti biasa.
D. Keadaan emosi
Klien dapat mengontrol emosi(stabil)
E. Hubungan dengan keluarga
Baik
F. Hubungan dengan orang lain
Baik
G. Mekanisme pertahanan diri
Baik

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum
Keadaan umum klien lemah, kesadaran : Compost Mentis
TB : 155 cm
BB : 65 kg
B. Tanda vital
Suhu tubuh : 36,7 C

13
TD : 132/97 mmhg
Nadi : 78x/menit
RR : 20x/menit
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Kepala : Bentuk simetris
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak
merata, keadaan rambut baik
Bau : Rambutnya tidak berbau
Warna kulit : hitam
c. Wajah : Oval, tidak ada kelainan
d. Warna kulit : hitam
e. Struktur wajah : Lonjong
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
b. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan
c. Konjuktiva dan sclera
Konjuktiva dan sclera pucat
d. Pupi
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan cahaya
e. Kornea
Kornea dan iris klien tidak terjadi gangguan
f. Visus
Visus klien normal/dapat melihat dalam ketajaman 6/6
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septumnasi
tulang hidup dan posisi septumnasi normal/simetris
b. Lubang hidung
Lubang hidung klien normal/simetris kiri dan kanan

14
c. Cuping hidung normal
Tidak terdapat cuping hidung pada klien
4. Telinga

a. Bentuk telinga

Bentuk telinga klien simetris kiri dan kanan

b. Ukuran telinga

Ukuran telinga klien sedang

c. Ketajaman pendengaran

Klien dapat mendengar gesekan rambut dibelakang telinga


5. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir

Keadaan bibir kering

b. Keadaan gusi dan gigi

Keadaan gusi dan gigi bersih

c. Keadaan lidah

Keadaan lidah klien normal/tidak terdapat kelainan


6. Leher
a. Tiroid
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Suara
Terasa adanya getaran di bagian leher
D. Pemeriksaan intergument
1. Kebersihan
Baik,kulit tampak bersih.
2. Warna
warna kulit klien sawo matang
3. Turgor
Turgor kulit jelek
4. Kelembaban
Kering

15
E. Pemeriksaa thorak/dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thorak : Simetris kiri dan kanan
b. Pernafasan : Normal
c. Frekuensi : 20x/menit
d. Irama : Reguler/teratur
F. Pemeriksaan abdomen
Peristaltik (+).
Nyeri tekan (-)

G. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya


1. Genitelia : normal
H. Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
1. Ekstremitas Atas :
a. Kesimetrisan
Otot :
Simetris
Kiri kanan
b. Edema (derajat) : Tidak ada Tidak
ada
c. Kekuatan Otot : 5555 5555
d. Kelainan pada ekstremitas : Tidak ada
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : Simetris
Kiri Kanan
b. Edema : Tidak ada Tidak
ada
c. Kekuatan Otot : 5555 3333
d. Kelainan pada ekstremitas : Tidak ada
e. Varises : Tidak ada
I. Pemeriksaan neurologis
1. Tingkat kesadaran
: GCS 15, E : 4, M : 6 V : 5

16
2. Meningeal sign :
Tidak adanya kaku kuduk
3. Status mental
a. Kondisi emosi : Dapat mengontrol emosi
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir : Proses pikir baik
d. Motivasi : Klien menginginkan kesembuhan
secepatnya.
e. Bahasa : Klien dapat berbicara dengan baik
4. Fungsi nervus
cranial
Klien mampu membedakan aroma obat dan buah-buahan
5. Fungsi motorik
Fungsi motorik ekstremitas atas dan bawah terganggu
6. Fungsi sensorik
Klien dapat merasakan panas, dan rangsangan dingin
7. Refleks
Refleks klien normal
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola tidur
1. Sebelum sakit :
normal
2. Selama sakit :
terganggu
B. Pola eliminasi
1. Sebelum Sakit :
a. BAB
 Pola BAB : 3x sehari
 Karakteristik Fases
- Warna : Normal
- Konsistensi : Normal
- Bau : Normal

17
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
b. BAK
 Pola BAK : Rutin
 Karakteristik : Normal
- Warna : Kuning jernih, tidak ada
hematuria

2. Selama Sakit
a. BAB
 Pola BAB : 5 hari sekali
b. BAK
 Pola BAK : Tidak normal/poliurinaria
C. Pola Makan dan Minum
1. Sebelum sakit
a. Pola makan : normal/tidak ada
pantangan
2. Selama sakit
a. Pola makan : tidak normal
D. Kebersihan diri/personal hygiene
1. Sebelum sakit : baik
3. Selama sakit : Kurang baik
E. Pola kegiatan / aktifitas
1. Sebelum sakit : bertani
2. Selama sakit :Aktifitas terhambat, klien
hanya tidur
F. Kebiasaan ibadah
1. Sebelum sakit : Rutin
2. Sesudah sakit : Tidak rutin
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGAN/DIAGNOSTIK
A. Laboratorium
Protein total : 6,6-8,7 mg/dl
Albumin : 3,8-4,4 mg/dl

18
Ureum : 20-40 mg/dl
Kreatinin : 0,7-1,1 mg/dl
Glukosa puasa : 359 mg/dl

X. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Nama Obat Dosis

IVFD RL 20 tts/1

Inj. Cefotaxime 1 amp/12 jam

Inj. Ranitidine 1 amp/8 jam

Metoformin 3x1

Paracetamol 3x1

XI. ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Klien mengatakan lemas, Output yang Gangguan
1.
mual, klien mengatakan sering berlebihan. keseimbangan
haus, dan sering BAK. cairan dan
DO :Klien tampak lemas. elektrolit
TD : 136/96,
Nadi : 70x/menit, RR : 20/menit,
Suhu : 36,7˚c

2 DS : Klien mengatakan selalu Penurunan Kelelahan


merasakan lemah dan kelelahan
produksi
walaupun tidak melakukan
metabolisme
aktivitas berat
DO : Berdasarkan hasil energi,
pemeriksaan laboratorium
defisiensi
didapatkan adanya peningkatan
insulin dan
kadar gula darah dalam darah
yaitu 359. peningkatan

19
kebutuhan

energi.

XII. PRIORITAS MASALAH


1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

output yang berlebihan.

2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi metabolisme energi,

defesiensi insulin dan peningkatan kebutuhan energi.

XIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan / Intervensi


No Rasionalisasi
Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan

1 Gangguan Tujuan : 1. Pantau 1. Hipovolemi


Kebutuhan tanda-tanda k dapat
keseimbangan cairan atau vital. dimanifestas
hidrsi pasien 2. Kaji ikan oleh
cairan dan
terpenuhi. nadi dan hiotensi dan
elektrolit Kriteria hasil : turgor kulit. takikardi.
1. Tanda-tanda 3. Pantau 2. Merupakan
berhubungan vital stabil msukan dan indikator
2. Turgor kulit pengeluaran. dari tingkat
dengan output baik. dehidrasi
3. Capillari atau volume
yang berlebihan.
refill kurang sirkulasi
dari 2 detik yang
adekuat.
3. Memberikan
perkiraan
kebutuhan
akan cairan

20
pengganti.
2 Kelelahan Tujuan : 1. Diskusikan 1. Mempermud
berhubungan dengan ah pasien
dengan penurunan Setelah pasien untuk
produksi dilakukan kebutuhan melakukan
metabolisme tindakan aktivitas buat aktivitas.
energy,defesiensi aktivitas dan jadwal 2. Mencegah
insulin dan latihan pasien perencanaaan kebosanan
peningkatan tidak terganggu pasien dan dalam
kebutuhan energi dan tidak identifikasi melakukan
mudah lelah. aktivitas aktivitas.
Kriteria hasil : yang 3. Untuk
menimbulkan memantau
Pasien kelelahan. keadaan
mengungkapka 2. Berikan umum.
n peningkatan aktivitas 4. Untuk
tingkat energi, alternatif mengetahui
menunjukkan dengan seberapa
perbaikan priodik kalori yang
kemampuan istirahat yang dibutuhkan
untuk cukup atau tubuh.
berpartisipsi tanpa 5. Meningkatk
dalam aktivitas diganggu. an perasaan
yng diinginkan. 3. Pantau tanda- dan kondisi
tanda vital pasien
sebelum dan dalam
sesudah beraktivitas.
aktivitas.
4. Diskusikan
cara
menghemat
kaloriberakti
vitas
5. Tingkatkan
partisifikasi
pasien dalam
melakukan
aktivitas
sehari-hari
sesuai
toleransi

21
XIV. IMPLEMENTASI
No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Gangguan keseimbangan 1. Memantau S : Klien
cairan dan elektrolit tanda-tanda vital. mengatakan
berhubungan dengan TD : 136/96 lemas, mual, klien
output yang berlebihan HR : 70x/menit mengatakan
RR : 20/menit sering haus, dan
Temp : 36,7ºC sering BAK.
2. Mengkaji nadi O : Klien tampak
perifer, pengisian meringis, pucat,
kapiler, turgor kulit dan dan lemas.
membran mukosa TD : 145/126
HR : 70x/menit Nadi : 70/i
Membran mukosa RR : 22/menit
jelek. Suhu : 38˚c
3. Pantau masukan A : Masalah
dan pengeluaran, catat belum teratasi
berat jenis urin. P: Intervensi
dilanjutkan
1. Pantau tanda-
tanda vital.

2. Kaji nadi dan


turgor kulit.

3. Pantau msukan
dan pengeluaran

2 Kelelahan berhubungan 1. Diskusikan dengan S : Klien


dengan penurunan pasien kebutuhan mengatakan
produksi metabolisme aktivitas buat jadwal selalu merasakan
energy,defesiensi insulin perencanaaan pasien lemah dan
dan peningkatan dan identifikasi kelelahan
kebutuhan energi aktivitas yang walaupun tidak
menimbulkan melakukan

22
kelelahan. aktivitas berat
2. Memberikan aktivitas O : menganjurkan
alternatif dengan pengaturan
priodik istirahat yang jadwal istirahat.
cukup atau tanpa A : Masalah
diganggu. belum teratasi
3. Memantau tanda-tanda P : Intervensi
vital sebelum dan dilanjutkan
sesudah aktivitas. 1.Diskusikan
4. Diskusikan cara dengan pasien
kebutuhan
menghemat
aktivitas buat
kaloriberaktivitas jadwal
5. Tingkatkan perencanaaan
pasien dan
partisifikasi pasien
identifikasi
dalam melakukan aktivitas yang
aktivitas sehari-hari menimbulkan
kelelahan.
sesuai toleransi
2. Berikan
aktivitas
alternatif
dengan priodik
istirahat yang
cukup atau
tanpa diganggu.
3. Pantau
tanda-tanda
vital sebelum
dan sesudah
aktivitas.
4. Diskusika
n cara
menghemat
kaloriberaktivita
s
5. Tingkatka
n partisifikasi
pasien dalam
melakukan

23
aktivitas sehari-
hari sesuai
toleransi

XV.EVALUASI

NO Tanggal/ Hari/ Catatan Perkembangan


Paraf
DX Jam (SOAP-SOAPIE)
13 juni 2020/ S : Klien mengatakan
Senin/ 15.20 lemas, mual, klien
sering haus, dan sering
BAK.
O : Klien tampak meringis,
pucat, dan lemas.
TD : 145/126
Nadi : 70/ menit
1 RR : 22/ menit
Temp : 38ºC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : 1. Pantau tanda-tanda
vital.
2. Kaji nadi dan turgor
kulit.
3. Pantau msukan dan
pengeluaran.

2 14 juni 2020/ S : Klien mengatakan


Selasa/ 16.22 merasakan lemah
dan kelelahan
walaupun tidak

24
melakukan aktivitas
berat.
O : Berdasarkan hasil
pemeriksaan
laboratorium
didapatkan adanya
peningkatan kadar
gula darah dalam
darah yaitu 600
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : 1. Diskusikan dengan
pasien kebutuhan
aktivitas buat
jadwal
perencanaaan
pasien dan
identifikasi
aktivitas yang
menimbulkan
kelelahan.
2. Berikan aktivitas
alternatif dengan
priodik istirahat
yang cukup atau
tanpa diganggu.
3. Pantau tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah aktivitas.
4. Diskusikan cara
menghemat
kaloriberaktivitas

25
5. Tingkatkan
partisifikasi pasien
dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
sesuai toleransi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolism karbohidrat,dimana glukosa

darah tidak dapat digunakan dengan baik,sehingga menyebabkan keadaan

hiperglikemia. Dengan kata lain,diabetes mellitus adalah penyakit yang

ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi melebihi batas-batas normal

(Anik maryunani,2008).

2. Penyebab dari Diabetes Mellitus yaitu :

a. Diabetes tipe I

1) Faktor genetik

2) Faktor-faktor imunologi

3) Faktor lingkungan

b. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin

dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum

diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin. Faktor-faktor resiko :

1) Usia

2) Obesitas

26
3) Riwayat keluarga

27

Anda mungkin juga menyukai