Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala ruangan RPDP dan
sesama teman sejawat yang telah membantu merawat pasien sehingga Askep ini
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Askep ini. Semoga Askep ini dapat memberikan informasi bagi
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa jenis DM, tetapi umumnya hanya dua kategori yang dikenal yaitu
Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM, Tipe I) dan Non Insulin Independent
Diabetes Melitus) (NIDDM, Tipe II). Kemajuan ilmu dan teknologi telah
memberikan dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia. Salah satu
perubahan pola hidup. Di USA, jumlah klien DM telah meningkat tajam dimana
terdapat 8 juta orang mengalami NIDDM, dan 1 juta orang mengalami IDDM
serta kemungkinan lebih dari 4 juta orang yang belum terdiagnosa (Golemon dan
Gurin 1993). Menurut Black dan Matassarin Jacob (1997) jumlah keseluruhan
klien dengan DM adalah 114 juta, tetapi separuh dari jumlah itu belum
keluarga tentang kesehatan dapat menjadi masalah serius karena keluarga tidak
bagaimana cara melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, tidak
2
tepat, sehingga pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mellitus.
2. Tujuan khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi melebihi batas-batas
toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes
mellitus [IDDM]).
4
B. .Etiologi
1. Diabetes tipe I
a. Faktor genetik
terjadinya DM tipe I.
c. Faktor lingkungan
2. Diabetes Tipe II
Menurut Anik maryunani (2008) tanda dan gejala diabetes mellitus adalah :
1. Gejala khas
Terdapat beberapa keluhan yang sangat dikenali sejak zaman dahulu kala
5
b) Banyak minum (polidipsia)
mellitus. Misalnya :
sulit sembuh
D. Komplikasi
a) Komplikasi akut
bebtuk komplikasi,yaitu :
1. Hipoglikemia
6
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula dalamdarah
kesadaran/pingsan.
2. Hiperglikemia
3. Ketoasidosis
7
b) Komplikasi kronik
Jika kadar gula darah tetap tinggi akan timbul komplikasi yang mengenai :
ini disebabkan karena jaringan tungkai dan kaki rusak lalu mati
sampai ke lutut dan pada keadaan ini bisa terjadi indikasi untuk
amputasi.
yang menyerang :
8
Sering ganti kaca mata,cepat katarak,dan terserang glaukoma
E. Terapi
1. IVFD RL 20 tetes/menit.
4. Metoformin 3x1
5. Paracetamol 3x1
F. Penatalaksanaan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
9
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
a) Diet
b) Latihan
c) Pemantauan
e) Pendidikan
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Z
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 52 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jaromah Mee
Tanggal masuk rumah sakit : 12 Juni 2020
No. Register : 360923
Ruang/kamar : jeumpa 1
Golongan darah :o
Tanggal pengkajian : 13 Juni 2020
Diagnosa medis : Diabetes Melitus
B. Penangguang jawab
Nama : Ny.R
Hubungan dengan pasien : Anak
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jaromah Mee
II. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan lemas (+), pasien juga mengeluh sering BAK di
malam hari, sering lapar dan haus, riwayat DM (+).
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien mengeluh masih lemas, penglihatan kabur, cepat haus dan lapar
terutama di malam hari.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
11
DM “Diabetes Mellitus”.
Berobat kedokter
Tidak Pernah
G.
44 tahun
Perempuan hidup
12
Laki- laki hidup
Klien
Garis keturunan
13
TD : 132/97 mmhg
Nadi : 78x/menit
RR : 20x/menit
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Kepala : Bentuk simetris
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak
merata, keadaan rambut baik
Bau : Rambutnya tidak berbau
Warna kulit : hitam
c. Wajah : Oval, tidak ada kelainan
d. Warna kulit : hitam
e. Struktur wajah : Lonjong
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
b. Palpebra
Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan
c. Konjuktiva dan sclera
Konjuktiva dan sclera pucat
d. Pupi
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan cahaya
e. Kornea
Kornea dan iris klien tidak terjadi gangguan
f. Visus
Visus klien normal/dapat melihat dalam ketajaman 6/6
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septumnasi
tulang hidup dan posisi septumnasi normal/simetris
b. Lubang hidung
Lubang hidung klien normal/simetris kiri dan kanan
14
c. Cuping hidung normal
Tidak terdapat cuping hidung pada klien
4. Telinga
a. Bentuk telinga
b. Ukuran telinga
c. Ketajaman pendengaran
a. Keadaan bibir
c. Keadaan lidah
15
E. Pemeriksaa thorak/dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thorak : Simetris kiri dan kanan
b. Pernafasan : Normal
c. Frekuensi : 20x/menit
d. Irama : Reguler/teratur
F. Pemeriksaan abdomen
Peristaltik (+).
Nyeri tekan (-)
16
2. Meningeal sign :
Tidak adanya kaku kuduk
3. Status mental
a. Kondisi emosi : Dapat mengontrol emosi
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir : Proses pikir baik
d. Motivasi : Klien menginginkan kesembuhan
secepatnya.
e. Bahasa : Klien dapat berbicara dengan baik
4. Fungsi nervus
cranial
Klien mampu membedakan aroma obat dan buah-buahan
5. Fungsi motorik
Fungsi motorik ekstremitas atas dan bawah terganggu
6. Fungsi sensorik
Klien dapat merasakan panas, dan rangsangan dingin
7. Refleks
Refleks klien normal
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola tidur
1. Sebelum sakit :
normal
2. Selama sakit :
terganggu
B. Pola eliminasi
1. Sebelum Sakit :
a. BAB
Pola BAB : 3x sehari
Karakteristik Fases
- Warna : Normal
- Konsistensi : Normal
- Bau : Normal
17
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
b. BAK
Pola BAK : Rutin
Karakteristik : Normal
- Warna : Kuning jernih, tidak ada
hematuria
2. Selama Sakit
a. BAB
Pola BAB : 5 hari sekali
b. BAK
Pola BAK : Tidak normal/poliurinaria
C. Pola Makan dan Minum
1. Sebelum sakit
a. Pola makan : normal/tidak ada
pantangan
2. Selama sakit
a. Pola makan : tidak normal
D. Kebersihan diri/personal hygiene
1. Sebelum sakit : baik
3. Selama sakit : Kurang baik
E. Pola kegiatan / aktifitas
1. Sebelum sakit : bertani
2. Selama sakit :Aktifitas terhambat, klien
hanya tidur
F. Kebiasaan ibadah
1. Sebelum sakit : Rutin
2. Sesudah sakit : Tidak rutin
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGAN/DIAGNOSTIK
A. Laboratorium
Protein total : 6,6-8,7 mg/dl
Albumin : 3,8-4,4 mg/dl
18
Ureum : 20-40 mg/dl
Kreatinin : 0,7-1,1 mg/dl
Glukosa puasa : 359 mg/dl
IVFD RL 20 tts/1
Metoformin 3x1
Paracetamol 3x1
19
kebutuhan
energi.
20
pengganti.
2 Kelelahan Tujuan : 1. Diskusikan 1. Mempermud
berhubungan dengan ah pasien
dengan penurunan Setelah pasien untuk
produksi dilakukan kebutuhan melakukan
metabolisme tindakan aktivitas buat aktivitas.
energy,defesiensi aktivitas dan jadwal 2. Mencegah
insulin dan latihan pasien perencanaaan kebosanan
peningkatan tidak terganggu pasien dan dalam
kebutuhan energi dan tidak identifikasi melakukan
mudah lelah. aktivitas aktivitas.
Kriteria hasil : yang 3. Untuk
menimbulkan memantau
Pasien kelelahan. keadaan
mengungkapka 2. Berikan umum.
n peningkatan aktivitas 4. Untuk
tingkat energi, alternatif mengetahui
menunjukkan dengan seberapa
perbaikan priodik kalori yang
kemampuan istirahat yang dibutuhkan
untuk cukup atau tubuh.
berpartisipsi tanpa 5. Meningkatk
dalam aktivitas diganggu. an perasaan
yng diinginkan. 3. Pantau tanda- dan kondisi
tanda vital pasien
sebelum dan dalam
sesudah beraktivitas.
aktivitas.
4. Diskusikan
cara
menghemat
kaloriberakti
vitas
5. Tingkatkan
partisifikasi
pasien dalam
melakukan
aktivitas
sehari-hari
sesuai
toleransi
21
XIV. IMPLEMENTASI
No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
1 Gangguan keseimbangan 1. Memantau S : Klien
cairan dan elektrolit tanda-tanda vital. mengatakan
berhubungan dengan TD : 136/96 lemas, mual, klien
output yang berlebihan HR : 70x/menit mengatakan
RR : 20/menit sering haus, dan
Temp : 36,7ºC sering BAK.
2. Mengkaji nadi O : Klien tampak
perifer, pengisian meringis, pucat,
kapiler, turgor kulit dan dan lemas.
membran mukosa TD : 145/126
HR : 70x/menit Nadi : 70/i
Membran mukosa RR : 22/menit
jelek. Suhu : 38˚c
3. Pantau masukan A : Masalah
dan pengeluaran, catat belum teratasi
berat jenis urin. P: Intervensi
dilanjutkan
1. Pantau tanda-
tanda vital.
3. Pantau msukan
dan pengeluaran
22
kelelahan. aktivitas berat
2. Memberikan aktivitas O : menganjurkan
alternatif dengan pengaturan
priodik istirahat yang jadwal istirahat.
cukup atau tanpa A : Masalah
diganggu. belum teratasi
3. Memantau tanda-tanda P : Intervensi
vital sebelum dan dilanjutkan
sesudah aktivitas. 1.Diskusikan
4. Diskusikan cara dengan pasien
kebutuhan
menghemat
aktivitas buat
kaloriberaktivitas jadwal
5. Tingkatkan perencanaaan
pasien dan
partisifikasi pasien
identifikasi
dalam melakukan aktivitas yang
aktivitas sehari-hari menimbulkan
kelelahan.
sesuai toleransi
2. Berikan
aktivitas
alternatif
dengan priodik
istirahat yang
cukup atau
tanpa diganggu.
3. Pantau
tanda-tanda
vital sebelum
dan sesudah
aktivitas.
4. Diskusika
n cara
menghemat
kaloriberaktivita
s
5. Tingkatka
n partisifikasi
pasien dalam
melakukan
23
aktivitas sehari-
hari sesuai
toleransi
XV.EVALUASI
24
melakukan aktivitas
berat.
O : Berdasarkan hasil
pemeriksaan
laboratorium
didapatkan adanya
peningkatan kadar
gula darah dalam
darah yaitu 600
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I : 1. Diskusikan dengan
pasien kebutuhan
aktivitas buat
jadwal
perencanaaan
pasien dan
identifikasi
aktivitas yang
menimbulkan
kelelahan.
2. Berikan aktivitas
alternatif dengan
priodik istirahat
yang cukup atau
tanpa diganggu.
3. Pantau tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah aktivitas.
4. Diskusikan cara
menghemat
kaloriberaktivitas
25
5. Tingkatkan
partisifikasi pasien
dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
sesuai toleransi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi melebihi batas-batas normal
(Anik maryunani,2008).
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes Tipe II
1) Usia
2) Obesitas
26
3) Riwayat keluarga
27