TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi
(terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang
tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik
tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu
pembentukkan.
Fungsi tanah secara fisik adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran sebagai penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air
dan hara ke akar tanaman. Fungsi tanah secara kimiawi adalah sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa senyawa organik maupun anorganik
sederhana dan unsur-unsur esensial, seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B,
Cl). Fungsi tanah secara biologi sebagai habitat dari organisme tanah yang turut
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman.
5
6
Integritas dari ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi) secara integral mampu
Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara
bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat menembus
tanah lebih dalam. Struktur tanah mempengaruhi hubungan air dan tanah, aerasi,
unsur-unsur hara, dan produksi potensial tanah (Utomo, 1994). Kerusakan struktur
tanah akan berdampak terhadap penurunan jumlah makroporositas tanah dan lebih
lanjut diikuti penurunan laju infiltrasi di permukaan tanah dan peningkatan limpasan
pertumbuhan tanaman secara optimal. Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di
dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di
dalam dan di antara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap
keadaannya. Bentuk struktur dan ikatan antar agregat tanah menentukan tingkat
kemantapan agregat. Agregat yang mantap akan mempertahankan ruang pori dalam
7
tanah sehingga infiltrasi dan KHJ (Konduktivitas Hidrolik Jenuh) dapat berjalan
berhubungan dengan aspek struktur dari pada aspek tekstur tanah (Sarief, 1986)
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat
tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah
berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas,
berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah
perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan
kasar halusnya tanah. Tanah bertekstur halus memperlambat gerakan udara dan air
walaupun dijumpai ruang pori yang banyak. Tanah dengan tekstur halus didominasi
oleh pori mikro daripada pori makro (Soepardi, 1983). Hardjowigeno (1992),
permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Di
dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan. Bahan organik
terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan surveyor tanah
dalam menetapkan kelas tekstur tanah di lapangan. Berbagai lembaga penelitian atau
institusi mempunyai kriteria sendiri untuk pembagian fraksi partikel tanah. Sebagai
8
maka dalam penyajian hasil analisis perlu dicantumkan sistem klasifikasi mana yang
digunakan. Di Balai Penelitian Tanah digunakan sistem USDA (LPT, 1979). Tanah
dengan berbagai perbandingan pasir, debu dan liat dikelompokkan atas berbagai kelas
Unsur hara tanaman adalah unsur yang diserap oleh tumbuhan. Menurut
Hanafiah (2007: 252), unsur kimiawi yang dianggap esensial sebagai unsur hara
a) unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan
tanaman,
c) jika tanaman mengalami defesiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur tersebut.
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Posfor (P), Kalium (K),
Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Tembaga (Cu), Boron (B), Molybdenium
(Mo), Chlor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), dan Seng (Zn). Karbon, hidrogen dan
Oksigen berasal dari udara dan air tanah, sedangkan yang lainnya berasal dari tanah
dan pupuk. Semua unsur hara yang disebutkan diatas dapat dibedakan lagi atas dua
bagian yaitu :
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang banyak. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah yang sedikit. Yang termasuk unsur hara makro adalah N, P,
K, Ca, Mg, dan S, sedangkan unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mo, B, Cl, Mn
(Effendi, 1981).
10
Untuk lebih mengoptimalkan peran tanah dalam dunia pertanian maka tanah
tanah ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai produktivitas tanah. Produktivitas
bawah suatu sistem pengelolaan tanah tertentu. Produktivitas tanah dapat dilihat dari
koloid yang dinetralisasikan oleh kation yang mudah diganti. Kapasitas tukar kation
bergantung pada tipe dan jumlah kandungan bahan organik, kandungan liat, dan pH
tanah. Keadaan tanah yang sangat masam menyebabkan tanah kehilangan kapasitas
tukar kation dan kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk dapat ditukar,
sangat berhubungan dengan komposisi tanah seperti jumlah pasir, liat, bahan organik
11
dan kadar air (Faharani, dkk, 2007). Pengukuran EC tanah relatif mudah dan cepat
dilakukan dibandingkan pengukuran sifat tanah yang lainnya dan pemetaan EC tanah
strategi pengelolaan lahan. Nilai EC tanah umumnya sangat konstan untuk jangka
panjang sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengetahui kondisi tanah secara cepat
(Faharani, dkk, 2007). EC tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
a) Porositas tanah, makin besar porositas tanah, makin mudah listrik dihantarkan.
Tanah dengan kandungan liat yang tinggi mempunyai porositas yang lebih tinggi
nilai EC tanah.
b) Kadar air tanah, tanah kering mempunyai nilai EC yang lebih rendah
d) Kapasitas tukar kation (KTK), tanah mineral mengandung tingkat bahan organik
kemampuan dalam menahan ion bermuatan positif (seperti Ca, Mg, K, Na, NH4
atau H). Keberadaan ion tersebut dalam pori-pori yang berisi air akan
e) Suhu tanah, seiring menurunnya suhu ke arah titik beku, nilai EC akan menurun
secara berlahan.
12
meningkat jika tanah mempunyai pori yang besar, mempunyai retakan dan
tergantung oleh gabungan sifat tanah dan cairannya. Karakteristik tanah yang
(Hillel, 1998).
Ada dua teknik yang digunakan untuk mengukur EC tanah di lapangan, yaitu:
arus yang melewati permukaan bumi, tetapi tidak terjadi membuat kontak fisik.
arus listrik ke dalam tanah melalui elektroda logam terisolasi yang menembus
permukaan tanah. Perangkat ini mengukur langsung drop tegangan antara sumber dan
13
memperkirakan banyak sifat kimia dan fisik lainnya dari tanah non-garam, termasuk
kadar air (Kachanoski, 1988), kandungan liat (Williams dan Hoey, 1987), kapasitas
tukar kation (McBride dkk., 1990), kedalaman claypans (Doolittle dkk.,1994), tanah
karbon organik ( Jaynes dkk., 1996) dan perilaku herbisida dalam tanah (Jaynes dkk.,
rumus:
C = konduktansi (mho)
kapasitansi dan impendensi listrik pada suatu media berpori dengan kadar air.
Kontribusi air tanah terhadap keragaman air tanah terhadap keragaman nilai
impendensi listrik. Air tanah cenderung meningkat dan sebaliknya udara di dalam
Fenomena tersebut sejalan dengan teori hubungan dielektrik dan air tanah yang
Tanah yang memiliki kadar air tinggi memiliki konduktivitas listrik tinggi,
sebaliknya tanah yang memiliki kadar air sedikit/rendah memiliki tahanan tanah yang
besar karena kemampuan mengalirkan arus juga kecil (konduktivitas rendah karena
2.4 Sensor
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor
kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya. (Choir, 2012). Sedangkan
menurut Manik, (2013) Sensor adalah alat yang dapat menerima rangsangan dan
merespon dengan suatu sinyal elektrik. Rangsangan adalah kuantitas, sifat, atau
kondisi yang di rasakan dan di konversi ke dalam sinyal elektrik. Tujuan dari suatu
sensor adalah untuk merespon suatu masukan sifat fisis (rangsangan) dan
digolongkan menjadi dua jenis, yakni sensor kelembaban jenis kapasitif dan jenis
molekul air, sedangkan prinsip dasar pengukuran sensor kelembaban jenis resistif
dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi zat meskipun jumlah zat
b) Selektifitas, yaitu sejauh mana sensor memiliki kemampuan menyeleksi gas atau
cairan yang ingin dideteksinya. Sifat ini tidak kalah penting dengan sensitifitas
mengingat gas atau cairan yang dideteksi tentunya akan bercampur dengan zat
c) Waktu respon dan waktu pemulihan, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk
mengenali zat yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan waktu
d) Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama untuk suatu gas, serta seberapa lama
Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan
Osilator yang digunakan pada penelitian ini adalah IC 555. IC 555 yang
mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen elektronika yang
cukup terkenal, sederhana, serba guna dengan ukurannya yang kurang dari 1/2
cm2 dan harganya di pasaran sangat murah. Pada dasarnya aplikasi utama IC
rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay,
(Sumber : www.datasheetcatalog.com)
17
apabila supply diberikan, Vcc Volt. Kaki 2 memberi trigger dari tegangan
yang tinggi (Vcc) menuju 1/3 Vcc (<1/3 Vcc). Turunnya tegangan pada
trigger input dibawah 1/3 Vcc, akan membuat kaki 3 (output) akan high
sehingga kaki 7 mempunyai nilai hambatan yang besar terhadap ground dan
ini akan mematikan discharge transistor. Kaki 3 (output) low terjadi karena
tegangan pada kaki 7 (threshold input) melebihi tegangan pada kaki 5 (control
voltage) atau 2/3 Vcc. Kaki 7 akan mempunyai nilai hambatan yang rendah
K, dan nilai C1 ditentukan oleh keadaan tanah yang diukur, sehingga
f= …………………………………………… (2)
( )
c) LCD
tampilan waktu berupa detik, menit, dan jam. Sehingga melalui LCD dapat
(Setyawan,2010).
18
contoh kapasitansi antara dua batang paralel akan berbeda dengan di antara dua plat
paralel karena sifat listrik bidang distribusi sekitar obyek bermuatan listrik. Beberapa
contoh jenis penginderaan elektroda yang sudah dikembangkan yaitu, batang silinder,
salah satu komponen pada rangkaian listrik yang dapat menyimpan dan melepas
energi listrik dalam bentuk muatan-muatan listrik. Kapasitor plat sejajar ditunjukan
oleh Gambar 3. Saat pertama kali dihubungkan dengan sumber listrik, kapasitor akan
mengisi dirinya dengan muatan-muatan listrik, peritstiwa inilah yang disebut dengan
dalamnya sehingga rangkaian listrik akan bersifat open. Namun saat sumber listrik
dimatikan dari rangkaian, kapasitor dapat bersifat sebagai sumber listrik dengan cara
( ) ……………………………………………………………… (3)
Dimana :
C = kapasitansi (f)
K = konstantan dielektrik
Nilai Kapasitansi dapat ditentukan ke dalam 2 cara yaitu Jika dua kapasitor
yang terhubung dalam paralel, maka kedua konduktor akan memiliki tegangan yang
Ct = , or................................................................................... (4)
Ct = ...................................................................................... (5)
Namun, jika dua atau lebih kapasitor dihubungkan secara seri, tegangan pada dua
terminal akan berbeda untuk setiap kapasitor, sehingga kapasitansi dapat dinyatakan
sebagai :
20
= , or ................................................................................... (6)
= .......................................................................................... (7)
Sensor kapasitif merupakan sensor yang terdiri dari dua plat sejajar yang
didalamnya terdapat bahan elektrik dan bekerja berdasarkan perubahan muatan energi
listrik yang dapat disimpan oleh sensor karena adanya pergeseran jarak lempeng,
Sensor kapasitif dapat merespon berbagai hal seperti: gerakan, komposisi kimia, dan
medan listrik. Sensor kapasitif juga dapat merespon berbagai variabel yang telah
tekanan, percepatan, tinggi, dan komposisi fluida. Sensor kapasitif juga menggunakan
elektroda kondutif dengan dielektrik (Putra, 2013). Umumnya bahan dielektrik adalah
bahan isolator atau bahan yang tidak bisa menghantarkan listrik. Fermitivitas bahan
Muatan listrik terjadi akibat adanya aliran listrik yang merupakan aliran
(Johanson, 2000).
21
Sumber: Physics for Scientist and Engineer with Modern Physics. 2000
membangun sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun
meramalkan suatu fenomena alami atas dasar fenomena yang lain. Suatu model
persamaan yang menghasilkan garis regresi linear dengan deviasi kecil bersifat
memperkecil angka simpangan baku antara besarnya angka pengamatan dan angka
hasil prediksinya (Asdak, 2010). Besarnya angka korelasi menentukan kuat atau
Sesuai atau tidaknya model matematis tersebut dengan data yang digunakan
dapat ditunjukkan dengan mengetahui besarnya nilai r2 atau juga disebut sebagai
Sebaliknya, apabila variasi yang ada tidak ada yang bisa dijelaskan oleh model