Disusun oleh:
Kelompok 3A-Farmasi 7A 2015
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-NYA penyusun dapat menyelesaikan makalah Praktikum
Biofarmasetika Farmakokinetika mengenai proses farmakokinetika obat di dalam
tubuh setelah pemberian secara bolus intravena dengan simulasi model in vitro
farmakokinetik obat mengikuti model 2 kompartemen terbuka. Adapun tugas
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Biofarmasetika Farmakokinetika.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Biofarmasetika Farmakokinetika yang telah memberikan panduan dan
arahan praktikum pada praktikan, serta tak lupa penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membatu, atas bantuan yang telah
diberikan serta kontribusi dalam menyumbangkan waktu dan pikirannya. Harapan
kami sebagai penyusun makalah, semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
(Penyusun)
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakokinetika dapat didefinisikan sebagai setiap proses yang
dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. Dalam arti sempit farmakokinetika khususnya mempelajari
perubahan–perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya di dalam darah
dan jaringan sebagai fungsi dari waktu. Tubuh kita dapat dianggap sebagai
suatu ruangan besar, yang terdiri dari beberapa kompartemen yang terpisah
oleh membrane – membrane sel. Sedangkan proses absorpsi distribusi dan
ekskresi obat dari dalam tubuh pada lintasan obat melalui membran tersebut
(Tjay dan Rahardja, 2002).
Konsep dasar dari farmakokinetika adalah salah satunya memahami
parameter–parameter farmakokinetika, yaitu parameter farmakokinetika
primer meliputi volume distribusi (Vd), klirens (Cl), dan kecepatan absorpsi
(Ka), sekunder meliputi kecepatan eliminasi (Ke) dan T1/2 AUC dan Css.
Dengan konsep–konsep tersebut dilakukan simulasi in vitro dengan
parameter-parameter farmakokinetika dan lebih memahami setiap
parameternya.
Setelah dibuat suatu model farmakokinetik dalam praktikum ini dapat
digunakan untuk karakterisasi suatu obat dengan meniru suatu perilaku dan
nasib obat dalam system biologis jika diberikan dengan suatu pemberian rute
utama dan bentuk dosis tertentu. Model dapat melukiskan dan
memperkirakan kinetika disposisi obat.
1
3. Mampu menentukan berbagai parameter farmakokinetik pada model 2
kompartemen terbuka.
4. Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skala
semilogaritmik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
kompartemen jaringan yang diperfusi lebih kecil. Setelah kesetimbangan
dicapai, hilangnya obat dari kompartemen sentral merupakan suatu proses
tunggal dari order kesatu sebagai keseluruhan proses eliminasi obat dari
tubuh.proses kedua ini laju prosesnya lebih lambat dan dikenal sebagai fase
eliminasi.
Jika parameter-parameter model ditentukan, kadar obat dalam
kompartemen jaringan teoritik dapat dihitung. Konsentrasi obat dalam
kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu
kelompok jaringan dan bukan merupakan konsentrasi obat yang sebenarnya
dalam tiap jaringan anatomik. Konsentrasi obat yang sebenarnya dalam
jaringan kadang-kadang dapat dihitung dengan penambahan kompartemen-
kompartemen ke dalam model sampai diperoleh suatu kompartemen yang
menyerupai konsentrasi jaringan percobaan.
4
order kesatu sebagai keseluruhan proses eliminasi obat dari tubuh.proses kedua ini
laju prosesnya lebih lambat dan dikenal sebagai fase eliminasi.
Sehingga dapat disimpulkan kurva dari dua model kompartemen tersebut
adalah :
5
ketelitian dari praktikan seperti kesalahan dalam pengambilan cuplikan serta
volume dalam alat yang tidak konstan setiap waktunya.
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
No Alat Bahan
.
1 Labu ukur 100 ml
2 Gelas ukur 100 ml
3 Gelas beker 500 ml
Aquadest
4 Corong
5 Spuit
6 Strirrer
7 Selang kecil
8 Botol infus
9 Alat uji i.v kompartemen 2 terbuka
Parasetamol
10 Rak dan tabung reaksi
11 Gelas ukur 10 ml
12 Hotplate
7
BAB IV
A. Hasil
1. Perhitungan Pembuatan Larutan Induk Parasetamol 1000 ppm.
8
- 1000 ppm
100 mg 1mg 1000 µg
100 ml
= ml
= ml = 1000 ppm
(100 mg parasetamol, add 100 ml aquades)
Kalibrasi Parasetamol
1.4
1.2
1.2
f(x) = 0.04 x + 0.09 1
1 R² = 1
Absorbansi
0.76
0.8
0.6 0.53
0.4 0.31
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi (ppm)
9
Waktu Konsentrasi Hasil Konsentrasi Sebenarnya
Absorbansi
(menit) Spektro (ppm) (ppm)
13,46 y = 0,0447x + 0,0881
0,690 = 0,0447x + 0,0881
2,5 0,690
x = 0,690 – 0,0881 / 0,0447
x = 13,4653
12,44 y = 0,0447x + 0,0881
0,644 = 0,0447x + 0,0881
5 0,644
x = 0,644 – 0,0881 / 0,0447
x = 12,4362
10,49 y = 0,0447x + 0,0881
0,557 = 0,0447x + 0,0881
7,5 0,557
x = 0,557 – 0,0881 / 0,0447
x = 10,4899
8,67 y = 0,0447x + 0,0881
0,476 = 0,0447x + 0,0881
10 0,476
x = 0,476 – 0,0881 / 0,0447
x = 8,6779
6,22 y = 0,0447x + 0,0881
0,366 = 0,0447x + 0,0881
15 0,366
x = 0,366 – 0,0881 / 0,0447
= 6,217
4,50 y = 0,0447x + 0,0881
0,289 = 0,0447x + 0,0881
20 0,289
x = 0,289 – 0,0881 / 0,0447
x = 4,4944
1,70 y = 0,0447x + 0,0881
0,164 = 0,0447x + 0,0881
30 0,164
x = 0,164 – 0,0881 / 0,0447
x = 1,698
-0,42 y = 0,0447x + 0,0881
0,069 = 0,0447x + 0,0881
45 0,069
x = 0,069 – 0,0881 / 0,0447
x = -0,4273
60 0,023 -1,45 y = 0,0447x + 0,0881
10
0,023 = 0,0447x + 0,0881
x = 0,023 – 0,0881 / 0,0447
x = -1,4564
8 R² = 0.88 6.22
6 4.5
4
1.7
2
-0.42
0 -1.45
0 10 20 30 40 50 60 70
-2
-4
Waktu (Menit)
5. Fase Eliminasi
Diambil dari fase terminal data kurva (bagian yang linier), dibuat
persamaannya:
11
Konsentrasi
Waktu
(Cp) Ln Cp
(menit)
(ppm)
20 4,4944 1,5028
30 1,698 0,5295
45 -0,4273 -
60 -1,4564 -
0.8
0.6
0.4
0.2
0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu (Menit)
6. Fase Distribusi
- Melalui persamaan Ln Cp = Ln B - β t, dimasukkan nilai t (t = 2,5
menit hingga t = 15 menit) untuk mencari kadar ekstrapolasi tiap
waktu (fase distribusi):
12
Waktu Cp Cp’
(menit) (ppm) (ppm)
Ln Cp = Ln B - β t
Ln Cp = 1,8919 – 0,0357
2,5 13,46 (2,5)
Ln Cp = 1,8027
Cp = 6,066
Ln Cp = Ln B - β t
Ln Cp = 1,8919 – 0,0357
5 12,44 (5)
Ln Cp = 1,7134
Cp = 5,5478
Ln Cp = Ln B - β t
Ln Cp = 1,8919 – 0,0357
7,5 10,49 (7,5)
Ln Cp = 1,6242
Cp = 5,0744
Ln Cp = Ln B - β t
Ln Cp = 1,8919 – 0,0357
10 8,67 (10)
Ln Cp = 1,5349
Cp = 4,6409
Ln Cp = Ln B - β t
Ln Cp = 1,8919 – 0,0357
15 6,22 (15)
Ln Cp = 1,3564
Cp = 3,8822
13
7,5 10,4899 5,0744 5,4155 1,689265
10 8,6779 4,6409 4,037 1,395502
15 6,217 3,8822 2,3348 0,847926
1.5
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Waktu (Menit)
y = 2,3438 – 0,0964x
Ln Cp = Ln A - α t
Cp = A e- α t
Cp = 10,4208 e -0,0964 t
14
Cp = B e-β t + A e- α t
Cp = 6,632 e -0,0357 t + 10,4208 e -0,0964 t
8. Nilai Parameter
Nilai
Teoritis Praktikum
Parameter
M1 x V1 = M2 x V2 Ln C = Ln Co – kt
1000 ppm x 10 ml = x ppm xLn C = 2,6172 –
Co 800 ml 0,0516t
x =10.000ppm/800 Ln Co = 2,6172
x = 12,5 ppm Co = 13,6973 ppm
k = Cl / Vd Ln C = Ln Co – kt
k = 37 ml/menit/800 ml Ln C = 2,6172 –
k
k = 0,04625 / menit 0,0516t
k = 0,0516/ menit
T1/2 = 0.693 / k T1/2 = 0.693 / k
T1/2 T1/2 = 0.693 / 0,04625 T1/2 = 0.693 / 0,0516
T1/2 = 14,9838 menit T1/2 = 12,4302 menit
37 ml /menit Cl = k x Vd
Cl = 0,0516/ menit x
Cl
800 ml
Cl = 41,28 ml/menit
AUC = Co / k AUC = Co / k
AUC = 12,5 µg/ml / AUC = 13,6973
AUC 0,04625 /menit µg/ml / 0,0516/menit
AUC = 0,2703 mg.menit/ml AUC = 0,2655
mg.menit/ml
Do = 10 ml x 1000 ppm Do = 10 ml x 1000
Do = 10 ml x 1000 µg/ml ppm
Do = 10 ml x 1 mg/ml Do = 10 ml x 1000
Dosis Do = 10 mg/ml µg/ml
Do = 10 ml x 1 mg/ml
Do = 10 mg/ml
Vd 800 ml Vd = Do / Co
15
Vd = 10 mg/ml /
13,6973 µg/ml
Vd = 10.000 µg/ml /
13,6973 µg/ml
Vd = 730,071 ml
PEMBAHASAN
16
sampling dalam waktu yang berdekatan untuk mengetahui kapan distribusi dari
chamber ke 1 dan chamber ke 2 terjadi dan terjadi keseimbangan konsentrasi
diantara kedua chamber. Setiap pengambilan sampel dilakukan penggantian cairan
yang sama sejumlah cairan yang diambil untuk menjaga Vd tetap konstan.
17
Hasil ɑ menurut praktikum sebesar 0,0964 /menit. Parameter selanjutnya yaitu
konsentrasi distribusi pada waktu t = 0 ( A) dimana A yang didapatkan saat
praktikum yaitu 10,4208 ppm. Selanjutnya adalah konsentrasi eliminasi (B)
dimana B yang didapatkan saat praktikum yaitu 6,632 ppm.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model 2 kompartemen diasumsikan sebagai obat yang masuk ke dalam
tubuh ke pembuluh darah yang nantinya akan didistribusikan ke jaringan perifer
ke seluruh tubuh agar dapat berikatan dengan reseptor pada daerah yang
diinginkan. Kompartemen farmakokinetik dari obat ditetapkan secara kuantitatif
dan dijelaskan dengan bantuan parameter farmakokinetik. Parameter
farmakokinetik yang dihitung pada praktikum ini meliputi Co (Konsentrasi awal),
ß (Konstanta laju eliminasi), ɑ (konstanta laju distribusi ) t ½ (Waktu paruh
eliminasi dan distribusi), Vd (Volume distribusi), dan Cl (Klirens).
19
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Jakarta:
Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta