14 Tahu Tempe
14 Tahu Tempe
14 Tahu Tempe
14.1. Pendahuluan
299
Proses pembuatan tahu pada prinsipnya adalah dengan cara
mengekstraksi protein, kemudian mengumpulkannya, sehingga
terbentuk padatan protein. Cara penggumpalan susu kedelai yang
umum dilakukan adalah dengan penambahan bahan penggumpal
berupa asam, sehingga keasaman susu kedelai mencapai titik
isoelektriknya yaitu sekitar 4 sampai 5. Bahan penggumpal yang
biasa digunakan adalah asam cuka (CH3COOH), batu tahu
(CaSO4nH2O) dan larutan bibit tahu.
300
3. Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian
dilakukan peragian dengan cara mencampurkan ragi yang
telah dilarutkan, kemudian didiamkan selama kurang lebih 10
menit.
4. Ditiriskan hingga hampir kering, kemudian dibungkus. Setelah
fermentasi 2 hari diperoleh tempe.
301
Air Pencucian Kedelai Kotoran
Perendaman
Air Dingin (12-24 Jam)
air hangat 55C (1-2 Jam)
Penggilingan
Air Hangat (9:1)
Pemasakan
0
100 C (7-14 Menit)
Pemotongan
Tahu
Perendaman
0
Air Hangat 80 C
Tahu
Gambar 14.1. Bagan Proses Pembuatan Tahu
302
K e d e la i
D ic u c i d a n d ib e rs ih k a n A ir C u c ia n
D ire b u s s e la m a 3 0 m e n it
D ire n d a m s a tu m a la m
pada suhu kam ar
D itiris k a n A ir R e n d a m a n
P e m b u a n g a n K u lit A ri K u lit K e d e la i
K o tile d o n d id ih k a n
s e la m a 3 0 -9 0 m e n it
D itiris k a n d a n d id in g in k a n
pada suhu kam ar A ir P a n a s
D iin o k u la s i
d e n g a n ra g i te m p e
P engem asan
D iin k u b a s i (s u h u k a m a r)
s e la m a 3 8 - 4 8 ja m
T e m p e s ia p d ip a s a r k a n
303
14.4. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Tempe
304
4. Cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi
pencemar organik yang tinggi.
5. Memungkinkan diterapkan pada proses penguraian
limbah dalam jumlah besar.
6. Dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik (hidrokar-
bon berklor alifatik, trikloroetilena, triklorometana) dan
senyawa alami sulit terurai .
Penguraian anaerobik dipengaruhi oleh Suhu, waktu tinggal
(rentention time), pH, komposisi kimia air limbah, kompetisi antara
metanogen dan bakteri pengurai sulfat (sulfate reducing bacteria),
dan keberadaan bahan beracun (toxicants).
Kelebihan
Sirkulasi Lumpur Lumpur
Kelebihan
Sirkulasi Lumpur Lumpur
B. Parit Oksidasi
305
Sistem mengandalkan mikroorganisme yang dilekatkan pada
bahan pendukung. Dalam RBC bahan pendukungnya berupa
piringan tipis bundar (disk) yang dipasang rapat seri maupun
paralel dan terbuat dari bahan-bahan yang memungkinkan
mikroorganisme tumbuh melekat padanya. Bahan ini biasanya
terbuat dari material ringan, seperti PVC atau polystyrena,
sehingga konsumsi energi penggerak menjadi hemat.
Mikroorganisme mendapatkan pasokan oksigen dari udara, yaitu
pada saat setengah bagian piringan berkontak dengan udara dan
saat yang sama setengah bagian piringan lainnya berkontak
dengan air limbah yang diolah, sehingga mikroorganisme secara
periodik berkontak dengan udara.
306
14.5. Peranan Biofilter Dalam Pengolahan Limbah
307
Gambar 14.6.C. Reaktor Biofilm Sistem Piringan Biologi Putar
308
14.5.4. Jenis-Jenis Media
309
Gambar 14.7. Mekanisme Proses Metabolisme
Di Dalam Sistem Biofilm
310
14.5.6. Keunggulan Biofiler
1. Pengoperasiannya mudah
2. Lumpur yang dihasilkan sedikit
3. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan
konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi.
4. Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan
kecil.
311
14.6.3. Proses Pengolahan Lanjut
312
Proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerobik-
aerobik ini mempunyai beberapa keuntungan yakni :
313
Gambar 14.9. Proses Mikrobiologi Anaerobik Dan Aerobik,
Kaitannya Dengan Penguraian Bahan Organik Dan Fosfor
314
14.7. Disain IPAL Sederhana Sistem Kombinasi Biofilter
3
Anaerobik- Aerobik Kapasitas 3 – 5 M /Hari
Kolam Stabilisasi.
Kolam stabilisasi berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara limbah dengan waktu tinggal 4 jam, Dengan demikian
air yang akan masuk ke dalam reaktor berikutnya bisa kontinu,
sesuai dengan kapasitas pompanya. Pada kolam ini secara teknis
tidak diharapkan terjadi proses penguraian limbah, tetapi terjadi
penurunan BOD sekitar 5% akibat pengendapan dan penguraian
singkat. Saluran air yang akan masuk ke kolam stabilisasi
dilengkapi dengan bak kontrol dan saringan kasar, untuk
menghindari masuknya sampah atau bahan-bahan yang
mengganggu proses. Pada bagian awal dilengkapi dengan
pemisah minyak atau lemak. Kontruksi dasar kolam agak miring
untuk pembuangan lumpur.
Kolam Anaerobik.
Kolam anaerobik berfungsi sebagai tempat terjadinya
penguraian limbah secara anaerobik. Ruangan ini idealnya
merupakan ruangan yang tertutup rapat, agar proses berjalan
sempurnya dan gas hasil penguraian dapat dimanfaatkan. Waktu
tinggal dalam reaktor ini 8–14 jam. Pada proses pengolahan ini
ditargetkan 70 – 80% limbah dapat terurai. Kolam anaerobik
secara umum terbagi dua, ruangan pertama merupakan ruang
kosong tempat masuknya air dari kolam stabilisasi, sedangkan
ruang kedua merupakan ruang media yang berisi biofilter struktur
sarang tawon yang berfungsi sebagai media lekat bakteri. Bagian
dasar kolam ini juga dibuat miring agar memudahkan dalam
membersihkan endapan.
315
Kolam Aerobik
Kolam aerobik berfungsi mengolah limbah secara aerobik
dengan bantuan blower untuk menambah jumlah oksigen dalam
air. kolam aerobik juga terbagi dua ruangan, ruangan pertama
merupakan ruangan aerasi dengan dilengkapi blower dengan
kapasitas yang sesuai. Ruangan kedua merupakan ruangan
media biofilter tempat melekatnya bakteri aerobik. Waktu tinggal
yang dibutuhkan berkisar 4–6 jam. Efisiensi yang ditargetkan
pada kolam ini berkisar 15 – 20%. Tujuan utamanya
menghilangkan sisa hasil penguraian dari kolam anaerobik yang
tidak diinginkan, seperti naiknya kadar fosfat, sulfida dan
amoniak.
Media Biofilter
Populasi bakteri yang melekat menentukan efisiensi proses
yang akan terjadi, sehingga luas permukaan media biofilter
menjadi salah satu kriteria dalam pemilihan biofilter. Untuk limbah
organik tahu dan tempe, luas permukaan media biofilter yang
2
dipakai berkisar 200 – 225 m untuk setiap meter kubik media
biofilter. Sedangkan kemampuan beban BOD5 yang dapat diolah
3
berkisar 2,5 – 3 kg BOD5/m media/hari.
Pompa Sirkulasi
Pompa sirkulasi dipergunakan untuk menjaga agar sistem
tetap berjalan walaupun pasokan air limbahnya terhenti disamping
itu sirkulasi air ini juga membantu menghadapi “shock load” atau
masuknya beban limbah yang terlalu tinggi secara tiba-tiba. Untuk
reaktor anaerobik kapasitas pompa sirkulasi 10 – 15 % dari
kapasitas pompa air baku, sedangkan untuk reaktor aerobik
pompa sirkulasi dapat mencapai 25% dari pompa air bakunya.
316
14.7.2. Perencanaan
Bahan
Waktu Pengerjaan
317
Biaya Investasi
Biaya Operasi
318
IPAL dengan kapasitas yang lebih besar biaya pengolahan
limbah tiap meter kubiknya lebih murah dibandingkan IPAL kecil.
Pada reaktor dengan Tenaga operator khusus pada skala ini
belum diperlukan. Biaya listrik dan bahan kimia tidak terlalu besar.
Biaya yang agak tinggi adalah biaya kebersihan, karena tidak
memakai operator. (Tabel 14.1.).
3
Pada kapasitas 50 m /hari baiaya limbah sekitar Rp. 244,-
3
/m limbah. Biaya sebesar ini dapat dipungut dari para pembuat
tahu dan tempe dengan menghitung jumlah limbahnya atau
dengan menghitung pemakaian bahan baku kedelainya.
Gambar Teknis
319
320
3
Gambar 14.11. Disain IPAL Kapasitas 5 M /Hari Dari Bahan Fibreglass
DAFTAR PUSTAKA
321