(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
ISFANDIARY ANANTHA
050406007
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
ISFANDIARY ANANTHA
05 0406 007
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
ISFANDIARY ANANTHA
06 0406 007
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
818
A B+ B C+ C D E
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan
Sidang
5. Tidak Lulus
Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,
semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Juartiyono
Sakino dan ibu Cut Rosnawati, serta saudara saya Bayu Aryadicha & Syafira Dina
Maudi.
Terima kasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :
Bapak Firman Eddy, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya
yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.
Bapak Devin Defriza, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.
Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. phil., PhD. selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.
Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio
Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik
Departemen Arsitektur USU.
Saudari Keumala Shatila Harahap dan ibu Dra.Nurmaini Mkm untuk semua
bantuan, support, dan motivasi.
nenek saya Cut Hasanah yang mendukung kelancaran kuliah saya.
Kepada paman dan tante saya. Terutama Muhammad Wahyu dan Cut
Rahmiana untuk semua dukungan dan motivasinya.
Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Desember
2010
Hormat Saya,
Isfandiary
Anantha
NIM 060406007
Halaman
BAB IV ANALISA
4.1. Analisa Tapak ............................................................................................................. 51
4.1.1. Analisa lokasi dan posisi site ........................................................................... 51
4.1.2. Deskripsi kondisi Eksisting Lokasi .................................................................. 52
4.2. Analisa Sirkulasi Kendaraan ....................................................................................... 53
4.3. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki .................................................................................... 54
4.4. Analisa Pencapaian ..................................................................................................... 55
4.5. Analisa View .............................................................................................................. 58
4.5.1. View ke luar SIte............................................................................................. 58
4.5.2. View ke dalam Site ......................................................................................... 59
4.6. Analisa Kebisingan ..................................................................................................... 60
4.7. Analisa Matahari dan Vegetasi .................................................................................... 62
4.8. Analisa Prasarana........................................................................................................ 64
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah
1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan yang
sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan mobilitas
mayarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.
Dalam keberagaman kegiatan – kegiatan ini Medan Memiliki komunitas – komunitas
yang kreatif. Komunitas yang produktif dan potensial untuk membangun kota Medan menjadi
Medan Creative City.
Creative City merupakan Kota yang bercita – cita menjadi kota yang berhasil. Kota yang
menarik orang untuk datang dan penduduk yang betah tinggal di dalamnya. Kota yang merubah
individual menjadi kelompok – kelompok dalam wilayah kota yang dinamis dan kreatif, membagi
ide, untuk menukarnya dengan bakat yang akan membawa pembelajran dan riset dan
pengembangan inovasi produk yang memenuhi kebutuhan pasar global.
Creative City tidak terlepas dari komunitas – komunitas local yang kreatif. Komunitas ini
berpotensi dalam menambah masukan bagi sector industry kreatif. Sesuai dengan KBLI 2005
terdapat empat belas subsektor yang di anggap merupakan industri kreatif, yaitu ;
• Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan an antara lain: riset
pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi,
kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.
• Arsitektur
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik
dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.
• Kerajinan
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain
barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca,
porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.
• Desain
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri,
pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.
• Fesyen
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan
desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini
produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
• Film, Video & Fotografi
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi,
serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film,
sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
• Permainan Edukatif
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan
komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
• Music
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman
suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan
musik, penyanyi, dan komposisi musik.
• Seni Pertunjukan
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan
konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,
musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana
pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
• Software
kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa
layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem,
desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.
• Radio dan Televisi
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan,
penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
• Riset dan Pengembangan
kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu
dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi
produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar.
Mengenai industri Kreatif di Medan Pemerintah kota Medan sudah sadar betul akan
potensi industri kreatif di kota Medan. Pengembangan ekonomi kreatif di kota Medan
terkandung dalam visi dan misi pembangunan kota Medan yang diejawantahkan pada
program kerja pembangunan kota Medan. Sebagai salah satu bentuk keseriusan
pemerintah kota Medan dalam pengembangan industri kreatif, pemerintah kota Medan
mengadakan event (kegiatan) Pekan Rakyat Sumatera Utara yang dilaksanakan tanggal 20
Maret sampai 15 April 2009. Potensi industri kreatif di kota Medan sangat besar. Sebagai
pintu gerbang Indonesia bagian barat, Kota Medan adalah tempat yang strategis untuk
pengembangan industri kreatif. Meski tidak seperti Kota Bandung maupun Yogyakarta,
namun perlahan anak-anak muda Kota Medan mulai bermunculan meramaikan bursa
persaingan industri kreatif di kota ini. Berikut adalah beberapa subsektor industri kreatif yang
potensial di Medan.
Subsektor Film,Salah satu bukti tingginya minat masyarakat kota Medan terhadap
industri kreatif di bidang perfilman adalah munculnya sekolah sinematografi. Kensington
menjadi sekolah seni dan sinematografi yang pertama dan satu-satunya di Medan. Industri
perfilman di Kota Medan dinilai masih cukup prospektif. Selama ini pelaku industri perfilman
di Medan terkendala oleh fasilitas,seperti alat membuat film komersial yang masih belum
memadai.
Dunia film independen Medan awalnya muncul dari hasil kreativitas dan kritik sosial
anak muda yang merasa perlu diungkapkan sebagai wujud perhatian mereka terhadap
lingkungan sosial masyarakat. Seiring berjalannya waktu, arah dunia film independen di
Medan berubah menjadi ajang kreativitas anak muda yang semakin kaya oleh pemikiran
baru.
Subsektor Fashion, Sebagai kota yang mempunyai posisi geografi yang strategis,
Kota Medan telah menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia bagian barat.
Aktivitas perdagangan baik antar daerah maupun lintas negara telah mendorong
pertumbuhan industri kreatif di subsektor fashion. Pemerintah kota Medan sering
mengadakan pameran UKM untuk mengakomodasi pemasaran industri fesyen di Koota
Medan. Pelaku usaha fesyen di Kota Medan juga telah membentuk asosiasi sebagai wadah
untuk menampung aspirasi komunitas. Salah satu bentuk nyata kreatifitas anak muda
Medan di bidang fesyen adalah kaos "Tau Ko Medan" .Kaos Tau Ko Medan yang dipelopori
Fatra. Fatra membuat kaos bermotif khas Kota Medan. Kini di beberapa brosur hotel
merekomendasikan kaos ini sebagai salah satu oleh-oleh dari Medan. Subsektor Musik,
Mungkin dulu Medan dapat di bilang sebagai salah satu barometer musik di Indonesia.
Industri musik di kota Medan sedang berusaha untuk bangkit melanjutkan kembali untuk
melahirkan musisi-musisi dan group band terkenal. Walaupun sekkarang kota Medan tidak
terkenal dengan kota yang mengasilkan musisi-musisi (pelaku kreatif di bidang music)
terkenal, namun dulu Medan sempat menjadi barometer musik Indonesia. Erwin Harahap
dan Rinto Harahap adalah musisi terkenal asal kota Medan. Keduanya pernah menjadi
Ketua Umum Asosiasi Industri Musik Indonesia, dan Rinto kemudian menjabat Ketua Umum
Yayasan Karya Cipta Indonesia.
Tujuan dari perencanaan Youth Creative Expo ini adalah bagian dari rencana dari
Departemen Perdanganan Republik Indonesia bekerja sama dengan Departemen
Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk tim
Indonesia Design Power menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang diterima pasar
international namun tetap memiliki karakter nasional. Untuk mencapai itu semua salah satu
upaya dalam mendongkrak ekonomi kreatif maka dinas daerah terkait menyediakan wadah
ataupun ruang untuk mengakomodasi komunitas - komunitas kreatif
Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari gerakan
ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di Medan dalam bentuk ruang
workshop, area festival / pameran dan pertunjukan.
ekonomi kreatif
MAKSUD
Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari
gerakan ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di
Medan dalam bentuk ruang workshop, area festival / pameran dan
t j k
b a c k
PERMASALAHAN
Bagaimana Menjadikan Youth Creative Expo ini memiliki desain
F e e d
• Ukuran site
STUDI SITE
STUDI LITERATUR dan
• Peraturan
PENGUMPULAN
• Kajian tema
STUDI BANDING
• Studi
DATA
• Sempadan
pemerintah
dengan bentuk literature
bangunan. bangunan
DESAIN
Diagram 1.1 kerangka berfikir
Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman
agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan
Biwa Agrotourism and Guest House
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan,
pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.
Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status,
kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan
literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul
serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan,
prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan / view, sirkulasi / pencapaian,
ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar
ruang, bentuk massa / bangunan, sistem struktur, mekanikal / elektrikal, sosial buadaya,
kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.
LAMPIRAN
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
Gambar 2.1berdasarkan
Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan Lokasi Site Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) kota Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh data sebagai berikut.
Pembagian Blok-blok di Kecamatan Medan Sunggal berdasarkan WPP kota Medan
Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah salah satu
kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha
komersial dan jasa kepada masyarakat. Youth Creative Expo adalah bangunan yang
tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus
mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa. Adapun kriteria dalam
pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini :
4. Kemudahan Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh
Enterance pengguna dan pengunjung bangunan.
5. Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan akses
pencapaian dan pergerakan aktivitas yang berlangsung dalam
bangunan.
6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan
merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan
bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di
sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Alternatif 2
Berada di Jl.Setiabudi. berbatasan dengan jalan Setiabudi yang memiliki lalu lintas
yang padat. Memiliki akses yang baik dan berdekatan dengan Universitas Sumatera
Utara. Memilik luas 1.2 Ha.
Alternatif 3
Berada di Jl. Dr. Mansyur. Mempunyai akses sendiri yang lepas dari lalu lintas utama.
Memiliki luas 1.1 Ha.
Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Lokasi
Gatot
Setiabudi Dr.Mansyur
No Kriteria Subroto
1 Aksesibilitas
• Jaringan Transportasi 2 4 4
3 Ketenangan, intensitas
kebisingan dan kemacetan 3 1 1
lalulintas rendah
• Lokalisasi 4 4 4
12 Bentuk lahan 4 3 4
13 Pemukiman penduduk
Total 59 54 51
WPP E
M. Barat, M. Helvetia, M. Petisah,
M. Sunggal, M. Selayang, M. Tuntungan
Peruntukan Lahan:
Permukiman, Perkantoran, Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan
Medan Sunggal
SITE
Lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek Youth Creative Expo Sumatera Utara adalah
site yang terletak di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal dengan luas 1,5 Ha
Batas-batas
Utara : Komplek Ruko
Selatan :Jl Gatot Subroto
Timur : Medan Fair Plaza
1
7
Utara
2
SITE 1
6
2
Ruko/Pertokoan
4
5 3
5 4 3
SITE 6 7
Kawasan Medan Sunggal merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP E yang
diperuntukkan sebagai:
• Permukiman
• Perkantoran
• Perdagangan
• Konservasi
• Rekreasi
• Lapangan Golf
• Hutan Kota
Kondisi kawasan saat ini didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang
jalur Jl Gatot Subroto bayak terdapat pertokoan, rumah makan, dan ruko dengan rata-rata
ketinggian bangunan 2-3 lantai. Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan tempat
berkumpulnya kaum muda. Pada sore hari sampai malam harinya, sepanjang jalur jalan ini
dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan.
• Peraturan
Garis Sempadan Bangunan
Lokasi yang dipilih berada di jalan Gatot Subroto,. Penghitungan GSB dilakukan
dengan rumus ½ (n) + 1. dimana n adalah lebar jalan. Lebar jalan Gatot Subroto adalah 33 m.
Berarti GSB pada lokasi ini adalah 18 m.
Koefisien Dasar Bangunan
KDB untuk bangunan komersil di kecamatan Medan Sunggal adalah 60%. Hal ini
merupakan pertimbangan untuk penyerapan air hujan untuk menghindari bahaya banjir, dan
dikawasan ini juga terdapat sejumlah hutan kota, berupa lapangan bermain yang diperuntukkan
sebagai hiasan kota dan paru-paru kota.
Panggung Panggung
Performing
Art
Fasilitas Pertokoan Penyewa Toko/Retail
Perbelanjaa / Retail Karyawan engatur
n Pengunjun penjualan,
g melayani
pembeli
elihat-lihat,
tawar-menawar,
belanja, bayar
barang
belanjaan
Penunjan Fasilitas Restoran Pengunjun Area Makan
g Food Court g emesan Kasir
Karyawan makanan dan Wastafel
Pengelola minuman Dapur/ Pantry
R.
• KOMUNITAS UTAN KAYU, sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta
Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah
itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual,
seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI),
Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam
Liberal.
Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar, Teater Utan Kayu,
dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh
majalah Tempo)—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan
artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan
diskusi tentang beragam topik, maupun lewat tulisan yang diterbitkan Kalam.
Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, di
antaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan
International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.
Sayap kesenian Komunitas Utan Kayu, kini sudah berumur sekitar sepuluh tahun, bertekad
meneruskan dan mengembangkan apa yang selama ini telah dicapai. Demi menampung
perluasan aktivitas itu, para pendiri dan pengelolanya lantas mengambil prakarsa membangun
kompleks Komunitas Salihara.
Tak kalah unik adalah unit bangunan empat lantai untuk perkantoran, perpustakaan, wisma, dan
toko buku. Lantai paling atasnya sebagian menjorok dan melayang di atas atap gedung teater,
sedang lantai paling bawahnya sebagian melesap ke dalam tanah.
Dari segi rancang bangun, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah
percobaan arsitektur yang menarik. Ia karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-
masing—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya,
dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk
memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan
pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Komunitas Salihara akan tumbuh bersama khalayak yang makin cerdas, terbuka, dan demokratis.
Para pengelolanya percaya bahwa kepiawaian di bidang seni adalah investasi yang tak ternilai
bagi pertumbuhan anak-anak bangsa sejak hari ini. Khalayak adalah bagian sangat penting dalam
menyuburkan kepiawaian tersebut.
• Fasilitas Salihara
• Teater Salihara
• Galeri Salihara
Galeri Salihara berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya; dengan bangunan berbentuk
silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa
batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas. Ruang serbaguna dan pusat jajan
• Serambi Salihara
Ruang Serambi Salihara terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dan dapat menampung sekitar
70 orang.
• Teater Atap
• Kedai Salihara
Kedai Salihara menyediakan makanan dan minuman serta fasilitas internet nir-kabel (wifi) gratis.
Sambil menunggu pertujukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara anda
perlu mencoba menu utama Kedai Salihara seperti nasi bakar, yamien, pecel dengan daun kates,
nasi rawon dan menu khas Nusantara lainnya, pun jajanan semisal empek-empek dan tempe
mendoan. Untuk minuman disediakan juice dari segala macam buah dihidangkan dingin dan
minuman panas.
Sponsor adalah lembaga yang mendukung penyelenggaraan program seni dan pemikiran di
Komunitas Salihara, berupa pemberian dana maupun fasilitas lain.
• Hivos
• Jawa Pos
• Majalah Berita Mingguan TEMPO
• Koran TEMPO
• Bakrie untuk Negeri
• Mobil Cepu Ltd.
• The Indonesian Institute
• PT. Newmont Pacific Nusantara
• Djarum Super on Art
• PT. Indosat
• PT. Bank Central Asia, Tbk.
• PT. Telkomsel
JIEXPO memili beberapa ruang serbaguna yaitu Gedung Pusat Niaga, Hall A, B, C D, E, Gambir Expo
dan Ruang terbuka (Open Space). Tiap ruang serbaguna memiliki spec yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap –
tiap acara.
SITEMAP JIEXPO
1. Sumeru Room
A. Tinjauan umum
Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan
politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada
saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik
yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan
kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan
baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang
sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu.
Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman.
Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical,
Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi
teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa
lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku
dan perubahan zaman.
Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius,
memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya
berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan
Industri.
Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting
dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan
oleh Walter Gropius dan Bruno Taut.
Aliran-aliran tersebut diantarnya:
Cubisme, yang berkembang di Prancis pada tahun 1907
Climate temperate
Gambar 3.4. Ekspresi Fallling water
Konteks rural
Frank O Gehry
Architect
Tahun 1989
Tipe Bangunan Museum Design
Sistem konstruksi reinforced concrete, stone
Climate temperate
Konteks urban
Style Expressionist Modern
Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU
dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada
pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota
Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-
33.2°C.
TANGGAPAN
• Pada sisi tepi site dibuat fasilitas pedestrian khusus pejalan kaki dengan lebar
cukup untuk dilalui oleh 2 orang dan 2 arah serta diberi vegetasi, sehingga
pejalan kaki bias nyaman dan mudah dalam pencapaian menuju site.
• Pada area sudut site di persimpangan jalan gatot subroto dan jalan iskandar
muda dibuat ruang terbuka serta entrance utama untuk pejalan kaki.
View ke luar pada titik 4 menghadap View ke luar pada titik 3 menghadap
ke Komplek Ruko ke Plaza Medan Fair
View ke luar pada titik 1 View ke luar pada titik 2 menghadap Jalan Gatot
menghadap rumah penduduk Subroto dan Komersil
TANGGAPAN
• Fasade bangunan yang memiliki nilai (++) dibuat semenarik mungkin pada
fasade bangunan karena dari titik tersebut fasade bangunan dapat dilihat
secara keseluruhan dari luar site, sehingga perlu adanya daya tarik dari
bangunan kepada orang yang melihatnya.
• Jarak antara bangunan dan pejalan kaki harus memperhatikan jarak yang
sesuai sehinga dapat dinikmati.
• Perlu dibuat ruang terbuka disetiap sudut site sehingga dapat berfungsi
sebagai view penglihat ke bangunan dan dapat juga berfungsi sebagai
sirkulasi pejalan kaki.
Titik B Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat
menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak
terlalu banyak
Titik C Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat
menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak
terlalu banyak.
Titik D Intensitas kebisingan pada titik ini sangat tinggi karena merupakan jalan primer
yang ramai dilewati oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
bangunan Memantulkan
Kontur tanah Meredam dan Menambah biaya
memantulkan dan kerumitan
konstruksi
Mengelompokkan Ruang dalam melemahkan Penzoningan terbatas -
kebisingan
Penyelesaian teknis Bahan bangunan Memantulkan Peralatan yang Pada selubung
, meredam mahal bangunan
Suara musik dan air melemahkan Pada areal taman
Sarana yang mendukung pada site meliputi bidang ekonomi , budaya ,dan sosial ,diantaranya:
• Pendidikan
• Perkantoran
• Perhotelan
• Pusat Perbelanjaan
Luas 285,3
Sirkulasi 85,59
(30% subtotal)
Total Luas 370,89
Luas 285,3
Sirkulasi 85,59
(30% subtotal)
Total Luas 370,89
Luas 1486,8
Sirkulasi 446,04
(30%
subtotal)
Total 1932,84
Luas
5.1 ZONING
• Lantai 1
Area Seminar
Area Pengelola
• Lantai 2
Area Pengelola
Innercourt
Area Workshop
Sirkulasi Vertikal
Area Expo
Bentuk kan acak pada kaca mendukung bentukan irrational pada konsep bangunan. Material rangka
kaca menggunakan titanium rod.
Area public yang di penihu dengan sculpture. Menciptakan view – voew yang bagus untuk
pengguna plaza.
• COFFE SHOP
• LOBBY
• BOOK STORE
• PHOTOGRAFY
• Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
• Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
• De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building
Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.
• Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan Dalam Angka
• www.greatbuildings.com
• www.wikipedia.com
• www.dezeen.com
• www.asymptote.net
• www.designboom.com
• www.canadianarchitect.com
• www.gehrytechnologies.com
• www.firmetal.com/titanium-sheet.asp
• www.architectureweek.com
• www.cumbu.com/youth-center-in-rivas-vaciamadrid-by-mi5-arquitectos