Puji syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik, tepat pada waktunya. Penulisan karya makalah ini bertujuan untuk
melengkapi tugas dan remedial mata kuliah Matematika Dasar 2B. Selain untuk melengkapi
tugas, tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberi informasi tentang
Persamaan Diferensial.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengalami banyak kendala yaitu
kendala sumber materi dan waktu pengerjaan tetapi hal tersebut tidak membuat penulis putus
asa untuk mengerjakan makalah ini karena adanya dukungan dari banyak pihak. Karena itu,
sepantasanya jika penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah dan ide untuk membuat
makalah yang membahas tentang Persamaan Diferensial.
2. Orang tua, yang telah memberikan dorongan/motivasi baik secara moral maupun
spiritual kepada anaknya untuk membuat makalah ini.
Jakarta, 2018
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
BAB 2...................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Diferensial.........................................................................................................5
2.2 Persamaan Diferensial Biasa (PDB)...................................................................................5
2.3 Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa (PDB).........................................................6
2.4 Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa (PDB)..................................................................15
BAB 3.................................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................19
Daftar Pustaka...................................................................................................................................20
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial
biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat
yang muncul dalam persamaan tersebut dan turunannya merupakan turunan biasa.
Nilai c tidak dapat ditentukan kecuali jika dalam persamaan di atas diberi
keterangan syarat (sebuah nilai y untuk x tertentu). Solusi dengan nilai
konstanta sembarang atau c disebut solusi umum/primitif, sedangkan solusi
disebut khusus jika nilai c dapat dihitung.
xy ( dydx )+ x +1=0
2
6
1
(
y dy=− x 2+
x )
dx
Integralkan keduaruas
x 2+1
∫ y dy =−∫ ( ) x
dx
∫ y dy =−∫ ( x + 1x )dx
y2 x2
=−( +ln |x|)+ c
2 2
2 −x 2
y= −ln |x|+c ; c=−c
2
−x 2
Maka, solusi umumnya adalah y 2= −ln |x|+c
2
dy x +3 y
=
dx 2x
dy dv
=v + x
dx dx
Sehingga
2+ 3 y 1+3 v
=
2x 2
dv 1+3 v
Persamaan sekarang menjadi: v+ x =
dx 2
dv 1+ 3 v 1+ v
x = −v =
dx dx 2
7
2 1
dv = dx
1+ v x
2 1
∫ 1+v dv=∫ x dx
2 ln ( 1+ v )=ln x + c
y 2
( )
1+
x
=c . x
y
Substitusi v= didapatkan
x
y 2
( )
1+
x
=c . x atau (x+ y)2=c3 x
dy
4. Persamaan linier dalam bentuk + Py=Q
dx
dy
Untuk persamaan diferensial yang berbentuk + Py=Q dengan P dan Q fungsi x
dx
atau konstanta maka penyelesaian persamaan diferensial dengan mengalihkan
kedua ruas dengan factor integrase e∫ Pdx
Contoh:
dy
− y=x
dx
Penyelesaian:
dy
e− x ( dx )
− y =e−x ( x)
dy −x
e− x −e . y=e− x . x
dx
8
d −x
( e . y )=e−x . x → d {e∫ Pdx . x=e∫ Pdx . Q
dx
Sehingga penyelesaiannya:
∫ d ( e− x y ) =∫ e−x . xdx
e− x y=−e−x x +∫ e− x dx =−e−x x−e−x +c
c
y=−x−1+
e−x
d
( µ , y )=µ .Q
dx
Pdx
µ. y=∫ µ .Qdx +c atau y . e∫ .Qdx +c
dy
5. Persamaan Bernoulli berbentuk + Py=Q y n
dx
dy
Persamaan diferensial berbentuk + Py=Q y n dengan P dan Q fungsi x atau
dx
konstanta diselesaikan dengan cara:
dy
y−n + P y 1−n=Q
dx
1−n
dz d( y ) dz −n dy
= → (1−n ) y
dx dx dx dx
dz
Supaya suku pertama didapat maka persamaan pertama dikalikan (1-n)
dx
didapat:
dy
( 1−n ) y −n + (1−n ) py1−n =( 1−n ) Q
dx
9
dz
+ P1 . Z=Q 1 ( persamaan diferensiallinear )
dx
Contoh:
dy y
+ =x . y 2
dx x
Penyelesaian
−2 dy y−1
y + =x
dx x
dz dy
Misalkan z= y 1−n , n=2 sehingga z= y −1 dan =− y−2
dx dx
dz
Supaya suku pertama didapat maka penyelesaian dikali -1,
dx
diperoleh:
−2 dy y −1
−y − =−x
dx x
dz z
− =−x → persamaan diferensiallinear
dx x
−1
Faktor integral e∫ Pdx dimana P= maka:
x
∫ Pdx ∫ 1x dx 1
=e−ln x =eln x =
−1
e =e
x
Pdx
µ. y=∫ e∫ . Qdx+c
sehingga
10
1 1 z
. z ∫ . ( 1−x ) dx+ c → =−x +c
x x x
Z=cx−x 2
M ( x , y ) dx+ N ( x , y ) dy=0
δQ
Dikatakan eksak jika terdapat fungsi Q(x,y), sedemikian sehingga =M ( x , y)
δy
δQ
dan =M ( x , y), dengan mengingat diferensial total dari fungsi Q(x,y), maka
δy
disimpulkan bahwa persamaan M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 eksak jika:
δM δN
=
δy δx
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
δM δN
=
δy δx
ծ
dipilih M, maka: N ( x , y )= ¿
ծy
Contoh:
11
dy x−2 y
Selesaikan PDB = . y ( o )=3
dx y 2 −2 x
Selesaikan :
δM δN
Langkah 2. Uji ke-esak-an PD ini: =−2 ; =−2
δy δx
Q= ( x , y )=∫ M ( x , y ) dx + g ( y )
¿ ∫ ( x−2 y ) dx+ g( y)
1
¿ x−2 xy+ g ( y)
2
δM 1
δy 2 ( )
x−2 xy+ g ( y ) = y 2−2 x
g' ( y )= y 2
1 1
x−2 xy+ y 3+ c
2 3
1 1
penyelesaian khususnya adalah: x−2 xy+ y 3+ 9
2 3
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Mempunyai sifat:
12
δM δN
≠
δy δx
dy
+ P ( x ) y =Q( x)
dx
dy
satu berbentuk + P ( x ) y =Q( x) menjadi persamaan diferesial eksak. Secara
dx
umum suatu faktor integral adalah faktor μ(x,y) dapat mengubah persamaan
diferensial tidak eksak menjadi persamaan diferensial eksak.
Contoh:
Penyelesaian :
δ
Uji ke-eksak-an, ( 2 y− x e x )=2 δ ( x ) =1
δx δx
2 x 2
δM δ (2 xy −x e ) δN δ( x )
= =2 x ; = =2 x
δy δy δy δy
13
Q ( x , y )=x 2 y−x 2 e x +2 xe x −2 e x + g( y )
Jika diketahui:
δ
Q ( x , )=N ( x , y)
δy
δµM δµN
= atau
δy δx
δµ δM δµ δN
M+ µ= N + µ
δy δy δx δx
(1) Faktor integrasi hanya fungsi x saja atau µ(x,y) = µ(x) maka;
δµ
N)
−(0−
δx
µ=
δM δN
−
δy δx( )
δM δN Nδμ
↔ − =
δy δy μδx
δM δN
1
↔ δπ =
( δy δx )
−
dx
μ N
14
δM δN
↔ ln μ=∫
( δy δx )
−
dx
N
∫
( δMδy − δNδx ) dx
N
↔ μ=e
δM δN
Jadi jika δy δx ) menghasilkan fungsi x saja maka µ(x,y) = µ(x).
( −
(2) Faktor integrasi hanya fungsi y saja atau µ(x,y) = µ(y) maka:
δM δN
∫
( δy δx )
−
dy
N
π=e
δM δN
Jadi Jika δy δx ) menghasilkan fungsi y saja, maka µ = µ(y)
( −
dy
M
δM δN
(3) Jika δy δx ) menghasilkan fungsi xy, maka µ = µ(y)
( −
yN−xM
δM δN
(4) Jika δy δx ) menghasilkan fungsi (x + y) maka µ = µ(x + y)
( −
N −M
δM δN
(5) Jika δy δx ) menghasilkan fungsi (x - y) maka µ = µ(x - y)
( −
yN + xM
2 xN −2 yM
δM δN
Kesimpulan: faktor integral ditentukan dengan menghitung − kemudian
δy δx
membaginya sehingga diperoleh fungsi yang mandiri.
Contoh:
Penyelesaian:
15
M ( x , y )=( 2 y −xe x ) dan N ( x , y )=x=1
δM δ δN δ
= ( 2 y−xe x )=2 dan = ( x )=1
δy δy δx δx
Sehingga diperoleh
δM δN
δM δN −
− =1 dan δy δx 1
δy δx = → fungsi dari x saja
N x
∫
( δMδy − δNδx ) dx =e
∫ 1x dx lnx
=e = x
N
μ( x )=e
Dari sini seperti contoh sebelumnya dapat ditunjukkan dengan mengalikan x pada
persamaan dihasilkan persamaan diferensial eksak.
Andaikan t adalah waktu t setelah benda mulai mendingin. Jika T(t) adalah
suhu benda pada saat t, Tm suhu medium yang mengelilinginya, dT/dt laju perubahan
dT
suhu pada saat t, dan k faktor pendingin maka: =k (T −Tm)
dt
dT
=k dt
(T −Tm)
dT
∫ ( (T −Tm ) )
=∫ k dt
ln ( T −Tm )=kt +¿ C 1 ¿
T −Tm=e (kt −C 1)=( ekt ) ( e C 1 )=C jadi penyelesaian persamaan diferensial dari hukum
pendinginan Newton adalah: T =Tm+ C e kt
Contoh:
jika suatu benda berada di udara bersuhu 36º dan benda mendingin dari 100º
dalam waktu 10 menit manjadi 68º, berapakah suhu benda setelah 30 menit?
Jawab:
16
andaikan t adalah waktu dalam menit setelah suhu benda mulai turun. maka
suhu benda setelah 30 menit adalah:
T =Tm+ C e kt
T = 44
dy
diferensial =ky … … …(1)
dt
∫ dy / y=∫ k dt
ln y=kt + c
y=e(kt +c)
Dimana A=e c konstanta sebarang. Nilai konstanta k dalam persamaan (2) tergantung
pada sifat masalah. Jika k bernilai positif maka persamaan (2) disebut hukum
pertumbuhan eksponensial. Jika k bernilai negative maka persamaan (2) disebut
hukum peluruhan eksponensial.
Contoh:
17
Jumlah bakteri dalam suatu kultur adalah 10.000, setelah dua jam menjadi
40.000. di bawah persyaratan perkembangan yang ideal, menjadi berapa jumlah
bakteri setelah lima jam?
Jawab:
dy
kultur pada waktu t maka laju perkembangannya adalah: =ky … … …(1)
dt
dy
=k dt
dt
∫ 1/ y =∫ k dt
ln y=kt + c … … … (2)
ln 10000=k (0)+c
ln y=kt + ln 10000
1
k= ¿
2
1
¿ ¿
2
¿ ln √ 4=ln 2
ln y = t ln 2 + ln 10.000
18
untuk t = 5 jam y = ….?
ln y = 5 ln 2 + ln 10.000
ln y = ln 25 (10.000)
y = 320.000
BAB 3
PENUTUP
19
3.1 Kesimpulan
Persamaan differensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika,
ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Teori persamaan differensial sudah
cukup berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan.
Persamaan differensial terbagi menjadi dua yaitu persamaan differensial biasa dan
persamaan differensial parsial. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari
variabel bebas tunggal. Persamaan differensial parsial (PDP) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel
bebas, dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial. Didalam persamaan
differensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan differensial linear dan
Persamaan differensial linear orde satu. Persamaan differensial linear adalah
persamaan yang mengandung turunan tingkat satu yaitu turunan dengan satu peubah
bebas. Sedangkan Persamaan differensial linear orde satu adalah persamaan yang
mengandung turunan tingkat satu dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam
persamaan tersebut adalah satu.
20
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_Diferensial_Biasa
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Metode%20Numerik/BAb-%2008%20Solusi
%20Persamaan%20Diferensial%20Biasa.pdf
http://zakylubismy.blogspot.com/2011/11/aplikasi-persamaan-diferensial-pada.html,
http://share.its.ac.id/mod/page/view.php?id=1738
http://abrari.wordpress.com/2009/12/17/wxmaxima-software-matematika-handal/
http://sriendang90.wordpress.com/2012/12/25/aplikasi-maple-pada-matematika/
http://maticducati.blogspot.com/2012/03/software-matematika-precalculus.html
Benni A. Pribadi, Ph.D. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Gagne, R.M dkk. (2005). Principles of Instructional Design. Newyork: Wadsworth Publishing Co.
Sahid, MSc. 2003. Penggunaan MAPLE untuk pembelajaran Aljabar. Universitas Negeri Yogyakarta:
Journal “Lab Komputer Jurdik Matematika FMIPA UNY
http://heriantisamsu.blogspot.com/2011/10/kegunaan-maple.html
http://blog.student.uny.ac.id/intandz/2011/02/23/matlab/
http://id.scribd.com/doc/96716054/Tugas-Aplikasi-Sistem-Persamaan-Linear-dengan-Matlab
http://syahwilalwi.blogspot.com/2011/04/solusi-persamaan-linear-dengan-linprog.html
http://leoriset.blogspot.com/2009/01/matematika-dalam-kehidupan-nyata.html
http://www.dewinuryanti.com/arsip/fungsi-software-maple-dalam-pembelajaran-matematika.html
http://norrizal96.blogspot.com/2010/10/fungsi-matematika-pada-kehidupan-sehari.html
21