PENDAHULUAN
Masalah yang dialami oleh mahasiswa secara terus-menerus akan membuat ia menjadi depresi
yang akan berdampak pada tugas akhir (skripsi) mahasiswa tersebut, yang pada dasarnya
mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester atau enam
bulan masa kuliah. Hanya saja masih banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih dari
enam bulan untuk menyelesaikan skripsi, hal ini dapat menyebabkan mahasiswa tersebut menjadi
tidak peduli dan bahkan acuh tak acuh dengan skrpsinya sehingga yang terjadi kemudian adalah
keterlambatan dalam penyelesaian studi (congestion) dan tidak jarang berujung pada pengeluaran
mahasiswa (drop out) (Ganda, 2004).
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan
ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-hari (Rahmat, 2009). Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh National College Health Assesment pada 2709 mahasiswa
yang menyusun skripsi mengalami depresi dankekhawatiran berlebih di pertengahan tahun
80-an berkisar antara 10-15%.Melonjak drastis di tahun 2010 di angka 33-40% dengan
berbagai gejala yang mengikutinya seperti gangguan makan, perubahan pola tidur,menyakiti
diri sendiri hingga keputusan untuk bunuh diri.
Beberapa penyebab gangguan stres pada mahasiswa selama masa kuliah seperti dalam
memutuskan akademiknya mahasiswa dihadapkan pada kondisi ujian, kondisi adaptasi
terhadap perubahan kehidupan perkuliahan, kondisi perbedaan bahasa yang digunakan,
kondisi penilaian sosial, manajemen waktu, serta anggapan individu terhadap waktu
penyelesaian tugas akhir mereka (Robotham, 2008).
Menurut Jimenez (2013) mengatakan bahwa, mahasiswa mempunyai koping yang berbeda-
beda dalam penyusunan skripsi berupa pemikiran atau perilaku, yang bertujuan untuk
mengatasi stres yang disebabkan oleh berbagai stressor diperlukan koping yang efektif.
Koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi
perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
Koping sebagai proses seseorang dalam mengelola cara mereka menerima dengan
lingkungan baru, mengkaji beberapa penelitian, membuat laporan tugas tertulis maupun tidak
tertulis dan belum lagi kesibukan mengikuti kegiatan-kegiatan lainya (Rahmi, 2011).
Mahasiswa merupakan individu yang sedang berjuang menuntut ilmu di perguruan tinggi
selama kurun waktu tertentu dan mahasiswa memiliki beban tugas untuk ketidakseimbangan
antara tuntutan dan kemampuan mereka dalam situasi stres (Nasir & Muhith, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Sipayung, (2016), mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi
sebagian besar (62%) mengalami stres tingkat tinggi. Tingkat stres sedang pada mahasiswa yang
mengerjakan skripsi sebanyak 69,23 % menunjukan gejala seperti urat tegang, mudah tersinggung,
produktifitas menurun, sulit membuat keputusan, dan mendiamkan orang lain (Rozaq, 2014). Stres
yang dialami mahasiswa ketika sedang menyusun skripsi berakibat buruk pada kesehatan fisik,
emosional, kognitif dan interpersonal pada diri mahasiswa karena mahasiswa tidak mampu
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemuinya selama mengerjakan skripsi (Broto, 2016;
Giyarto, 2018).
Stres yang dialami mahasiswa harus dapat diselesaikan dengan cepat sehingga mahasiswa
mampu menyeselaikan skripsi dengan tepat waktu. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengurangi stress adalah dengan terapi progressive muscle relaxaxtion (PMR). Stres
merupakan respon maladaptif dari seseorang karena mendapatkan stressor (Stuart, 2016).
Stres ialah reaksi non spesifik seseorang secara psikologis, fisiologis maupun perilaku ketika
mendapatkan stressor dalam kurun waktu tertentu dan tidak mampu mengatasi stressor
tersebut dengan baik (Tarupolo, 2002). Stres merupakan respon seseorang karena ancaman
finansial, emosional, mental dan sosial terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2005). Tekanan yang
dirasakan akibat tidak adanya keseimbingan antara stresor dengan kemampuan untuk
mengatasinya (Indarwati, 2018).
Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan seorang individu dalam mengatasi dan
menyelesaikan sebuah masalah. Mekanisme koping dibagi menjadi dua yaitu koping
berfokus pada masalah (problem focused coping) dan koping berfokus pada emosi
(emotional focused coping). Mekanisme koping berfokus pada masalah adalah koping yang
merujuk pada pemecahan masalah dan menghentikan stres. Sedangkan mekanisme koping
berfokus pada emosi adalah koping yang digunakan untuk meredahkan emosi individu yang
ditimbulkan stres, tanpa berusaha untuk mengubah suatu situasi yang menjadi sumber stres
secara langsung (Sarafino & Smith, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara yang dilaksanakan pada
tanggal 19 Januari 2019 terhadap 10 mahasiswa tingkat akhir dimana 7 mahasiswa
mengatakan mengalami kesulitan dan stres dalam mengerjakan skripsi seperti sulit
berkosentrasi, kurang tidur, perubahan pola makan, mudah lupa, mudah lelah, tidak
bersemangat dan merasa putus asa. Sedangkan dari 3 mahasiswa mengatakan bahwa, mereka
tidak mempunyai kendala dalam mengerjakan skripsi, hal ini karena mereka memiliki target
dan tangung jawab dalam penyusunan skripsi.
Tidak semua mahasiswa akan menjadi stres dan malas dalam mengejarkan skripsinya jika
mengalami keterlambatan, semua tergantung dari mekanisme koping mahasiswa tersebut.
Mekanisme koping adalah satu cara yang dapat digunkan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah, mengatasi suatu perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik
secara kognitif maupun prilaku (Nasir & Muhith, 2011). Semakin baik (adaptif) mekanisme
koping sesorang maka semakin kecil kemungkinan seseorang tersebut mengalami stres, tetapi
sebaliknya,semakin jelek (maladaptif) mekanisme koping seseorang maka semakin besar
kemungkinan seseorang tersebut menjadi stres dan bahkan dapat menjadi depresi (Azizah,
2011).
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat stress dan mekanisme koping yang dialami mahasiswa
tingkat akhir dalam menyususn kripsi dikelas 4.2 Di Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan
2.Tujuan Khusus
1.Mengetahui tingkat stress yang dialami Mahasiswa Sari Mutiara
Indonesia Medan Di Kelas 4.2
2.Mengetahui gambaran mekanisme koping yang dialami mahasiswa Sari
Mutiara Indonesi Medan Dikelas 4.2