Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belajar diperguruan tinggi merupakan suatu pekerjaan yang berat dan tidak mudah. Dalam
menuntut ilmu, pembelajaran yang dimiliki oleh mahasiswa seperti pemilihan cara belajar
yang tepat, pengetahuan dalam cara belajar, pengaturan cara belajar, mengikuti perkuliahan
secara aktif, memilih mata kuliah yang cocok, mampu beradaptasi berusaha keras dalam
studinya. Tentunya tugas yang terberat dialami mahasiswa tingkat akhir yaitu skripsi. Salah
satu syarat yang menjadi faktor penentu kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi adalah
penyelesaian penyusunan skripsi yang didalamnya akan dilakukan sebuah research atau
penelitian (Rita, 2008).
Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa disebabkan karena adanya kendala, kendala
tersebut berupa kendala internal dan eksternal (dari dalam diri individu sendiri) dan eksternal
(berasal dari dosen pembimbing) (Januarti, 2009).
Skripsi merupakan syarat wajib bagi seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana.
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengangkat sebuah topik atau permasalahan
yang terjadi yang sesuai dengan jurusan yang diambil oleh seorang mahasiswa. Mahasiswa
yang telah sampai dalam tahap skripsi umumnya telah menyelesaikan SKS yang diambil
yang ditetapkan oleh institusi. Rata-rata mahasiswa tingkat akhir pasti akan mengalami stres
sehingga tidak menutup kemungkinan untuk membuat mahasiswa tersebut menjadi malas dan
lalai dalam mengerjakan tugas akhirnya (Maanesh, 2009).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru didapatkan hasil mahasiswa yang lulus tidak tepat
waktu pada angkatan 2010 ada sebanyak 13 orang (35,14%) dari 37 orang mahasiswa, pada
angkatan 2011 dari 48 orang mahasiswa ada 8 orang (16,67%) mahasiswa yang tidak lulus
tepat waktu, sedangkan pada angkatan tahun 2012 dari 55 orang mahasiswa ada 4 orang
(7,27%) mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu. Keterlambatan yang dialami oleh
mahasiswa tersebut dikarenakan oleh mahasiswa tersebut belum menyelesaikan skripsi
sehingga tidak bisa mengikuti yudisium dan pendidikan ners bersama dengan teman-teman
satu angkatannya.
Sulitnya dalam pembuatan skripsi membuat mahasiswa tingkat akhir menjadi malas dan tidak
bersemangat dalam mengerjakannya yang dikarenakan banyak hal diantaranya sulit bertemu
dengan dosen bimbingan dalam melakukan konsultasi, sulit dalam mencari fenomena yang
akan dijadikan masalah dalam judul skripsi dan masih banyak hal lainnya yang dapat
membuat mahasiswa tingkat akhir menghindari pembuatan skripsi.
Menghindar dari masalah atau lari dari masalah yang akan berujung pada penumpukan
masalah di kemudian hari akan membuat individu tersebut semakin tertekan dan akan beralih
pada hal-hal yang tidak baik seperti makan, minum-minuman keras, merokok, atau
menggunakan obat-obatan dengan yang mendukung dari fungsi integrasi, petumbuhan,
belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan
masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang, dan aktivitas konstruktif.
Mekanisme koping maladaptif adalah suatu mekanisme koping yang menghambat dari fungsi
intergrasi, memecahkan pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan cendrung menguasai
lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Nasir & Muhith, 2011).

Masalah yang dialami oleh mahasiswa secara terus-menerus akan membuat ia menjadi depresi
yang akan berdampak pada tugas akhir (skripsi) mahasiswa tersebut, yang pada dasarnya
mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester atau enam
bulan masa kuliah. Hanya saja masih banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih dari
enam bulan untuk menyelesaikan skripsi, hal ini dapat menyebabkan mahasiswa tersebut menjadi
tidak peduli dan bahkan acuh tak acuh dengan skrpsinya sehingga yang terjadi kemudian adalah
keterlambatan dalam penyelesaian studi (congestion) dan tidak jarang berujung pada pengeluaran
mahasiswa (drop out) (Ganda, 2004).
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan
ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-hari (Rahmat, 2009). Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh National College Health Assesment pada 2709 mahasiswa
yang menyusun skripsi mengalami depresi dankekhawatiran berlebih di pertengahan tahun
80-an berkisar antara 10-15%.Melonjak drastis di tahun 2010 di angka 33-40% dengan
berbagai gejala yang mengikutinya seperti gangguan makan, perubahan pola tidur,menyakiti
diri sendiri hingga keputusan untuk bunuh diri.
Beberapa penyebab gangguan stres pada mahasiswa selama masa kuliah seperti dalam
memutuskan akademiknya mahasiswa dihadapkan pada kondisi ujian, kondisi adaptasi
terhadap perubahan kehidupan perkuliahan, kondisi perbedaan bahasa yang digunakan,
kondisi penilaian sosial, manajemen waktu, serta anggapan individu terhadap waktu
penyelesaian tugas akhir mereka (Robotham, 2008).
Menurut Jimenez (2013) mengatakan bahwa, mahasiswa mempunyai koping yang berbeda-
beda dalam penyusunan skripsi berupa pemikiran atau perilaku, yang bertujuan untuk
mengatasi stres yang disebabkan oleh berbagai stressor diperlukan koping yang efektif.
Koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi
perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
Koping sebagai proses seseorang dalam mengelola cara mereka menerima dengan
lingkungan baru, mengkaji beberapa penelitian, membuat laporan tugas tertulis maupun tidak
tertulis dan belum lagi kesibukan mengikuti kegiatan-kegiatan lainya (Rahmi, 2011).
Mahasiswa merupakan individu yang sedang berjuang menuntut ilmu di perguruan tinggi
selama kurun waktu tertentu dan mahasiswa memiliki beban tugas untuk ketidakseimbangan
antara tuntutan dan kemampuan mereka dalam situasi stres (Nasir & Muhith, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Sipayung, (2016), mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi
sebagian besar (62%) mengalami stres tingkat tinggi. Tingkat stres sedang pada mahasiswa yang
mengerjakan skripsi sebanyak 69,23 % menunjukan gejala seperti urat tegang, mudah tersinggung,
produktifitas menurun, sulit membuat keputusan, dan mendiamkan orang lain (Rozaq, 2014). Stres
yang dialami mahasiswa ketika sedang menyusun skripsi berakibat buruk pada kesehatan fisik,
emosional, kognitif dan interpersonal pada diri mahasiswa karena mahasiswa tidak mampu
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ditemuinya selama mengerjakan skripsi (Broto, 2016;
Giyarto, 2018).
Stres yang dialami mahasiswa harus dapat diselesaikan dengan cepat sehingga mahasiswa
mampu menyeselaikan skripsi dengan tepat waktu. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengurangi stress adalah dengan terapi progressive muscle relaxaxtion (PMR). Stres
merupakan respon maladaptif dari seseorang karena mendapatkan stressor (Stuart, 2016).
Stres ialah reaksi non spesifik seseorang secara psikologis, fisiologis maupun perilaku ketika
mendapatkan stressor dalam kurun waktu tertentu dan tidak mampu mengatasi stressor
tersebut dengan baik (Tarupolo, 2002). Stres merupakan respon seseorang karena ancaman
finansial, emosional, mental dan sosial terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang
dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2005). Tekanan yang
dirasakan akibat tidak adanya keseimbingan antara stresor dengan kemampuan untuk
mengatasinya (Indarwati, 2018).
Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan seorang individu dalam mengatasi dan
menyelesaikan sebuah masalah. Mekanisme koping dibagi menjadi dua yaitu koping
berfokus pada masalah (problem focused coping) dan koping berfokus pada emosi
(emotional focused coping). Mekanisme koping berfokus pada masalah adalah koping yang
merujuk pada pemecahan masalah dan menghentikan stres. Sedangkan mekanisme koping
berfokus pada emosi adalah koping yang digunakan untuk meredahkan emosi individu yang
ditimbulkan stres, tanpa berusaha untuk mengubah suatu situasi yang menjadi sumber stres
secara langsung (Sarafino & Smith, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara yang dilaksanakan pada
tanggal 19 Januari 2019 terhadap 10 mahasiswa tingkat akhir dimana 7 mahasiswa
mengatakan mengalami kesulitan dan stres dalam mengerjakan skripsi seperti sulit
berkosentrasi, kurang tidur, perubahan pola makan, mudah lupa, mudah lelah, tidak
bersemangat dan merasa putus asa. Sedangkan dari 3 mahasiswa mengatakan bahwa, mereka
tidak mempunyai kendala dalam mengerjakan skripsi, hal ini karena mereka memiliki target
dan tangung jawab dalam penyusunan skripsi.

Tidak semua mahasiswa akan menjadi stres dan malas dalam mengejarkan skripsinya jika
mengalami keterlambatan, semua tergantung dari mekanisme koping mahasiswa tersebut.
Mekanisme koping adalah satu cara yang dapat digunkan seseorang dalam menyelesaikan
suatu masalah, mengatasi suatu perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam, baik
secara kognitif maupun prilaku (Nasir & Muhith, 2011). Semakin baik (adaptif) mekanisme
koping sesorang maka semakin kecil kemungkinan seseorang tersebut mengalami stres, tetapi
sebaliknya,semakin jelek (maladaptif) mekanisme koping seseorang maka semakin besar
kemungkinan seseorang tersebut menjadi stres dan bahkan dapat menjadi depresi (Azizah,
2011).
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat stress dan mekanisme koping yang dialami mahasiswa

tingkat akhir dalam menyususn kripsi dikelas 4.2 Di Universitas Sari Mutiara

Indonesia Medan
2.Tujuan Khusus
1.Mengetahui tingkat stress yang dialami Mahasiswa Sari Mutiara
Indonesia Medan Di Kelas 4.2
2.Mengetahui gambaran mekanisme koping yang dialami mahasiswa Sari
Mutiara Indonesi Medan Dikelas 4.2

Anda mungkin juga menyukai