Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

KARBOHIDRAT

Dicky Wirayudha
05031281924028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam dunia hayati, kita mengenal berbagai jenis karbohidrat baik yang
berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam
proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa aldehida atau keton yang
mempunyai gugus hidroksil. Senyawa-senyawa ini menyusun sebagian besar
bahan organik didunia, karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan.
karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara
metabolisme. Umumnya di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa kita
makan yang mengandung karbohidrat yaitu beras, jagung, sagu dan kadang-
kadang ubi atau singkong. Karbohidrat yang terkandung terdapat sebagai amilum
atau pati. Namun karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja akan tetapi
juga sebagai gula misalnya buah-buahan,dalam madu lebah dan lain sebagainya.
Selain sebagai bahan makan, terdapat juga karbohidrat yang tidak dapat kita
makan, misalnya kayu, serat kapas dan beberapa tumbuhan lain (Apriani, 2016).

Berbagai ubi telah dikembangkan untuk analisis baik kualitatif maupun


kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat. Mulai dari yang membedakan
karbohidrat dari senyawa lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis
karbohidrat secara spesifik., untuk membuktikan teori tentang karbohidrat, kami
melakukan beberapa percobaan ini. Diantaranya uji Molisch untuk mengetahui
kandungan karbohidrat secara kuantitatif, ujii Benedict untuk menentukan gula
yang mengandung gugus aldehid atau keton,dan uji Yodium untuk membuktikan
adanya polisakarida atau tidak. Pada percobaan reaksi umum karbohidrat
sedangkan untuk menentukan kadar glukosa digunakan uji iodimetri yang dapat
menentukan kadar gula pada suatu bahan (Yuniarti & Syamsuwida, 2018).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui cara
mengidentifikasi karbohidrat dengan berbagai jenis reaksi.

1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat
sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah
satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat
diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya
polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut
aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa.
Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat
tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida

Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau


turunannya. Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida
yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum
Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap
karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Penting bagi kita untuk lebih banyak
mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting
bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Karbohidrat yang tidak bisa
dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat
yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida.
Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih
jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup
keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun
atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah
aldosa. Contoh ketosa adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan
berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Heriyanto, 2016).

2 Universitas Sriwijaya
2.2. Klasifikasi Karbohidrat

Monosakarida berarti satu gula yang disebut gula sederhana. Monsakarida


dapat beratom C3 sampai C7. Monosakarida sebagai senyawa ilmiah dapat
dikristalkan, tidak berwarna, padat, larut dalam air, dan rasanya manis.
Monosakarida dan karbohidrat, secara umum memiliki empat radikal atau gugus,
yaitu gugus hidrogen, hidroksil, karbonil, dan aldehida (Hawab, 2003). Suatu
monosakarida adalah baik suatu polihidroksi aldehida maupun suatu polihidroksi
keton dengan rumus empiris total (CH2O)n. Monosakarida terbagi menjadi dua
kelompok yaitu aldosa dan ketosa, tergantung pada sifat gugus fungsionalnya
aldehid atau keton. Semua monosakarida kecuali dihidroksiaseton mengandung
satu atau lebih atom karbon asimetrik (Widowati, 2016).

Disakarida adalah karbohidrat yang menghasilkan dua monosakarida apabila


dihidrolisis. Karbohidrat merupakan gula yang dapat mereduksi berbagai pereaksi.
Contoh dari karbohidrat ini adalah sukrosa, laktosa, dan maltose. Oligosakarida
merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan monosakarida
Oligosakarida menghasilkan dua sampai sepuluh unit monosakarida yang dapat
dihidrolisis, seperti maltotriosa. Polisakarida menghasilkan lebih dari enam
monosakarida pada hidrolisis. Contoh polisakarida yang dapat linier dan
bercabang adalah pati dan dekstrin. Karbohidrat merupakan senyawa kimia
organik yang molekul sederhananya mampu larut dalam air dan memiliki sifat
mereduksi berbagai pereaksi. Karbohidrat biasanya digolongkan menurut
strukturnya sebagai monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Istilah sakarida
berasal dari kata latin (sakarum = gula) dan merujuk pada rasa manis dari
beberapa karbohidrat sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu
dengan yang lainnya lewat hidrolisis. Monosakarida dapat digolongkan
berdasarkan jumlah atom karbon yang ada (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa,
heptosa dan seterusnya) dan berdasarkan apakah gugus karbonil yang ada hanya
sebagai aldehida (aldosa) atau sebagai keton (ketosa) yang memiliki gugus OH
bebas sehingga monosakarida mudah larut dalam air. Monosakarida yang juga
disebut gula sederhana (simple sugars) adalah sakarida yang tidak dapat
dihidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain (Hartawan, 2017).

3 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 13 November 2020 pukul 09.00 WIB
s/d selesai di lakukan secara daring via zoom meeting.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang dig unakan pada praktikum kali ini sebagai berikut: 1 ) T abung
reaksi, 2) Pipit tetes, dan 3) Spot plate.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut: 1) Asam
sulfat pekat, 2) Larutan amylum, 3) Larutan alpha nafthol 5% dalam etanol
(dibuat baru), 4) Larutan Benedict, 5) Larutan dekstrin, 6) Larutan laktosa, 7)
Larutan sukrosa, dan 8) Larutan yodium

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum kali ini adalah:
A. Reaksi Molish
1. Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 ml larutan
karbohydrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol.
2. Melalui dinding tabung tambah secara perlahan-lahan larutan asam sulfat
pekat sampai terbentuk cincin coklat.
3. Ulangi percobaan di atas dengan mempergunakan 2 ml air sebagai
pengganti 2 ml larutan karbohydrat. (percobaan blanko). Amati apa yang
terjadi. Keterangan : Disakarida yang dalamsuasana asam akan
terhidrolisa dan menyebabkan reaksi positif. Reaksi positif. Ditunjukkan
dengan adanya Endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
B. Reaksi Yodium
1. Pada plat tetes yang bersih dan kering dimasukkan 3 tetes larutan yang
diperiksa.
2. Campur dengan 2 tetes larutan yodium.

4 Universitas Sriwijaya
3. Terbentuk warna biru untuk amylum dan warna merah anggur untuk
dekstrin.
C. Reaksi Benedict
1. Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 1 ml larutan
yang akan diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan Benedict.
Kocok.
2. Didihkan selama 2 menit atau masukkan dalam air yang mendidih selama
5 menit.
3. Perhatikan warna reaksi yang terjadi. Larutan Benedict terdiri dari
CuSO4.5H2O, Na2CO3.6 H2O, Natrium sitrat dan aquadest

5 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil
Dari praktikum karbohidrat didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1. Hasil Reaksi Molish
Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan

I 2 ml karbohidrat H2SO4 Merah Ada karbohidrat


bata
3 tetes alphanaftol

II 2 ml air, 3 tetes H2SO4 Ungu Tidak ada karbohidrat


larutan alphanaftol

Tabel 4.2. Hasil Reaksi Yodium


Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan

I 3 tetes sampel 2 tetes Yodium Ada endapan, Tidak ada


(larutan dekstrin) diatasnya tidak karbohidrat
berwarna

II 3 tetes sampel 2 tetes Yodium Ada endapan, Ada


diatasnya karbohidrat
(larutan amilum) berwarna
keunguan

Tabel 4.3. Hasil Reaksi Benedict


Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

I (1 ml larutan 2 ml Benedict Berwarna biru tua Negatif


laktosa)

II (1 ml larutan 2 ml Benedict Berwarna Orange Positif


sukrosa) dan ada endapan

6 Universitas Sriwijaya
4.2.Pembahasan
Pada praktikum kalli ini kita akan membahas mengenai karbohidrat dimana
kali ini ita akan melakukan uji karbohidrat dengan beberapa perlakuan sebagai
berikut yaitu uji mollish, uji yodium, dan uji benedict. Pada praktikum ini kita
mulai dengan mengambil asam sulfat pekat dengan menggunakan sarung tangan
dan harus berada di lemari asam. Bahan selanjutnya adalah larutan karbohidrat
menggunakan tepung yang sudah dilarutkan. Larutan dekstrin tepung dan yang
sudah larut di air panas. Larutan benedict, NaOH 1N, alpha nafthol 5%, larutan
yodium, sukrosa, dan laktosa serta larutan amilun yang sudah dlarutkan. Dan eter,
dan HC1. Untuk reaksi mollish pertama menggunakan larutan karbohidrat yang
sudah dilarutkan sebanyak 2 ml. Masukkan ke tabung pertama, tabung kedua kita
menggunakan 2 ml air sebagai pengganti karbohidrat. Masing-masing tabung
diberi tiga tetes larutan aftanafthol. Lalu teteskan asam sulfat ke dalam tabung
sampai terbentuk cincin kecoklatan. Setelah ditetesi asam sulfat tabung larutan
karbohidrat berubah bentuk jadi warna merah bata sedangkan tabung kedua yang
berisi air hanya berubah warna menjadi ungu.
Pada uji yodium menggunakan dua buat tabung reaksi yang pertama ditetesi
3 tetes larutan amilum. Dan pada tabung kedua ditetesi tiga tetes larutan dekstrin.
kemudian ditambahkan 2 tetes yodium pada masing-masing tabung reaksi. Hasil
yang didapatkan ialah untuk tabung yang diisi dekstrin membentuk endapan dan
ada lemak diatasnya dan terbentuk dua lapisan sedangkan untuk tabung amilum
juga terbentuk dua lapisan dan endapan warna putih dibawah dan warna keungu-
unguan diatasnya. Untuk reaksi benedict digunakan larutan laktosa dan sukrosa.
Tabung pertama berisi 1 ml laktosa dan tabung kedua 1 ml sukrosa. Dan masing-
masing larutan benedict 2 ml. Untuk tabung laktosa didapati hasil berwarna biru
tua sedangkan pada sukrosa berwarna biru muda. Selanjutnya didihkan selama 5
menit dan didapati hasil terjadi perubahan warna perubahan warna pada tabung
sukrosa menjadi warna orange. Uji kelarutan dan percobaan mollisch dilakukan
untuk mengetahui adanya karbohidrat pada larutan. Reaksi ini berdasarkan
pembentukan furfural yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat. Pada uji benedict
sampel sukrosa menghasilkan reaksi positif sedangkan laktosa negatif karena pada
sampel tidak terbentuk endapan merah (Nasution, 2016).

7 Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum iniadalah :
1. Pereaksi mollisch digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya
karbohidrat pada sampel.
2. Reaksi kondensasi antara alphanaftol dan derivate larutan karbohidrat
dapat membentuk cincin yang terlihat berwarna kecoklatan.
3. Pada tabung amilum setelah dtambah dengan yodium berubah menjadi
warna biru tua, hal ini berarti bahwa amilum mengandung polisakarida
atau mengandung karbohidrat.
4. Pada uji sukrosa muncul warna orange setelah dipanaskan karena positif
mengandung karbohidrat.
5. Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat
berdasarkan gula pereduksi.

8 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, S. (2016). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Konsumsi Pangan


Sumber Karbohidrat di Pedesaan dab Perkotaan. Jurnal Gizi dan Pangan,
Vol 6(3), 200-207.

Hartawan, R. (2017). Kadar Air dan Karbohidrat Berperan Penting Dalam


Mempertahankan Kualitas Benih Karet. Jurnal Agroekoteknologi, Vol
5(2), 103-112.

Heriyanto. (2016). Perilaku Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Rumah


Tangga Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Kandis. Jurnal Ilmiah
Pertanian, Vol 13(1), 22-30.

Nasution, J. (2016). Kandungan Karbohidrat dan Protein Jamur Tiram Putih


(Pleurotus Ostreatus) Pada Media Tanam Serbuk Kayu Kemiri (Aleurites
Moluccana) dan Serbuk Kayu Campuran. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran MIPA, Vol 1(1), 38-42.

Widowati, S. (2016). Prospek Sukun (Artocarpus communis) Sebagai Pangan


Sumber Karbohidrat Dalam Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan.
Jurnal Pangan, Vol 18(2), 67-75.

Yuniarti, N., & Syamsuwida, D. (2018). Dampak Perubahan Fisiologi dan


Biokimia Benih Eboni Selama Penyimpanan. Jurnal penelitian Hutan
Tanaman , Vol 10(2), 65-71.

9 Universitas Sriwijaya
KUIS KARBOHIDRAT

SOAL:

1. Tuliskan senyawa yang digunakan untuk membuat larutan Benedict ?.....

2. Pada uji Molisch, H2SO4 dapat memecah karbohidrat menjadi senyawa


yang lebih sederhana yaitu furfural. Apa itu furfural ?...

3. Pada uji Benedict, sebutkan mengapa terjadi larutan merah bata pada
sukrosa ?.....

JAWABAN

1. - CuSO4.5H2O

-Na3C6H5O.2H2O

-Na2CO3 anhidrat

-Aquadest

2. Frufural adalah senyawa organik siklk dengan lima atom karbon sebagai
penyusun utama kerangjanya. Furfural termasuk dalam sakarida dan
merangsang saraf lidah merasakan manis.

3. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembaga (II)
direduksi menjadi tembaga (I).

10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai