Disusun Oleh:
Nama: Husnul Khatimah Iskandar
NIM: 021800010
Tanggal Praktikum: Selasa, 8 Oktober 2019
Asisten: Ign. Agus Purbhadi, S.ST, M. Eng
Kelompok: B2
Teman Kerja: 1. Arnelia Kurniawan (021800005)
2. Dian Bayu Prakarsa (021800007)
3. Farida Muliantika (021800008)
4. Kurnia Adi Satrio (021800012)
B. Dasar Teori
1. Motor Induksi
Motor induksi termasuk dalam jenis motor asinkron. Motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet yang terjadi pada stator ke rotor. Arus yang timbul pada rotor bukan
diperoleh dari sumber, tetapi akibat perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan
putar (rotating magnetic field). Berdasarkan penjelasan tersebut motor ini disebut sebagai
motor induksi.
Motor induksi tiga fasa memiliki dua bagian utama, yaitu bagian stator (diam) dan
bagian rotor yang berputar. Diantara stator dan rotor terdapat celah udara sempit yang
berfungsi sebagai tempat perpindahan energi dari stator ke rotor. Berikut ini adalah gambar
konstruksi motor induksi:
Pengaturan kecepatan dengan cara ini hanya dapat dilakukan secara kasar, sebab
jumlah pole (kutub) tidak dapat diubah-ubah secara lancar dan halus. Hal ini dapat
dilakukan apabila motor dirancang untuk dapat diubah jumlah kutubnya seperti motor
Dahlander, yaitu motor yang memiliki kutub ganda (6 lilitan).
Pengaturan kecepatan dengan cara ini hanya dapat dilakukan pada motor induksi
rotor lilit, dimana perubahan tahanan rotor dilakukan dari luar oleh rheostat/tahanan
variabel melalui cincin gesernya.
Motor induksi jenis ini memiliki rotor dengan belitan kumparan 3 dasa sama
seperti kumparan statornya. Penambahan variabel tahanan pada belitan rotor selain akan
mendapatkan pengaturan putaran motor, diperlukan pula untuk membatasi arus mula
yang besar pada saat start.
Buatlah rangkaian seperti di atas, rangkai motor shunt sebagai penggerak generator
dan siapkan sumber (Vt) DC 0- 20 V sebagai pensupply-nya. Kapelkan dengan
generator 3 fasa
Generator dihubungkan bintang dan siapkan eksitasinya (Vf) DC 0 – 30 V
Output dari generator dihubungkan ke alat pengaman thermis/ saklar 3 fasa dan
pasang voltmeter dan frekuensi meter seperti pada gambar
Hidupkan motor penggerak (motor shunt) dengan mengatur tegangan masuk sehingga
putarannya mencapai ±1500 rpm.
Berikan supply eksitasi (Vf) untuk generator, sehingga tegangan output 380 V.
Aturlah frekuensi generator hingga 50 Hz dengan mengatur tegangan masuk motor
penggerak (Vt).
Peralatan pengaturan frekuensi siap digunakan.
b. Pelaksanaan pengaturan kecepatan
Setelah peralatan pengaturan siap digunakan, maka hubungkanlah output dari
generator tersebut pada motor 3 fasa yang akan diatur kecepatannya.
Hidupkan motor tersebut dengan menghidupkan saklar 3 fasa. Pada start awal akan
terjadi drop untuk beberapa saat., biarkan dahulu hingga motor berjalan normal.
Setelah berjalan normal, terjadi penurunan tegangan dan frekuensi. Atur kembali
tegangan dan frekuensi tersebut dengan mengatur Vt dan Vf hingga dicapai f=48 Hz
dan V=380 V.
Catat parameter motor 3 fasa yang diatur kecepatannya tersbut.
Lakukan percobaan untuk F= 48 sampai dengan 52 Hz. Dengan tegangan tetap
sebesar 380 V.
Setelah selesai, matikan peralatan secara berurutan sebagai berikut: putuskan
hubungan saklar 3 fasa, matikan eksitasi generator, baru kemudian matikan motor
penggerak.
Buatlah grafik pengaturan kecepatan f vs n
2. Mengatur putaran
a. Buatlah rangkaian pengaturan kecepatan sebagai berikut:
b. Hidupkan kontaktor 1, motor akan berjalan dengan kutub ganda dan tersambung delta
c. Catat arus (I) dan putarannya (n)
d. Matikan kontaktor 1
e. Hidupkan kontaktor 2, motor akan berjalan dengan kutub ganda yang terhubung
bintang-bintang.
f. Catat arus (I) dan putarannya (n)
3200
Putaran Motor (rpm)
3100
3000
2900
2800
2700
2600
48 49 50 51 52
Grafik 1 Hubungan antara Frekunesi Generator dan Putaran Motor Secara Manual
3500
2500
2000
1500
1000
500
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
No. Hubungan n IL VL
1 ∆ 1496 0,1 360
2 YY 2983 0,02 360
F. Pembahasan
Percobaan kali ini bertuan untuk mengetahui cara mempercepat putaran motor 3
fasa dengan mengubah frekuensi, jumlah kutub dan tahanan rotor. Motor induksi
termasuk dalam jenis motor asinkron. Motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet yang terjadi pada stator ke rotor. Arus yang timbul pada rotor bukan diperoleh
dari sumber, tetapi akibat perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field). Motor induksi tiga fasa memiliki dua bagian utama, yaitu
bagian stator (diam) dan bagian rotor yang berputar. Diantara stator dan rotor terdapat
celah udara sempit yang berfungsi sebagai tempat perpindahan energi dari stator ke rotor.
Data hasil percobaan dapat dilihat pada bagian Grafik dan Data Pengamatan. Pada
percobaan 1, kecepatan diatur menggunakan frekuensi yang generator penyedia dayanya
menggunakan rangkaian motor shunt sebagai penggerak generator. Kemudian rangkaian
dijalankan dengan data yang divariasikan sehingga didapatkan hasil seperti yang ada
pada tabel 1 poin percobaan 1. Semakin tinggi frekuensinya, maka akan semakin cepat
pula perputaran motornya AC-nya. Hubungan ini dapat dilihat dalam grafik 1 Hubungan
antara frekuensi dan putaran motor. Dalam grafik tersebut terlihat bahwa nilai
frekuensinya berbanding lurus dengan nilai putaran motornya. Pada percobaan 1 ini
selain dilakukan dengan cara merangkai manual, digunakan juga mesin inverter otomatis
untuk mengatur frekuensi. Perbedaanya adalah tentu dengan menggunakan mesin
inverter, praktikan tidak perlu merangkai rangkaian penyedia daya yang cukup rumit.
Praktikan hanya tinggal menyambungkan rangkaian ke mesin inverter dan mengatur
frekuensinya dari mesin tersebut. Data hasil yang diambil dapat dilihat pada tabel 2 dan
grafik hubungan antara frekuensi dengan putaran juga dapat dilihat pada grafik 2.
Hasilnya sama dengan percobaan yang menggunakan rangkaian manual, semakin tinggi
frekuensinya, maka kecepatan putarannya juga akan semakin besar.
G. Kesimpulan
1. Pengaturan kecepatan motor 3 fasa dengan mengubah frekuensi menunjukan hubungan
semakin besar frekuensinya, maka putarannya akan semakin cepat.
2. Pengaturan kecepatan motor 3 fasa dengan mengubah jumlah kutub menunjukkan bahwa
kutub ganda yang dihubungkan secara bintang-bintang akan lebih mempercepat putaran
motor AC-nya.
3. Pengaturan kecepatan motor 3 fasa dengan mengubah tahanan rotornya menunjukkan
bahwa semakin kecil tahanannnya maka putarannya akan semakin besar. Sekaligus
pengaturan kecepatan dengan metode ini adalah yang paling menguntungkan atau efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Purbhadi, Ig. Agus. 2019. PEtunjuk PRaktikum Teknik Listrik. Yogyakarta: STTN-BATAN
LEMBAR PENGESAHAN