dalam asuransi, istilah ini mengikuti istilah dalam bahasa Belanda, yaitu
Sedangkan untuk waktu selama hidupnya tidak ditetapkan dalam perjanjian, ini
dan kewajiban antara kedua belah pihak tersebut. Polis asuransi akan menjadi
bukti tertulis yang sah dalam perjanjian yang dilakukan oleh pihak penanggung
7
Salim Abbas, Asuransi Dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo, Jakarta, 2005, hlm. 63.
8
Sentosa Sembiring, 2006, Hukum Asuransi, Penerbitan Nuansa Aulia, Bandung, hlm. 41.
13
14
“Asuransi adalah perjanjian antara kedua belah pihak atau lebih dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima suatu premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita pihak tertanggung, yang timbul dari peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.”
yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam
(dua) pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak
b. Asuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi
dipertanggungkan.”
diarahkan pada jenis asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-
jiwa, maka urusannya adalah: “Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua)
pihak atau lebih dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada
jiwa selanjutnya.
101 Tahun 1941). Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf Ordonansi tersebut:
karena telah diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya
16
Oleh karena itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkan
Ordonansi ini karena sudah tidak berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa
sudah tercakup dalam Pasal 1 angka (1) nomor 2 Undang-Undang Tahun 1992.
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302.
pasal 308 KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh) pasal. Akan tetapi tidak 1 (satu)
pasalpun yang memuat rumusan definisi asuransi jiwa. Dengan demikian sudah
tepat jika definisi asuransi dalam Pasat 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1992 dijadikan titik totak pembahasan dan ini ada hubungannya dengan
ketentuan Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang membolehkan orang
mengasuransikan jiwanya.
kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau
timbul sebagai akibat adanya ancaman bahaya terhadap harta kekayaan atau
terhadap jiwanya.
Diluar sifat yang terkandung dalam pasal 246 KUHD, ada beberapa
sifat lain yang diatur oleh beberapa pasal dala KUHD, yaitu:
9
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1999, hlm. 84.
18
sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi
sebagai penikmatnya. 10
Asuransi jiwa adalah janji tertulis dalam polis asuransi yang dibuat
sebagai berikut.
preminya yang relatif rendah. Oleh sebab itu, jenis produk ini menarik bagi
10
Sentosa Sembiring, 2006, Hukum Asuransi, Penerbitan Nuansa Aulia, Bandung, hlm.
41.
19
calon tertanggung yang mempunyai kebutuhan asuransi yang besar, tetapi daya
Ciri khas asuransi jiwa seumur hidup adalah jenis dasar asuransi jiwa
modal investasinya
masa akhir pertanggungan. Adapun yang cocok dengan produk ini, yaitu:
2) Calon pemegang polis yang ingin memiliki sejumlah dana untuk kebutuhan
Ciri khas asuransi jiwa unit link single adalah premi yang
untuk investasi jangka panjang. Adapun yang cocok dengan produk ini,
yaitu:
meningkatkan kekayaannya
Ciri khas asuransi ini juga merupakan investasi jangka panjang yang
2) Calon pemegang polis yang suka bermain di investasi tapi tetap ingin di
proteksi
tabungan
f. Rider
menawarkan rider dengan tujuan membuat polis mereka unik dan menarik bagi
nasabahnya.
21
1) Karakteristik Rider
harus terlebih dahulu meminta hal itu dan jika disetujui perusahaan asuransi
tidak diperbolehkan membeli rider tanpa polis dasar. Pemegang polis juga
mengalami cacat total permanen dan klaim akan dibayar secara penuh jika
dengan jumlah yang diasuransikan sehingga manfaat ini sering disebut dengan
ganti rugi ganda (double indemnity). Manfaat ini menawarkan ganti rugi dua
22
sejumlah jaminan lump sum jika pemegang polis didiagnosis menderita salah
dapat dilampirkan bersama polis asuransi jiwa berjangka (term policy). Nilai
dari manfaat tambahan berjangka ini umumnya berdasarkan rasio dari nilai
kecelakaan.
g) Manfaat Tambahan Suami/ Istri dan Anak (Spouse and Children Benefit)
Manfaat ini akan memberikan perlindungan bagi istri/ suami dan anak
dari tertanggung. Jangka waktu perlindungan bagi setiap anak akan berakhir
jika sang anak berumur 21 atau 25 tahun. Beberapa perusahaan asuransi jiwa
Persyaratan untuk tunjangan ini sama dengan tunjangan suami atau istri
a. Menurut Jenisnya
1) Ordinary life insurance, yaitu asuransi jiwa biasa atau asuransi jiwa
besar.
2) Industrial life insurance, yaitu asuransi rakyat atau asuransi jiwa kecil.
pemeriksaan kesehatan.
24
untuk menutup suatu risiko dari satu orang tertanggung, baik dengan
2) Group life insurance / asuransi jiwa kolektif, yaitu jenis asuransi yang
diadakan untuk menutup risiko dari banyak orang (satu polis untuk
yaitu:
dan perusahaan).
1) Single life, yaitu perjanjian asuransi yang ditutup atas satu jiwa atau
2) Joint life, yaitu perjanjian penutupan asuransi atas dua atau lebih
tertanggung.
25
1) Medical insarance/
dahulu.
1) Whole life insurance/ asuransi seumur hidup, yaitu asuransi jiwa yang
atau biaya belajar bagi anak tertanggung pada saat anak tersebut
memerlukannya.
2) Asuransi tabungan naik haji, yaitu gabungan antara menabung untuk naik
3) Asuransi jiwa kredit, yaitu melindungi ahli waris dan kreditur terhadap
uang santunan asuransi jiwa akan cukup membayar sisa utang yang
belum dibayar.
4) Asuransi dana pensiun bagi karyawan, yaitu asuransi yang diberikan oleh
perusahaan non pemerintah untuk jaminan hari tua atau pensiun bagi para
karyawannya.
jiwa.
diadakan secara tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut
b) Nama tertanggung;
e) Jumlah asuransi;
f) Premi asuransi.
asuransi sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal
305 KUHD).
Hal ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan
dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban
penanggung.
b) Nama tertanggung
wajib membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen
yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung
karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum
berkepentingan.
28
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu
kesatuan. Jiwa tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada
arti apa-apa bagi asuransi Jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang
tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui wujud badannya. Orang
yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik
Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan
asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung,
misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 2000, apabila
penikmat (beneficiary).
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada
berbeda dengan asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi
menjadi beban penanggung dalam polis asuransi jiwa?. Dalam asuransi jiwa
seseorang sebagai salah satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi
jiwa. Karena evenemen ini hanya 1 (satu), maka tidak perlu di cantumkan
bersisi 2 (dua), yaitu meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka waktu
asuransi, dan benar-benar tidak terjadi sampai jangka waktu asuransi berakhir.
1. Terjadi Evenemen
yang ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung
melunasi pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa
berakhir.
30
asuransi jiwa berakhir sejak terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan
klaim.
Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen,
evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku
3. Asuransi Gugur
ketentuan pasal ini, misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan
Apabila asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah dibayar
karena penanggung tidak menjalani risiko. Hal ini pun diserahkan kepada
penanggung melakukan prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan
badan tertanggung asalkan peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2 (dua)
4. Asuransi Dibatalkan
sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka
Akan tetapi, apabila pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali
a. Penebusan Polis
b. Penggadaian Polis
terjadi resiko.
untuk bagian asuransi yang diperoleh atas dasar premi-premi yang telah
menerima gaji ganti rugi dari penanggung. Pembayaran premi kepada pihak
beberapa prinsip:
b. Umur Tertanggung, yaitu premi atas tertanggung berusia tua akan lebih
besar dibandingkan dengan premi atas tertanggung berumur muda.
c. Cara pembayaran premi, yaitu premi yang dibayar secara bulanan
lebih besar dibandingkan dengan premi tahunan.
d. Masa asuransi, yaitu jumlah premi dengan masa asuransi yang lama
akan lebih kecil dibandingkan dengan masa asuransi yang singkat,
kecuali untuk asuransi Jangka Warsa.
e. Jenis asuransi, yaitu premi atas asuransi yang mempunyai manfaat
yang banyak akan lebih besar dibandingkan yang mempunyai
manfaat sedikit.
f. Standart dan Substandart, yaitu Premi atas asuransi standart akan lebih
kecil dibandingkan dengan substandart.
c. Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau
11
Man Suparaman Sastrawidjaja, Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga,
Alumni, Bandung, 2003,hlm. 9
35
tanggung jawab menanggung ganti rugi, apabila pada saat itu pula
sebagaimana yang seharusnya. Oleh karena itu, penting bagi pengelola asuransi
Secara umum prosedur klaim pada tiap perusahaan asuransi itu hampir
a. Pemberitahuan Klaim
laporan tertulis. Pada tahap awal ini tertanggung akan mendapat petunjuk lebih
lanjut mengenai apa yang harus dilakukan oleh tertanggung, dan dokumen apa
tindakan apa yang diperlukan mengenai klaim yang muncul. Nasabah dapat
b. Bukti Klaim
12
Hasan Ali AM, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Penerrbit Kencana, Jakarta,
2004, hlm. 90.
37
dokumen bukti klaim yang dibutuhkan. Untuk tujuan ini, penting bagi peserta
c. Penyelidikan
itu diperlukan.
d. Penyelesaian Klaim
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, Gema Insan Press,
Jakarta, 2004, hlm. 261.