Resume 2 Antropologi Kesehatan
Resume 2 Antropologi Kesehatan
ANTROPOLOGI KESEHATAN
Disusun oleh:
Annisa Nurulisah
18001002
Dosen:
Fahmy Rezkiah, S.K.M., MMRS
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan resume antropologi kesehatan.
Adapun resume antropologi kesehatan ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Namun tidak lepas dari semua
itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik. Akhirnya saya mengharapkan semoga dari resume antropologi kesehatan dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT
A. Definisi Kelompok Sosial Masyarakat
1. Secara umum
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
2. Menurut para ahli
a. Bierstedt
Berasal dari buku yang ditulis oleh Kamanto Sunarto, Bierstedt
mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang anggotanya
mempunyai kesadaran jenis, berhubungan satu dengan yang lain,
tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.
b. George Homans
Kelompok sosial merupakan suatu kumpulan individu yang
melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk
membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubugan
dengan timbal balik.
c. Giddens
Kelompok sosial merupakan sejumlah orang yang berinteraksi satu
sama lain secara teratur.
d. Hendropuspito
Kelompok sosial merupakan suatu kumpulan nyata dan teratur dari
individu yang melaksanakan perannya secara berhubungan untuk
mencapai tujuan bersama.
e. Johnson
Kelompok sosial merupakan dua orang atau lebih yang saling
berinterkasi dengan cara yang terpola sebagai sebuah kelompok oleh
mereka sendiri dan orang lain.
f. Joseph S.Roucek
Kelompok sosial merupakan suatu kelompok yang meliputi dua
manusia atau lebih yang diantara mereka terdapat pola interaksi yang
dapat dipahami oleh orang lain atau anggotanya dengan keseluruhan.
g. Mac Iver Dan Charles H. Page
Kelompok sosial sebagai satu kesatuan atau himpunan manusia yang
hidup bersama karena adanya interaksi antara mereka.
h. Mayor Polak
Polak mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu
sama lain memiliki hubungan sebagai sebuah struktur untuk
memenuhi kepentingan bersama.
1
i. Paul B. Horfon
Horfon menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling
berinteraksi.
j. Robert K. Merton
Kelompok sosial merupakan sejumlah orang yang saling berinteraksi
yang sesuai dengan pola yang telah mapan.
k. Soerjono Soekanto
Kelompok sosial merupakan satu kesatuan atau himpunan manusia
yang saling berhubungan diantara mereka dengan adanya timbal balik
dan saling memengaruhi.
l. Willa Huky
Kelompok sosial merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling berkomunikasi dan berinteraksi.
2
C. Jenis-Jenis Kelompok Sosial Masyarakat
1. Kelompok besar
Kelompok besar (big group) adalah kelompok yang memiliki
jumlah anggota relatif besar dan biasanya terbentuk dari beberapa
kelompok kecil yang masing-masing kelompok menangani tugas tertentu.
Contohnya suatu lembaga pendidikan (sekolah dan universitas). Berikut
merupakan ciri-ciri dari kelompok besar:
a. Tugas yang ditangani/tugas sosial yang dilaksanakannya penting
dan universal.
b. Jumlah anggota relatif besar.
c. Biasanya terbentuk dari beberapa kelompok kecil yang menangani
tugas tertentu.
d. Tugas-tugasnya mencakup pemenuhan kebutuhan dasar guna
mempertahankan kehidupan masyarakat.
2. Kelompok kecil
Kelompok kecil (small group) adalah kelompok yang jumlah
anggotanya relatif kecil (paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar
kebutuhan atau kepentingan kecil dan spesifik.
Kelompok-kelompok kecil selalu timbul atau pasti akan timbul di
dalam kelompok yang lebih besar dan luas. Hal ini terjadi karena manusia
mempunyai kepentingan yang berbeda.
Manusia memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya.
Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan
yang demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group).
Contohnya, kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan
kelompok kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah).
Kelompok kecil mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kelompok besar sebab memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana
seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati,
tetapi juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.
b. Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan
kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.
c. Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan
suatu organisme yang dinamakan masyarakat.
d. Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam kerangka
sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah miniatur
masyarakat yang mempunyai pembagian kerja, kode etik,
pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.
3
3. Kelompok primer
Kelompok primer (primary group) adalah kesatuan hidup manusia
yang ditandai dengan hubungan antaranggotanya yang berlangsung secara
tatap muka, saling mengenal, mesra dan akrab, kerja sama yang erat dan
bersifat pribadi.
Faktor-faktor yang memungkinkan hubungan manusia dalam suatu
kelompok berlangsung secara akrab dan mesra di antaranya sebagai
berikut.
a. Jumlah anggota relatif kecil sehingga mereka saling mengenal
kepribadian masing-masing.
b. Adanya rasa solidaritas yang tinggi di antara anggota-anggotanya.
Mereka merasa mempunyai kepentingan yang sama, memegang
nilai-nilai budaya yang sama, berasal dari keturunan yang sama.
c. Merasa mempunyai nasib yang sama karena pengalaman sejarah
yang sama. Contohnya, kelompok primer, yaitu keluarga beserta
kerabatnya.
4. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok yang
hubungan antaranggotanya kurang akrab, renggang bahkan tidak saling
mengenal. Dalam kehidupan masyarakat setiap orang pada umumnya
memiliki dua keanggotaan sekaligus. Selain sebagai anggota kelompok
primer, dia juga sebagai anggota kelompok sekunder.
Faktor yang menyebabkan terbentuknya kelompok sekunder adalah
hasrat dan kebutuhan hidup. Hasrat dan kebutuhan hidup itulah yang
mendorong manusia untuk hidup berkelompok. Manusia merupakan
makhluk yang selalu ingin hidup bersama dan tidak mungkin dapat
bertahan hidup tanpa manusia lain. Pada saat suatu kebutuhan tidak bisa
dipenuhi oleh diri sendiri atau kelompoknya (primer), manusia akan
membentuk atau memasuki kelompok sekunder.
Manusia sebagai pribadi dalam kelompok sekunder kurang
mendapat perhatian sebab yang menjadi pusat perhatian adalah tugas dan
prestasi kerja. Contohnya, dalam sebuah perusahaan, aspek yang dihargai
dari seseorang adalah kepandaian, keterampilan, keluwesan bekerja sama,
dan kepemimpinannya. Demi efisiensi, prinsip utamanya adalah
menempatkan seseorang untuk melakukan suatu jenis pekerjaan sesuai
dengan keahliannya.
5. Kelompok dalam (in group)
In-Group adalah kelompok sosial yang individu-individunya
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dalam menunjukkan
in group-nya dalam kehidupan sehari-hari diungkapkan dengan kata
seperti “kelompok saya, group saya,” dan lainnya. Dalam ucapan, sikap
dan perilakunya terkandung makna bahwa orang lain yang bukan
4
termasuk kelompoknya (orang luar). Contohnya, kami warga RT 007
sedangkan mereka warga RT 10.
6. Kelompok luar (out group)
Out Group adalah kelompok sosial yang oleh individu-individu
diartikan sebagai musuh kelompoknya atau lawan In Group. Out Group
sering sering diungkapkan dengan istilah “kelompok mereka, group
mereka, kelas mereka,” dan lainnya. Contohnya, mereka adalah anak
kelas lain.
7. Kelompok keanggotaan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok
keanggotaan (membership group). Kelompok keanggotaan adalah
kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik
menjadi anggota kelompok itu. Misalnya, seseorang mengaku sebagai
mahasiswa lalu menujukkan kartu mahasiswanya.
Contoh lainnya, Andi berprofesi sebagai guru, bukti yang
menunjukkan dia sebagai anggota dari membership group adalah Kartu
Anggota PGRI yang menjelaskan bahwa Andi telah diterima secara sah
sebagai anggota PGRI.
Dalam masyarakat yang belum mengenal administrasi secara baik,
keanggotaan seseorang ditunjukkan dengan keberadaannya secara fisik
yang selalu bersama-sama dengan anggota kelompok.
8. Kelompok patokan
Kelompok acuan (reference group) adalah kelompok sosial yang
menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk
membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan anggota
kelompok (orang dari luar kelompok) menerima pengaruh dari suatu
kelompok, dia menjalin ikatan batin dan berusaha menyesuaikan diri serta
mengidentifikasikan diri dengan kelompok tadi karena dia berpandangan
bahwa kelompok tersebut berguna untuk mengembang kan kehidupannya.
Contohnya, Andi sebagai anggota PGRI menjalin hubungan secara
tersembunyi atau terang-terangan dengan koperasi yang ada di daerahnya.
Walaupun bukan anggota koperasi tersebut, dia berusaha
mengembangkan prinsip-prinsip koperasi dalam kehidupannya karena
terbukti bahwa koperasi sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi
keluarganya.
Koperasi dalam hal ini merupakan reference group bagi Andi.
Kenyataan sosial menunjukkan bahwa jumlah anggota masyarakat yang
menjadi reference group jumlahnya relatif banyak, terutama dengan
kelompok keagamaan. Artinya tidak menjadi anggota resmi agama
tertentu, tetapi mereka berusaha menyesuaikan diri dengan ajaran agama
yang secara hakiki dapat menciptakan ketenangan dan kebahagiaan hidup.
5
Dalam keadaan tertentu, antara reference group dan membership
group agak sulit dipisahkan. Contohnya, seorang anggota partai politik
menjadi anggota DPR. DPR merupakan membership baginya, tetapi jiwa
dan jalan pikirannya tetap terikat pada partainya. Hal ini sering
menampakkan segi-segi negatif karena anggota dewan yang terhormat
terlampau berpegang pada prinsip-prinsip reference group (partainya).
9. Kelompok penekan
Kelompok penekan merupakan sekelompok manusia yang
berbentuk lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau kegiatannya
memberikan tekanan kepada pihak penguasa (pemerintah) agar
keinginannya dapat diakomodasi oleh pemegang kekuasaan. Dapat juga
didefinisikan sebagai "association of individual or organisations that on
the basis of one or more shared concerns, attempt to influence public
policy in its favour usually by lobbying members of the government"
(sekumpulan individu dan atau organisasi yang memiliki dasar dari satu
atau lebih kepentingan bersama yang berupaya untuk memengaruhi
pandangan umum menurut kepentingannya dengan anggota pelobi di
dalam pemerintahan). Perbedaan kelompok penekan dengan kelompok
kepentingan adalah pada cara dan sasaran dalam mencapai tujuan.
Kelompok kepentingan mementingkan bagaimana mereka memfokuskan
diri pada suatu isu atau kepentingan untuk mencapai tujuan dalam jangka
waktu yang lebih lama sedangkan kelompok penekan lebih bersifat
sementara
10. Kelompok dasar
Kelompok dasar adalah kelompok yang dibentuk secara spontan
dari bawah untuk melindungi anggota-anggotanya terhadap tekanan
negatif dari masyarakat besar dan sekaligus berfungsi sebagai sumber
kegiatan bagi pembaruan masyarakat besar (induk) itu sendiri. Suatu
kesatuan manusia dikategorikan sebagai kelompok dasar apabila memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Kelompok dasar pada umumnya merupakan kelompok yang relatif
kecil dan terdiri atas orang-orang yang tidak puas terhadap masyarakat
sekitarnya.
b. Kelompok dasar dibentuk dari bawah secara spontan, tidak didasarkan
atas perintah atau desakan unsur pimpinan masyarakat yang sedang
memegang kekuasaan. Sering pembentukan kelompok dasar tidak
direstui pemerintah karena bertentangan dengan kehendak pemerintah.
c. Kelompok dasar dibentuk khusus guna melindungi anggota
kelompoknya dan secara umum melindungi masyarakat luas dari
tekanan anonim unsur kekuasaan yang merugikan lapisan bawah.
d. Kelompok dasar dapat berfungsi sebagai pembaharu masyarakat besar
(masyarakat politik atau negara dan masyarakat agama) yang dirasa
6
telah kehilangan vitalitasnya dalam menjalankan fungsi-fungsi
sosialnya.
Contoh kelompok dasar yang terdapat di masyarakat di antaranya
kelompok yang berlandaskan agama. Kelompok agama muncul karena
unsur-unsur penting telah kehilangan fungsinya bagi masyarakat.
7
2. Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka,
dan strukturnya bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft ini umumnya
terdapat di dalam hubungan perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbal
balik, seperti ikatan antara pedagang dengan pembeli.
8
G. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial Masyarakat
Dalam sosiologi ada istilah yang namanya ”homofili”, artinya
kecenderungan individu untuk mengasosiasikan dirinya dengan individu lain
berdasarkan pada kesamaan atau kemiripan karakter. Karakter yang dimaksud
memiliki cakupan luas. Misalnya, individu yang suka main sepatu roda,
mereka berkumpul, menjalin interaksi dan membuat kelompok komunitas
sepatu roda. Kelompok tersebut terbentuk atas kesaamaan hobi bersepatu
roda.
Kemiripan karakter bisa dalam bentuk lain, yang sekaligus menjadi
faktor yang melatarbelakangi terbentuknya suatu kelompok, seperti:
a. Keyakinan akan perlunya bersatu.
b. Harapan bersama yang dihayati oleh para anggota kelompok.
c. Ideologi yang mengikat seluruh anggota.
d. Kesadaran bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok.
e. Visi yang menjadi panduan hidup bersama.
Kesamaan atau kemiripan keyakinan, harapan, ideologi, kesadaran,
dan visi seringkali menjadi faktor utama terbentuknya kelompok. Selanjutnya
kita bahas lebih detail mengenai klasifikasi kelompok sosial. Pada dasarnya
ada dua macam kelompok manusia berdasarkan faktor pembentuknya:
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir.
9
4. Ada pola perilaku yang muncul dalam kelompok. Pola perilaku tersebut
bisa ditentukan oleh norma atau peraturan yang menjaga berlangsungnya
ikatan kebersamaan.
5. Bersistem dan berproses dalam perkembangannya sehingga membentuk
suatu kelompok.
Adanya ciri-ciri sebagaimana yang disebutkan di atas menunjukkan
bahwa kelompok sosial memiliki karakteristik khusus. Suatu perkumpulan
atau kesatuan individual bisa disebut sebagai kelompok bisa juga tidak.
10
BAB II
ATURAN/NORMA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
A. Definisi Definisi Norma dan Norma Sosial
1. Norma secara umum
Peraturan hidup yang tumbuh dalam masyarakat sebagai unsur
pengikat dan pengendali manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Menurut para ahli
a. Menurut John J. Macionis ( 1997 )
Pengertian norma menurutnya ialah segala aturan dan harapan
masyarakat yang memandu segala perilaku anggota masyarakat.
b. Menurut Broom Dan Selznic
Pengertian norma menurutnya ialah suatu rancangan yang ideal dari
perilaku manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota
masyarakatnya untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera.
c. Menurut Antony Giddens ( 1994 )
Pengertian norma menurutnya ialah sebuah prinsip maupun aturan
yang jelas, nyata atau konkret yang harus diperhatikan oleh setiap
masyarakat.
d. Menurut Bellebaum
Pengertian norma menurutnya ialah sebuah alat untuk mengatur setiap
individu dalam suatu masyarakat agar bertindak dan berperilaku
sesuai dengan sikap dan keyakinan tertentu yang berlaku di
masyarakat tersebut.
e. Menurut E. Utrecht
Pengertian norma menurutnya ialah segala himpunan petunjuk hidup
yang mengatur berbagai tata tertib dalam suatu masyarakat atau
bangsa yang mana peraturan itu diharuskan untuk ditaati oleh setiap
masyarakat, jika melanggar maka akan adanya tindakan dari
pemerintah.
f. Menurut Soerjono Soekanto
Pengertian norma menurutnya ialah sebuah perangkat dimana hal itu
dibuat agar hubungan didalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti
yang diharapkan.
3. Norma sosial
Kebiasan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat dan batasan wilayah tertentu.
11
3. Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya.
4. Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi
sanksi atau hukuman.
5. Norma sosial bisa menyesuaikan perubahan sosial, sehingga norma sosial
bisa mengalami perubahan, artinya norma sosial bersifat fleksibel dan
luwes terhadap perubahan sosial. Setiap ada keinginan dari masyarakat
untuk berubah, norma akan menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Meskipun tidak berubah seluruhnya, aturan ini pasti akan mengalami
perubahan.
12
ulang dalam bentuk yang sama yang membuktikan bahwa banyak
orang menyukai perbuatan tersebut. Contohnya kebiasaan
menghormati orang-orang yang lebih tua, membuang sampah pada
tempatnya, mencuci tangan sebelum makan, serta mengucapkan salam
sebelum masuk rumah. Setiap orang yang tidak melakukan perbuatan
tersebut dianggap telah menyimpang dari kebiasaan umum yang ada
dalam masyarakat.
c. Kelakuan (Mores)
Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara
perilaku saja, tetapi diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan
tersebut menjadi tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-
sifat yang hidup dari kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat
pengawas oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata
kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan, namun di lain
pihak merupakan larangan, sehingga secara langsung menjadi alat
agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya
dengan tata kelakuan tersebut. Dalam masyarakat, tata kelakuan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
(1) Memberikan batas-batas pada kelakuan individu
Setiap masyarakat mempunyai tata kelakuan masing-masing, yang
seringkali berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya pada suatu masyarakat perkawinan dalam satu suku
dilarang, tetapi di suku lain tidak ada larangan.
(2) Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya
Di satu pihak tata kelakuan memaksa orang agar menyesuaikan
tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku, di lain
pihak diharapkan agar masyarakat menerima seseorang karena
kesanggupannya untuk menyesuaikan diri.
(3) Menjaga solidaritas di antara anggota-anggotanya
Misalnya tata pergaulan antara pria dan wanita yang berlaku bagi
semua orang, segala usia, dan semua golongan dalam masyarakat.
d. Adat istiadat (Custom)
Tata kelakuan yang berintegrasi secara kuat dengan pola-pola
perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat. Anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapatkan sanksi
keras. Contohnya hukum adat masyarakat Lampung yang melarang
terjadinya perceraian antara suami istri. Apabila terjadi perceraian,
maka tidak hanya nama orang yang bersangkutan yang tercemar,
tetapi juga seluruh keluarga, bahkan seluruh suku. Oleh karena itu,
orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari
masyarakat, termasuk keturunannya, sampai suatu saat keadaan
semula pulih kembali. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan
13
melakukan upacara adat khusus (yang biasanya membutuhkan biaya
besar).
2. Menurut bidang kehidupan tertentu
Apabila digolongkan menurut bidang kehidupan tertentu, dalam
masyarakat ada enam golongan utama norma, yaitu norma agama, norma
kesopanan, norma kelaziman, norma kesusilaan, norma hukum, dan
mode.
a. Norma Agama
Norma agama adalah suatu petunjuk hidup yang berasal dari
Tuhan bagi penganut-Nya agar mereka mematuhi segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya.
Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan bahwa
peraturan-peraturan hidup itu berasal dari Tuhan dan merupakan
tuntunan hidup ke jalan yang benar. Daya ikat norma agama
sebenarnya cukup kuat, namun karena sanksi yang diterima tidak
langsung, masyarakat cenderung bersikap biasa-biasa saja apabila
melanggar aturan yang telah digariskan agama.
Namun, bagi orang yang tingkat pemahaman agamanya tinggi,
melanggar aturan dalam agama berarti dia akan masuk neraka kelak
dalam kehidupan di akhirat. Contohnya larangan mengambil barang
milik orang lain, larangan berdusta, larangan berzina, dan lain-lain.
b. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari
pergaulan segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan
pergaulan sehari-hari sekelompok masyarakat. Peraturan hidup yang
dijabarkan dari rasa kesopanan ini diikuti dan ditaati sebagai pedoman
yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Norma
kesopanan ini lebih bersifat khusus. Mengapa demikian? Karena
setiap wilayah memiliki aturan dan tata pergaulan yang berbeda-beda.
Selain itu, sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu masyarakat
tertentu belum tentu sopan untuk masyarakat lain. Misalnya, di
sebagian besar negara Eropa, memegang kepala orang yang lebih tua
merupakan hal yang biasa, bahkan pada peristiwa tertentu hal itu
justru dianggap sebuah penghormatan. Namun, di Indonesia hal itu
dianggap tidak sopan dan merupakan penghinaan.
c. Norma Kelaziman
Segala tindakan tertentu yang dianggap baik, patut, sopan, dan
mengikuti tata laksana seolah-olah sudah tercetak dalam kebiasaan
sekelompok manusia disebut dengan norma kelaziman. Jumlah
kelaziman sangat banyak dan hampir memengaruhi setiap tindakan
dan gerak-gerik kita. Sifatnya pun berbeda-beda dari masa ke masa,
dalam setiap bangsa, dan di setiap tempat.
14
Perbedaan sifat kelaziman itu disebabkan oleh berubahnya cara-
cara untuk berbuat sesuatu dari masa ke masa. Serta tergantung pada
kebudayaan yang bersangkutan. Umpamanya, masyarakat kita dulu
makan dengan menggunakan tangan, kini sudah menggunakan
sendok. Ada juga bangsa atau masyarakat yang tidak mengenal
sendok, tetapi menggunakan sumpit. Orang yang melakukan
penyimpangan dari kelaziman ini dianggap aneh, ditertawakan, atau
diejek.
d. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan dianggap sebagai aturan yang datang dari
suara hati sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup ini datang dari
bisikan kalbu atau suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap
orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. Penyimpangan
dari norma kesusilaan dianggap salah atau jahat, sehingga
pelanggarnya akan diejek atau disindir. Misalnya, anak yang tidak
menghormati orang tua akan diejek dan disindir karena tindakan itu
dianggap tindakan asusila.
Apabila penyimpangan kesusilaan dianggap keterlaluan, maka
pelakunya akan diusir atau diisolasi. Contohnya, orang yang
melakukan perkawinan sumbang (incest) akan diusir dari lingkungan
kelompok tempat tinggalnya karena tindakan itu dapat meresahkan
masyarakat. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan tidak dihukum
secara formal, tetapi masyarakatlah yang menghukumnya secara tidak
langsung.
e. Norma Hukum
Semua norma yang disebutkan di atas bertujuan untuk membina
ketertiban dalam kehidupan manusia, namun belum cukup memberi
jaminan untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat. Hal itu
mengingat norma-norma di atas tidak bersifat memaksa dan tidak
mempunyai sanksi yang tegas apabila salah satu peraturannya
dilanggar.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu norma yang dapat
menegakkan tatanan dalam masyarakat serta bersifat memaksa dan
mempunyai sanksi-sanksi yang tegas. Jenis norma yang dimaksud
adalah norma hukum. Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak
tertulis yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang
menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya.
Hukum sebagai sistem norma berfungsi untuk menertibkan dan
menstabilkan kehidupan sosial. Selain itu, hukum juga berfungsi
sebagai sistem kontrol sosial. Oleh sebab itu, setiap tindakan akan
dikontrol oleh norma hukum dan hukum tersebut akan menjatuhkan
sanksi terhadap orang yang melanggarnya. Akhirnya, hukum dapat
15
mengaktifkan kembali suatu proses interaksi yang macet dan
sekaligus menentukan ketertiban dalam hubungan. Misalnya, dalam
kasus perselisihan wilayah Israel, Palestina, dan Lebanon yang
berbuntut pada pengeboman wilayah Lebanon oleh Israel, dan PBB
bertindak sebagai penengah. Ini menunjukkan bahwa hukum berlaku
untuk memfungsikan hubungan antarkekuasaan dan menjamin
ketertiban. Jadi, ciri-ciri norma hukum adalah sebagai berikut.
i. Aturannya pasti
ii. Mengikat semua orang
iii. Memiliki alat penegak aturan
iv. Dibuat oleh penguasa
v. Bersifat memaksa
vi. Sangsinya berat
f. Mode
Mode (fashion) adalah cara dan gaya dalam melakukan dan
membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh
banyak orang. Ciri utama mode adalah bahwa orang yang
mengikutinya bersifat massal, dan kalangan luas menggandrunginya.
Mode banyak dipengaruhi oleh gaya. Gaya dimaksudkan sebagai
penjelmaan dari cita-cita dan konsep keindahan baru serta teknologi
baru. Cita-cita dan konsep baru itu mempunyai dasar yang lebih
dalam dan mencerminkan perubahan-perubahan kemasyarakatan yang
penting. Misalnya mode pakaian, sepatu, tas, rambut, dan lainlain.
Contohnya pada suatu waktu di masyarakat berkembang tren rambut
keriting, kemudian berubah menjadi tren rambut lurus yang dikenal
dengan istilah rebonding setelah ditemukannya teknologi baru di
bidang pelurusan rambut. Contoh lainnya adalah perubahan mode
pakaian pada wanita, di mana suatu waktu berkembang tren para
wanita memakai rok mini, kemudian berubah ke rok panjang, dan
selanjutnya kembali lagi ke rok mini.
16
tetap tinggal pada rumah yang ditempati oleh kaum untuk dimanfaatkan
bersama oleh seluruh anggota kaum itu. Penerusan harta atau peranan
pengurusan atas harta pusaka hanya menyangkut harta pusaka tinggi yang
murni, dengan arti belum dimasuki unsur harta pencarian. Harta pusaka
hanya berhak dilanjutkan oleh keturunan dalam rumah itu dan tidak dapat
beralih kerumah lain walaupun antara kedua rumah itu terlingkup.
3. Norma hukum yang memiliki daya ikat kuat bagi masyarakat, seperti
adanya aturan-aturan mengenai keharusan mematuhi rambut-rambu lalu
lintas, pemberian sanksi tegas bagi para kriminal, dan lain sebagainya.
17
3. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma
sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini
dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau
bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di
luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS
(penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para
pelaku.
4. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan
melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.
Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku
yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan
masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang
pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita
maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia
lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang
mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti
oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang
sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya
tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak
kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis
seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah
pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
18
BAB III
IMPLIKASI ANTROPOLOGI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
A. Definisi Implikasi, Antropologi dan Pelayanan Kesehatan
1. Implikasi
Kata implikasi memiliki sebuah persamaan kata yang memadai
beragam, diantaranya adalah keterkaitan, keterlibatan, efek, sangkutan,
asosiasi, akibat, konotasi, maksud, siratan, dan sugesti. Pengertian
Implikasi dalam kamus bahasa Indonesia adalah keterlibatan atau keadaan
terlibat.
2. Antropologi
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang
manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain
sebagainya.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan
diberikan oleh fasilitas kesehatan.
4. Implikasi antropologi dalam pelayanan kesehatan
Implikasi antropologi dalam pelayanan kesehatan adalah
penggabungan atau keterlibatan ilmu antropologi di dalam pelayanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
19
masyarakat dapat digunakan oleh para pamong kesehatan masyarakat untuk
memahami karakter masyarakat dimana mereka bertugas.
Secara teoritis dan praktis, antropologi akan memberikan suatu sumbangan
pada pengembangan pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya ginekologi
sosial. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran,
cara pandang atau bahkan membantu dengan paradigma untuk menganalisis
suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu
yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.
Contohnya antrophology in medicine, yaitu antropolog yang bekerjasama
secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam
memperlajari faktor sosial yang relavan dengan terjadinya gangguan
kesehatan ataupun antropolog berusaha berhubungan langsung dengan
perawatan pasien atau untuk memecahkan masalah kesehatan secara
langsung. Antropolog medis memeriksa bagaimana kesehatan individu,
formasi sosial yang lebih besar, dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan
timbal balik antara manusia.
20