Anda di halaman 1dari 17

Artikel Ilmiah

PERBANDINGAN PEMBEBANAN GEMPA STATIK EKIVALEN


DAN DINAMIK RIWAYAT WAKTU (TIME HISTORY) DENGAN
VARIASI JUMLAH TINGKAT PADA GEDUNG DI LOMBOK
Comparison of Earthquake Loading Between Equivalent Static Method
and Dynamic Time History Method in Some Various Levels of Building
in Lombok

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

ABDUL HAFIDZ
F1A 013 002

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2018
Artikel Ilmiah
PERBANDINGAN PEMBEBANAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN
DINAMIK RIWAYAT WAKTU (TIME HISTORY) DENGAN VARIASI
JUMLAH TINGKAT PADA GEDUNG DI LOMBOK

Oleh:

Abdul Hafidz
F1A 013 002

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

1. Pembimbing Utama

Suparjo, ST., MT. Tanggal: 6 November 2018


NIP. 19670814 199412 1 001

2. Pembimbing Pendamping

Ni Nyoman Kencanawati, ST., MT., Ph.D. Tanggal: 6 November 2018


NIP. 19760804 200003 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Jauhar Fajrin, ST., MSc(Eng)., Ph.D.


NIP. 19740607 199802 1 001

ii
Artikel Ilmiah
PERBANDINGAN PEMBEBANAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN
DINAMIK RIWAYAT WAKTU (TIME HISTORY) DENGAN VARIASI
JUMLAH TINGKAT PADA GEDUNG DI LOMBOK

Oleh:

Abdul Hafidz
F1A 013 002

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal 28 September 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mencapai derajat S-1
Jurusan Teknik Sipil

Susunan Tim Penguji :


1. Penguji 1

Fathmah Mahmud, ST., MT. Tanggal: Nopember 2018


NIP. 19711109 200012 2 001

2. Penguji 2

Hariyadi, ST., Msc(Eng).,Dr.Eng. Tanggal: Nopember 2018


NIP. 19731027 199802 1 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram

Akmaluddin, ST., MSc(Eng)., Ph.D.


NIP. 19681231 199412 1 001

iii
PERBANDINGAN PEMBEBANAN GEMPA STATIK EKIVALEN DAN
DINAMIK RIWAYAT WAKTU (TIME HISTORY) DENGAN VARIASI
JUMLAH TINGKAT PADA GEDUNG DI LOMBOK

Abdul Hafidz1, Suparjo2, Ni Nyoman Kencanawati3


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

INTISARI
Analisis beban gempa dapat dilakukan dengan analisis statik dan analisis
dinamik. Analisa dinamik riwayat waktu dianggap sebagai analisa paling akurat
dalam menentukan pembebanan pada gedung akibat gempa, namun membutuhkan
waktu yang banyak. Untuk kebutuhan praktis digunakan analisa statk ekivalen yang
merupakan penyederhanaan dari analisa dinamik. Analisa statik ekiveln hanya
untuk bangunan regular dengan ketinggian tidak lebih dari 40 meter atau 10 lantai.
Untuk struktur bangunan dengan ketinggian diatas 10 lantai dianjurkan
menggunakan analisa dinamik. Sehigga perlu dilakukan studi perbandingan
pembebanan gempa antara statik ekivalen dan dinamik riwayat waktu pada
beberapa variasi ketinggian gedung.
Struktur yang ditinjau dalam tulisan ini adalah 5 buah model bangunan
dengan perbedaan ketinggian dan jumlah lantai. Kelima struktur tersebut akan
dianalisis nilai pembebanannya dengan analisis statik ekivalen dan dinamik riwayat
waktu, mulai dari low-rise building (4 lantai), medium-rise building (7 lantai dan
10 lantai) dan high-rise building (13 lantai dan 16 lantai). Data riwayat waktu
gempa yang digunakan adalah 3 data catatan gempa besar yang diperoleh dari situs
PEER Berkeley yaitu data Akselerogram gempa Imperial Valley, Akselerogram
gempa Loma Prieta, dan Akselerogram gempa Kobe yang kemudian akan
diskalakan dengan spektrum respon wilayah kota Mataram untuk jenis tanah sedang
pada bangunan perhotelan sesuai dengan standar SNI 1726-2012. Analisa dinamik
digunakan dengan bantuan program Matlab.
Hasil dari penelitian ini adalah analisa dinamik menunjukkan bahwa analisa
statik memberikan nilai pembebanan dan gaya geser dasar yang lebih besar
dibandingkan dengan analisa dinamik, namun untuk struktur high-rise building (13
lantai dan 16 lantai) analisa dinamik memberikan nilai pembebanan yang lebih
merata dibandingkan dengan analisa statik, maka dari itu analisa dinamik lebih
diperuntukkan untuk high-rise building atau lebih dari 10 lantai.
Kata Kunci : Statik ekivalen, dinamik riwayat waktu, PEER Berkeley,
akselerogram gempa, gaya geser dasar.

1
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping

1
1. PENDAHULUAN praktis dilapangan digunakan analisa
1.1. Latar Belakang statik ekivalen yang merupakan
penyederhanaan analisa dinamik.
Indonesia adalah negara yang
dilalui 2 jalur seismik, hal ini Analisa statik ekivalen hanya
menyebabkan gempa bumi sering diperbolehkan untuk banguan regular
terjadi di negara ini. Gempa bumi horizontal maupun vertical (SNI
adalah suatu peristiwa pelepasan 1726:2012). Salah satu contoh
energi gelombang seismic yang bangunan regular adalah ketinggian
terjadi secara tiba-tiba tidak lebih dari 40 meter diukur dari
mengakibatkan dan respon pada taraf penjepitan lateral. Gaya gempa
bangunan. Dalam dunia teknik sipil rencana pada bangunan yang
terutama dalam bidang struktur memiliki ketinggian diatas 40 meter
bangunan, beban rencana akibat atau 10 tingkat harus dihitung dengan
gempa bumi perlu diperhatikan, menggunakan analisa dinamik (SNI
karena berpengaruh besar terhadap 1726:2002).
keamanan dan kestabilan gedung itu
sendiri. Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas, penulis akan
Respon dari suatu struktur mengkaji mengenai “Perbandingan
akibat gempa sangat dipengaruhi oleh Pembebanan Gempa Statik ekivalen
bentuk struktur itu sendiri. Bangunan dan Dinamik Riwayat Waktu (Time
dengan bentuk beraturan, sederhana, History) dengan Variasi Jumlah
dan simetris akan berperilaku baik Tingkat pada Gedung di Lombok”.
terhadap gempa dibandingkan dengan
bangunan yang memiliki struktur 1.2 Rumusan Masalah
tidak beraturan. RSNI 03-1726-2012 Berdasarkan latar belakang di atas,
menyatakan bahwa pengaruh gempa maka dapat diambil rumusan masalah
rencana harus ditinjau dalam dalam penelitian ini, yaitu :
perencanaan dan evaluasi struktur a. Bagaimana keakuratan analisa
bangunan gedung dan non gedung. statik ekivalen terhadap analisa
Gaya gempa rencana dapat dihitung dinamik Time history dari
dengan analisa statik ekivalen, analisa perbandingan nilai beban
dinamik respon spectra maupun gempa pada jumlah tingkat
analisa dinamik Time history. yang berbeda?
Analisa dinamik Time history b. Bagaimana perbedaan antara
merupakan metode yang paling nilai beban gempa hasil analisa
akurat dalam meninjau perilaku dinamik Time history dengan
gedung terhadap beban dinamik, data catatan gempa yang
dimana analisa ini menggunakan data berbeda?
catatan gempa setempat untuk 1.3 Tujuan Penelitian
mengetahui prilaku struktur terhadap Adapun tujuan dari dilakuaknnya
gaya luar yang terjadi, namun analisa penelitian ini adalah :
ini memerlukan hitungan yang
banyak dan dan waktu yang lama. a. Mengetahui perbandingan nilai
Oleh karena itu, untuk keperluan gaya akibat analisa
pembebanan gempa statik

2
ekivalen dan analisa dinamik lateral dinamik akibat mode total
time history pada suatu gedung dengan analisa dinamik. Penelitian ini
dengan jumlah tingkat yang bertujuan untuk mengetahui
berbeda. keakuratan pembebanan akibat
b. Mengetahui keakuratan analisa gempa dengan metode statik ekivalen
statik ekivalen terhadap analisa terhadap pembebanan akibat gempa
dinamik Time history dari dengan anailsa dinamik time history
perbandingan nilai gaya gempa pada gedung bertingkat.
pada jumlah tingkat yang Dasar Teori
berbeda. Analisa Statik Ekuialen
Pada analisa statik ekivalen
2. DASAR TEORI Beban gempa yang bekerja
2.1 Tinjauan Pustaka diasumsikan sebagai beban titik yang
SNI 1726 2012 menyatakan bekerja pada tiap lantai.
pengaruh gempa rencana harus Beban Geser
ditinjau dalam perencanaan dan Beban geser dasar (base
evaluasi struktur bangunan gedung shear) statik ekivalen adalah gaya
dan non gedung, dimana gaya gempa yang terjadi pada dasar bangunan.
rencana dapat dihitung dengan Meskipun sifat nya statik, namun nilai
dengan menggunakan analisa statik beban geser dasar diperoleh murni
ekivalen, analisa dinamik respon dari prinsip statik, tetapi sudah
spectra dan analisa dinamik time memperhitungkan prinsip-prinsip
history. Namun Analisa statik dinamik (Widodo, 2001). Dalam
ekivalen hanya diperbolehkan untuk konsep statik ekivalen tersebut, hanya
bangunan regular horizontal maupun massa yang diperhitungkan,
vertikal (SNI 1726:2012). Salah satu sedangkan konsep dinamik
ciri bangunan regular adalah memperhitungkan massa, kekakuan
ketinggian tidak lebih dari 40 meter dan redaman. Pada statik ekivalen,
atau 10 tingkat yang diukur dari taraf hanya mode 1 yang diperhatikan,
penjepit lateral, sedangkan suatu yang mana koordinat mode
bangunan dengan karakteristik shape dianggap linier dengan tinggi
melebih bangunan tersebut, bangunan. Pada SNI 1726-2002,
disarankan untuk menggunakan beban statik ekivalen hanya boleh
analisa dinamik untuk menghitung digunakan pada “gedung beraturan”.
pembebanan. Jika ketentuan tersebut tidak
Perlu dilakukan penelitian terpenuhi, maka dianjurkan dilakukan
lebih lanjut mengenai perbandingan analisa dinamik.
pembebanan dengan metode gempa
statik ekivalen dan dinamik time
history untuk mengetahui sejauh
mana perhitungan statik ekivalen
boleh dilakukan. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini akan dilakukan
perbandingan pembebanan hasil
analisa dinamik time history gaya
lateral statik ekivalen serta gaya Gambar 1 Statik ekivalen

3
ASCE 7-10 memberikan tingkat acuan, dirumuskan dalam
persamaan sebagai berikut : persamaan :
𝑉 = 𝐶𝑠 × 𝑊 (1) 𝑊 ×ℎ𝑥 𝑘
𝐹𝑥 = ∑𝑛 𝑥 ×𝑉 (6)
𝑆 𝑊𝑛 ×ℎ𝑛 𝑘
𝐶𝑠 = (𝑅𝐷𝑆 (2) 𝑖
⁄) 𝐼 Dengan :
𝑆𝐷1 Fx = gaya vertikal
𝐶𝑠𝑚𝑎𝑥 = (3)
𝑇(𝑅⁄𝐼 ) V = base shear
Dimana : Wx = berat gedung lantai x
V = Gaya geser hx = ketinggian lantai x
W = Berat Bangunan terhadap tarap penjepitan lateral
Cs = Koefisien respons dasar Analisa Dinamik Riwayat Waktu
seismik Analisis Riwayat Waktu
SDS = Parameter percepatan respons (Time History Analysis) adalah
seismik desain dalam rentang analisa struktur bangunan oleh
periode pendek gempa dengan menggunakan
SD1 = Parameter percepatan respons rekaman gempa tertentu. Mengingat
seismik desain dalam rentang gerakan tanah akibat gempa di suatu
periode 1 detik lokasi sulit diperkirakan dengan
R = Faktor modifikasi respons tepat, maka sebagai input gempa
I = Faktor keutamaan gempa dapat didekati dengan gerakan tanah
T = Periode fundamental struktur yang disimulasikan.
SNI 1726-2012 menyatakan Derajat kebebasan (degree of
parameter Percepatam spectral desain freedom) adalah derajat
untuk periode pendek, SDS dan independensi yang diperlukan untuk
periode 1 detik SD1 harus ditentukan menyatakan posisi suatu system pada
melalui rumus berikut ini : setiap saat. Pada masalah dinamika,
2 setiap titik atau massa pada
𝑆𝐷𝑆 = 3 𝑆𝑀𝑆 (4)
umumnya hanya diperhitungkan
2
𝑆𝐷1 = 3 𝑆𝑀1 (5) berpindah tempat dalam satu arah
saja yaitu arah horizontal. Karena
simpangan yang terjadi hanya terjadi
dalam satu bidang atau dua dimensi,
maka simpangan suatu massa pada
setiap saat hanya mempunyai posisi
atau ordinat tertentu baik bertanda
negative ataupun bertanda
positif. Pada kondisi dua dimensi
tersebut, simpangan suatu massa
pada saat t dapat dinyatakan dalam
Gambar 2 Spektrum respons desain (Sumber : koordinat tunggal yaitu Y(t).
Gambar 1- SNI 1726-2012) Struktur seperti itu dinamakan
struktur dengan derajat kebebasan
Distribusi gaya statik tiap lantai tunggal / SDOF ( Single Degree of
Pendistribusian gaya gempa Freedom ) system. Dalam model
pada tiap tingkatan bangunan gedung, system SDOF atau berderajat
bergantung pada ketinggian tiap

4
kebebasan tunggal, setiap massa m, Akselerogram Gempa
kekakuan k, mekanisme kehilangan Analisa riwayat waktu harus
atau redaman c, dan gaya luar yang digunakan minimal tiga riwayat
dianggap tertumpu pada elemen fisik waktu gempa yang berbeda. Gempa
tunggal. El-Centro yang memberikan respon
spektrum efek yang sangat signifikan
Secara umum analisa juga sangat berpengaruh besar
dinamik dapat dirumuskan dengan terhadap struktur, sehingga didalam
persamaan : perencanaan sebuah struktur dengan
[𝑀]𝑌̈(𝑡) + [𝐶]𝑌̇(𝑡) + [𝐾]𝑌(𝑡) = {𝑃(𝑡)} (7) metode analisa dinamis kita dapat
Dimana [M] adalah matriks massa mengetahui sebuah struktur yang di
struktur, [C] adalah matrik redaman disain dengan memperhitungkan
striktur, [K] adalah matriks kekakuan analisa respon spektrum peraturan
struktur, 𝑌(𝑡) adalah simpangan UBC 94S2 dapat dinyatakan aman
yang berubah terhadap waktu, 𝑌̇(𝑡) atau tidak apabila didisain dengan
adalah kecepatan yang berubah menggunakan respon spektrum dan
terhadap waktu, dan 𝑌̈(𝑡) adalah gempa El-Centro dan berapa besar
percepatan struktur yang berubah perbedaan dari keduanya. Setiap
tehadap waktu, dan p(t) adalah pasang gerak tanah tersebut harus
vector gaya yang bekerja pada diskalakan sedemikian rupa sehingga
struktur yang berubah terhadap pada rentang perioda dari 0,2T hingga
waktu. Secara teoritis dapat 1,5T (SNI 1726-2012) nilai rata-rata
digambarkan pada Gambar 2.4 : spektrum SRSS dari semua pasang
komponen horizontal tidak boleh
kurang dari nilai ordinat terkait pada
spektrum respons yang telah
ditentukan.
Tabel 1 Data Ground Motion (Sumber :
https://ngawest2.berkeley.edu)

Gambar 3 Idealisasi struktur MDOF system


(Sumber Gambar 8.2 Buku Ajar Dinamika
struktur, Ir. Sugeng P. Budio)

det[−ωn 2 M + K] = 0 (2.17)
Dimana 𝜔𝑛 2 merupakan eigenvalue
Jika nilai eigen tersebut
dimasukkan kedalam Persamaan
(2.17) maka akan diperoleh N buah
vector independen 𝜙𝑛 yang dikenal
sebagai eigen vektor atau pola getar
alami.

5
Respon Spektrum pembebanan. Struktur memiliki
Respon spektrum adalah suatu standar mode shapes adalah struktur
spektrum yang disajikan dalam bersifat elastik dan struktur tidak
bentuk grafik/plot antara periode memperhitugkan interaksi antara
getar struktur T, lawan respon- tanah dan fondasi struktur. Berarti
respon maksimum berdasarkan rasio bangunan dianggap dijepit
redaman dan gempa tertentu. didasarnya.
Respon-respon maksimum dapat
berupa simpangan maksimum Struktur yang memiliki n-
(spectral displacement, SD) derajat kebebasan akan memiliki n-
kecepatan maksimum (spectral pola getar alami (mode shapes). Pada
velocity, SV) atau percepatan prinsip ini, masing-masing modes
maksimum (spectral acceleration, akan memberikan kontribusi pada
SA) massa struktur single degree of simpangan horizontal pada tiap-tiap
freedom (SDOF), (Widodo, 2001). massa. Pada prinsip ini, massa ke-i
atau Yi dapat diperoleh dengan
Dalam membuat garfik respon menjumlahkan pengaruh atau
spektrum digunakan aplikasi kontribusi tiap modes. Kontribusi
SeismoSignal mode ke-j terhadap simpangan
horizontal massa ke-i tersebut
Chopra memberikan dinyatakan dalam produk antara ϕij
persamaan dalam menentukan factor dengan suatu modal amplitudo Zj
skala desain respon spektrum lokal.: atau seluruh kontribusi tersebut
∑n (A
̅̅̅i ×Ai ) kemudian dinyatakan dalam :
SF = ∑i=1
n (8)
i=1(Ai ×Ai ) 𝜙11 𝜙12 𝜙13 … 𝜙1𝑛 𝑍1
Dengan : 𝜙21 𝜙22 𝜙23 … 𝜙2𝑛 𝑍2
[𝑌] = 𝜙31 𝜙32 𝜙33 … 𝜙3𝑛 𝑍3
𝐴̅𝑖 = Percepatan SNI 1726-2012
… … … …
𝐴 =Percepatan Ground Motion [𝜙𝑛1 𝜙𝑛2 𝜙𝑛3…𝜙𝑛𝑛 ] [𝑍𝑛 ]
Pembebanan Gempa Metode Modal [𝑌] = [𝜙][𝑍] (9)
Analisis Maka turunan pertama dan kedua
persamaan diatas adalah :
Modal analisis adalah salah [𝑌̇] = [𝜙][𝑍̇] (10)
satu metode yang dipakai untuk
menyelesaikan persamaan diferensial [𝑌̈] = [𝜙][𝑍̈] (11)
gerakan pada struktur bangunan Widodo (2001) memberikan
berderajat kebebasan (MDOF). persamaan dalam penyelesaian
Metode ini khusus dipakai untuk permasalah diatas :
menyelesaikan problem dinamik g j̈ + 2εj ωj g j̇ + ωj 2 g j =
dengan beberapa syarat tertentu.
−ÿ t (12)
Syarat-sayarat itu adalah bahwa
Dengan :
respon struktur elastik dan struktur
mempunyai standar mode Z̈j Żj Zj
g̈ = Γ , ġ = Γ , g = Γ (13)
shapes.Respon elastik berarti strukutr j j j
gedung tidak mengelami perubahan
massa dan koefisien redaman selama

6
Pj ∗ [ϕ]j T [M] potongan memanjang dengan jumlah
Γj = M ∗ = (14)
j [ϕ]j T [M][ϕ]j tingkat yang dimodifikasi, adapun
variasi jumlah tingkat yang
K∗
ωj 2 = Mj ∗ (15) digunakan adalah :
j

Cj ∗
Low-rise building dengan jumlah
εj = 2M ∗ω (16) tingkat 4 lantai
j j

Medium-rise building dengan jumlah


Untuk menyeleseikan
tingkat 7 lantai dan 10 lantai
persamaan diferensial tersebut dapa
dipakai metode Central diferensial, High-rise building dengan jumlah
maka digunakan persamaan sebagai tingkat 13 lantai dan 16 lantai
berikut :
Analisa pembebanan gempa
−ÿ i −a gi −b gi−1
g i+1 = (17) Analisa Statik ekivalen
̂
k
Dengan Perhitungan pembebanan
2 gempa statik ekivalen mengacu
a = [ωj 2 − ] (19) kepada peraturan yang ada di dalam
(∆t)2
SNI 1726-2012.
1 2 ε ωj
b=[ − ] (20) Analisa Dinamik Riwayat Waktu
(∆t)2 2∆t

1 2 ε ωj
(Time History)
k̂ = [ 2
+ ] (21)
(∆t) 2∆t Dalam perhitungan beban
Dengan persamaan diatas, dinamik dengan analisa riwayat
apabila percepatan tanah gempa waktu, digunakan metode analisa
diketahui, maka nilai gj dapat dicari. linier modal analisis dengan
menggunakan data gempa yang
Kemudian dapat dihitung diambil dari situs PEER (Pasific
gaya horizontal tingkat denan Earthquake Engineering Research
mengkalikan matriks kekakuan Center). Sedikitnya 3 (empat) yang
dengan vektor simpangan pada tiap- telah diskalakan terhadap respon
tiap step pembebanan. spektrum lokasi tinjau.
3. METODE PENELITIAN Akselerogram yang
digunakan dalam analisa pembebanan
3.1 Data Gempa dan Lokasi
gempa yaitu 3 data akselerogram
Penelitian
catatan gempa yang diperoleh dari
Data gempa yang digunakan
situs peer.bakerley.edu. Data gempa
adalah 3 data catatan gempa yang
yang digunakan adalah :
diperoleh dari PEER barkeley yang
1. Gempa Kobe-Japan 1995
telah dimodifikasi terhadap respon
dengan magnitudo 6,9
spektra lokal Lombok.
2. Gempa Imperial Valley
3.2 Deskripsi Gedung Tinjau 1979 dengan magnitude
Dalam penelitian ini, model 6,5
struktur 2D yang digunakan oleh 3. Gempa Loma Prieta 1089
Hotel Lombok Astoria berupa model dengan magnitude 6,9

7
Kolom Kolom
4. PEMBAHASAN Jumlah Tingkat
Tepi Tengah
Balok
Tingkat ke-
b h b h b h
4.1 Umum
Model struktur yang digunakan 1-2 50 50 60 60 30 60
4
yaitu berupa portal beton bertulang 3-4 40 40 50 50 25 50
2D, yang merupakan potongan
melintang dari hotel Lombok Astoria 1-4 70 70 80 80 35 70
7
yang dimodifikasi. Dimensi kolom 5-7 60 60 70 70 30 60
dan balok berubah secara
proporsional terhadap tinggi struktur 1-4 70 70 80 80 35 70

dengan jumlah portal yang ditinjau 5-7 60 60 70 70 30 60


10
adalah 5 buah, dengan ketentuan
8-10 50 50 60 60 25 50
sebagai berikut.
1. Variasi Jumlah tingkat : 4, 7, 10, 1-6 80 80 90 90 55 80

13 dan 16 13 7-10 70 70 80 80 40 75

2. Perbedaan elevasi tiap tingkat 11-13 60 60 70 70 35 70


adalah 4 m
1-5 85 85 95 95 55 85
3. Jumlah bentang adalah 6, dengan
16 6-11 80 80 85 85 50 80
lebar tiap bentang yaitu 7.3 m.
12-16 70 70 80 80 40 75
4. Spesifikasi material yang
digunakan adalah :
Mutu Beton (f’c): 30 MPa
Mutu Baja Tulangan (fyr):400 MPa
Beban mati tambahan
Jumlah beban mati tambahan
(DLt) = 17.02 kN/m
Beban Hidup (LL) : 2 m × 2.5
kN/m2 = 5 kN/m

7.3
Gambar 4 Model pembebanan beban hidup dan
beban mati pada portal 2D

Penentuan dimensi balok dan


kolom berubah-ubah secara
proporsional yang ditentukan dengan
cara trial and error menggunakan
software SAP 2000, yang mana
dimensi balok dan kolom ditunjukkan
pada table berikut :
Tabel 2 Dimensi balok dan kolom hasil trial and
error SAP 2000 V.14

8
prinsip dinamik sudah
diperhitungkan.

Analisa Dinamik Time History


Pada analisa dinamik ini
melibatkan tiga property utama suatu
struktur yaitu, massa, kekakuan dan
redaman, namun dalam perhitungan
pembebanan digunakan struktur
dengan getaran bebas, oleh karena itu
property redaman tidak
diperhitungkan. Hasil akhir berupa
pembebanan akan di tampilkan dalam
tabel perbadingan hasil analisa.
Gambar 5 Model 4-16 lantai struktur 2D

Mode Shapes
4.5

3.5

2.5

1.5

0.5

0
-5 0 5

Gambar 7 Mode shape gedung 4 lantai

Adapun nilai nilai eigen value dari


model struktur yang lain adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 Nilai  pada tiap model struktur
Gambar 6 Bagan Alir Penelitian
Nilai ω untuk masing masing model struktur
(rad/sec)
Analisa Statik ekivalen 4 7 10 13 16
Bila dibandingkan dengan analisa 58.29 106.87 106.873 128.0 140.7
lainnya analisa gaya lateral statik 42.37 91.26 91.23 115.3 137.9
ekivalen merupakan analisa yang 27.87 81.82 83.1324 111.4 134.0
paling sederhana, namun walupun 11.21 66.34 68.9348 98.42 121.8
merupakan analisa statik prinsip-

9
Nilai ω untuk masing masing model struktur
(rad/sec) Kobe
4 7 10 13 16
51.74 64.5058 89.96 113.3 1

Acceleration (g)
30.13 54.9181 86.82 94.04
11.75 44.5533 73.77 89.37 0
0 5 10 15 20
31.7333 66.32 75.27
19.4165 54.89 66.85 -1
Period (dtk)
8.0623 45.04 66.11
30.98 61.61
19.13 51.55
7.69 40.46
28.41 Gambar 8 data catatan gempa
17.7
Sehingga grafik respon spektrum
6.56
menjadi
Akselerogram Gempa
Digunakan data catatan 2
gempa besar yang kemudian akan RS Imperial
1.5 Valley
diskalakan terhadap respon spektrum
SA

lokasi tinjau, dengan karakteristik 1


RS Lombok
tanah sedang. Adapun akselerogram 0.5 Tanah
yang ditinjaun adalah sebagai berikut Lunak
0
: 0 2 4 4 6
Peroid
Imperial Valley
Gambar 9 Respon Spektrum modifikasi
1 Imperial Valley
Acceleration (g)

0.5 2.0
RS Lombok
0 1.5
SA

0 10 20 30 40 1.0
-0.5 RS Loma
0.5 Prieta
-1 0.0
Period (dtk) 4
0.00000 2.00000 4.00000 6.00000
Peroid

Gambar 10 Respon Spektrum modifikasi Loma


Loma Prieta Prieta
0.5
3
Acceleration (g)

RS Kobe
2 RS Lombok
0.0
SA

0.000 10.000 20.000 30.000 1 4


7
-0.5 0
Period (dtk) 0 2 10
Period T4 6

Gambar 11 Respon Spektrum modifikasi Kobe

10
Simpangan Maksimum, Y 3. Kobe
Nilai Y maksimum untuk
masing-masing model struktur pada 4 7 10 13 16
masing masing catatan gempa adalah 0.200 0.110 0.258 0.189 0.094
sebagai berikut : 0.265 0.135 0.273 0.254 0.122
0.298 0.171 0.460 0.364 0.148
1. Imperial Valley 0.342 0.079 0.482 0.442 0.190
0.142 0.723 0.503 0.240
4 7 10 13 16
0.130 0.738 0.527 0.273
1.13 0.21 0.39 0.79 0.60
2.01 0.38 0.76 1.58 1.18 0.151 0.482 0.472 0.265
3.57 0.73 1.52 2.35 1.76 0.319 0.437 0.219
4.59 1.02 2.20 3.11 2.32 0.497 0.334 0.207
1.45 3.27 3.82 2.87 0.633 0.315 0.130
1.82 4.23 4.47 3.62 0.508 0.190
2.10 5.04 5.39 4.31 0.641 0.160
6.25 6.20 4.92 0.639 0.234
7.28 6.90 5.44 0.291
7.69 7.50 5.86 0.237
8.39 6.18 0.437
9.06 6.49
9.45 6.70 Perbandingan Hasil Analisa
6.88 Berdasarkan perhitungan
7.06 pembebanan diatas, maka didapatkan
7.21 nilai-nilai pembebanan pada gedung
2. Loma Prieta dengan variasi tingkat adalah sebagai
berikut :
4 7 10 13 16
0.83 0.11 0.17 0.30 0.426
Struktur 4 Lantai
1.28 0.13 0.35 0.59 0.829
4
0.96 0.21 0.70 0.87 1.192
1.64 0.19 1.01 1.15 1.497
0.35 1.37 1.38 1.738 3
0.37 1.67 1.57 2.012
Tingkat

0.37 1.80 1.80 2.243 2


1.83 1.98 2.437
2.20 2.10 2.602 1
2.53 2.18 2.785
2.44 2.935 0
2.67 3.040 0 200 400
2.79 3.105 Fx (kN)
Statik ekuivalen
3.195 Imperial Valley
3.262
3.30 Gambar 12 Garfik rerbandingan gaya gempa
struktur 4 lantai

11
Struktur 7 Lantai Struktur 13 Lantai
8 14
7 13
12
6 11
5 10
9
Tingkat

4 8

Tingkat
7
3
6
2 5
4
1
3
0 2
0 200 400 600 1
Fx (kN) 0
0 200 400 600
Statik Ekuivalen Imperial Valley
Fx (kN)
Loma Prieta Kobe
Statik Ekuivalen
Gambar 13 Garfik rerbandingan gaya gempa Imperial Valley
struktur 7 lantai Lom Prieta
Gambar 15 Grafik Perbandingan gaya gempa
struktur 13 lantai

11 Struktur 10 Lantai Struktur 16 Lantai


10 17
9 16
8 15
7 14
13
Tingkat

6
12
5 11
4 10
Tingkat

3 9
8
2
7
1 6
0 5
0 200 400 600 4
3
Statik Ekuivalen Fx (kN) Imperial Valley 2
Loma Prieta Kobe 1
0
0 200 400 600
Gambar 14 Garfik perbandingan gaya gempa Fx (kN)
struktur 10 lantai

Statik Ekuivalen Imperial Valley


Loma Prieta Kobe

Gambar 16 Garfik perbandingan gaya gempa


struktur 16 lantai

12
Dari hasil perbandingan ke 5 disarankan untuk analisa
model struktur tersebut, diperoleh struktur gedung tahan gempa.
nilai pembebanan akibat gempa 3. Dari 3 data catatan gempa
dengan metode statik ekivalen Imperial Valley, Loma Prieta
memiliki nilai pembebaban yang dan Kobe, nilai gaya gempa
lebih besar dibandingkan dengan yang lebih besar di berikan
analisa dinamik riwayat waktu. oleh data catatan gempa kobe,
Namun pada model struktur di atas 10 namun untuk data catatan
lantai, analisa statik ekivalen gempa Kobe tidak
memberikan pembebanan yang jauh direkomendasikna karena
lebih besar, maka dari itu analisa memiliki bentuk grafik respon
statik tidak direkomendasikan untuk spektrum yang tidak sama
struktur yang memiliki jumlah dengan grafik respon
tingkatan diatas 10 lantai. spektrum SNI, oleh karena itu
data catatan gempa Imperial
Pendistribusian beban geser Valley dan Loma Prieta lebih
dasar bangunan pada tiap level untuk disarankan untuk perencanaan
metode perhitungan dinamik riwayat gedung tahan gempa di
waktu lebih merata dibandingkan Lombok.
dengan analisa statik ekivalen.

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan analisa time
5. PENUTUP
history nonlinier pada gedung
5.1 Kesimpulan bertingkat tinggi di Lombok,
Berdasarkan hasil sebagai evaluasi struktur dari
perhitungan dan pembahasan, dapat ketahanan terhadap gempa.
disimpulkan bahwa: 2. Pengkajian analisa beban
1. Gaya geser dasar (V) yang gempa dinamik time history
terjadi pada tiap model dengan menggunakan gempa
struktur dengan variasi jumlah aktual yang terjadi di
tingkat menunjukkan bahwa, Lombok.
analisa statk ekivalen
memberikan gaya gempa
yang lebih besar
dibandingkan analisa dinamik
time history, ini menunjukkan
bahwa anlisa statik ekivalen
masih bisa digunakan.
2. Analisa dinamik time history
memberikan pendistribusian
gaya gempa tiap tingkat pada
gedung lebih merata di
bandingkan dengan analisa
statik ekivalen, sehingga
analisa dinamik lebih

13
DAFTAR PUSTAKA Ketidakberaturan horizontal
sudut”.
ASCE 7-10 (2010). “Minimum
Design Loads for Buildings and NGA-West2 (2017). Peer Ground
Other Structure”. Structure Motion Database. Pacific
Engineering Institute. USA EarthQuake Engineering
Research Center (PEER) Web.
Budio, Sugeng P. “Buku Ajar
Dinamika struktur”. http://peer.berkeley.edu/ngawest2/ 30
Universitas Brawijaya Malang Januari 2018
Kalkan, E dan Chopra, AK.(2007). SNI 1726-2012 (2012). “Tata cara
“Practical Guidelines to Select perencanaan ketahanan gempa
and Scale Earthquake Records untuk gedung dan non gedung”.
for Nonlinear Response History Badan Standarisasi Nasional,
Analysis of Structures”, EER Jakarta.
I(Earthquake Engineer Reserch
Center). Widodo.(2001) “Respon Dinamik
Struktur Elastik”. UII Press.
Clough, Ray W. Panzien Joseph. Yogyakarta.
“Dinamika Struktur”. Jilid ke-1
alih bahasa Ir Dines Ginting.
Erlangga. Jakarta
Clough, Ray W. Panzien Joseph.
“Dinamika Struktur”. Jilid ke-2
alih bahasa Ir Dines Ginting.
Erlangga. Jakarta
Faizah, Restu.(2015). “Study
Perbandingan Gempa Statik
Ekuivalen dan Dinamik Time
History pada Gedung
Beringkat di Yogyakarta”.
Riza Muhammad M. (2012).
“Analisa Gempa dinamik Time
History dengan ETABS”. Jasa
Perencanaan, pengembangan,
dan Evaluasi Desain Struktur
Web
http://www.perencanaanstruktur.com
/2011/11/analisis-gempa-
dinamik-time-history.html 30
Jauari 2018
Tarigan, Matahari dan Teruna, Daniel
R. (2012). “Perbandingan
Respon struktur Beraturan dan

14

Anda mungkin juga menyukai